Liam melihat ponsel di tangan Lydia dengan lebih cermat. Benar saja, itu memang ponsel miliknya.Untuk memudahkan Lydia mengingat kata sandi, keluarga Agustine menggunakan hari ulang tahun Lydia sebagai kata sandi. Oleh karena itu, Lydia membayar tanpa pertimbangan lagi.Sudut bibir Liam berkedut. Tiba-tiba dia merindukan adiknya yang membeli kapal pesiar untuk menghemat uang.Meski jumlah 1,6 triliun tidak besar bagi Liam, tetap saja hatinya terasa hampa ketika uang itu tiba-tiba hilang.Liam mengelus dadanya dan berusaha menghibur dirinya sendiri. Lupakan saja, itu adiknya sendiri, tidak masalah berapapun uang yang Lydia belanjakan. Terlebih lagi, hanya 1,6 triliun saja. Yang penting Lydia bahagia.Tiger sudah akrab dengan Liam. Dia pun berbaring di atas kaki Liam sambil menggosok badannya. Jarang-jarang Tiger bisa bersikap manis padanya. Perhatian Liam jadi teralihkan. Dia menggendong Tiger pergi bermain di tempat lain.Sepanjang sore, selain sejarah kelam Lydia, “Bayi Kaya” dengan
Sugiono sengaja merusak reputasi Lydia dan membuatnya tidak mungkin bekerja lagi di Agustine Group, pada akhirnya Lydia bersedia bekerja di perusahaan kecil di bawah naungan Tansen Group?Lydia tidak tahu dari mana Sugiono mendapatkan muka setebal itu untuk mengatakan hal seperti itu.Lydia tertawa sinis, “Pak Sugiono, aku nggak sanggup makan makanan dari keluarga Tansen. Mending kasih ke anjing saja.”“Lydia, jangan dikasih enak malah nggak mau!” ancam Sugiono. Dia sungguh heran, mengapa perempuan ini begitu tidak tahu diri?Senyum di wajah Lydia memudar, “Yang penting Pak Sugiono jangan menyesal.”Lydia sangat tertarik melihat Sugiono memukul dada karena menyesal. Karena Sugiono melakukan semuanya dengan begitu tanpa perasaan, maka Lydia pun tidak perlu menunjukkan belas kasihan.Setelah menutup telepon, Lydia menelepon Nixon.“Kak, Papa pulang dengan pesawat hari apa?”Nixon tersenyum, “Kangen Papa? Besok. Tenang saja, besok aku suruh orang jemput kamu pulang.”“Nggak usah, besok ak
Rizal sudah mengumpat di sepanjang jalan, tapi dia merasa masih belum cukup. Begitu mereka berdua keluar dari bandara, mereka melihat Nixon berjalan mendekat dengan kepala terangkat tinggi.“Kenapa kamu juga ke sini?” tanya Rizal sambil berdecak.“Aku khawatir, makanya aku datang untuk jemput kalian.”Nixon mengulurkan tangan dan mengambil koper di tangan Rizal, lalu dia menatap Lydia dan berkata, “Siap-siap, para reporter sudah tahu keberadaanmu. Ada banyak orang berkumpul di depan bandara.”Lydia mendengus sinis, “Siapa takut!”Rizal mengelus rambut Lydia dan tersenyum puas. Kemudian, dia juga berkata dengan nada sangat protektif, “Betul, kalian ikuti saja aku.”Rizal ingin melihat siapa yang berani mencari masalah dengannya. Namun, Nixon masih khawatir akan terjadi hal di luar dugaan. Dia berjaga-jaga di samping Lydia. Dia memegang tangan Lydia saat berjalan keluar. Begitu mereka keluar, pemandangan yang mereka lihat adalah lampu flash kamera yang tak terhitung jumlahnya. Lydia spon
Nixon dan Lydia serempak melihat ke arah Rizal. Sugiono sungguh terburu-buru. Baru saja Rizal turun dari pesawat, teleponnya langsung masuk.Rizal tertawa sinis, “Nggak perlu, sekarang keluargaku sudah jadi berantakan begini. Aku nggak ingin keluar untuk minum.”“Sebenarnya hanya karena seorang perempuan. Untuk apa pusing dengan masalah ini? Kebetulan, aku juga perlu bantuanmu,” kata Sugiono.“Pak Sugiono, begini saja. Beberapa hari lagi ulang tahun Agustine Group. Nanti aku akan undang seluruh keluargamu untuk hadir, jadi semua orang bisa bicara secara langsung. Bukankah lebih baik seperti itu?”Sugiono terdiam sejenak, “Baiklah, kalau begitu sampai jumpa nanti.”Setelah menutup telepon, mata Rizal masih penuh dengan aura dingin.“Satu keluarga b*jingan semua. Lihat saja bagaimana aku kasih mereka pelajaran.”Nixon tersenyum, “Kalau begitu, aku akan manfaatkan beberapa hari ini untuk pilah-pilah saham perusahaan. Yang harus pergi, pergi. Yang harus tinggal tetap tinggal. Kita siapkan
Lydia berusaha untuk menahan emosinya yang bergejolak. Dia menarik napas dalam-dalam dan menahan air matanya.Menunjukkan kelemahan dengan air mata, sungguh tidak berguna!Dalam tiga hari, Lydia menggunakan waktu selama tiga hari untuk membunuh semua perasaannya selama tiga tahun terakhir. Akhirnya, pelan-pelan dia jadi mengerti. Jangan pernah menaruh harapan pada seseorang yang tidak mencintaimu.Dylan yang melakukannya atau bukan, apakah masih penting bagi Lydia? Yang paling penting, pria itu juga menunggu Lydia berlutu dan memohon ampun, bukan?Mereka semua bersikap seperti seorang dermawan. Setelah Lydia jatuh ke dasar tebing, mereka memberinya sedikit makanan untuk bertahan hidup.Setelah Lydia tidak lagi mencintai orang itu, semuanya terlihat jelas. Jadi keseimbangan keuntungan hanya didasarkan pada “apalah artinya Lydia”.Sekalipun ada pria kaya seperti Nixon dan Thomas di sekitar Lydia, sekalipun Lydia melakukan tindakan dan memiliki kepribadian yang tidak terduga, sekalipun Ly
Nixon sendiri yang mengantarkan undangan perayaan ulang tahun Agustine Group. Pada dasarnya, semua selebriti yang terkenal di dalam negeri pasti diundang.Yang paling menakjubkan, perayaan ulang tahun perusahaan ini menolak sponsor dari semua merek. Semua pengaturan tempat, minuman dan makanan disiapkan oleh pakar internasional terkemuka yang diundang Agustine Group. Bisa dilihat betapa mereka menganggap penting perayaan ulang tahun ini.Setelah beberapa hari berlalu, hujatan yang ditujukan ke Lydia tidak seheboh sebelumnya. Namun, masih ada beberapa akun yang membicarakan hal itu. Sebaliknya, semua orang mulai mencari tahu di internet tentang “Bayi Kaya”, sosok perempuan kaya misterius.Sekali belanja menghabiskan 1,6 triliun, siaran langsung untuk membeli barang mewah di Eroba tanpa menanyakan harga. Seketika, “Bayi Kaya” menjadi ramai dibicarakan.Akan tetapi, selain rekaman siaran langsung yang dibawakan si streamer, semua orang masih tidak tahu apa-apa tentang orang misterius ini.
Rizal langsung mencibir seraya berkata, “Kebetulan kamu datang. Aku mau pergi ketemu sama dia.”Lydia bergegas menarik lengan pakaiannya lalu berkata dengan raut wajah khawatir, “Pa, hari ini kan hari besar perusahaan kita. Papa jangan buat keributan dong di luar sana. Papa mau jadi bahan tertawaan mereka. Papa nggak perlu buat keributan lagi.”“Tenang saja, Papa tahu kok apa yang Papa lakukan,” balas Rizal sambil merapikan pakaiannya lalu berjalan keluar. Di saat yang bersamaan, Gabrielle dan Bella datang beriringan.“Halo, Om,” sapa kedua perempuan itu. Rizal menatap kedua gadis itu dengan penuh kasih sayang lalu berkata, “Gabrielle, Bella kamu kan teman baiknya anak Om. Jadi, Om sudah siapkan perhiasan untuk kalian yang pasti akan kalian sukai. Kalian bisa mengambilnya sebelum kalian pergi, ya.”Kedua gadis itu langsung saling bertatapan lalu membungkuk seraya berkata, “Makasih, Om!”Kemudian Rizal pergi sambil tersenyum puas, sedangkan kedua gadis itu bergegas menghampiri Lydia.
Erika dan Monika seketika terkejut dengan kemunculan Lydia yang sangat tiba-tiba. “Kok ... kamu bisa di sini?” tanya Monika bingung. Bukankah Lydia sudah diusir dari Agustine Group?Erika juga tidak kalah terkejutnya, tapi dia tetap berusaha menyembunyikannya dengan tersenyum tenang. “Ya ampun, kamu pasti mau berusaha sampai titik darah penghabisan, ya. Lydia, aku bilangin kamu sekali lagi kalau nggak ada keluarga kaya mana pun yang mau nerima sampah kayak kamu. Terlebih lagi, sampah bekasan kayak kamu,” ujar Erika sambil mencibir. Kemudian Monika juga ikut berkata dengan penuh percaya diri, “Benar, tuh! Kamu di sini pasti mau nyari masalah, kan? Sayangnya, keluarga Agustine nggak mau bantuin kamu lagi. Lydia, sekarang kamu nggak punya backingan lagi ....”Lydia hanya menunduk sambil terus tersenyum. Kemudian dia melirik kedua perempuan itu dengan tatapan malas dan pergi menuju pintu keluar toilet tanpa melontarkan sepatah kata pun. Monika yang berdiri di dekat pintu langsung meng