satu minggu telah berlalu begitu cepat ujian telah usai, dan sekarang saatnya Maya mengikhlaskan kakek neneknya untuk tinggal sendiri tanpanya, Maya sedikit berdebat pasal perpindahan neneknya namun kali ini neneknya tak bisa diajak berbicara, sepanjang perjalanan Maya mencoba mengakrbakan diri bersama neneknya namun sepertinya usahanya sia-sia, Maya menyerah, Maya hanya berharap neneknya tak terlalu tertekan tinggal tanpanya, sebenarnya ia yang paling sedih disini.
Maya memandang jendela, menatap jalanan pagi dimana semua orang menikmati weekendnya dengan senang hati, tapi Maya menggangap ini weekend yang buruk, sepanjang perjalanan hanya diam yang mengiringi mereka menuju tempat tujuan.Maya membantu Doni menurunkan pakaian kakek dan neneknya yang sudah disiapkan sebelumnya, nenek lebih dulu masuk kerumah sedangkan kakek membantu Maya membawa barang namun Maya tolak.
"tolong sampaikan pada Reno, bahwa aku akan menginap disini dua hari selepas itu aku akan pulang"Maya
Maya bangun lebih awal mungkin karna terbiasa bangun pagi karna telah menjadi istri, biasanya ia bangun jam dua pagi menunaikan sholat tahajud lalu dilanjutkan berberes sedikit ruang kerja Reno, Maya tau ruangan itu karna Reno menyuruhnya untuk menemaninya membuat salinan dan Maya turut membantu, membuat sofa itu kini tak kosong lagi.Selepasnya Maya akan tidur dan bangun tepat azan subuh berkumandang, ia terkadang ingin sekali memasak namun Mey selalu berada pada garda depan untuk stay didapur, Glori memperketat Mey untuk bisa bangun lebih awal itu yang membuat Mey sekarang sedikit rajin bekerja, satu minggu berada dirumah Reno, Maya telah membuat perubahan besar bagi keluarga Reno.Lebih banyak pada hal yang positif namun selalu dianggap negatif oleh mama mertuanya, terkadang Maya menangis diam-diam saat dikamar, saat suasana kamar sepi tidak ada orang, mungkin didepan Maya terlihat baik-baik saja namun aslinya Maya tak sekuat itu, terkadang ia ingin kembali kerumah
Subuh sekali Maya pulang kerumah Reno, Jeo menjemput Maya tak tau waktu, Maya sedikit dendam pada sopirnya ini namun Maya juga sadar tanpa Jeo mungkin sekarang ia akan melupakan tugasnya sebagai istri, Maya menyiapkan jas Reno dan segala perlengkapan kantornya dalam seminggu ia telah hapal apa saja materi dan bahan yang akan dibawa Reno ke kantor, itu membuat Reno sedikit terkesima dengan kerajianan istrinya dalam mengurusnya.Maya pun tak kalah sibuk mengurus keperluanya sendiri apalagi setelah ujian semester jadwalnya akan semakin padat belum lagi ia mengikuti beberapa organisasi yang memkasanya untuk bergabung kedalamnya, karna kesibukan itulah Maya akhirnya memutuskan berhenti bekerja dan nanti sepulang kuliah ia akan memberi pernyataan berhenti kerja.Sedikit tak enak hati namun itu harus yang ia lakukan, kesibukan sebagai mahasiswi dan istri telah menggerogoti dirinya.Maya diantar Jeo kali ini Maya telah bertekad akan mempertemukan Jeo dengan Lita apapun yang aka
Maya bangun siang kali ini tak ada yang membangunkanya, membuatnya leluasa tidur tanpa pembatasan waktu sampai ia telat kuliah Maya tak pernah setelat ini sebelumnya namun ia tak terlalu menyesali keterlambatanya, karna dengan ini ia bisa mengunjungi neneknya ia terlalu capek kemarin sampai melupakan kedua orangtuanya, perasaan Maya pun mulai membaik tak seburuk malam tadi.Selepas mandi Maya bergegas kebawah untuk memasak makananya sendiri karna ia tahu dijam begini makanan pasti telah habis, apalagi Mey adalah seorang yang tak terlalu suka melebihkan porsi makanan, siapa saja yang makan pasti ia hitung dan jika pun selesai makan nasinya akan habis tak tersisa membuat siapapun yang belum makan harus mewajibkan masak sendiri, saat Maya telah sampai di dapur Maya melihat ibu mertuanya tengah masak, Maya pun menghampiri berniat membantu."Apa gunanya istri yang kau sandang dirumah ini jika bangun saja siang, dasar pemalas"Jelin mencoba membalik telur yang mulai gosong ka
"kau jangan pernah menyakitinya, Abel adalah seorang wanita akupun seorang wanita ia hanya orang suruhan untuk melampiaskan dendamnya padamu, jangan terlalu marah biarkan semua berjalan secara semestinya biarlah hukum yang memenjarakan mereka agar mereka tau kesalahan apa yang mereka perbuat dan hukuman apa yang pantas diberikan"Maya tersenyum pada suaminya setelah mendengar penjelasan Reno Maya sedikit tenang dan mulai ceria kembali."apa hukum alam juga bisa menghukumku?"Reno bersuara parau ia menyembunyikan wajahnya dibalik ceruk leher istrinya, menceritakan sedikit tentang Abel mungkin tak masalah namun beda dengan masalah pribadinya, dalam seminggu saja hatinya telah mulai terbuka dan sedikit-sedikit bisa berbagi rahasia yang telah lama ia pendam."kenapa tuhan harus menghukumu apa kau melakukan kesalahan?"Maya mengelus puncak kepala Reno yang sekarang berubah posisi menjadi duduk di pahanya nampak sangat romatis."maaf aku tak bisa menceritakanya pad
Setelah berdandan secantik mungkin akhirnya Maya dibawa Reno ketempat yang telah ia bicarakan, tanpa neneknya Maya mungkin takkan jadi secantik ini, nenek meminjamkan Maya gaunnya dulu gaun pertemuan nenek dan kakeknya Maya sedikit tertawa mendengar cerita neneknya soal percintaan mereka, Maya juga salut dengan kedua kakek neneknya hubungan mereka bisa bertahan hingga sejauh ini, dan cinta mereka tak pernah pudar meski telah berumur setengah abad.Dan disini Reno membawa Maya, bianglala sebuah bianglala yang disewa khusus hanya untuk mereka berdua menikmati pemandangan malam yang bertabur bintang, ntah alasan apa hingga Reno membawa Maya kesini dan hanya Reno yang tahu, Reno membeli sebuah boneka besar dan permen lolipop yang memenuhi keranjang yang telah disiapkan, Maya sangat senang ia tak mengira akan mendapatkan ini semua walau sebenanrnya Maya tak pernah memegang benda tersebut."malam terbaik seumur hidupku, terimakasih telah membawaku ketempat ini"Maya memegang
Alin menunggu jawaban dari Maya sedari tadi gadis itu hanya diam seperti berpikir sesuatu yang Alin tak bisa menebaknya, sambil menunggu Alin pun berpikir tentang perubahan Maya yang spontan bukan dari dalam melainkan dari luar, segalanya berubah Alin merasa Maya seperti nyonya besar sekarang yang memiliki barang-barang mewah namun Alin tak tau darimana barang itu berasal, bukan maksud iri atau hal negatif lainya sebagai teman Alin merasa Maya punya hal yang ia tutupi, karna terlanjur penasaran Alin lupa bahwa setiap orang pasti punya privasi."lama banget mikirnya May, tinggal jawab aja susah banget"Alin meminum es tehnya menunggu Maya benar-benar membuatnya haus bukan dua ataubtiga menit lagi Alin menunggu, adalah setengah jam."sepenting itukah aku harus jawab Lin?"Maya menatap Alin sebentar lalu menunduk lagi."iyalah gw daritadi nunggu lo""setiap orang punya privasi Lin, dan untuk yang ini biar aku aja yang tau, kalo udah waktunya tepat aku ba
Alin menyuruh dua pekerja barunya pulang kasian juga melihat wajah letih mereka yang perlu diistirahatkan mengingat rumah salah satu baristanya berada lumayan jauh, untung Alin menutup cafe nya tak terlalu malam dan mereka selesai berduski tepat jam sembilan malam, Maya membantu Alin mengunci pintu setelah mereka memutuskan pulang, Alin membawa mobil dan itu keberuntungan untuk Maya.Mereka pulang bersama tak biasanya Alin membawa mobil mungkin ia persiapan akan pulang kerja lebih awal, apalagi dari tadi ia tak melihat Rey dari pagi hingga malam ini"sebenarnya pak Rey itu kemana Lin?, aku daritdi ngak lihat dia"Maya memperhatikan kesunyian jalan lewat jendela beberapa orang masih berkeliaran diluar bahkan pengamen pun masih mengais rezeki dijalan beberapa lapak mulai tutup karna razia sebagian mungkin aman karna telah memiliki ruko, dingin dan sunyi tencapan nama yang tepat untuk malam ini."gw gatau sih May, tapi dia bilang katanya ada banyak urusan adal
"Abel kau tau berapa banyak masalah yang telah kau perbuat?"Reno mendekat pada gadis yang tengah meronta-ronta mencari kebebasan dari tangan-tangan kekar yang menahanya agar tak lari, cukup sampai disini saja Reno sabar untuk kesekian kalimya menghadapi Abel, ia ingin membunuhnya sekarang juga namun Reno tahan karna Abel bukan murni orang yang bersalah apalagi kata-kata Maya tiba-tiba terlintas dibenaknya membuat Reno hilang fokus."lepaskan aku bodoh!,"Abel terus meronta hingga ia menginjak kaki salah satu anak buah Reno yang tengah memegang tanganya anak buah itu meringis, menahan sakit yang ada dikakinya cekalanya mulai kendor dan satu tangan telah berhasil Abel lepaskan, namun Reno malah mencekalnya lebih kuat ia memajukan kepalanya menatap gadis yang selalu dibencinya sejak lahir sampai sekarang."apa kau tau seberapa inginku membunuhmu"Reno mencekal semakin kuat hingga meninggalkan becak merah disana yang membekas, ia tak melepaskan cekalanya semakin kuat dan sem
Anton memandang istrinya yang baru pulang tengah membersihkan make up tanpa menyapanya langsung masuk seperti ia tak dianggap membuat dadanya nyeri memahan marah yang mungkin tak bisa dibendung lagi, Anton bingung harus berbuat apa ia tak bisa semarah itu pada Jelin walau egonya berontak untuk lekas dikeluarkan, Anton tak ingin ada perceraian atau perdebatan setelah beberapa jam hanya melamun sambil menahan sakit Anton tau harus melakukan apa"apa kau masih marah padaku?"Anton memandang istrinya lekat yang sama sekali tak mengalihkan pandanganya pada cermin, masih sibuk membersihkan wajahnya entah ia mendengar atau tidak"apa lelaki itu sungguh mencuri perhatianmu dan baru pukul sebelas malam kau pulang dari kencan di restauran mewah bergaya italia itu?, siapa lelaki itu?"Jelin terdiam meletakan spons make up nya lalu memandang Anton datar, rasa takut menyelimuti namun ia berusaha tegar ada marah didadanya yang entah kenapa bisa ada"kau membuntutiku?"
Dimalam yang penuh amarah, hujan deras beserta petir yang menggelegar menambah kesan horor disini, Reno lagi-lagi harus berhadapan dengan sosok Abel yang selalu saja hadirnya membuat bencana, pukul sepuluh malam ia dikabarkan bahwa pelaku dari tabrak lari adalah Abel yang masih berusia enam belas tahun belum cukup untuk bisa ditindak pidana lama membuat Reno geram memikirkanya.Keduanya saling tatap diruangan remang itu, beberapa polisi lalu lalang mencari berkas untuk dikomfirmasi lebih lanjut, sengaja memang Reno langsung datang meski polisi telah melarang mengatakan besok saja malam ini adalah sesi tanya dari Abel, inilah yang Reno tunggu apakah itu benar Abel dan kenapa Abel tega gadis ini sungguh membuat banyak masalah dihidupnya setelah tenang telah pergi ia malah kembali menambah kesibukan dihidup Reno, sebenarnya ia tak punya waktu beberapa pekerjaan menumpuk dan kemarahan dokter Ester terlampiaskan padanya dan VelyIa pun tak bisa meminta bantuan orang lain ap
Semua terjadi sepertis sulap yang bahkan angin pun tak tau tipuanya bergerak sangat cepat dan membuat kejutan, beberapa orang yang melihatnya berdecak kagum seperti menyadari hal yang tak mungkin terjadi namun nyata mereka yang lebih paham dunia hanya menatap datar namun ikut bertepuk tangan selalu mengangap tipuan walau memang benar itu tipuan namun tak akan ada yang paham trik sebenarnya, seperti inilah sosok Marissa sekarang harus menelan pahitnya tipuan dari tuhan ia mengira ini hadiah ternyata karma yang datang tiba-tiba membuatnya hampir terpelonjak kaget mendengarnya tak ada yang bisa menolongnya saat ini kecuali dirinya sendiri, ia menelan pahitnya perbuatanya sendiri.Marissa bingung, takut dan gelisah seluruh keringat telah membasahi tubuhnya, air mata pun tak bisa lagi dihentikan bahkan Vely yang biasanya menenanangkan dalam sekali ucapanpun ikut kalap, bingung harus menenangkan dengan cara apa sungguh tak biasanya Marissa datang dengan keadaan kacau seperti ini an
Pagi ini kabar mengejutkan datang dari mata-mata Doni di Barcelona, tidur yang tak nyenyak dibangunkan dengan cara yang ganas, Lina terganggu dengan suara berisik mendengar suara telpon yang menjengkelkan itu saat berusaha memangil Doni ia malah salah langkah dan membuat Doni yang tadinya tertidur dikursi sekarang telungkup dilantai Lina terkejut melihat itu lekas ia membantu Doni yang terjatuhKepala Doni sangat pusing karna langsung menatap lantai, ia bangun dengan sedikit bingung tentu dibantu oleh Lina yang telah sadar sepenuhnya waktu masih menunjukan jam lima pagi keduanya sama-sama heran menatap handphone yang tak berhenti berdering itu tanpa basa-basi Doni menerimanya dengan setengah sadar nyawanya belum terkumpul sempurna"halo"Doni memastikan apakah benar disana ada orang atau tidak ia takut hanya lelucon telepon yang mengejutkan dipagi buta ini"gawat tuan, nona Jelin koma"Doni sedikit mencerna ucapan itu hingga akhirnya kesadaranya terkumpul, k
Setelah pesta berakhir Marissa lekas pergi ia pamit akan menginap kerumah temanya sebut saja Vely namanya awalnya Reno menolak namun Marissa mengatakan bahwa ini genting maka ia mrenguzinkan dengan satu syarat harus ia yang mengantarnya, Marissa hanya menganguk setelah mengambil beberapa persiapan merekapun berangkat ditengah malam yang sunyi ini, mereka diam lebih tepatnya saling memikirkan atas apa yang terjadi hari iniMobil melaju diatas kecepatan rata-rata Reno hafal rutenya karna rumah itu tak terlalu jauh, mereka saling diam tak ada niatan membuka percakapan hanya menatap jalanan yang kian sunyi karna beberapa saja yang melewati ditengah malam purnama ini sambil diriiringi lantunan musik suci keduanya terhanyut dalam pemikiran mendebatkan apa saja yang menjadi perdebatan diotaknya."Maya apa kau punya saudara kembar?"Maya melotot heran kenapa Reno tiba-tiba membicarakan hal ini, sungguh tak logis seseorang pasti telah membicarakan tentang dirinya Marisaa sedikit
Hari ini adalah pertuanngan Doni dan Lina tentu saja tanpa didampingi Jelin tercinta mereka sibuk mempersiapkan pestanya hanya via telfon yang jadi alat komunikasi, Barcelona–Indonesia bukanlah negara yang dekat kita berada digaris yang tepat namun Spanyol berada diatas yang dingin, sebenarnya Doni pun heran kenapa orangtuanya tak segera pulang setelah berkunjung ke makam Mey namun apapun itu yang penting mereka baik-baik saja meski tak nampak bersama"kuharap semua baik-baik saja saat aku tak ada disana, jaga adikmu dia suka lepas diri, jaga istrimu pula, kupastikan aku akan pulang sebelum pernikahanmu banyak hal yang harusku urus disini"Jelin diseberang sana bertelepon entah sedang melakukan apa yang paling menonjol ia sedang sendiri tahu dari nada bicaranya yang lemah"aku tak tau apa yang terjadi disana namun kuharap mama baik-baik saja, pulanglah jika itu butuh jangan memaksa untuk tinggal dinegri orang hanya karna Mey"Jelin menyadari sesuatu segera ia memut
Malam yang ditunggu-tunggu sesuai yang dibicarakan lelaki itu benar-benar mengirimi Jelin kotak make up lengkap beserta gaun berwarna hitam yang sangat pas dengan seleranya, tak terlalu kuno dan tak terlalu modis cocok untuknya yang telah tua namun berwajah muda, Jelin menyambut malam ini dengan senang hati sejenak melupakan masalahnya entah mengapa ia senang hari ini, lelaki itu entah mengapa selalu terbayang dibenak Jelin membuatnya tersenyum walau hanya mengingatnya sekilasJelin memandang tubuhnya dicermin tersenyum penuh pujian, ia benar-brnar secantik itu masih tak menyangka ia bisa make up serapi ini mungkin karna mood juga mempengaruhinya, jika kalian tanya dimana Jelin tinggal sekarang?, ada dibarcelona tepatnya rumah Mey dan Roy, Roy memang sengaja pura-pura baik didepan Jelin agar ia tak curiga toh hanya dua orang Roy tak mempermasalahkanya namun apapun itu ia berharap Jelin cepat pergi dari sini."kau secantik ini akan kemana?"Anton datang mengagetkan Jelin
Sarapan yang canggung dipagi hari, mereka makan tanpa nafsu beberapa kali saling adu pandang hingga akhirnya debat dengan pikiran, Doni telah lama berangkat kerja sepagi itu, alasanya hanya dua malas bertemu dengan Marissa dan ingin cepat-cepat menemui Lina kekasihnya, mereka masih merencanakan pernikahan dan dalam status pacaran namun mereka sepakat akan tunangan dua hari lagi, waktu yang sangat cepat untuk urusan pasangan baru.Marissa selepas kejadian itu rasanya canggung, terkadang senang dan takut menyelimuti ketika didekat Reno maka dari itu pagi ini Marissa ingin mengamati apakah Reno benar-benar sakit atau tidak ia takut Reno hanya berpura-pura melihat reaksinya pada Doni yang biasa seperti bukan orang sakit, membuatnya curiga, jangan-jangan Reno menjebaknya Marissa tau Reno sungguh membencinya."kenapa kau duduk terlalu jauh May, kesinilah kau bicara bahwa tak akan pergi dariku"Reno menepuk kursi disebelahnya sedari tadi ia heran mengapa Maya duduk terlalu jau
Serra terbangun menatap ruangan yang gelap yang remang, lampu sangat redup namum menyala ia menetralkan matanya yang buram, lalu memegang kepalanya yang ingin pecah itu masih lebih baik daripada sejam yang lalu saat ia gila minum, saat Serra berbalik ia terkejut menatap lelaki yang menemaninya minum tadi, Serra menjernikan pengelihatanya matanya tak salah itu lelaki cupu yang menemani ia minum, seketika itu Serra tersadar dan lekas duduk bangun dari tidurnya menatap dirinya yang hanya memakai selimut tanpa dalamanMembuatnya melotot lalu memeriksa tubuhnya, bejat lelaki ini makainya saat ia tak sadar, Serra menatap lelaki itu yang sangat pulas dalam tidurnya, nafasnya begitu hangat saat Serra mendekatkan wajahnya pada lelaki itu, sangat tampan ia adalah lelaki yang paling tampan yang pernah Serra temui, Serra bangun lalu duduk diatas perut lelaki itu, Serra begitu terksesima melihat abs yang menunjol bersama urat-urat ototnya yang jantan dan sexyEntah mengapa Se