Unggahan tersebut akhirnya bisa sedikit meredakan harapan semua orang untuk kembalinya Lydia dalam acara. Seorang CEO tidak perlu mengandalkan acara televisi untuk mencari uang sehingga dia memiliki hak untuk memilih.Kehebohan tersebut kembali reda dalam waktu yang cepat. Lydia pikir pemberitahuan tersebut dibuat untuk menenangkan kehebohan penonton saja, tetapi keesokan paginya Tiger langsung membuka cahaya kamarnya hingga terang benderang.Lydia membuka matanya dengan malas-malasan. Cahaya matahari langsung mengenai matanya. Dia bangun sambil berkata, “Kamu salah, aku belum waktunya bangun.”“Ada yang menunggumu, mereka nggak mengizinkan kamu tidur.”Rasa kantuk Lydia sudah hilang sehingga dia memutuskan bangkit berdiri dengan malas-malasan. Dia menghabiskan waktu 20 menit untuk bersih-bersih. Lydia memilih terusan berwarna krem dengan panjang selutut. Dia terlihat jauh lebih muda dan segar.Orang yang di luar sana sudah tampak tidak sabar. Nixon berulang kali melirik jam tangannya.
Ruang rapat semakin memanas. Ada yang setuju dan ada yang tidak, serta ada yang ikut menonton saja. Lydia menatap Nixon dan melihat mata lelaki itu memicing. Raut wajahnya tampak dingin dan seperti tidak peduli dengan perdebatan mereka.Shinta berdeham dan semua orang seketika berubah hening dan melihat sikap Nixon. Lelaki itu menatap Markus dengan dingin dan berkata, “Pak Markus begitu ingin kasih anaknya kesempatan?”Markus mencoba memberanikan diri karena jika putranya tidak membuat sebuah prestasi di perusahaan, kemungkinan Agustine Group akan mendepak putranya.“Pak Nixon, Marlo cukup memberikan banyak prestasi di kantor, saya percaya dia bisa mendapatkan proyek ini.”Nixon tersenyum dingin dan beberapa detik kemudian ekspresinya kembali seperti semula dan bertanya, “Bagaimana kalau nggak bisa mendapatkan proyek ini?”Suasana ruangan rapat mendadak menjadi tegang dan sunyi hingga membuat orang-orang sedikit gusar.Nixon mendongak dan dengan suara dingin berkata, “Proyek ini merupa
Markus terkekeh dan matanya menajam sambil menjawab, “Bagus, kalau begitu kita ketok palu saja.”Rapat dibubarkan, tetapi Lydia dan Nixon masih duduk di sana. Lelaki itu tampak menyentuh keningnya dengan raut pasrah dan berkata, “Aku nggak minta kamu taruhan dengan dia.”Alis Lydia terangkat dan berkata, “Sudah terlanjur dikatakan, nggak bisa juga kalau nggak taruhan. Bukannya kamu yang tarik aku masuk dalam masalah ini?”“Karena putranya itu nggak bisa apa-apa, proyek ini nggak bisa mengandalkan dia saja. Aku minta kamu untuk pantau proyek ini.”Lydia terkekeh dan tertawa penuh arti sambil bertanya, “Kenapa kamu begitu benci dengan anaknya Markus?”Nixon mendengus dan berkata, “Dia merayu karyawan perempuan dan sampai ada gosip. Kantor kita nyaris masuk berita utama karena ulah dia. Aku yang mengeluarkan uang untuk menekan berita itu. Tapi ternyata dia nggak tahu diri dan mulai buat ulah lagi, bahkan berencana memasukkan perempuan itu ke dalam divisi keuangan perusahaan!”“Markus menc
Lydia berangkat dengan perasaan riang. Dia mengenakan pakaian yang lebih santai. Kemeja kotak-kotak dipadukan dengan rok pendek. Dia terlihat sangat cantik dengan pakaian tersebut, terutama bagian kaki jenjangnya yang membuat orang sulit mengalihkan tatapannya.Saat tiba di tempat yang sudah dijanjikan, Dilap mengeluarkan satu botol minuman dan mulai menyemburkannya ke segala arah. Dia berkejaran dengan Malvin hingga membuat suasana sangat ramai. Chuck duduk tidak jauh dengan sutradara dan tengah berbincang. Mereka terlihat sangat santai sekali. Saat melihat Lydia masuk, mata sang sutradara berbinar dan dia bangkit berdiri.“Wah, Bu Lydia sudah datang.”Semua orang ikut menyapa perempuan itu. Di sudut ruangan terdapat Melani yang duduk seorang diri. Dia mengenakan pakaian yang tampak sangat resmi bahkan dandanannya cukup tebal. Perempuan itu terlihat seperti ingin menghadiri acara penghargaan saja.Saat kejadian bungee jumping, semua orang memilihnya untuk melompat. Dari sana dia meras
Malvin tampak semakin emosi ketika menceritakan itu semua. Sedangkan Lydia hanya menatapnya dengan iba sambil berkata, “Kalau begitu memang perlu memberikan selamat!”“Tapi memangnya aku cocok?” tanya Lydia mencoba memastikan.Malvin menatapnya menilai dan berkata, “Kamu kaya.”Satu keunggulan tersebut sudah bisa membuat perempuan itu kesal setengah mati! Sudut bibir Lydia terangkat ketika mendengar ucapan lelaki itu. Sungguh alasan yang masuk akal!Malvin menariknya melewati koridor tanpa menunggu Lydia mempersiapkan apa pun. Mereka berdiri di depan pintu yang sedikit terbuka. Dari luar mereka bisa mendengar suara tawa dan musik yang menembus melalui celah pintu.“Kelly, kamu yang paling cepat menikah di antara kita. Samuel hanya mau menikah denganmu, kenapa kamu bisa buat dia luluh denganmu?”“Kamu nggak tahu kalau Kelly sudah hamil? Kalau dia masih nggak menikah lagi, gaun pengantinnya nggak akan muat.”“Sungguh? Selamat! Benar-benar kabar gembira!”“Kamu harus pegang dompet dan tab
Lydia tertawa sambil memeluk lengan Malvin dan tidak menjawab. Bukankah diam artinya dia mengakuinya? Lelaki itu meletakkan tangannya di pundak Lydia sambil tersenyum. Semua orang yang ada di ruangan langsung terdiam hening.Melihat itu membuat ekspresi Kelly seketika berubah keruh. Dia menunjuk Lydia dan bertanya pada Malvin, “Perempuan kaya yang kamu dapatkan itu dia?”Kalimat yang terdengar begitu sinis membuat semua perempuan yang ada di sana melongo. Mereka bahkan belum sempat menghentikan Kelly. Dia pribadi merasa Malvin tidak akan semudah itu melupakan dirinya. Semenjak Malvin melihat Kelly, binar di mata lelaki itu tidak pernah surut.“Kamu nggak tahu malu sekali? Ternyata seleramu begitu menurun?”Semua orang menatap ekspresi Lydia. Perempuan itu hanya tersenyum dan tidak berkata apa pun. Dia hanya perlu menjadi alat pendukungnya Malvin saja, sisanya dia serahkan pada lelaki itu.“Kelly, kamu nggak boleh bilang begitu dengan temannya Bu Lydia,” ujar temannya dengan panik. Dia
Senyuman Lydia tersungging dan dia melirik Malvin sambil berkata, “Kami nggak sengaja mengganggu acara pesta lajang kalian. Tapi tunggu dia selesaikan urusan dia dulu baru kami pergi.”Malvin tersenyum sinis dan ketika dia hendak berbicara, Kelly langsung memotong ucapan lelaki itu sambil menahan emosi,“Pak Malvin, meski kita ada satu hal yang kurang baik, tapi tolong lihat situasi dan tempatnya. Calon suamiku ini adalah tuan besar dari keluarga Garnadi. Dia orang terpandang dan teman-temannya juga orang ternama. Kalau kamu merusak acara pernikahan kami, kamu pikir hidupmu akan damai?Terlihat jelas bahwa itu adalah sebuah ancaman! Dia sedang memberi sinyal pada Malvin kalau semua orang yang ada di sana tidak boleh diusik olehnya. Lydia mengangkat alisnya dengan sorot aneh. Bahkan Samuel tampak terkejut dengan sikap perempuan itu. Selama ini Kelly tidak pernah berbicara dengan nada tinggi. Keadaan di sekeliling mereka kembali sunyi. Bahkan suara musik di ruangan juga sudah dimatikan
Malvin menatap Kelly dengan lekat. Dulu perempuan itu mempermainkannya, Malvin masih mengira dia telah melakukan kesalahan. Dia pun bergegas kembali untuk meminta maaf.Namun, dia justru melihat Kelly dan Samuel sedang bermesraan, bahkan mereka berdua masuk ke hotel bersama. Terlebih lagi, sepertinya itu bukan pertama kalinya.Kemudian, pada saat Malvin ingin menyelesaikan masalah dengan Kelly, Kelly tiba-tiba pindah dan menghilang. Sejak saat itu, bagi Malvin, Kelly sudah mati. Sungguh penghinaan besar dalam hidupnya.Semua orang memandang Kelly dan Malvin dengan tatapan heran. Siapa yang akan mengira mereka akan mengetahui berita sebesar ini pada malam sebelum pernikahan Kelly dan Samuel? Mereka hampir tidak bisa mencernanya.Samuel mengerutkan alisnya, sorot matanya dipenuhi aura dingin. Seluruh tubuhnya pun menegang. Entah apa yang sedang pria itu pikirkan.Kelly segera menarik lengan Samuel dengan panik, “Nggak, bukan seperti itu. Aku nggak bohong sama kamu. Aku benar-benar menyuk