Share

Bab 176

Author: Dania Zahra
Livy tidak pernah membayangkan dirinya akan mengenakan gaun seperti ini karena terlalu terbuka. Bukan hanya bagian belakang yang terbuka, tetapi seluruh gaunnya juga bisa dirobek. Jelas sekali, gaun ini lebih cocok untuk urusan di kamar tidur ....

Gaun itu disembunyikan di bagian bawah lemari dan ternyata Tina yang menemukannya saat sedang membereskan pakaian.

"Bi Tina, aku sudah selesai makan. Aku mau naik dulu." Dengan perasaan gelisah, Livy berbalik. Saat sampai di depan tangga, dia mendengar Tina memanggil seseorang.

"Tuan Preston, akhirnya kamu pulang." Ketika mendengar sapaan itu, langkah kaki Livy pun semakin cepat.

Saat melihat Livy buru-buru pergi, alis Preston berkerut tanpa disadarinya. Wanita ini benaran tidak ingin bertemu denganku?

Saat ini, Preston telah lupa bahwa dia sendiri yang meminta Livy untuk menjaga jarak dengannya sejak awal.

"Aku sudah menyiapkan beberapa hidangan dan sup ayam untukmu. Kamu pasti capek. Minumlah sup ayam ini supaya tubuhmu lebih bugar." Tina t
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 177

    Setiap sudut ruangan ini menantang pengendalian diri Preston. Dia sudah lama tidak menyentuh Livy. Kini, godaan visual ini benar-benar menghancurkan semua kendalinya."Aku ... aku nggak punya kejutan untukmu. Bi ... Bibi Tina yang asal bicara." Livy tergagap, merasa tidak nyaman saat tatapan panas Preston terus menjelajahi tubuhnya."Aku ganti baju dulu ...." Livy mencoba untuk pergi, tetapi Preston sontak menarik tangannya. Dalam sekejap, Livy sudah ditindih di atas ranjang.Perasaan yang familier itu melandanya. Ketika merasakan perubahan pada pria itu, wajah Livy pun memerah. Kulitnya terasa semakin panas."Sudah tahu tentang Erick?" Preston memulai percakapan. Matanya yang gelap berkilau penuh nafsu, menatap tajam wanita di depannya.Livy mengangguk. "Aku sudah tahu."Gaun tidur ini memang dirancang khusus untuk pasangan. Ketika terbaring di atas ranjang, tali gaunnya sedikit melorot, hampir menampakkan semuanya. Ini sungguh menggoda."Jadi, kamu sengaja menyanjungku supaya aku men

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 178

    Di dalam ruangan yang remang-remang, mata gelap pria itu terpaku pada Livy. Udara di dalam terasa panas.Tenggorokan Livy terasa tercekat. Dengan canggung dan malu, dia memanggil dengan suara pelan, "Sayang."Begitu ucapan itu keluar, ciuman panas mendarat di bibirnya. Preston mencium Livy seolah-olah ingin melahapnya hidup-hidup. Napas yang panas melanda bibir Livy, membuka mulutnya dengan mudah.Livy merasa agak pusing. Dia hanya bisa menerima semua yang dilakukan Preston dengan pasrah. Tangan besar yang agak kasar membelai pinggangnya, menggosokkan kain renda gaunnya di lekukan pinggangnya yang sensitif.Dalam sekejap, Livy larut dalam dunia nafsu. Preston tahu betul di mana letak titik sensitifnya. Hanya dengan beberapa sentuhan, dia bisa membuat Livy tidak berdaya.Gaun renda itu perlahan-lahan dibuka oleh Preston. Ciuman panas berpindah dari bibir ke tulang selangkanya, meninggalkan bekas-bekas merah.Tubuh Livy meringkuk. Dia ingin mendekatkan diri pada Preston. Dia tahu betul s

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 179

    Setelah bercinta, wajah Livy terlihat agak merah, membuatnya terlihat penuh energi. Mungkin Preston sendiri tidak sadar, tetapi ekspresinya yang dingin mulai melembut saat ini.Preston berjalan perlahan ke tepi ranjang, membuka selimut dan berbaring. Kemudian, dia menunduk sedikit untuk memberikan ciuman lembut di wajah Livy."Jangan ...." Livy tampaknya sedang mimpi buruk. Tubuhnya meringkuk dengan cemas, alisnya berkerut, dan beberapa tetes air mata jatuh di sudut matanya."Jangan tinggalkan aku ...." Isak rendah itu membuat hati Preston terasa sesak. Setelah nenek Livy meninggal, bisa dibilang Livy tidak punya keluarga lagi. Sekarang, dia adalah suami Livy. Memang hanya status, tetapi ....Hubungan mereka sudah sejauh ini. Mereka hampir tidak ada bedanya dengan pasangan sebenarnya. Apa yang perlu dilakukan, sudah mereka lakukan.Jika Livy bisa bersikap patuh dan tidak merayu pria lain, Preston juga tidak keberatan untuk memperlakukannya dengan baik.Ponsel Preston terus bergetar. Pr

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 180

    Chloe hamil? Menurut sifat Chloe, dia tidak mungkin diam saja setelah tahu tentang perselingkuhan Stanley. Ternyata karena dia hamil.Livy ingin mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba terdengar suara Stanley dari ujung telepon. Nicky berkata, "Livy, kalau kamu ada waktu, aku mau traktir kamu makan. Nanti kabari aku saja. Kita ngobrol lagi lain kali."Panggilan terputus. Stanley sudah berada di depan Nicky dan menggerutu, "Chloe ini memang jalang! Dulu demi dekatin dia, aku capek sekali! Sekarang kita sudah nikah, jadi aku nggak bakal ngalah lagi. Sebal! Kalau Livy, dia pasti tetap layani aku sekalipun hamil!"Nicky langsung mengernyit mendengar perkataan itu. "Stanley, kamu bicara apa sih! Kenapa menghina Livy seperti itu?"Stanley langsung terbatuk ringan. Bau alkohol tercium. Semalam, Stanley tiba-tiba mengajaknya bertemu dan minum sampai pukul 6 pagi. Makanya, bau alkoholnya berat sekali.Ketika mendengar nada bicara Nicky yang agak dingin, pikiran Stanley menjadi lebih jernih. "Aku c

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 181

    Penampilan Stanley agak berantakan. Dari dekat, tercium bau alkohol yang menusuk. Selain itu, ada lebam di sudut bibirnya.Di sampingnya adalah Nicky yang terlihat murka. Apa mereka berdua bertengkar? Lebih tepatnya, apa mereka berkelahi?Livy agak bingung. Ini karena Stanley dan Nicky adalah teman dekat. Masa mereka bertengkar? Ada konflik apa di antara mereka?"Apa ada urusan?" Livy tidak ingin banyak bicara dengan Stanley. Dia hanya menatapnya dengan dingin.Stanley menarik Nicky dan mulai tertawa. "Livy, kamu nggak tahu, 'kan? Kamu anggap Nicky teman, tapi dia ...."Sebelum Stanley selesai bicara, Nicky langsung menyela dan terlihat cemas. "Livy, kamu nggak apa-apa, 'kan? Kamu beli obat apa?"Livy kaget dan tanpa sadar ingin menyembunyikan obat yang baru dibelinya. Namun, gerakan tangan Stanley lebih cepat. Dia langsung merampasnya.Ketika tarik-menarik itu, beberapa kotak obat jatuh dan berhamburan di lantai. "Obat kontrasepsi?"Stanley sudah terbiasa melihat obat seperti itu. Liv

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 182

    "Bukan begitu, kami cuma teman." Livy mengamati ekspresi Preston dengan hati-hati, lalu menambahkan, "Tadi waktu beli obat, aku ketemu dia. Kami ngobrol sebentar. Cuma teman biasa kok. Dia telepon juga cuma buat ngobrol, makanya aku nggak angkat dulu."Livy hanya bisa memberi penjelasan seperti itu. Nicky pria yang baik. Livy akan meneleponnya lagi nanti dan menjelaskan bahwa dia ada urusan.Kini, hubungan Livy dengan Preston sudah membaik. Livy tidak ingin masalah kecil seperti ini membuat hubungan mereka merenggang lagi."Heh, teman pria ya? Temanmu banyak juga ya." Preston sepertinya menyindir. Suaranya terdengar kurang baik. "Livy, aku harap kamu ingat sekarang kamu adalah istriku. Jauhi orang-orang nggak jelas itu."Livy mengerutkan dahinya dan tanpa sadar membantah, "Pak Preston, aku tahu kamu berprasangka buruk tentangku. Tapi, Nicky temanku. Kuharap kamu nggak bicara begitu tentang dia. Dia berbeda dari Erick. Kami cuma teman biasa, teman yang nggak ada hubungan istimewa."Pres

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 183

    Sementara itu, Zoey tidak tahu bahwa pekerjaannya itu didapat karena bantuan Livy. Dia mengira karena Preston tertarik lagi padanya.Seminggu setelah tahu dirinya diterima di departemen sekretaris, Zoey terus berpikir bagaimana dia harus berdandan dan berpakaian pada hari kerjanya.Zoey membeli banyak sekali pakaian dan perhiasan. Rivano memperhatikan pakaian yang dibelinya dan notifikasi bank yang terus masuk. Dia akhirnya mengingatkan dengan serius, "Zoey, kamu bakal kerja. Ngapain beli barang bermerek sebanyak itu?"Kondisi keuangan mereka sedang tidak baik. Rivano tidak bisa membiarkan Zoey menghamburkan uang seperti ini."Ayah, kamu nggak ngerti! Kali ini aku diterima di departemen sekretaris. Setiap hari aku bisa ketemu Preston. Aku bisa balik kerja pasti karena perintah Preston. Dia pasti suka sama aku!"Ekspresi Zoey tampak semakin bersemangat. Dia menarik tangan Kristin dan mulai membayangkan masa depannya. "Kalau aku bisa jadi istri Preston, kalian bakal hidup dalam kemewahan

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 184

    Livy agak terkejut. Preston sedang membahas tentang informasi rahasia Grup Sandiaga. Biasanya, hanya orang-orang penting yang bisa mendengarkan isi rapat seperti itu.Sementara itu, Livy hanya seorang sekretaris biasa. Apa Preston yakin akan memercayakan hal ini kepadanya?Ketika Livy masih ragu-ragu, Preston sudah menyerahkan laptop lain kepadanya. "Kamu mau naik jabatan, 'kan? Tunjukkan kemampuanmu dong."Rapat ini dalam bahasa asing. Livy harus membuat catatan rapat. Jelas sangat menguji kemampuan. Livy tahu ini tidak gampang, tetapi demi kenaikan jabatan dan gaji, dia tidak bisa mencemaskan hal lain.Livy fokus mendengarkan isi rapat sambil mencatat poin-poin penting. Sejam kemudian, rapat pun selesai. Kepala Livy terasa sedikit pusing.Livy berniat menyusun ulang catatannya dan menyerahkannya kepada Preston, tetapi tiba-tiba telapak tangan besar Preston memijat pelipisnya.Tekanannya tidak terlalu berat, tetapi cukup untuk meredakan kelelahan Livy. Livy agak terkejut, "Pak ....""

Latest chapter

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 386

    Livy bahkan tidak tahu sudah berapa lama dia berdiri di sana, sementara hujan deras di atas kepalanya masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.Sampai akhirnya, tubuhnya semakin lemah. Dia harus bersandar pada dinding di sampingnya sebelum perlahan duduk ke tanah.Dingin. Seluruh tubuhnya terasa sangat dingin, seakan-akan dia dilemparkan ke dalam ruang pembeku.Meskipun begitu, suhu tubuhnya justru terasa sangat tinggi, bahkan napasnya membawa hawa panas.Apakah dia demam? Livy merasa kepalanya pusing. Dengan lemah, dia mengangkat tangan dan menyentuh dahinya. Benar saja, panasnya sudah tidak normal.Ponselnya entah kehabisan baterai atau rusak karena masuk air. Kini, layarnya sudah tidak bisa menyala.Yang bisa Livy lakukan hanyalah memeluk tubuh sendiri dengan putus asa, seolah-olah hanya itu yang bisa memberinya sedikit kehangatan."Cepat pergi!" Di tengah kesadarannya yang samar, Livy kembali mendengar suara satpam.Gerbang besi terbuka, tongkat besi menyentuh tubuhnya. Sa

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 385

    Petugas keamanan menyeretnya ke depan gerbang, lalu bergegas menutup pintu dan menghalangi pandangannya dari dua orang di dalam sana.Di langit yang gelap, kilatan petir mendadak menyambar dan membelah malam dengan cahaya menyilaukan. Namun, Livy tetap tidak mau menyerah. Dia berteriak ke arah vila, suaranya bercampur dengan suara hujan yang mengguyur deras."Pak Preston! Kumohon, kasih aku kesempatan untuk menjelaskan! Semua ini bukan perbuatanku! Kenapa ... kenapa kamu nggak percaya sama aku?!"Petugas keamanan meliriknya dengan pandangan meremehkan. "Nona, lebih baik kamu cepat pergi. Jangan mempermalukan diri sendiri di sini."Tidak ...! Dia tidak bisa pergi begitu saja! Jika dia tidak bisa menjelaskan semuanya hari ini, Preston pasti akan membencinya seumur hidup.Livy tidak ingin itu terjadi. Dia tidak ingin Preston membencinya. Dia tidak bersalah, semua ini bukan perbuatannya!"Aku nggak akan pergi."Livy menggigit bibirnya erat, menahan giginya yang bergetar karena dingin. "Aku

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 384

    Dengan panik, Livy langsung mendorong pintu dan buru-buru menjelaskan, "Bukan aku yang melakukannya!"Begitu melihat Livy, tebersit kebencian di mata Sylvia.Diam-diam, dia mencubit pahanya sendiri, membuat dirinya menangis lebih keras. "Bu Livy, ke ... kenapa kamu datang ke sini?""Kamu bahkan tahu di mana aku tinggal, apakah itu berarti kamu sudah menyelidiki semua informasi tentangku? Jadi, foto-foto yang diambil diam-diam itu juga hasil perintahmu?"Dalam artikel berita itu, memang ada beberapa foto yang menunjukkan Preston mengantar Sylvia pulang. Namun, Livy sangat yakin bahwa semua ini sama sekali bukan ulahnya.Isakan tangis Sylvia yang lembut dan menyedihkan menghantam hati Preston.Meskipun dia tidak memiliki perasaan cinta terhadap Sylvia, mereka telah tumbuh bersama sejak kecil. Ditambah dengan rasa bersalah yang dia simpan selama bertahun-tahun, melihat Sylvia menangis membuat hatinya sedikit tersentuh.Tatapannya yang dingin jatuh pada Livy yang tiba-tiba menerobos masuk.

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 383

    "Kenapa sih? Aku melakukan semua ini demi kebaikanmu!"Zoey merasa Livy benar-benar tidak tahu berterima kasih. Dengan nada kesal, dia mengumpat, "Kamu sendiri nggak bisa mempertahankan Pak Preston, aku membantumu, tapi kamu malah bersikap begini!""Kamu sadar nggak, bahkan gelar Nyonya Sandiaga saja nggak diakui? Kalau sampai kalian bercerai, kamu bakal keluar tanpa sepeser pun! Asal kamu mau memperbesar masalah ini, bagaimanapun juga, kamu tetap nggak akan dirugikan!"Sebenarnya, Zoey juga tidak benar-benar ingin membantu Livy. Namun, setelah berdiskusi dengan ibunya, mereka menyadari bahwa hanya dengan membantu Livy, mereka bisa mendapatkan keuntungan.Lagi pula, dia sudah memegang kelemahan Livy. Kalau Livy tidak bekerja sama dengannya, dia akan benar-benar habis!"Aku sudah bilang, urusanku bukan urusanmu!"Livy berteriak hingga suaranya hampir serak, "Aku juga nggak pernah ingin jadi Nyonya Sandiaga yang diumumkan ke publik, dan aku nggak butuh orang lain memperlakukanku dengan b

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 382

    Grup itu adalah grup gosip perusahaan.Sebelumnya, Ivana pernah ingin memasukkan Livy ke dalamnya, tetapi Livy merasa grup itu terlalu ramai dan penuh dengan gosip yang tidak penting. Lagi pula, dia juga tidak tertarik membahas hal-hal seperti itu, jadi dia menolak untuk bergabung.Namun sekarang, setelah jam kerja usai, seseorang mengirimkan pesan yang memicu kehebohan di grup tersebut.Meskipun hanya ada satu orang yang memulai percakapan, Livy sudah cukup terkenal di perusahaan, jadi banyak orang yang ikut berkomentar.[ Pantas saja! Aku pernah beberapa kali melihat Livy naik mobilnya Pak Preston. Lagian, kalian nggak merasa aneh kalau dia bisa naik jabatan secepat itu? ][ Kalau nggak ada sesuatu di belakangnya, aku pasti nggak percaya! Tapi aku nggak nyangka, ternyata dia punya hubungan sama Pak Preston! ][ Aku nggak percaya! Pak Preston itu kaya, tampan, dan luar biasa! Mana mungkin dia tertarik sama wanita seperti Livy? ][ Pokoknya yang jelas, Livy sudah menikah dan suaminya p

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 381

    Pria itu memiliki proporsi tubuh yang nyaris sempurna. Mantel panjang hitam yang dia kenakan membingkai tubuhnya yang tinggi dengan sangat pas dan menampilkan sosok yang luar biasa gagah."Sayang, kamu ...."Livy ingin memanggil Preston untuk makan bersama, tetapi pria itu justru berjalan mendekat dengan ekspresi dingin. Dia menatap Livy dari atas ke bawah dengan mata hitam pekat yang dipenuhi dengan kejengkelan. Dengan suara marah, dia bertanya, "Apa lagi yang kamu lakukan?""Hah?"Livy tidak mengerti maksudnya, tetapi sebelum dia bisa bertanya lebih lanjut, tangan besar pria itu sudah mencengkeram bahunya dengan kuat dan menyeretnya ke atas.Cengkeramannya begitu kasar, membuat Livy terpaksa terseret menaiki tangga dengan terburu-buru. Bahkan, karena langkahnya yang terlalu cepat, lututnya terbentur sudut tangga dengan keras.Namun, Preston tidak menunjukkan tanda-tanda ingin berhenti. Dia terus menyeret Livy hingga ke kamar, lalu mendorongnya ke sofa dengan kasar."Kamu begitu ingin

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 380

    Siapa yang peduli? Preston mengernyit. Apakah dia peduli pada Livy?Tangan yang menggenggam gelas tiba-tiba berhenti, lalu dia menuangkan lagi segelas minuman untuk dirinya sendiri dan berkata dengan nada dingin, "Dia cuma istri kontrakku, nggak lebih.""Iya, nih. David, kamu terlalu berlebihan. Bu Livy memang perempuan yang baik, tapi bagaimanapun juga, dia dan Preston berasal dari dunia yang berbeda."Sylvia menyela pembicaraan, lalu mendekati Preston dengan berpura-pura baik dan mengingatkan dengan lembut, "Preston, aku tahu kamu ingin memperlakukan Bu Livy dengan baik. Tapi bagaimanapun juga, dia berasal dari latar belakang yang berbeda dari kita. Kalau kamu terus memberinya barang-barang mewah, itu malah bisa membuatnya merasa terbebani."Perkataan itu membuat Preston sedikit penasaran. "Kenapa?""Karena bagi Livy, barang-barang itu sangat mahal, bahkan satu saja bisa setara dengan gajinya selama bertahun-tahun. Orang seperti dia akan merasa bahwa kesenjangan di antara kalian terl

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 379

    Kalau begitu, Livy juga jangan berharap hidupnya akan baik-baik saja!"Zoey, kalau mau gila, jangan cari aku!" Livy tidak ingin meladeni Zoey lagi dan segera pergi. Namun, setelah kembali ke kantornya, kelopak mata kanannya terus berkedut. Dia merasa seolah-olah sesuatu akan terjadi.Sebelum pulang, dia naik ke lantai atas untuk mencari Preston dan melaporkan perkembangan proyek. Namun, setelah mengetuk pintu beberapa kali, tidak ada jawaban dari dalam. Akhirnya, dia menghubungi Preston lewat telepon."Ada apa?"Di seberang sana, suara Preston terdengar seakan dia sedang berada di tempat hiburan. Ada suara musik samar-samar dan yang lebih menyakitkan, Livy mendengar suara Sylvia yang begitu akrab di telinganya."Preston, bukannya sudah bilang hari ini jangan bahas pekerjaan?" Suara manja Sylvia terdengar cukup jelas, seolah-olah dia menempel di sisi Preston."Aku cuma bicara sebentar," jawab Preston dengan suara rendah, sebelum akhirnya beralih ke Livy, "Bu Livy, kalau soal pekerjaan,

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 378

    Karena kejadian semalam, Livy hampir terlambat masuk kerja pagi ini. Baru saja dia selesai absen, suara yang sudah lama tidak terdengar kembali menyapanya. "Livy!"Setelah sekian lama tidak bertemu, Zoey tampaknya menjalani hidup yang cukup baik.Pakaian bermerek yang dikenakannya semakin banyak dan di lehernya terlihat bekas merah yang sangat mencolok. Tanda bahwa hubungannya dengan Ansel semakin erat."Ada urusan apa?" Livy meliriknya dengan dingin, tidak ingin membuang waktu untuknya.Namun, Zoey sama sekali tidak merasa tersinggung dan justru berkata dengan percaya diri, "Aku butuh bantuanmu."Livy mengernyit, merasa Zoey benar-benar terlalu tidak tahu malu, lalu menolak mentah-mentah, "Aku nggak ada waktu.""Livy, kamu sok jual mahal apa sih? Apa kamu benar-benar mengira dirimu sudah jadi nyonya besar? Kaki Sylvia sebentar lagi sembuh, 'kan? Aku peringatkan kamu, begitu dia berhasil, kamu pasti akan dibuang sama Pak Preston!"Zoey menghalangi Livy di pintu masuk, kata-kata tajamny

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status