Share

Bab 45

last update Last Updated: 2022-07-14 22:53:50

"A-apa maksudmu?"

"Aku sudah tahu, Mas. Kenapa kamu menyembunyikan hal semacam ini dariku?"

"Maaf, Ning."

"Jadi?"

"Aku harus bagaimana?"

"Terserah Mas saja. Tapi untuk melepaskan, Nining nggak akan mau," jawabku tegas.

Tanpa diduga, Mas Andra memelukku. Ia mengusap pelan rambutku, membuat hatiku seketika menghangat, pun dengan kedua mataku.

"Loh, kok nangis?"

"Aku pikir, Mas akan meninggalkanku. Apalagi tadi, Mas garang banget," ucapku.

"Maaf ya, Ning. Mas hanya panik saja tadi."

"Andra, gimana Keysha?" Suara Ibu tiba-tiba mengagetkanku.

"Tadi Andra ketemu Rosa, Bu. Tapi nggak bawa Keysha."

"Sebaiknya kita laporkan polisi aja, Ndra."

"Tapi kan belum 24 jam, Bu. Apalagi, bagaimana respon polisi nanti saat tahu bahwa yang menculik Keysha adalah ibunya sendiri?"

"Ya, kita bisa bawa dokumen-"

Seketika Ibu melirik ke arahku, lalu melirik lagi ke arah Mas Andra.

"Nining sudah tahu, Bu," ucap Mas Andra.

"Oh. Tinggal bawa dokumen adopsi aja. Polisi pasti akan gerak cepat."

"T
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 46

    Dengan cepat, Mas Andra mengemudi mobil hingga akhirnya sampai di rumah sakit. Tubuhku bergetar seiring dengan langkah kaki yang terasa amat berat. Allah, selamatkan Keysha. Mas Andra memelukku ketika Keysha diperiksa. Sungguh, andai bisa ditukar, lebih baik aku yang merasakannya daripada anak sekecil itu yang merasakan. "Wali anak Keysha?" "Saya, Dok." Mas Andra berdiri, buru-buru aku pun ikut berdiri. Namun sayang, cekalan di tangan Ibu langsung membuatku duduk kembali. Aku menunduk, perih menjalar. "Nak, apakah nanti Oma akan menyayangimu seperti beliau menyayangi Kak Keysha?" tanyaku bermonolog. Aku menggeleng. Tak seharusnya aku cemburu begini nantinya. Kasih sayang orang tua itu sama porsinya, hanya saja bukankah selalu ada yang lebih menonjol. Ah, pikiran macam apa ini? Waktu seakan lambat berputar. Mas Andra dan Ibu belum juga kembali. Aku melirik ke arah ranjang Keysha. Anak kecil itu terbaring lemah tak berdaya. Jarum infus sudah menancap di tangannya. "Ning." Suara

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 47

    Lima belas menit kemudian, terlihat jari-jari tangan Keysha bergerak. Mataku membeliak, gegas kupanggil dokter. "Jadi bagaimana, Dok?" tanyaku. "Pasien Keysha sudah cukup pulih, Bu. Setelahh dia sadar nanti, tolong beri ia minum karena cairan di tubuhnya berkurang banyak." Aku mengangguk, sudah pasti banyak, karena sedari kemarin sore Mbak Rosa pasti tak memberi minum pada anakku. Benar-benar tak punya hati. "Ma?" Suara Keysha membuyarkan lamunanku. Kuhampiri ia dan kupeluk juga ia. "Sayang, maafkan Mama ya, Nak? Maaf karena sudah meninggalkan Keysha sendirian sehingga harus dibawa oleh Mama Rosa."Keysha sesenggukan. Aku takut, mentalnya terkena karena kejadian kemarin. "Ma, Papa mana?" tanyanya. "Ada, Nak. Papa sebentar lagi datang." "Assalamu'alaikum," tepat aku selesai berbicara, Mas Andra datang dan langsung menghampiri. Adegan haru biru itu membuatku menitikkan air mata. Ya Allah, jangan lagi beri ujian kami lewat anak, karena rasanga sungguh sedih. --Setelah menginap

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 48

    "Loh, kenapa Keysha ngomong kaya gitu? Siapa yang ajarin?" tanya Bapak. "Mama Rosa yang ngomong, Kek. Key takut. Kalau nanti Papa dan Mama beneran lebih sayang ke adek, gimana? Nanti Key nggak punya temen." "Astaghfirullah. Tak mungkin itu, Nak. Mama akan selalu sayang Kakak Keysha. Jangan dengerin omongan Mama Rosa karena itu tak benar," ucapku sambil duduk di sampingnya. "Beneran, Ma?" "Tentu. Mama sedih sekali karena Key ngomong kaya gitu. Bagi Mama dan Papa, Kakak Keysha tetap anak menggemaskan dan kesayangan. Begitu pun dengan calon adek nantinya. Dia juga akan jadi kesayangan. Karena Kakak dan Adek adalah sama. Sama-sama kesayangan Mama." Keysha mengangguk, lalu memelukku. Kuraba keningnya, suhu badan dia sepertinya sudah normal kembali. "Sayang, kita jalan-jalan, mau?" "Ke mana, Ma?" "Bagaimana kalau ke ancol?" Keysha terlonjak langsung, ia mengangguk, wajah cerianya sungguh membuat hatiku menghangat. Setelah memastikan Keysha mau, aku segera menghubungi Mas Andra, na

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 49

    "Nining harus kasih pelajaran buat Mbak Rosa, Pak. Nggak rela rasanya dia sudah mengotori pikiran polos Keysha," ucapku. "Bapak antarkan, ya?" Aku melirik ke arah Keysha yang sudah tertidur di belakang, lalu mengangguk. Sepertinya menerima tawaran Bapak tidak lah buruk. Berulang kali aku mengecek ponsel, namun nyatanya belum ada pesan ataupun panggilan dari Mas Andra. Apakah meetingnya belum selesai? Ini sudah lebih dari satu jam. "Hati-hati ya, Pak." "Iya, kamu juga hati-hati, Nduk."Mobil yang dikendarai Bapak melaju meninggalkan aku yang sudah berdiri di depan kantor polisi. Membayangkan bagaimana wajah Mbak Rosa, membuat aku ingin sekali mencakarnya. "Aw!" Perutku mengencang. Astaghfirullah, sabar, Ning. Kontrol emosimu, jangan sampai kejadian yang lalu terulang kembali. Aku masuk dengan hati berdebar, karena baru kali ini aku masuk ke kantor polisi. Seorang polisi menghampiriku, mungkin karena melihatku yang tengah kebingungan. "Ada yang bisa saya bantu, Bu?" tanyanya. "

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 50

    "Jangan bercanda, Mbak!""Untuk apa aku bercanda, Ning? Memang kenyataannya gitu. Kamu nggak bisa melihat, kalau Keysha begitu mirip Mas Andra?" Aku terdiam. Keysha memang mirip dengannya, oleh sebab itu aku tak meragukan bahwa dia bukan anak kandungnya. Tapi, bagaimana mungkin? "Mbak kira, aku akan percaya begitu saja? Tidak. Aku sudah paham bagaimana sifat asli Mbak Rosa, pun dengan lidah Mbak yang super tajam. Mbak pikir, aku akan termakan begitu saja? Maaf, aku sedang hamil. Jadi aku takkan melepaskan Mas Andra begitu saja. ""Cih, bucin sekali kamu, Ning. Apakah Mas Andra juga sebucin ini sama kamu?" "Te-tentu." "Bohong. Hahaha. Kamu tak seberuntung aku, Ning. Dulu, mau ke mana pun, aku pasti akan diantar oleh Mas Andra. Tidak seperti kamu gini, yang ke mana-mana sendirian. Bahkan aku nggak pernah disuruh masak." Aku tersenyum. "Itulah bedanya aku dengan Mbak Rosa. Aku memperlakukan Mas Andra sebagai suami, sementara Mbak Rosa memperlakukannya layaknya ajudan pribadi. Ya su

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 51

    "Ibu nggak mau kamu terlalu capek, tak mengurusi anakmu. Kaya di sinetron itu, anakmu nanti malah lebih dekat dengan baby sitternya." Aku terkekeh, pikiran Ibu terlalu negative menanggapi wanita zaman sekarang yang lebih memilih menjadi wanita karir. "Bu, tidak semua orang seperti yang di sinetron. Do'akan saja Nining bisa mengurus Ibu, Bapak, Bu Mega, dan juga Mas Andra." "Aamiin, pasti itu.""Nining mana, Bu?" "Ada di kamarnya, sama Murni." Aku mengangguk, lalu pamit menuju kamar Keysha. Saat kubuka pintu, ternyata Murni dan Keysha tertidur dengan posisi buku di atas perut Murni. Pasti ia habis diminta membacakan dongeng untuk gadis kecil ini. Aku memperhatikan sekeliling, lalu mulai menurunkan koper. Sebaiknya aku mulai menata baju-baju Keysha dari sekarang agar besok langsung tancap gas saja. "Loh, Mbak?" "Eh? Mbak ganggu ya, Mur?" "Nggak, kok, Mbak. Aku cuma kaget aja. Kirain apa," ucapnya. Aku terkekeg, lalu mulai mengeluarkan baju milik Keysha, berikut dengan pakaian

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 52

    "Ehem, maaf. Apa yang anda lakukan pada istri saya?" "Istri?" "Ya, dia adalah istri saya. Jelaskan, kenapa anda bisa begitu entengnya memeluk istri orang lain?""Saya-""Ndra, kamu ngapain di sini?" tanyaku. Seketika rasa nyeri akibat ucapan Mbak Rosa kemarin datang lagi. Membuatku ingin memberi sedikit pelajaran untuk Mas Andra."Lagi check-in aja, ngomong-ngomong orang tuamu mana?" tanyaku. Sepertinya Indra tahu kode yang kukirimkan lewat tatapan mata. "Ada, lagi di toilet," jawabku. "Ning, kamu belum menjawab pertanyaanku. Siapa dia?" "Jangan kepo, Mas." "Ning!" Sungguh aku terkejut mendengar bentakannya. Apakah aku salah? Aku hanya ingin mempunyai satu rahasia saja, dibandingkan dengan dia yang justru ternyata memiliki banyak rahasia di belakangku. "Apa, Mas?' "Mas nanya baik-baik loh," ketusnya. "Kenalin, ini Indra." "Mas tanya, siapa dia?" "Ning!" ucapnya, tatapan tajamnya membuatku sedikit takut. "Kenalin, dia Indra, anaknya Paman Saleh," ucapku mengenalkan. "Pama

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 53

    "I-iya, Mas. Nining cuma minta penjelasan, bukan sedang menuduh Mas masih memendam perasaan sama almarhumah ibunta Keysha." Mas Andra mencium keningku. "I love you, Ning." Ya Allah, Maaak, jantungku rasanya mau melompat saat mendengar ungkapan cinta Mas Andra barusan. "Iya, Mas." "Iya apa?" "Ya, I love you too." Lalu malam itu, ditutup dengan ibadah tersyahdu. Jomblo harap bersabar. --Enam bulan kemudian. "Aw, Mas!" Mas Andra yang sedang memakai kemeja segera menghampiriku, raut wajahnya terlihat sangat panik. "Kenapa, Ning?" "Mas, sepertinya aku mau melahirkan!" "Apa?" Mas Andra langsung menggendong tubuhku dan mengangkatnya menuju mobil. Sementara Ibu dan Bapak menyusul mengunakan mobil lain karena hendak bersiap dulu. "Mas, cepat!" "Iya, Ning, sebentar."Biasanya aku akan memukul Mas Andra jika ngebut, tapi untuk kali ini, aku akan biarkan karena rasa nyeri di perut semakin terasa. "Sus, tolong!" Suster datang membawa kursi roda, setelah di dudukkan di sana, aku

    Last Updated : 2022-07-16

Latest chapter

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 91-TAMAT

    "Des?" panggilku. "Ah, iya, Bu." Lalu muncul Ibu dengan tergesa-gesa. Beliau langsung berlari ke tempat anak bungsunya itu. Bukannya memeluk, beliau malah memukulnya. "Bagus, ya! Kerjaanmu itu gak jelas! Pergi-pergi terus gak pulang-pulang! Sekalian aja lupain kalau Ibu sudah meninggal!" "Ibu! Kok gitu? Ibu gak boleh meninggal sebelum Kino menikah." "Menikah? Alhamdulillah, Ya Allah! Kamu sudah punya pacar, Kin? Siapa itu?" "Ada, Bu. Nanti Kino kenalkan. Sekarang dia lagi jauh." Jauh? Ah, tentu saja. Kenapa aku berpikir kalau Kino ada hubungan dengan Desi? Ibu pun mengajak Mas Kino ke meja makan dan mengambilkan jus jambu kesukaannya. "Kok pulang nggak ngasih kabar?" "Kan surprise, Bu." "Ya sudah, Ibu tinggal dulu ke kamar. Kamu habis ini istirahat." Ibu menarik tanganku ke kamar, lalu menutup pintu meski tak rapat. "Bu, ngapain?" "Sssst! Diem dulu." Tak lama kemudian, Kino ke depan, menghampiri Desi yang tengah duduk di tangga. Mataku membulat, saat melihat Kino memeluk

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 90

    Aku tersenyum, dasar mirip bocah! Selesai menyuapi Ghani dan Shani, aku pun mengajak mereka ke kamar Keysha untuk kususui sambil menunggu Keysha pulang sekolah. Kuminta Desi untuk ikut, sambil menjaga Shani yang nanti menunggu giliran kususui. "Pacarmu orang mana, Des?" tanyaku. "Eh? Emmm, gak jauh dari sini kok, Ning.""Aku kenal?" Pelan, Desi mengangguk. Hal itu membuatku makin bingung dengan teka-teki pacarnya Desi ini. Jika aku mengenalnya, lantas ia siapa? "Siapa?" "Ada deh, nanti juga dia datang ke sini." Aku mengangguk saja, tak ingin mengorek lebih dalam lagi. Aku sadar akan privasinya. Jika ia mengatakan akan mengenalkannya padaku suatu hari nanti, maka aku tinggal menunggu saja. Lalu kami bercerita lagi, tentang apapun. Sampai aku tak sadar jika Ghani sudah terlelap. Kupindahkan Ghani ke tempat Shani, lalu Shani pindah ke tempat Ghani untuk kuberi asi. "Nikah itu, enak gak sih, Ning?" tanya Desi tiba-tiba. "Ya ada enaknya, ada gak enaknya. Tinggal gimana kita dan

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 89

    "Bu Nining tenang saja, Pak Andra ga mungkin nikah lagi. Orang kaya kulkas gitu, siapa yang mau?" "Buktinya, Mbak Nesha mau tuh. Andai Mas Andra ngeladenin, pasti mangsanya itu Mas Andra.""Untungnya Pak Andra gak nanggepin, ya?" Aku mengangguk. Lalu fokus mengambil bayam yang sangat menggoda mataku itu. "Bu Wina juga katanya nemuin duit di tumpukan selimut yang nggak pernah dipake. Pas ditanya, katanya mau buat gugurin kandungannya Bu Nesha." "Apa?" Kami semua terkejut mendengar penuturan Bu Dian. Selama ini, Bu Wina memang lebih dekat dengan Bu Dian, sehingga beliau selalu up to date tentang temannya itu. "G*la, ya? Jadi perempuan itu sudah hamil?" Aku benar-benar tak menyangka dengan berita pagi ini. Mbak Nesha, pantas saja akhir-akhir ini sering pakai baju kegedean, nyatanya ada yang tengah coba ia sembunyikan?Setelah membayar belanjaan, aku pun pamit pulang pada ibu-ibu yang lain. Kasihan Shani dan Ghani yang belum sarapan. "Des, sudah siap sarapan si kembar?" "Sudah, Bu

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 87

    "Hampir, andai Winto tak melihatmu, mungkin orang itu sudah membawamu pergi.""Ah, nggak sampai hutang budi kok, Mbak. Biasa aja." "Jadi, Nesha yang centil itu, istrimu?" "Mantan istri, Mbak." "Kok, semalem aku nggak lihat kamu? Kapan datangnya?" "Pak Winto datang setelah Ibu pulang. Paling selisih tiga menit Ibu masuk, mobil Pak Winto datang." "Oh, iya. Bagus lah kalau kamu ceraikan dia. Bukan bermaksud mengompori, tapi istrimu itu emang benar-benar, kok! Masa rumah tangga anakku mau dirusakin?" "Ah, masa, Mbak? Benar begitu, Bu Nining?" "Panggil Nining saja, Pak. Iya, begitu lah, Pak." "Ah, kan Bu Nining istrinya Pak Andra, jadi saya harus menghormati. Sebelumnya, saya mau minta maaf kalau kelakuan mantan istri saya keterlaluan ya, Pak, Bu, Mbak." "Nggak papa, Win. Namanya manusia. Tapi untungnya anakku nggak goyah. Mantan istrimu itu pakaiannya sexy banget. Sampe mau muntah aku lihatnya." "Bu...." Mas Andra mengingatkan Ibu, supaya jangan terlalu jauh menceritakan tentang

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 86

    "Betul." "Ingat, ya. Kalau aku jadi Bu Wina, bukan hanya kupukul kalian, tapi kumusnahkan senj*t*mu dan kucabein punya si perempuan. Jangan main-main sama aku, Mas." "Ish! Ngeri amat, sih?" protes Mas Andra dengan wajah meringis, aku malah jadi ingin tertawa melihatnya. "Makanya, mau gitu, nggak?" "Ya nggak, lah." "Bagus!" "Punya satu aja pusing, apa lagi dua." "Apaaaa?" --Pagi hari. Biasanya aku hanya mengurus Keysha, namun kali ini juga ada Aura. Meski mempunyai Sinta dan Desi, tapi aku tetap akan turun tangan jika itu urusan anak-anak. "Aura, nanti setelah mandi, ambil seragam sekolah di rumah, ya? Biar diantar sama Mbak Desi. Soalnya Kalau bareng sama Keysha, beda arah," ucapku sambil mengolesi salep di bekas lukanya. Memar yang terlihat seperti baru, kupikir hanya bagian lengan saja, tapi ternyata saat Desi membuka bajunya, makin banyak terlihat. Aku sampai bergidik ngeri, kok ada ibu sejahat ini pada anaknya? "Aura, kenapa banyak luka begini?" "Karena Aura nakal, T

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 85

    Aku membeliakkan mata saat melihat Mbak Nesha terkena tinjuan Pak Winto. Lelaki itu bukannya merasa bersalah telah meninju istrinya malah makin menjadi. Beruntung, semua itu bisa dipisahkan dan akhirnya Pak RT duduk di antara mereka. "Jadi bagaimana ini, Pak Winto? Bu Wina?" "Saya sih sudah nggak mau tahu, Pak RW. Pokoknya saya mau mereka diusir dari sini." "Ma, kan tadi Papa sudah bilang..." "Maaf, Pa, tapi kami menolak kehadiran Papa di tengah-tengah kami lagi," ucap Wandi sambil berdiri di samping Bu Wina, begitupun Meriska. "Begini saja, silakan selesaikan urusannya secara pribadi. Tapi, kami mengharapkan hal seperti ini tak akan terulang kembali, alis Pak Adi dan Bu Nesha pergi dari komplek ini," ucap Bu Dian. "Saya setuju." "Saya juga." Terdengar sahutan dari yang lain. Begitu pula aku dan Mas Andra. Lelaki itu sibuk menggenggam jemariku. "Tapi, Papa mau ke mana kalau nggak di rumah kita, Ma?" "Ya terserah. Pergi saja sama wanita selingkuhanmu itu. Lagi pula, itu rumah

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 84

    "Mas!" teriak Bu Wina. Namanya wanita, maka akan tetap berperilaku seperti wanita. Di luar tadi, Bu Wina mengatakan takkan mengeluarkan satu tetes pun air mata untuk kedua pasangan zina itu. Nyatanya, kini wajahnya sudah bersimbah air mata. "Mama." Bu Wina merangsek maju, menarik selimut yang digunakan oleh Mbak Nesha untuk menutupi badannya. Saat semuanya tersingkap, aku langsung menyuruh Mas Andra untuk keluar. "Iya, Ning, aku juga takkan melihat." Ibu-ibu lain sudah menjambaki Mbak Nesha, sementara aku masih bingung harus berbuat apa?"Ibu-ibu, jangan main hakim!" teriak Pak RW, sementara Pak RT sudah dalam cengkeraman Pak Satpam. Teriakan Pak RW nampaknya tak dihiraukan oleh ibu-ibu itu, sementara warga lain yang mungkin mendengar suara bising dari rumah ini pun keluar. "Sudah, Bu Wina. Jangan disiksa, nanti kalau dia mengadu pada polisi bagaimana?" "Biarkan saja, Ning! Dasar lakor murahan kamu, ya! Sudah jadi bini kedua, masih aja nggaet suami orang. Sadar woy! Busuk m***

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 83

    "Sudah kamu hubungi, Mas?" Mas Andra mengangguk. Aku melihat jam di dinding, sudah pukul sebelas malam. Apakah tindakanku ini tak sembrono? Ah, semoga saja tidak. Bismillah, semoga ini adalah titik terang di balik siapa sebenarnya suami Mbak Nesha itu. "Kamu benar melihat Pak RT di sana, Ning?" tanya Bu Mega. Beliau kuberi tahu karena melihatku dan Mas Andra turun dengan tergesa."Iya, Bu. Masa Nining bohong?" Ibu hanya nyengir saja, kemudian ikut kami keluar. Bu Aisyah dan suaminya sudah keluar, Bu Isah, Bu Dian, pun begitu. Kami semua berkumpul di depan rumah Bu Dian. "Memang siapa yang di rumah itu, Bu Nining?" "Suaminya Bu Wina," jawabku sambil berbisik. "Hah? Pak RT?" Aku mengangguk, kemudian kami menoleh saat ada yang baru bergabung. Dia Bu Wina. Aku terkesiap saat melihat di tangannya banyak perkakas. "Sebenarnya aku sudah curiga kalau suamiku ada main sama perempuan tak jelas asal-usulnya itu." Kami semua terperanjat. Niat hati ingin menenangkan dan memberi kesabaran,

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 82

    "Ma?" "Eh, iya, Sayang?" Aku tersentak saat Keysha memanggilku. "Ayo masuk. Adek Shani bangun." Aku mengangguk, kemudian menuju kamar dan menggendong Shani yang tengah digendong oleh Mas Andra. "Papa, minggu depan ada acara rekreasi sama teman teman sekolah," ucap Keysha seraya mengulurkan selembar kertas yang memiliki cap sekolahan TK. Darul Iman itu. "Tanya Mama dulu, Key, mau nggak?" "Gimana, Ma?" "Harus sama wali murid?" Keysha mengangguk. Aku bimbang. Jika aku ikut, maka kasihan Shani dan Ghani karena kuajak pergi terus. Tapi, tak apa kan? Bukannya itu bagus? "Ke mana rekreasinya?" "Ke taman mini, Ma." Aku mengangguk, lalu terkekeh saat melihat anak kecil itu melompat riang.--"Kamu yakin mau ikut rekreasi?" tanya Mas Andra saat kami hendak bersiap untuk tidur. "Iya, Mas. Sekalian kita jalan-jalan. Nanti ajak juga Desi. Kebetulan, besok pagi Bik Minah datang, kan?" "Iya, sih. Emang hari apa perginya?" "Tuh, kan? Makanya kalau ada surat dari sekolahan begitu, usahak

DMCA.com Protection Status