Share

Pingsan

Author: Nannys0903
last update Last Updated: 2021-06-20 16:39:09

Malam Tanpa Noda

Bab 20

"Airi mengapa kamu pergi tinggalin saya!" teriak Putra di dalam mobil.

"Maaf Pak. Teman saya menarik untuk keluar ruangan."

"Seharusnya kamu bilang dulu sama saya. Jangan asal pergi ke luar. Saya pikir kamu diculik orang."

"Maaf, Pak. Saya mengaku salah."

"Ya, jelas kamu salah. Setengah jam saya mencari kamu. Mengelilingi hotel hingga ke lantai paling atas. Takut kamu bunuh diri."

"Maaf Pak. Saya gak mungkin bunuh diri untuk apa?" Airi melipat keningnya. Mengapa bosnya berkata seperti itu.

"Kamu itu cuma bisa minta maaf, maaf. Apa gak ada kata-kata lain selain itu," sungut Putra kesal. Rahangnya mengeras dan meremas setir mobil menahan emosinya.

Airi hanya menundukkan kepala. Ia tahu telah berbuat salah membuat bosnya khawatir.

Putra tak melanjutkan perkataannya. Ia menyalakan mesin mobil dan menjalankannya dengan perlahan. Airi masih terdiam dan me
Nannys0903

HAI reader, kalian suka cerita tentang Airi atau Faisal. Silahkan komentarnya. Jangan lupa nyalakan bintangnya. Bintang lima 😁 terima kasih sudah membaca karya saya. Nannys0903

| 5
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yulianti Rara
cerita bagus,,tapi sayang tiap hari satu kali bisa buka kunci nya
goodnovel comment avatar
Teddy Ardhian
2'2 nya.. ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Malam Tanpa Noda    Warisan

    Malam Tanpa NodaBab 21Airi dan Putra selalu tertawa dan berbagi cerita. Semakin hari hubungan mereka semakin dekat. Putra merasakan nyaman bila berada di samping wanita yang telah menjanda itu.Airi membantu bi Nina di dapur dengan menyusun cemilan ringan dan bolu di meja. Bi Nina tak mengizinkan Airi membersihkan rumah dan menyuruh Airi makan bersama di meja makan dengan Putra."Hari ini banyak tamu yang akan datang. Bolunya di bagi dua saja," ucap bi Nina. Airi menganggukkan kepala. Ia melangkah ke meja satunya lagi. Bolu pisang dan brownish tersusun rapi. Tidak lupa cemilan ringan di dalam toples. Bi Nina meletakkan piring yang berisi rissoles. Beberapa mobil terparkir di halaman rumah. Mereka datang atas perintah Putra. Mereka berkumpul di meja yang sudah terhidang makanan dan minuman. "Silahkan, dimakan sambil menunggu yang lain datang," ucap Airi sopan. "Terima kasih Bu Airi." Airi be

    Last Updated : 2021-06-20
  • Malam Tanpa Noda    Berdamai Dengan Hati

    Malam Tanpa NodaBab 22Airi menemui Putra di apartemen miliknya. Bi Nina yang memberi info tempat tersebut. Ia memberanikan diri menekan bel yang terletak di sebelah kanan.Putra keluar dengan wajah datar."Ada apa kamu kemari?" Ia mengetahui siapa yang menekan bel di layar kamera dalam rumah."Kakak, aku mau berbicara denganmu," ucapnya dengan lembut. Ia membawa bekal di tangannya. Airi tahu pasti Putra pasti belum makan. Wanita itu paham sifat mantan bosnya.Putra mendengar panggilan kakak merasa dirinya melayang ke udara. Selama ini ia ingin memiliki seorang adik, namun papa dan mamanya sudah bercerai. Lelaki itu membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan Airi masuk.Apartemen yang terlihat nyaman dan bersih, terdapat bar kecil di pojok ruang tamu. Putra mengambil minuman dingin untuk adik sepupunya di dalam lemari pendingin. Soft drinks berwarna merah di sodorkan ke Airi.Airi

    Last Updated : 2021-06-21
  • Malam Tanpa Noda    Ketika Karma Berbicara

    Malam Tanpa NodaBab 23 Kejadian tadi pagi. " Bella, kamu ngapain?" Ririn memergoki Bella membuka dompet Faisal. "Dompet Bang Faisal tertinggal." Bella menghitung uang suaminya. "Banyak sekali uang Faisal!" Mata Ririn melotot. Ia sudah lama tak melihat uang sebanyak itu. "Emang banyak. Ma, kita belanja, Yuk!" "Itu uang Faisal. Kamu bilang dulu." "Aku istrinya. Uang suami milik istri. Jadi bebas, dong." "Ririn memperhatikan tangan mantunya. Ia menarik ATM di dalam dompet." "Bella, kamu mau apa?" "Aku mau shooping sudah lama gak beli baju." "Tunggu!" Ririn menarik kartu di tangan Bella. "Mama, jangan!" "Biar Mama yang pegang. Kita shopping bareng-bareng. Kita ke mall yang dekat saja." "Tapi, Ma. Bella ada janji sama teman hari ini."

    Last Updated : 2021-06-23
  • Malam Tanpa Noda    Ginjal

    Malam Tanpa NodaBab 24Faisal tak menyerah begitu saja, lelaki itu terus berusaha untuk menawarkan rumahnya. Ia juga meminta tolong kepada teman-temannya untuk memposting di grup mereka.Diberbagai grup jual beli juga telah dilakukannya. Kini, ia tinggal menunggu keberuntungan berpihak kepadanya atau tidak.Tiga hari kemudian rumah tersebut sudah ada yang menawar. Setelah menyepakati perjanjian jual beli rumah. Sang pembeli mengirim uang DP melalui rekening milik Faisal dan segera melunasi utang mamanya."Alhamdulillah akhirnya terjual," ucapnya penuh syukur. Faisal menjual rumah itu karena utang Ririn, masalah perusahaan, dan ia sudah tak mampu memenuhi kebutuhan rumah tersebut."Abang, kita pindah ke mana?" tanya Bella. Wajahnya berubah cemberut."Untuk sementara kita ngontrak dulu." Faisal memasukkan barang-barang berharga ke dalam kardus."Apa ngontrak? Kena

    Last Updated : 2021-06-24
  • Malam Tanpa Noda    Bertemu Kembali

    Malam Tanpa NodaBab 25Tak Sengaja Bertemu AiriFaisal menuju ke apotek di luar rumah sakit. Ia menuju Apotek Kimia Farma yang berada di ruko perempatan jalan.Ia menyodorkan kertas resep dari dokter."Semuanya tiga ratus ribu, Pak," ucap kasir. Faisal menyerahkan uang tiga lembar berwarna merah.Faisal masuk ke dalam mobil dan meletakkan kantung plastik berwarna putih di tempat yang aman dan menyalakan mobilnya, berjalan dengan hati-hati.Seorang wanita berpakaian hijab menarik perhatiannya. Wanita itu sedang berdiri di pinggir jalan. Faisal segera memarkirkan mobilnya dengan rindu di dada.Keluar mobil dengan langkah yang lebar. Berharap wanita itu kembali kepadanya."Airi ...." Faisal memeluk tubuh Airi. Ia sudah tahu pemilik suara yang tak pernah dilupakan olehnya. Wanita itu mendorong tubuh Faisal dan melayangkan tangannya ke arah pipi dengan

    Last Updated : 2021-06-25
  • Malam Tanpa Noda    Kebersamaan

    Malam Tanpa Noda Bab 26"Kakak curang!" pekik Airi melempar bantal sofa ke arah Putra yang sedang tertawa. Mereka bermain ular tangga di ponsel Putra. Sejak kecil, Putra sangat hobi bermain game. Semua game yang viral telah ia mainkan. Menghadapi kejenuhan dan kegundahan selama ia menjomblo. Putra mengisi waktu kekosongannya dengan game online. Lelaki itu tak pernah berpacaran dengan wanita manapun. Berdekatan saja ia pasti akan berubah menjadi harimau. Entah mengapa berbeda dengan Airi. Lelaki itu terlalu nyaman hingga lupa siapa dirinya. "Kalau kalah jangan nangis," ledek Putra dan tertawa melihat wajah Airi yang mengemaskan.Wanita dengan hijab kuning polos dengan baju gamis sederhana. Wajahnya memerah. "Ih ... gemes aku tuh."Putra ingin mencubit kedua pipi Airi, namun tangannya berhenti ketika adiknya berteriak."Jangan sentuh aku!" teriaknya lantang m

    Last Updated : 2021-06-25
  • Malam Tanpa Noda    Dilecehkan

    Malam Tanpa Noda Bab 27"Lancang kamu mengancam saya! Kamu tak tahu dan tidak tahu apa-apa. Silahkan Anda keluar!" usir Airi dengan lantang. Ia tak suka dengan lelaki tipe Bayu. Air mata Airi tertahan, ia tak mau terlihat lemah. Wanita harus kuat. Lelaki macam Bayu harus di lawan hingga jera. "Sombong sekali!" sindirnya. Merapikan berkas yang berserakan di meja. Menghampiri Airi yang berdiri tak mau mengalah. Lelaki itu mencolek dagu Airi dengan jari telunjuk."Kurang ajar tangan kamu!" teriak Airi. Geram dengan perbuatan lelaki itu.Bayu melangkahkan kaki mendekati pintu ruangan, menoleh ke arah Airi dan tersenyum licik. Mengunci pintu dengan kunci yang menempel di besi.Ceklek!Airi terkejut dengan apa yang dilakukan laki-laki itu. Ia terlihat santai, netranya masih menatap Airi. Berjalan kembali ke arahnya. Jantung Airi memacu dengan cepat.

    Last Updated : 2021-06-26
  • Malam Tanpa Noda    Sandiwara Bella

    Malam Tanpa Noda Bab 28 Faisal telah memindahkan barang-barangnya ke kontrakan baru. Ia sudah menyewa selama satu tahun seharga sepuluh juta. Bella menemani Ririn di rumah sakit. Faisal bernapas lega. Ia sudah membayar sisa gaji karyawannya yang berjumlah enam puluh orang. "Alhamdulillah, masalah kantor sudah selesai." Faisal akan menutup perusahaannya sampai pademi berakhir. Barang-barang yang tak perlu dibawa ia jual ke toko. Semua barang Faisal memiliki kualitas yang bagus.Satu truk besar sudah terisi oleh semua barangnya. Faisal mengikuti mereka dari arah belakang. Kontrakan Faisal tak terlalu jauh dari rumahnya. Ia memberikan upah satu juta tujuh ratus lima puluh ribu kepada pemilik truk. "Lemari ini letakkan di sini," tunjuk Faisal. Barang yang ia bawa tak terlalu banyak. Sisanya ia serahkan ke temannya yang memiliki usaha perabot.

    Last Updated : 2021-06-26

Latest chapter

  • Malam Tanpa Noda    End

    Malam Tanpa Noda Perut Lily semakin membesar. Mereka sudah melakukan syukuran tujuh bulan dan kini menunggu kehadiran sang buah hati. Fian selalu Siaga. Begitu juga Airi dan Putra. Tak ingin cucu pertamanya mengalami hal buruk. Lily dan Fian kembali ke rumah Mahendra. "Aduh!" teriak Lily melepaskan ponsel hingga membentur lantai keramik putih. Fian menghampiri istrinya dan menutup panggilan begitu saja. "Drian, kita harus pulang!" pinta Prily. "Tidak bisa. Kita baru sehari di sini?" "Kamu tak dengar kalau Lily teriak kesakitan." "Belum waktunya ia lahiran masih satu bulan lagi." "Tapi, aku khawatir sekali!" "Kita hubungi adik kembar. Mereka pasti tahu." Jemari kekar Drian menekan kontak Afisah dan menunggu panggilan terangkat. Dua kali berdering baru diangkat oleh gadis manis yang beranjak dewasa.

  • Malam Tanpa Noda    Dua Sejoli

    Malam Tanpa NodaDua orang sejoli berada di sebuah hotel bintang lima. Sang lelaki berada di atas tubuh wanita. Meliuk-liuk bagaikan ular.Suara mereka bagaikan nyanyian kerinduan. Rindu setelah semua terjadi. Rindu setelah kehampaan menyelimuti. Pikiran negatif selalu menghantui. Kecemburuan membuat Drian tak berpikir jernih.Drian melepaskan diri dan terbaring di samping wanita tanpa sehelai kain. Wanita berwajah boneka bibir manis istri Drian.Prily selamat dari aksi penembakan itu. Walaupun, dirinya koma untuk beberapa hari.Seluruh keluarga Mahendra berdoa kepada sang pencipta agar Prily diselamatkan dari maut.Airi melakukan amal secara besar-besaran meminta doa kepada anak-anak yatim piatu.Prily meletakkan kepala di dada bidang Drian. Memainkan jemari lentik memutar-mutar. Membentuk nama dirinya dan juga lelaki yang dicintainya.“Aku lapar,” rengek Prily.&n

  • Malam Tanpa Noda    Dewi Penolong

    Malam Tanpa NodaTubuh Prily dibawa dengan mobil ambulance. Selama perjalanan tangan Drian tak lepas dari wanita berwajah boneka.Pengorbanan untuk orang tuanya sangat besar. Rela mengorbankan nyawa demi belahan jiwanya."Prily, bertahanlah!"Air mata menetes di pipi lelaki itu. Para medis menawarkan diri untuk mengobati luka Drian."Tidak usah! Selamatkan saja istri saya."Tubuh Prily terkujur kaku bagian perut mengalir noda merah. Tangan petugas menekan bagian itu agar tak kehilangan banyak darah.Semua setok darah sudah dipersiapkan untuk Prily sesuai golongan darahnya. Golongan darah Prily mudah dicari, memudahkan para medis melakukan operasi.--Drian menunggu Prily di ruang tunggu operasi. Gelisah dan takut kehilangan wanita itu. Tak peduli Prily telah mengkhiantinya. Bermain api dengan Johan dan berakhir di tempat tidur.Melihat tubuh

  • Malam Tanpa Noda    Penghianatan Terbongkar

    Malam Tanpa NodaSemua serangan Drian tak dapat menyentuh kulit Johan sedikitpun. "Kamu tak akan bisa melawanku." Johan menyeringai. Setiap serangan selalu ditangkis.Kaki kekar Drian menendang ke arah perut Johan hingga lelaki perusak itu terjerembab di lantai, tawa terdengar di bibir Johan.Johan segera bangkit dan memiringkan kepala, Drian hendak menghampiri Johan namun, lawannya mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya.Senyum menyeringai menghampiri Airi. Wajah tampan milik Johan menatap ibu dari anak-anak Mahendra. Menarik wanita itu kasar, Prily hendak menghalanginya namun kalah cepat."Drian!" panggil Airi.Johan menodongkan senjata dengan pelatuk menempel di jarinya. Tersenyum menyeringai, sekali tekan sejata api itu akan meledak dan masuk ke dalam kepala Airi dan napas akan terhenti dalam hitungan detik."Kamu mendekat aku pecahkan kepalanya. Mundur!" Membulatkan

  • Malam Tanpa Noda    Gedung Tua

    "Kalau begitu. Jauhkan dia dan jangan ganggu wanita itu. Kamu tak ingat berapa umurnya?""Tentu Sayang. Sekarang kita selesaikan semua dan setelah itu kita bersenang-senang."Johan kembali menatap penerus Mahendra."Bawa semuanya ke mari dan habiskan mereka sekarang juga!"Teriakkan Johan menyadarkan Airi. Wanita itu membuka mata perlahan. Makian Drian membuat dirinya sadar sesuatu telah terjadi."Prily ...."Johan menoleh ke arah Airi. "Selamat datang Bunda. Bagaimana tidurmu?"Airi ingin bergerak namun, tubuhnya terikat."Lepaskan aku.""Lepas? Tidak!" Johan menyeringai."Prily, tolong ...."Wajah Prily berubah pucat. Ia tak tega melihat wanita yang telah mencurahkan kasih sayang untuknya.Johan melirik Drian sinis. "Lepaskan wanita ini!"Tali yang mengikat Airi terlepas satu persatu. Airi menyent

  • Malam Tanpa Noda    Tersekap

    Malam Tanpa NodaJohan sangat bergairah melihat hal ini. "Sangat cantik dan memesona," puji Johan. Drian berteriak memaki Lelaki itu dengan segala macam nama binatang. "Jangan sentuh dia!" teriak Drian. Rahangnya mengeras dan wajah memerah. Johan tak peduli tetap berjalan menuju wanita itu. Wanita cantik bagaikan bidadari. "Hentikan Johan! Kamu menyentuhnya akan aku bunuh!" ancam Drian. Wajahnya memerah urat leher terlihat membesar. Napasnya terputus-putus. Satu pukulan menimpa punggung Drian. Lelaki itu tetap bertahan. Johan menghentikan langkahnya, berbalik arah dan menghampiri Drian. Tersenyum menyeringai. Tubuhnya menjongkong menarik rambut belakang hingga rontok."Kamu ancam aku. Padahal, umurmu tak lama lagi. Ha ... ha ...." Menjambak rambut Drian lebih keras."Cuih!"Johan mengusap wajahnya dengan tangan kiri.Anak buah Johan menendang tubuh Drian berkali-k

  • Malam Tanpa Noda    Terjebak

    Malam Tanpa NodaKedua tangan Fian terikat ke belakang, Fian tak sadarkan diri sejak beberapa jam lalu. Johan menatap lelaki gagah dan tampan dihadapannya."Bang ... bangun ...." Drian menatap kakak kandungnya yang belum sadarkan diri sejak beberapa jam. Memastikan keadaan lelaki itu baik-baik saja.Putra juga berada bersama mereka. Tiga lelaki terikat dengan lutut bertekuk di hadapan Johan.Putra juga diculik ketika mengantar kedua anak kembarnya ke sekolah. Fian tak menyadari kalau sang ayah telah diculik oleh mereka."Jangan sakiti anakku, Johan!" ancam Putra menatap tajam lelaki yang telah dianggap keponakan olehnya."Tenang saja Om. Rasa sakitnya hanya sekilas." Tawa mengema di pabrik tua itu."Mengapa kamu lakukan ini, Johan?""Om tak ingat?" Menaikkan satu alis ke atas. "Papaku meninggal karena Om." Kebencian terlihat jelas di mata Johan."Itu buk

  • Malam Tanpa Noda    Membebaskan

    Malam Tanpa NodaHari penembusan Lily telah tiba, Fian di temani Faisal menuju pabrik kosong pada malam hari."Om, yakin ini tempatnya?""Tentu saja.""Sepi sekali!""Pabrik ini sudah tak digunakan bertahun-tahun tentu saja tak berpenghuni."Fian mendesah panjang. Kedua tangannya membawa dua tas besar hitam kaluar dari mobil."Om, tunggu di sini," ucap Faisal."Baik, aku akan mencari mereka." Fian berjalan ke arah pintu masuk pabrik.Bulu leher Fian bergidik ngeri. Pasalnya, tempat yang sudah lama tak berpenghuni banyak sekali makhluk halus. Fian membuang pikiran negatif. Tujuannya saat ini adalah menjemput Lily."Tega sekali mereka kalau Lily berada di tempat ini."Fian berjalan hingga berada di pintu masuk pabrik. Pintu itu telah rusak dan tak terbentuk lagi.Suara dering telepon Fian memecahkan pikirannya saat ini. Fia

  • Malam Tanpa Noda    Tertangkap

    Malam Tanpa Noda"Sakit!" rintih Lily menyentuh perutnya."Kita ke bidan kemarin. Kamu tahan dulu." Prily menyalakan mesin mobil dan meninggalkan kediaman Johan."Aku gak mau, Prily. Aku ingin Fian." Lily meringis berkali-kali. Mengapa nasibnya seperti ini.Kehamilan pertama adalah hal yang ditunggu-tunggu. Seharusnya, Lily dimanja dan disayang Fian. Namun, ia jadi tahanan."Please! Kamu bersabar dulu. Kita gak mungkin melawan Johan. Keselamatan bayi dan dirimu bisa bahaya.""Aku ingin Fian. Aku ingin pulang," rengeknya bagaikan anak kecil."Sudah, jangan pikirkan hal itu. Lebih baik kita periksa kandunganmu. Bersabarlah!""Aku kangen suamiku. Apa aku salah jika merindukannya. Prily, tolong bebaskan aku!""Tidak bisa. Ini bisa berbahaya. Johan itu nekad."Prily membawa Lily ke bidan. Wajah istri mantan kekasihnya itu pucat dan merintih berkali-kal

DMCA.com Protection Status