Home / Romansa / Mama Muda / Bertemu Ayah

Share

Bertemu Ayah

last update Last Updated: 2021-08-09 09:55:40

"Ayah kalian paksa bekerja? Keterlaluan!" Naomi berang, mukanya merah padam karena tidak mendapati sosok sang ayah yang dicintainya di rumah. 

Masalahnya, belum genap dua Minggu setelah ayah operasi pencangkokan ginjal, masa sekarang sudah berangkat bekerja. Dasar mama dan saudara tiri tidak berguna. 

Naomi mencengkram kuat pada tali tasnya. Geram.

"Naomi, ayahmu adalah kepala keluarga, jadi wajar dong kalau dia bekerja untuk memenuhi kebutuhan kami." Mama tirinya membela diri dengan tidak tahu dirinya. 

"Kalian memang tidak berguna. Harusnya kalian bisa bekerja, kamu Marsya, juga Abang kamu Ricko, kalian kan sehat dan masih muda. Kenapa hanya berharap dari ayah, hah? Dia sudah menua." 

Naomi memandang berapi-api pada Marsya. 

"Kalau kamu tidak rela ayah kerja, sebaiknya kamu minta suami kaya raya kamu itu memberikan uang yang banyak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mama Muda   Tak Baik-baik Saja, Ayah

    "Apa pernikahan kamu tak bahagia, nak?"Ditanyai soalan seperti itu, putri mana yang akan langsung menjawab yang sebenarnya kalau pernikahannya tidak baik-baik saja?Tidak mungkin. Naomi sama saja menambah beban luka di hati ayahnya kalau sampai dia menjawab begitu.Tidak. Naomi tidak akan tega mengatakan yang sejujurnya. Biarlah dia berbohong saja."Ayah, kita ngomongnya di dalam ruangan ayah aja ya," ajaknya seraya menggandeng lengan sang ayah, menggelayut manja di sana. Sudah lama dia tak mesra dengan ayahnya seperti sekarang ini."Baiklah, ayo.""Nah, gitu dong." Naomi menyengir lebar menampilkan barisan giginya yang kecil. "Masa putri ayah datang nggak disuruh masuk, kasih minum dulu. Naomi juga haus tau." Ia juga sengaja membuat muka kecut.Sesampainya di dalam ruangan sang ayah, Naomi hanya meminta min

    Last Updated : 2021-08-18
  • Mama Muda   Kaget

    "Makasih ya, Tris. Karena kamu, aku jadi nggak bosan keliling pasar malam sendirian."Naomi mengulas senyum hangat dari balik jendela mobil pada Tristan yang dibalas anggukan oleh pria itu. Walau sebenarnya, dalam hati si Tristan berdebar-debar tak karuan, karena dia bisa dikatakan membawa pergi istri bosnya.Mau bagaimana lagi? Toh orangnya sendiri yang mau. Tristan tak bisa menolak. Paling, setelah ini dia akan dapat kecaman dari bos Adrian.Jadi, tadi itu setelah pulang dari kantor ayahnya, mobil yang dikendarai Tristan melewati sebuah pasar malam yang memang mulai buka dari pukul 5 sore. Naomi jadi tertarik untuk berbelanja saat melihat banyak makanan yang dijajakan.Berkeliling sebentar ditemani Tristan, Naomi membeli sate lilit, ayam bakar, es cincau dan tak lupa gulali.Naomi juga menawarkan untuk mentraktir Tristan karena bersedia menemaninya, tapi

    Last Updated : 2021-08-26
  • Mama Muda   Minta ditemenin?

    "Cuma apa?" tanya Adrian lagi dengan dagu yang terangkat.Susah payah Naomi menahan posisi tubuhnya. Dalam hatinya mengutuk. Dasar Adrian.Aku nggak biasa aja Mas kalau kamu kelamaan di rumah, nggak baik buat kesehatan jantung dan hati aku. Itu aja kok. Tentu saja Naomi hanya mampu mengutarakan dalam hatinya, sebelum akhirnya dia dapat alasan yang masuk untuk menjawab suaminya."Cuma... cuma ini, Mas." Naomi hampir lupa kalau dia menenteng kantong makanan di tangan kanannya. Cepat dia menaikkan kantong kresek hitam tersebut membuat Adrian juga kontan memundurkan tubuhnya."Kalau aja aku tau Mas pulang cepat, pasti aku beli jajanannya agak lebih. Ini aku beli buat aku makan sendirian aja."Naomi menekuk bibirnya sembari memandang kantong kresek, seolah sedih karena harus berbagi jajanannya dengan Adrian.Adrian ikut mendelik

    Last Updated : 2021-09-03
  • Mama Muda   Kali Kedua

    Argghhh! Naomi tidak akan menjerit dalam hati kalau saja dia bangun pagi dengan tubuh yang fresh. Lihatlah kondisinya sekarang. Rambut awut-awutan, sekujur badan terasa pegal, belum lagi bagian itu nya, ahh nyut-nyutan. Lantas, lihatlah kamarnya yang berantakan. Satu set pakaian yang ia kenakan tadi malam berceceran di lantai kamar. Begitu pun dengan milik Adrian. Ampun deh. Naomi meraup wajahnya tak kuasa menahan malu. Bagaimana kalau tiba-tiba ada bi Inah masuk dan melihat semua ini? Yang Naomi lebih aneh lagi, kenapa Adrian masih terlelap di sebelahnya? Tidak berangkat kerjakah dia? Apa dia terlalu lelah? Hei, memangnya jam berapa tepatnya mereka selesai tadi malam? Naomi menggapai ponsel di atas nakas, lalu melebar bola matanya demi melihat angka yang tertera di ponselnya. Sudah jam 8 lewat 15 menit. Tapi, Adrian belum bangun? Haruskah

    Last Updated : 2021-09-05
  • Mama Muda   Meminta Maaf

    "Ponsel siapa sih itu yang bunyi? Berisik." Kesal Adrian seraya menutup kedua telinganya, posisi tubuhnya masih berbaring menelungkup.Pada saat itu pula, Naomi menangkap wujud ponsel yang berderit di dekat lemari. Mana mungkin dia berjalan untuk mengambil ponsel tersebut."Itu ponsel kamu, Mas." Naomi berseru dengan muka cemberut. Nggak pasal-pasal, Adrian malah menuduh ponselnya yang berisik pagi-pagi. Menyebalkan."Ponsel Saya?" Sontak Adrian berbalik, menajamkan telinga ke sumber suara, sebelum akhirnya ternampak olehnya bibir Naomi yang manyun ke arah almari.Adrian pun mengikuti arah petunjuk Naomi, lalu mendengkus sebal. Memang ponselnya yang bergetar terus dari tadi. Siapa sih yang menelpon pagi-pagi begini?Adrian mengira masih pagi karena tak menyadari cahaya matahari sudah menembus masuk ke kamarnya. Astaga."Kamu bisa ambilin pon

    Last Updated : 2021-09-11
  • Mama Muda   Ada yang bangun

    Sore hari, setelah membiarkan dirinya berdiam diri di kamar, hanya rebahan di kasur, akhirnya Naomi merasa kecapean sendiri. Dia pun mengusahakan untuk bangun dan keluar kamar walaupun masih terasa sekali 5L, lemah letih lesu lelah lunglai.Di luar kamar, Naomi langsung bertemu dengan bi Inah. Wanita tua itu tampak khawatir melihat cara jalan Naomi yang tertatih dan pelan-pelan."Nyonya, kenapa keluar? Kalau butuh apa-apa, kan bisa telpon bi Inah, biar bibik yang antar ke dalam kamar."Cepat Naomi menggeleng kepala dan mengibas tangannya, tanda dia tidak apa-apa. Tidak mau Naomi membuat wanita paruh baya yang baik hati itu khawatir."Aku udah enakan kok, bi." Naomi menyahut lembut.Raut wajah bi Inah yang tadinya cemas kini berangsur-angsur lega. Melihat kondisi Naomi dari ujung rambut hingga ujung kaki, bi Inah pun menawarkan untuk membuat makanan y

    Last Updated : 2021-09-15
  • Mama Muda   Pengganggu itu adalah Bi Inah

    "Iya iya, aku diam aja deh." Naomi menyahut seraya mencebik bibirnya.Mau bagaimana lagi? Dari pada ada dedek kecil di bawah sana yang terbangun lalu berubah menjadi besar dan ganas, serta meminta pertanggungjawabannya."Nah, gitu dong." Ujung bibir Adrian terangkat naik, membentuk senyum. Dia berbohong tadi soal ada yang bangun kalau Naomi terus-menerus bergerak sedang posisinya berada dalam gendongan Adrian.Padahal, memang sejak awal, sejak dari kantor lagi, milik Adrian sudah terbangun, kalau bisa miliknya berjalan, pasti sudah keluar dari dalam sana dan mencari-mencari tempat untuk meluahkan laharnya.AHHH. Adrian berdenyut karena tak tahan.Mereka tiba di depan pintu kamar, ketika ada suara langkah kaki yang keluar dari arah kamar Elang. Naomi menilik dari bahu Adrian, dan entah kenapa dia begitu malu karena Elang memang tengah memandang ke arah mere

    Last Updated : 2021-09-22
  • Mama Muda   Gara-Gara Rujak

    "Nyonya!" Suara Bi Inah terdengar dari luar. Adrian menyugar rambutnya kasar ke atas, kesal karena tidak bisa mengakhiri aktivitasnya dengan sempurna. Ya, Adrian terpaksa harus bermain sendirian di kamar mandi. Apa kalian tau kalau itu sangat menyakitkan? Dingin lagi. Lagian ngapain sih bi Inah tiba-tiba manggil Naomi? Mengganggu saja. Di luar kamar mandi, Naomi cepat-cepat memakai kembali pakaiannya lalu membuka pintu setengah bagian. Saking buru-burunya, Naomi tak sadar kalau ia memakai baju terbalik. "Maaf lama bik, tadi aku lagi keramas di kamar mandi." Alasan Naomi jelas tak masuk akal. Buktinya saja rambutnya tidak basah sama sekali, yang ada berantakan tak karuan. "Oh ya? Ada apa Bik?" Ia tersenyum canggung, mengetahui kalau bi Inah sadar dia berbohong. Bukannya memasang tampang curiga, bi Inah balas tersenyum, matanya memandang luru

    Last Updated : 2021-09-25

Latest chapter

  • Mama Muda   Ending

    Hidup itu memang tak bisa ditebak ya. Naomi yang berencana bekerja membantu keluarga setelah kuliah, malah terpaksa menikah dengan pria duda anak satu. Banyak hal yang dilalui, mulai dari putra sambung yang tak merestui pernikahan papanya, sikap anak sambung yang jutek dengannya, lalu suami yang menikahinya bukan karena cinta. Banyak deh masalah yang datang. Padahal secara batin Naomi belum saatnya menghadapi itu semua, tapi takdir membuatnya melewatinya. Berapa banyak air mata yang keluar, sebaliknya banyak juga tawa yang hadir. Sekarang, ia sudah berbahagia dengan kehidupan yang dia punya. Lalu, Korea adalah tempat yang ingin Naomi kunjungi sebagai lokasi babymoon. Dan Adrian menyetujuinya, membawa keluarga besar sekaligus. "Mas, terima kasih ya. Kamu adalah hadiah terindah yang Tuhan kirimkan untukku.""Kamu juga, sayang. Kamu adalah jawaban atas segala keresahanku. Bersamamu aku merasa hidup itu lebih bermakna. Sejak ada kamu, duniaku yang semula buram, jadi lebih berwarna. Ter

  • Mama Muda   Rencana Ke Korea

    Waktu berlalu begitu cepat. Tanpa terasa 4 bulan telah terlewati. Adrian masih ke kantor walaupun tidak setiap hari, saat ada pertemuan penting saja, selebihnya dia mempercayakan pada Tristan. Seperti hari ini, dia tidak berangkat, tapi entah kenapa Naomi malah membangunkannya. Masih enak-enakan tidur juga. "Mas, kita jadi ke Korea, kan? Usia kandungan aku sekarang udah 7 bulan loh, udah waktunya babymoon. Sekalian ketemu sama Nam Joo Hyuk. Kamu udah janji loh." Adrian belum sepenuhnya sadar dan Naomi sudah menagih janji ke Korea. Tentu saja hal itu membuat Adrian gemas. Bisa tidak jangan menagih ke Korea dulu? Ada yang lebih penting sekarang. "Sayang, bisa tidak jangan minta bertemu dengan pria pucat itu, siapa namanya? Nam...""Nam Joo Hyuk!""Nah itu, aku tidak mau anak kita jadi seperti dia. Kulit terlalu putih, bibir merah bagai pakai lipstik, jenis kelamin pria tapi terlalu cantik," keluh Adrian sambil menahan sesuatu di bawah sana yang mulai membengkak."Kamu udah janji loh,

  • Mama Muda   Kembali Memaafkan

    Adrian lagi-lagi menghela nafas berat. Ia sudah terlanjur mengaku, ia tak bisa mundur. Yang harus dilakukan hanyalah memberi penjelasan dan mengkambing hitamkan Tristan. Memang benar ini terjadi atas saran pria itu, kan? "Tris, jelaskan yang sebenarnya pada Naomi! Katakan kalau ini ide mu!" Perintah Adrian dengan wajah merah. Tristan memandang Adrian lalu Naomi bergantian. Apa sudah ketahuan? Secepat ini? Kok bisa? "Cepatlah Tristan, aku tidak tahan berlama-lama di rumah sakit ini. Aku tidak terlalu pandai berpura-pura, itu juga menyiksaku karena harus berbohong dengan istriku sendiri."Giliran Naomi yang memandang bergiliran Adrian lalu Tristan, keningnya berkerut, tak sabar mendengar penjelasan, walau ia sudah bisa menebak soal apa itu. "Jadi Nyonya sudah tahu? Maaf, ini semua memang ideku, tapi atas permintaan bos sendiri kok. Bos sudah seperti orang gila karena ditinggal istrinya, aku juga prihatin melihatnya. Dia mungkin salah karena berbohong, tapi itu untuk kepentingan kali

  • Mama Muda   Mengaku

    "Dokter, bagaimana kondisi suami saya sekarang?" Naomi sangat tidak sabaran. Belum sempat sang dokter pria paruh baya itu menjelaskan, dia sudah lebih dulu bertanya. "Mas-nya sudah membaik, sepertinya banyak yang mendoakan dan dikelilingi orang-orang yang mencintainya, makanya bisa cepat sembuh." "Apa saya perlu menginap di sini untuk semalam lagi, dok? Katanya sudah membaik?" tanya Adrian dengan kening bergerak-gerak seolah dia sedang berbicara bahasa isyarat dengan sang dokter. Apa kebetulan mereka saling mengenal? Pak dokter menanggapi dengan senyum, membuat Adrian yakin kalau ia pasti akan pulang hari ini. Tristan pasti berhasil melobi dokter ini untuk mempercepat kepulangannya. Yes, akhirnya! Adrian tersenyum penuh kemenangan. "Maaf Mas, tetap harus menginap semalam lagi, kami harus memastikan Mas-nya beneran pulih, baru boleh pulang ke rumah."What? Sialan! Tristan, apa saja yang telah kau lakukan? Wajah Adrian yang mengembangkan senyum beberapa menit tadi berubah drastis,

  • Mama Muda   Tidur Bersama di Ranjang Rumah Sakit

    "Tuan... Nyonya... Astaga—" Cuaca malam yang mulai dingin membuat Bi Inah khawatir dengan kedua majikannya itu. Makanya beliau pergi ke luar untuk memanggil mereka kembali ke kamar. Tapi apa yang Bi Inah lihat? Wanita itu sontak memalingkan wajahnya ke samping. Begitu pula dengan Naomi dan Adrian, ketika saja mendengar suara Bi Inah, keduanya langsung menjauhkan bibir masing-masing. Ampun deh. Ketahuan. Malu-maluin. Kesekian kalinya, Naomi rasa pipinya memanas hari ini. "Ya udah yuk, kita masuk. Aku mulai kedinginan deh kayaknya." Naomi memeluk tubuhnya sendiri yang hanya dibaluti dress tipis.Adrian menurut dengan mengangguk, sekilas dapat dilihat wajahnya kecut, mungkin karena Bi Inah mengganggu kesenangannya. Padahal lagi enak-enaknya ciuman di bawah sinar rembulan, romantis gitu, tapi semuanya ambyar karena kedatangan pembantu rumah tangganya. Dengan sedikit perasaan bersalah, Bi Inah berjalan di belakang Naomi yang mendorong kursi roda. Dia lalu menyenggol siku Naomi, menatap

  • Mama Muda   Memaafkan

    ARGGHHH! Naomi yang sudah selesai dari kamar kecil seketika melajukan langkah karena mendengar suara teriakan dari arah kamar inap suaminya. Suara teriakan itu mirip suara Mas Adrian. Kenapa Mas Adrian teriak-teriak ya? Apa terjadi sesuatu? "Mas, kamu kenapa?" tanya Naomi setelah saja kepalanya muncul di balik pintu. Ia begitu khawatir sesuatu yang buruk terjadi, mungkin suaminya kaget mendapati sekujur badannya dibaluti perban, dan berpikiran yang tidak-tidak tentang kondisinya. Aiuuuh. Namun, yang terjadi selanjutnya, kening Naomi juga berkerut-kerut sama seperti Bi Inah. Bagaimana bisa sekarang Mas Adrian duduk dengan nyaman tanpa bantuan dari Elang yang berdiri di dekatnya? Mas Adrian tidak terlihat seperti orang kesakitan atau paling tidak menahan sakit. Lalu, kenapa dia teriak ya? Bi Inah juga kelihatannya aneh. Seperti orang kebingungan dan lebih banyak diam. "Tris, kenapa barusan aku dengar Mas Adrian

  • Mama Muda   Rencana yang Berhasil

    Adrian bergegas ke rumah sakit, mengerahkan seluruh pikiran dan uangnya untuk melobi pihak terkait agar mau bekerjasama dengannya. Tentu saja untuk membuat Naomi percaya kalau dia memang sedang dirawat karena mengalami kecelakaan lalu lintas. Setelah semuanya siap, kini giliran Adrian yang menyiapkan dirinya untuk berakting, terbaring lemah di bangsal rumah sakit, dengan segala perban di kepala, tangan juga kaki. Lama ia menunggu, hingga akhirnya langkah kaki terdengar mendekati kamar. Buru-buru Adrian memejam matanya, mulai berakting. Ceklek. Pintu dibuka dari luar. "Tuan, astaghfirullah, apa yang telah terjadi?" Rupanya Bi Inah yang datang. Adrian sampai menghela nafas, sedikit kecewa karena bukan Naomi. Ke mana sih Naomi? Kenapa lama sekali datangnya?Bi Inah yang datang bersama Elang tampak kasak kusuk, mau melakukan sesuatu untuk meringankan beban tuannya, tapi tidak tahu apa yang bisa dilakukan. Sementara Elang duduk tertunduk di samping sang papa."Den Elang, bagaimana ini?

  • Mama Muda   Rencana Tristan

    Ah, uh, oh, euh, serta bermacam lagi suara erangan dan desahan kenikmatan yang keluar dari mulut keduanya. Tubuh bersimbah peluh menambahkan kesan seksi, padahal percintaan dilakukan di ruangan ber-AC. Bagaimana tidak? Hampir seminggu juga Adrian tidak mendapatkan jatah malamnya, sekalinya dapat, ia memiliki tenaga yang cukup banyak untuk menggagahi Naomi. Hanya saja, Adrian masih punya hati dan memikirkan anaknya yang berada dalam kandungan Naomi. Ia tak boleh menghentak terlalu kuat, dan terlalu dalam, khawatir mengganggu ketenangan bayinya. "Ahhh, Mas, aku nggak tahan lagi, aku mau keluar," desahnya dengan nafas yang kian tersengal. Seperti ada gunung berapi yang akan meledakkan lahar panas di dalam sana. "Aku juga, sayang. Ayo kita ke luar bersama." Detik berikutnya, tubuh polos keduanya mengejang, seolah berlomba-lomba menyemprotkan cairan cinta masing-masing. Cairan yang menghasilkan benih yang ada dalam perut Naomi saat ini. Beberapa saat, dengan posisi Adrian yang masih men

  • Mama Muda   Kalah Oleh Gairah

    "Naomi, Mas Adrian, makasih ya makan siangnya, kenyang banget. Makasih udah nganterin sampai rumah. Makasih untuk buketnya juga." Desy berterima kasih atas apa yang dia dapat hari ini dari Naomi dan Adrian sebagai hadiah. Kalau tidak ada Naomi dan suaminya, pasti hari kelulusan Desy akan terlewati biasa saja, seperti tidak terjadi apa-apa. "Iya Des, sama-sama. Kami senang kok kalau kamu senang."Seharusnya aku yang terima kasih sama kamu Des, gara-gara kamu minta aku datang, aku jadi bisa bertemu Naomi hari ini. Adrian hanya mengucapnya dalam hati seraya memandang lekat istrinya. Setelah ini apa ya? Naomi masih melambaikan tangan ke arah Desy ketika mobil yang dikendarai Adrian sudah jauh meninggalkan pekarangan rumah sahabatnya. Entahlah, rasanya agak canggung saja setelah tinggal berdua dengan Adrian. Tidak ada juga topik yang hendak dibicarakan. "Sayang, kamu mau ke mana lagi? Mumpung kamu ke luar, mungkin

DMCA.com Protection Status