Beranda / Romansa / Mantan Bos / Bab 51 |Keluarga baru

Share

Bab 51 |Keluarga baru

Penulis: seni_okt
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-05 09:58:19

"Kisah percintaanmu seperti cerita dalam drama yang sering aku tonton, Zo. Pacaran pura-pura dengan atasan? Astaga bagaimana bisa ada kisah seperti itu? Benar-benar seperti cerita dalam drama." Cerocos Zani seraya menggeleng-gelengkan kepalanya masih tidak percaya akan ada sebuah kisah cinta seperti itu dan lebih-lebih kisah itu terjadi pada sahabatnya.

"Ya memang itu yang sebenarnya," ucap Zora hanya bisa menghela napas, "aku juga tidak mengerti kenapa perjalanan cintaku seperti ini."

"Jika kau ada dalam situasi seperti ini apa yang akan kau lakukan?" tambah Zora meminta pendapat sahabatnya.

Zani terdiam sejenak untuk memikirkannya. "Kalau aku menjadi kau? Mmm ... mungkin aku akan menolaknya,"

"Menolaknya?" Ulang Zora dengan pandangan lurus ke depan.

"Iya. Selain membohongi orang lain, bukankah itu membohongi dirimu sendiri? Dan lebih parahnya bagaimana jika kau malah benar-benar mencintainya?" sambut Zani dengan mata yang berbinar membayangk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mantan Bos   Bab 52 |Amarah Naima

    "Chiko," panggil Zora. Memang semenjak Eros dan Chiko dirawat di rumah sakit, tempat ini sudah seperti rumah kedua untuknya. Setiap pulang dari kantor Zora selalu pulang ke rumah orangtuanya untuk membersihkan diri setelah itu ia langsung pergi ke rumah sakit. Bahkan makan malam pun ia lakukan di sini. Meski Zora menolak perasaan Chiko, tapi ia ingin memperlihatkan padanya kalau ia ingin menjadi sahabat yang selalu ada untuknya dalam senang maupun susah. Ia ingin mengatakan kepada pria itu bahwa dia tidak sendiri di dunia ini. Masih banyak yang sayang padanya dan tidak ingin kehilangannya. Chiko hanya melihat sekilas padanya kemudian ia kembali dengan pikirannya sendiri. Memang akhir-akhir ini pria itu selalu melamun. Sangat berbeda dengan Chiko yang Zora kenal dulu. Dan itu membuat Zora tidak bisa meninggalkannya. "Chiko, apa kau tidak ingin melihat kakakmu?" tanya Zora mencoba menyadarkan pria itu dari dunianya sendiri. Sontak Chiko

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Mantan Bos   Bab 53 |Bertahan atau menyerah

    "Tempat apa ini?" Monolognya. Eros melihat sekeliling tempat itu, tapi ia tetap tidak mengenali tempat tersebut. Dia kini sedang berada disebuah taman, tetapi anehnya ada sungai yang memiliki air terjun dengan pelangi di tengahnya, dan air sungai itu sangatlah jernih. Membuat tempat aneh tersebut semakin terlihat menakjubkan. "Bagaimana bisa ada sungai di dekat taman?" pikir Eros. Walau begitu ia tetap mengikuti ke mana langkah kaki panjangnya melangkah. Sampai ia melihat sosok pria kira-kira berusia setengah abad sedang berdiri membelakanginya. Eros memicingkan matanya untuk meyakinkan penglihatannya. Jantungnya berdebar kencang ketika pria misterius itu berbalik badan dan tersenyum ke arahnya. "A-ayah," ucap Eros dengan mata yang tiba-tiba saja tertutup oleh kabut dari bulir air mata yang memaksa keluar. "Ayah? Kau kah itu?" tanyanya masih mencoba berpikir jernih. Namun, seberapa keras pun otaknya menyangkal pria setengah aba

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06
  • Mantan Bos   Bab 54 |Sebuah perasaan

    "Terima kasih sudah kembali," ucap Dokter Panji ketika melihat grafik detak jantungnya pada monitor hemodinamik berangsur-angsur kembali normal. Meski keadaannya belum bisa dikatakan baik, tetapi setidaknya jantungnya kembali berdetak saja sudah membuat Dokter Panji bersyukur."Bagaimana, Dok?" tanya Naima langsung menghampirinya saat pintu terbuka.Dokter Panji hanya menghela napasnya ketika melihat betapa kacaunya keadaan wanita di hadapannya sekarang."Detak jantungnya sempat berhenti. Namun, ia tidak menyerah akan hidupnya. Anda beruntung memiliki putra sekuat dirinya." Lanjut Dokter Panji menatap ke dalam matanya.Setelah kepergian sang dokter, Naima langsung jatuh terduduk serta berkali-kali mengucap syukur dan rasa terima kasih kepada Tuhan karena telah mengembalikan putra bungsunya.***Hari ini adalah hari yang sangat mendebarkan untuk Zora. Karena hari ini adalah launching-nya produk baru perusahaan KA Group. Dan seperti yang sudah

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06
  • Mantan Bos   Bab 55 |Pergi?

    "Ternyata sedalam itu rasa cintamu padanya, Zo," batin Chiko saat melihat siaran di televisi, "aku harap kak Andra bisa membahagiakanmu.""Selamat siang," sapa Dokter Shasa, dokter yang ditugaskan untuk merawatnya.Chiko hanya menganggukkan kepalanya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi yang masih menampilkan wajah cantik Zora yang sedang bernyanyi dengan suara merdunya."Ah, bukankah itu wanita yang sering ke sini?" tanya dokter muda tersebut. Lagi-lagi pria itu tidak menjawabnya membuat Dokter Shasa sedikit kesal dan tanpa sadar menekan luka tembakan itu cukup keras sehingga membuat Chiko memekik kesakitan."Aww! Dokter punya dendam pribadi sama saya?" tanya Chiko lebih seperti sindiran."Ah, maaf-maaf." Dokter Shasa langsung mengangkat kedua tangannya seraya menggelengkan kepala terlampau cepat, "saya tidak sengaja.""Aish! Dokter ini," cibir Chiko."Eeeuu ... sudah-sudah, saya masih harus memeriksa pasien lain." Dokt

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-07
  • Mantan Bos   Bab 56 |Selamat tinggal

    "Dok, sahabat saya tidak apa-apa, kan?" tanya Zani pada dokter yang memeriksa Zora. "Tidak apa-apa. Dia hanya syok saja," jawab sang dokter setelah selesai memeriksanya. "Ini pasti berat sekali untukmu ya?" Tanya Zani seraya mengelus puncak kepala sahabatnya itu dengan lembut. Ia masih bisa melihat jejak air mata di pipi mulus wanita itu. Tida lama kemudian kelopak mata Zora bergerak-gerak. Zani tersenyum lega kala sahabatnya itu mulai membuka matanya. Zora mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Setelah penglihatannya kembali normal, hal pertama yang ia lakukan adalah bangun kemudian langsung berlari untuk menemui Eros. "Zo." Panggil Zani

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • Mantan Bos   Bab 57 |Wanita terhebat

    Beberapa detik Zora seperti kehilangan kesadarannya. Ia tidak bisa mendengar wanita paruh baya itu berkata apa. Namun, entah telinganya yang sudah tidak berpungsi dengan baik atau bagaimana, tetapi ia mendengar wanita paruh baya itu mengatakan anakku pada jasad Eros."Zora." Panggil Naura seraya meremas kedua bahunya. Sepertinya wanita itu sudah tidak tega melihat calon adik iparnya yang terus menangis dan juga kebingungan. Sehingga ia memutuskan untuk menghampirinya.Zora hanya menatapnya dengan tatapan terluka sekaligus penuh tanya. Naura langsung mengulas senyumnya kemudian mengusap punggung tangan sang calon adik ipar."Ini bukan Eros, Sayang," katanya."Eros sudah dipindahkan ke ruang perawatan," lanjut Naura tanpa terlihat sedikitpun kebohongan di sorot matanya, "dan sekarang dia sudah sadar."Deg!Sungguh perkataan Naura itu seakan mencabut paksa jantungnya. Zora langsung jatuh terduduk dan mengucap syukur berulang kali.Naura

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • Mantan Bos   Bab 58 |Permintaan

    Ceklek! Bukannya langsung masuk, Zora malah berdiri seperti patung dengan badan yang menghalangi pintu. Matanya tiba-tiba berkabut kala melihat pria yang sempat ia pikir telah pergi, kini sedang tertidur dengan napas yang terlihat begitu tenang dan baik-baik saja. Berulang kali ia menghela napasnya untuk menetralkan perasaannya. Setelah sudah lebih bisa mengontrol dirinya, Zora kembali melangkahkan kakinya dan akhirnya berakhir di kursi tunggu yang telah disediakan di ruangan tersebut. Wanita itu tidak mengeluarkan sepatah katapun. Retina matanya tidak pernah lepas untuk menatap Eros yang sedang beristirahat. Hatinya ingin sekali menggenggam tangannya dan mengelus rambutnya, tetapi ia urungkan karena tidak ingin pergerakannya itu mengganggu istirahatnya. Sampai suara eluhan itu membuat Zora mengerjap dan menatap bodoh pada Eros yang kini juga sedang melihatnya. Zora berdeham sebelum membuka mulutnya. "Hai," sapanya. Sun

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09
  • Mantan Bos   Bab 59 |Hati yang tersakiti

    "Bagaimana jika ibumu tahu aku membawa anaknya pergi? Ah, bisa-bisa aku dijebloskan ke dalam penjara." Eluh Zora seraya mendorong kursi roda Eros.Pria itu hanya memutar bola matanya malas tanpa berniat membuka mulutnya barang sedetik.Ceklek!"Chiko." Panggil Zora setelah membuka pintu ruang rawat sahabatnya. Namun, mereka berdua langsung mengerutkan keningnya kala melihat ruangan itu kosong."Kau tidak sedang menipuku, kan?" tanya Eros dengan tatapan curiga.Zora menggelengkan kepalanya meskipun pria itu tidak melihatnya."Tidak. Untuk apa aku berbohong. Ini memang ruangan Chiko," jawabnya sama-sama bingung karena ruangan yang ditempati Chiko sudah dirapikan tanda penghuninya sudah tidak ada."Apa mungkin ..." pikirnya menggantungkan ucapannya membuat Eros ingin sekali berteriak padanya jika tidak ingat kondisinya sekarang."Tolong bicara yang jelas." Pinta Eros seraya memijat pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut sakit.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09

Bab terbaru

  • Mantan Bos   Bab 164 |Akhir Kisah Ini (Bagian 3) TAMAT!

    Hari ini langit Tokyo bergitu cerah, hangatnya matahari pagi menyambut dengan riang orang-orang yang sedang berjuang meraih mimpi atau tujuan hidupnya. Namun, berbeda untuk Eros, suasana hati pria itu begitu mendung dikarenakan sudah hampir dua minggu pria itu berada di Jepang akan tetapi sampai saat ini dia belum mendapatkan satu informasipun dimana keberadaan mantan istrinya tersebut, padahal Eros sudah mengerahkan semua detektif suruhannya untuk mencari Zora di setiap kota di negeri sakura ini, akan tetapi sampai saat ini dia belum mendapatkan kabar baik. Karena mustahil dia bisa mencari wanita itu dengan cepat jika hanya mengandalkan keberuntungan. Walaupun Eros mengerahkan banyak orang untuk mencari, tetapi pria itu juga tetap bergerak tidak hanya berdiam diri dan menunggu kabar. Seperti hari ini Eros sedang berjalan-jalan di salah satu taman di kota tersebut, berharap jika Zora ada di sana mengingat wanita itu sangat menyukai taman. Saat sampai di sana, pikiran

  • Mantan Bos   Bab 163 |Akhir Kisah Ini (bagian 2)

    Pria itu – Eros langsung disambut oleh langit Jepang yang masih cukup terang padahal arlojinya sudah menunjukkan jam lima sore yang artinya sekarang sudah jam 7 malam di jepang mengingat Indonesia tempatnya tinggal dengan Tokyo memiliki selisih dua jam.Setelah delapan belas jam perjalanan memakai pesawat dan tanpa memejamkan mata sedetikpun akhirnya pria itu sampai juga di bandara internasional Tokyo – Jepang.Eros menarik napasnya untuk mendapatkan oksigen yang cukup untuk paru-parunya. Setelah merasa penuh pria itu membuangnya secara perlahan dan ia melakukannya berulang kali. Dengan hanya bermodalkan tekad dan sedikit keberuntungan pria itu berharap bisa menemukan wanitanya di Negara yang terkenal dengan bunga sakuranya tersebut. Karena hanya itulah petunjuk yang ia miliki.Namun, bagaimanapun Eros sudah sangat bersyukur, setidaknya dia tahu bahwa Zora ada di negara ini, itu masih jauh lebih baik dari pada ia harus berkeliling ke seluruh dunia un

  • Mantan Bos   Bab 162 |Akhir Kisah Ini (bagian 1)

    Hari ini, detik ini, masih di langit dan bangunan yang sama Eros akan memperjuangkan kebahagiaannya. Dengan masih memakai setelan kerjanya pria itu berdiri di depan pintu kediaman mantan mertuanya, menunggu seseorang di dalam berbaik hati membukakan pintu untuknya. Selama mereka tidak memberitahu di mana keberadaan Zora, Eros tidak akan pernah lelah memaksa dan meyakinkan kepada kedua orang tua wanita itu bahwa ia bersungguh-sungguh mencintai putri mereka, bahwa ia tidak pernah sekalipun ada niatan untuk menyakiti hatinya. Sementara di dalam rumah itu sepasang suami istri tersebut sedang duduk – berpura-pura – santai di ruangan tamu, berpura-pura membutakan mata mereka jika di luar sana ada seseorang yang sedang berdiri menunggu mendapatkan kesempatan kedua. Namun, yang namanya hati seorang wanita terlebih seorang ibu tetap saja sekecewa-kecewanya, semarah-marahnya dia, hatinya tetaplah lembut. “Jangan sekalipun kau membukakan pintu untuknya!”

  • Mantan Bos   Bab 161 |Kutitipkan Dia Padamu

    Setelah menahan rasa sakit diperutnya berjam-jam kemudian syukurlah sakit itu berangsur-angsur menghilang. Dengan gerakan pelan Kirana mengelap keringatnya dan berulang kali menarik napasnya. Kirana bertanya-tanya pada dirinya sendiri, “Ada apa dengan perutku? Kenapa rasanya sesakit ini?” Setelah itu ia beranjak untuk mengambil tas dan kunci mobilnya yang tergantung tidak jauh dari tempatnya sekarang untuk bergegas ke rumah sakit. Selain untuk memeriksakan kandungannya, Kirana juga kesana untuk menjenguk ibu mertuanya. Walaupun hubungan mereka tidak baik setelah masalah perselingkuhan palsu yang diciptakannya, tetapi tetap saja ia masihlah seorang menantu dan bagian dari keluarga itu. Dengan masih memegang perut besarnya Kirana mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia tidak ingin mengambil risiko datang ke rumah sakit dengan dibawa mobil ambulance karena mengalami kecelakaan. *** Muak dengan semua pembicaraannya akhirnya Eros memi

  • Mantan Bos   Bab 160 |Minta Pertolongan

    Dua pria yang sama-sama memiliki wajah tampan dan berkharisma jika sedang bekerja itu kini sedang duduk di sebuah taman rumah sakit. Saling berdiam diri, tetapi tidak dengan pikirannya. Entah apa yang sedang dipikirkan kedua pria yang hanya memiliki selisih usia satu tahun itu, tentu saja yang mengetahuinya hanya dirinya sendiri dan Tuhannya yang tahu. Sampai satu orang pria yang tidak terlalu nyaman dengan keterdiaman ini akhirnya membuka suaranya setelah satu jam lebih mereka berdiam di sana. “Kak Naura sudah melahirkan,” ucap pria tersebut yang tidak lain adalah – Endru - dengan tatapan datarnya dan tanpa menoleh ke arah orang yang sedang diajaknya bicara. Pria satunya yang tentu saja sudah dapat kita tebak siapa menolehkan kepalanya, pria itu tidak lantas menjawab karena ia yakin sang kakak belum menyelesaikan perkataannya, karena tidak mungkin dia hanya akan memberitahukan bahwa kakak pertamanya telah melahirkan, dia sudah mengetahuinya. Maka yang dilaku

  • Mantan Bos   Bab 159 |Si Kembar

    “Dia begitu mirip denganmu, Sayang,” ucap Arya ketika bayi kembar mereka sudah diperbolehkan tidur di ruangan yang sama dengan ibunya. “Matanya, hidungnya, bahkan bentuk bibirnya juga benar-benar fotocopy dari ibunya. Hmm, sedikitpun tidak ada yang meniru dariku.” Naura hanya tersenyum mendengar suaminya terus memuji wajah tampan bayi laki-lakinya yang memang lebih mirip dengannya. Namun, pria itu tidak boleh cemburu karena wajah bayi perempuannya lebih mirip dengannya. “Dan bayi perempuan kita mirip denganmu, Sayang,” balas Naura ikut memperhatikan wajah-wajah si kembar. Pria itu menoleh di mana istrinya berada, lalu pria itu tersenyum seraya mengusap puncak kepala istrinya dan kembali mengucapkan terima kasih karena sudah melahirkan si kembar yang kini sedang tertidur pulas di dalam box bayinya, tidak terganggu sama sekali dengan obrolan orangtuanya yang sedang membicarakan mereka. “Terima kasih atas perjuangmu yang luar biasa ini dalam melahirkan s

  • Mantan Bos   Bab 158 |Semua Akan Baik-Baik Saja

    “Kalian makanlah dulu, biar Naura Ibu dan Ayah yang jaga,” ucap ibu dari Arya tidak tega melihat ketiga pria itu tetap setia menunggu di depan ruangan ICU – tempat di mana wanita itu ditangani setelah operasi. Memang saat di ruang operasi wanita itu sempat kehilangan detak jantungnya beberapa detik. Namun ketika Arya menangis tergugu memohon kepada Tuhan untuk tidak mengambil istrinya dan disaat itu juga keajaiban datang, grafik yang awalnya lurus horizontal itu berangsur-angsur menunjukan perubahan. “Dokter detak jantungnya kembali!” seru salah satu perawat melihat layar tersebut menunjukkan grafik naik turun meskipun lemah. Disaat itu juga tangis Arya semakin kencang, tetapi ia belum berani untuk mendekatinya. Arya tidak ingin mengganggu kerja dokter yang sedang berusaha menyelamatkannya. Barulah saat dokter itu memperbolehkannya ia langsung menggenggam tangan sang istri seraya mengatakan terima kasihnya berulang kali. “Aku tidak lapar, kalian makan

  • Mantan Bos   Bab 157 |Jangan Tinggalkan Aku!

    “Arya!” Panggil kedua orangtuanya yang langsung datang ke rumah sakit ketika dikabari menantunya akan segera melahirkan.“Bagaimana keadaan menantu dan cucu Ibu?” tanya ibunya tanpa bisa menutupi rasa khawatirnya.Besannya saja sampai sekarang belum membuka matanya, ditambah sekarang menantunya yang sedang berjuang di dalam sana demi menjadi seorang ibu. Semoga Tuhan selalu melindunginya dan menyelamatkan keduanya. Amin.Arya hanya menggelengkan kepalanya dengan lemah. Tenaganya sudah terkuras habis oleh segala ketakutannya sendiri terlebih lampu di ruang operasi itu belum juga mati.Berapa lama lagi ia harus menunggu? Apakah operasi cessar harus selama ini?Paham bagaimana perasaan putranya saat ini, sang ibu langsung memeluknya dan megusap-usap punggunya, berharap dengan ini putranya bisa sedikit lebih tenang.Wanita itu dapat merasakan tubuh putranya bergetar dan demi tuhan itu benar-benar membuat hatinya mencelos

  • Mantan Bos   Bab 156 |Perjuangan Seorang Ibu

    Ceklek! “Masih ingat rumah juga.” Sarkas Kirana dengan tatapan serta nada sinisnya pada Endru yang baru saja pulang bekerja. Sebaliknya pria itu tidak menanggapinya justru langsung masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri dan tentu saja sikapnya itu memancing kemarahan sang istri. “Tidak sekalian ajak selingkuhanmu pulang.” Ini bukan pertanyaan melainkan sebuah pernyataan sarkasme pada Endru dan kali ini berhasil menghentikan langkah Endru yang sudah sampai di dekat tangga menuju kamar mereka. “Apa maksudmu dengan selingkuhan? Tolong jika bertanya berkaca terlebih dulu,” sarkasnya dengan nada dinginnya yang sempat membuat Kirana tertegun beberapa detik karena baru kali ini pria itu bersikap dingin padanya. Tidak ingin terlihat kalah, wanita itu terus menyudutkannya dengan membawa kehamilannya. Tanpa pria itu ucapkan secara gamblangpun wanita itu tahu maksud ucapannya. Dialah yang berselingkuh di sini. Ya, setidaknya itu yang diketahui pria itu sek

DMCA.com Protection Status