Home / Fantasi / Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin / Charlie Didekati Wanita Cantik

Share

Charlie Didekati Wanita Cantik

Author: Author Mars
last update Last Updated: 2024-03-16 17:43:17

"Baiklah, kalau begitu. Ingat dengan apa kamu janjikan," jawab Ryan.

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan tersebut dan sambil melepaskan maskernya.

Ryan yang cemas menghampiri dokter itu," Bagaimana keadaan istri saya, Dokter?"

"Untung tidak mengalami gegar otak, Kepalanya hanya luka ringan. Tidak bahaya sama sekali," jawab Dokter.

Celine dan Cindy menghela napas lega mendengar ucapan dokter itu.

"Lalu, kapan pasien akan sadar?" tanya Ryan.

"Besok!" jawab Dokter.

Kediaman Jenderal.

Wajah Vivian masih terlihat muram, ia tak mampu melupakan begitu saja kehilangan anak yang baru saja gugur dari kandungannya. Dalam kesedihan itu, ia mencoba melampiaskannya dengan berada di dapur, memotong sayur untuk makan malam keluarga.

Tak lama, Elena, asisten rumah tangga yang selalu angkuh, masuk ke dapur dengan langkah sombongnya. Pandangannya sama sekali tidak menghormati Vivian sebagai majikannya. Ia mendekati meja yang dikerjakan Vivian, memeriksa potongan sayur yang ada di sana. "Poton
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Pesan Wanita Lain

    Dengan perlahan, Vivian bangkit dari tempat tidur dan mulai mencari suaminya. Ia berjalan menuju ke ruangan suaminya. Saat melangkah masuk ke ruangan sebelah, Vivian melihat sosok suaminya yang terlelap di kursi. Raut wajah Charlie terlihat lelah, dengan mata sembab dan alis yang berkerut. Terlihat jelas bahwa beberapa hari ini Charlie sangat sibuk dan kurang tidur. "Beberapa hari ini dia selalu sibuk sehingga kurang tidur!" gumam Vivian dengan nada prihatin. Ia merasa iba melihat suaminya begitu lelah, namun tidak bisa berbuat banyak untuk membantu. Drrt!"Tiba-tiba ponsel milik Charlie bergetar. Vivian memandang ponsel suaminya yang diletakan di atas meja. Sebuah pesan masuk dari seseorang.[" Charlie, Aku bahagia bisa bertemu dengan kamu lagi. Selamat malam."] Vivian membulatkan mata besarnya membaca pesan yang muncul dinotifikasi ponsel suaminya. Perasaannya sedikit kecewa dan cemburu setelah membaca pesan tersebut. "Apa maksud dengan pesan ini? Siapa dia? Apakah Charlie menge

    Last Updated : 2024-03-16
  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Ciuman Mesra

    "Bagus! Kamu melakukan hal yang benar! Mungkin saja mereka adalah orang tua Vivian. Akan tetapi, kita harus mencari tahu kenapa mereka datang ke kota hanya untuk menemui putrinya? Apa yang terjadi saat Vivian kembali ke desa saat itu. Status Vivian saat ini tidak bisa diketahui mereka," ujar Celine."Baik, Direktur!" jawab Cindy.Keesokan harinya, Dokter yang merawat Vivian datang ke kamar untuk memeriksa kondisinya. Charlie, suaminya, duduk di samping ranjang sambil menggenggam tangan Vivian dengan erat. "Bagaimana kondisi istri saya?" tanya Charlie dengan cemas. Dokter itu menghela napas sejenak sebelum menjawab, "Kondisinya semakin membaik, akan tetapi ia harus tetap menjaga kesehatannya dan tidak melakukan aktivitas berat. Keguguran yang dialaminya mengakibatkan kehilangan banyak darah, jadi untuk pulih sepenuhnya diperlukan waktu sekitar empat puluh hingga enam puluh hari." Charlie mengangguk mengerti, sementara wajah Vivian terlihat semakin sedih. Hatinya hancur, bukan hanya

    Last Updated : 2024-03-16
  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Musuh Dikalahkan

    Edward dan pasukannya tiba di markas Astone dengan langkah pasti dan penuh semangat. Mereka telah merencanakan pengepungan ini dengan sangat matang. Tanpa ragu, mereka melempar bom asap ke arah markas itu, yang segera menyebabkan asap pekat menyebar ke seluruh ruang markas. Suara batuk dan tersedak terdengar dari dalam markas, para anggota Astone yang tak mampu melawan efek dari bom asap tersebut mulai tumbang satu per satu. Mereka terjatuh dengan wajah pucat dan tubuh lemas, tak mampu melawan serangan mendadak ini. "Tangkap dan lempar ke penjara!" perintah Edward dengan tegas sambil memandang ke arah pasukannya yang siap bertindak. "Baik," jawab mereka serempak, lalu mengenakan topeng gas yang telah disiapkan sebelumnya. Mereka melangkah masuk ke dalam markas yang kini terbungkus asap, siap menangkap para anggota Astone yang telah tumbang tak berdaya. Pasukan Edward bergerak cepat dan sigap, mengikat tangan dan kaki para anggota Astone yang terkapar di lantai. Mereka lalu membawa

    Last Updated : 2024-03-17
  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Kalung Bulan Sabit

    "Apakah rumah sakit tidak ada rekamannya? Agar kita bisa tahu siapa yang membawanya pergi saat itu.""Cctv tidak terekam saat putri saya dibawa pergi, Mereka hanya melihat sepasang suami istri. Karena rekamannya tidak jelas sehingga tidak bisa mengenal siapa mereka. Mungkin saja saya sudah tidak memiliki kesempatan untuk menemukannya," ujar Celine."Selagi tidak putus asa, Anda pasti bisa menemukannya. Sama seperti hubungan saya dan Vivian. Siapa yang tahu apa yang terjadi setelah tahun berlalu. Saat itu dia bersama Kian Salveston. Tiga tahun kemudian dia menjadi istriku. Teruskan pencariannya! Jangan putus asa!" ujar Charlie.Celine tersenyum dan kembali bersemangat," Saya mengerti maksud Anda. Asalkan saya tidak putus asa. Pasti bisa menemukannya," jawab Celine."Ada satu cara untuk menemukan pemilik kalung," kata Charlie."Apa caranya?" tanya Celine."Beritahu media, apa yang Anda cari. Saya yakin setelah putri Anda melihatnya dia pasti akan paham," jawab Charlie."Benar juga! Ini

    Last Updated : 2024-03-17
  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Niat Ryan Melenyapkan Kalung

    "Berapa lama kamu tinggal di kota?" tanya Charlie."Tidak lama! Sejak dulu kalau aku datang ke kota hanya tinggal beberapa hari. Aku lebih banyak meluangkan waktuku di desa membantu orang tuaku," jawab Vivian."Mungkin saja kamu pernah bertemu dengan pemiliknya, Makanya, kamu merasa tidak asing," kata Charlie.Vivian mengangguk dan menjawab," Mungkin betul seperti yang kamu katakan."***Celine berdiri dekat jendela kantornya, memandang gedung-gedung tinggi yang mendominasi langit Los Angeles. Tatapan matanya hampa, tidak ada kegembiraan yang terpancar darinya. Di balik kesuksesannya sebagai direktur perusahaan besar, memiliki luka yang terpendam; kehilangan putrinya yang sudah berusia lebih dari dua puluh tahun lamanya. "Direktur, jangan sedih!" ucap Cindy, asistennya yang setia, sambil melangkah masuk ke ruangan. "Berita hari ini pasti akan membantu kita menemukan putri Anda." Celine menghela napas berat, mencoba menenangkan diri. "Cindy, apakah dia akan mengakuiku? Andaikan dia m

    Last Updated : 2024-03-17
  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Sunny menghubungi Vivian

    "Charlie, aku....""Pergi!" titah Charlie dengan nada tegas.Sunny hanya bisa menelan pil pahit menghadapi sikap Jenderal dingin itu. Ia kemudian bangkit dan berkata," Aku akan pergi. Kamu jangan menyesal setelah kepergianku. Aku sudah lama mencintaimu dan aku lebih diterima di keluargamu dari istrimu. Paman telah memberitahu aku. Hanya aku yang bisa menjadi menantunya.""Aku yang menikah, bukan dia. Kalau kamu sangat patuh padanya...Bagaimana kalau kamu saja yang menikah dengannya," jawab Charlie dengan nada kesal dan meninggalkan ruangan kantornya.Sunny hanya bisa mengigit bibirnya dan menahan emosi, Ia sangat paham dengan sikap Charlie yang telah lama dia kenal. Tidak bisa dipaksa atau pun digoda.***Vivian sedang duduk di kursi ruang makan, menyantap makan siang di meja makan panjang itu dengan sendirian. Tiba-tiba, ponsel di samping piringnya bergetar dan berbunyi, menandakan ada panggilan masuk. Vivian mengangkat ponsel tersebut dan melihat nomor yang tidak dikenal di layar.

    Last Updated : 2024-03-17
  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Celine Yang Curiga

    "Aku akan pergi, Aku tidak akan ribut denganmu atau pun dia. Sejak awal saat kita menikah aku sudah pernah mengatakannya. Kamu bisa jatuh cinta pada siapa pun. Karena pernikahan ini tanpa ikatan janji kita berdua," jawab Vivian."Kamu akan pergi dariku, Kalau aku setuju menikahi wanita itu? Kamu tidak akan melarangku?" Vivian mengangguk dan memegang tangan suaminya."Aku bukan tipe wanita yang tidak pengertian, Aku tidak akan mempersulitkanmu atau bersikap egois. Karena aku sadar aku bukan dari keluarga kalangan atas. Charlie, Aku seorang yang pengertian. Andaikan kalau dia bisa menarik perhatianmu. Kamu bisa menceraikan aku dan menikahi dia!" ucap Vivian dengan senyum. Walau ucapan tersebut sangat berat baginya."Baru kali ini aku mendengar seorang istri yang mendukung suaminya menikahi wanita lain," ujar Charlie."Kamu adalah seorang Jenderal, Bukankah aku sangat beruntung memiliki seorang suami yang adalah seorang pahlawan negara dan perhatian padaku. Lalu, kenapa aku harus egois

    Last Updated : 2024-03-17
  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Celine Menemui Ryan dan Ruby

    ApartemenRyan menatap kalung berbentuk bulan sabit yang berkilauan di tangannya. Ia tahu kalung ini menjadi bukti atas perbuatan jahat yang telah ia lakukan bersama Ruby. Dalam sekejap, Ryan mengambil plastik sampah dan meletakkan kalung tersebut di dalamnya dengan hati-hati. Selain kalung itu Ryan sengaja memasuki sampahnya ke dalam plastik itu. Ia melirik ke arah Ruby yang sedang memperhatikan sekitar melalui jendela untuk memastikan tidak ada saksi yang melihat mereka. "Apa kamu yakin dengan cara ini, kita bisa lolos?" tanya Ruby pada suaminya dengan wajah penuh kecemasan. Ryan menghela napas panjang sebelum menjawab, "Hanya ini cara satu-satunya. Setelah kita buang ke tong sampah, maka semuanya akan berakhir. Tidak ada yang tahu lagi siapa anak itu. Wanita itu juga tidak akan tahu kita yang melarikan anaknya." Ruby menggigit bibirnya, mencoba meredakan kekhawatirannya. Ia menutup jendela dan mengikuti Ryan ke luar rumah menuju tong sampah. Dalam hati, mereka berharap semoga ke

    Last Updated : 2024-03-17

Latest chapter

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Happy End

    Justin yang melihat dirinya dikepung semakin yakin akan segera ditahan oleh mereka.Justin berdiri tegak di hadapan Bryan, wajahnya penuh amarah dan keputusasaan. Seluruh tubuhnya gemetar, namun ia tetap bersikeras untuk menuntut balas. "Kau membunuhnya sama saja membunuhku, Bryan Anderson," bisik Justin dengan suara parau. "Di saat itu juga, aku ingin mati bersamamu." Para prajurit mengarahkan senjata ke arah Justin, namun tiba-tiba Bryan mengangkat tangannya dan memberi perintah. "Kalian semua tahan! Jangan menembak tanpa perintah dariku!" Semua prajurit segera menurunkan senjata mereka, tak berani melawan perintah dari pemimpin mereka. Bryan menatap Justin dengan tatapan tajam, Bryan mengangkat senjatanya dan menodongkannya ke arah Justin. "Bukankah ini yang kau inginkan, Justin?" tantang Bryan, suaranya terdengar tenang namun tajam. "Kita akan saling menembak dan menguji kecepatan. Siapa yang kalah, dia yang mati!" Mereka saling menatap, matanya beradu, menunggu siapa yang akan

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Pertemuan Bryan dan Justin Maxwel

    Salah satu anggota Justin, melangkah cepat menuju ruangan Justin dan memberi laporan dengan nafas terengah-engah, "Tuan, berita buruk. Bryan Anderson memimpin sekelompok prajuritnya mengepung kawasan kita. Bukan hanya dari dekat, mereka juga mengawasi dari jauh. Teman-teman kita tidak bisa berkutik." Justin tersentak kaget, wajahnya memerah oleh kegemasan yang mulai memuncak. Ia segera membuka jendela ruangannya dan melihat ke arah luar sana. Matanya melihat banyak prajurit yang mengelilingi kawasan tempat tinggalnya, mereka bersiap dengan senjata di tangan dan tatapan yang tajam. "Sialan, Bryan Anderson, aku belum bertindak. Mereka sudah menyerang dulu," desis Justin dengan marah, mengepal tangan hingga knuckle-nya memutih. "Lawan mati-matian! Walau tidak ada jalan keluar, kita harus tetap lawan hingga pertumpahan darah!" perintah Justin.Anggotanya mengangguk, kemudian berlari keluar ruangan untuk mengumpulkan anggota lainnya. Sementara itu, Justin berdiri tegak, menatap luar jen

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Menyerang Kediaman Justin

    Bryan mencium bibir istrinya dengan lembut dan penuh kasih sayang, tangannya memeluk tubuh ramping Vivian dengan penuh perhatian. Di tengah kehangatan pelukan itu, Bryan menatap dalam-dalam mata istrinya dan berkata dengan suara lembut, "Aku ingin mengandeng tanganmu hingga akhir hayatku! Tidak peduli dalam kondisi apa pun. Aku akan tetap menjadi suami yang baik dan setia. biarkan aku yang menjadi kakimu di saat kamu ingin berjalan!" Mendengar ucapan tulus Bryan, hati Vivian terenyuh. Seulas senyum bahagia menghiasi bibirnya dan ia merasa semangat hidupnya kembali membara. "Terima kasih!" ucap Vivian sambil memeluk Bryan balik, merasakan kehangatan yang mengalir dari tubuh suaminya. Bryan kemudian melepaskan pelukan mereka dan menatap istrinya dengan tatapan penuh harapan. "Vivian, setelah urusan di sini selesai, kita akan ke China menjumpai tabib untuk menyembuhkan kakimu," kata Bryan dengan penuh keyakinan. Mendengar kata 'tabib', Vivian terkejut dan penasaran. "Tabib?" tanyanya

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Lion Adalah Justin Maxwel

    Rysa berdiri dengan gemetar, menatap Bryan dengan mata yang berkaca-kaca. Ia merasa terpojok, tak tahu harus berkata apa untuk membela diri. "Tuan, Aku tidak mengerti maksudmu, Aku tidak melakukan kesalahan sama sekali," ujar Rysa yang ketakutan dan berusaha membela diri. Bryan menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin. Ia melempar foto dan data ke wajah Rysa sehingga berterbangan dan jatuh berserakan di lantai. Rysa menunduk, merasa terhina, dan memungut foto-foto tersebut dengan tangan gemetar. "Kalau bukan karena kau pergi ke rumah mewah itu, Aku masih tidak tahu ternyata kamu adalah utusan Lion, yang sebelumnya menyamar sebagai pekerja di toko bunga. Apa kau masih tidak mengaku?" tanya Bryan dengan suara keras dan penuh kemarahan. "Tuan, aku...," ucap Rysa terdiam, ketakutan. Wajahnya tampak pucat, dan tangannya terus gemetar. Ia mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk meyakinkan Bryan bahwa ia tidak bersalah, namun terasa sulit. Bryan melangkah mendekat, membuat Rysa mu

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Ketahuan Identitas Rysa

    Vivian menatap Bryan dengan mata berkaca-kaca, lalu mengeluarkan lembaran laporan medis milik Bryan dari amplop besar itu. Dia membacanya dengan seksama, dan hampir tidak percaya dengan laporan tersebut. Menurut laporan itu, Bryan telah melakukan vesektomi, prosedur pembedahan yang dilakukan untuk membuatnya mandul secara permanen.Bryan melihat kebingungan di wajah Vivian dan menghela napas sebelum berbicara, "Sebelum Hanz meninggal, aku meminta bantuannya. Aku tahu...melakukan ini tanpa sepengatahuanmu adalah salahku. Saat itu kamu baru keguguran. Aku tidak ingin kamu semakin tertekan." Mata Vivian membelalak, tak menyangka suaminya menyembunyikan rahasia sebesar ini darinya. "Kamu selalu berharap bisa memiliki seorang anak denganku. Tapi aku bukan tidak mau. Aku tidak ingin anak kita sama menderitanya denganku. Cukup aku saja yang menderita!" ungkap Bryan dengan suara bergetar."Lalu, untuk apa kamu memberitahu aku sekarang?" tanya Vivian yang memasukan kembali laporan tersebut.

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Godaan Rysa

    Malam itu, langit diliputi awan tebal dan rembulan menyembunyikan diri. Bryan terbaring di atas kasurnya dengan pikiran yang kalut, merenung tentang permasalahan dalam rumah tangganya. Tiba-tiba, pintu kamar terbuka pelan dan sosok Rysa muncul dari baliknya. Dalam diam, Rysa menghampiri Bryan yang tampak lelah dan terlelap. Setiap langkahnya begitu hati-hati, tak ingin membangunkan pria itu. Begitu dekat dengannya, Rysa mulai melepaskan pakaiannya satu per satu, menampakkan tubuh putih mulusnya yang begitu menggoda. Dua gundukan besar di dada Rysa terlihat menonjol, dan bagian bawah tubuhnya juga terbuka lebar, memancarkan aura yang memikat. Rysa menatap Bryan dengan tatapan penuh nafsu, lalu berbisik dalam hati, "Bryan Anderson, malam ini juga aku akan membuatmu melupakan istrimu itu." Perlahan, Rysa mencium wajah Bryan yang masih terlelap, namun tiba-tiba pria itu terbangun dan menatap Rysa dengan ekspresi terkejut. Dia segera menahan tangan wanita itu dan bertanya dengan nada ke

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Ingin Bercerai

    Lily kemudian memberitahu apa saja yang dia ketahui selama ini," Nyonya, mengetahui setiap larut malam Rysa mendatangi ruangan pribadi Anda. Nyonya hanya diam dan tidak ingin menganggu. Walau pun begitu sebenarnya nyonya selalu menangis di setiap malam. Saya juga selalu melihat nyonya menolak bantuan dari Rysan. Walau pun nyonya sudah tidak nyaman dengan keberadaan Rysa. Tapi nyonya tetap diam dan bungkam. Tidak tahu apa yang dipikirkan nyonya!" Bryan semakin merasa bersalah terhadap istrinya, Ia mengingat kembali permintaan Vivian yang tidak membutuhkan Rysa. Akan tetapi Bryan bersikeras menolak permintaannya."Ternyata karena kesalahpahaman sehingga Vivian meminta dia pergi, kenapa aku tidak bisa membaca pikiran istriku sendiri," sesal Bryan sambil mengusap wajahnya."Vivian, Aku akan membuktikan padamu, bahwa aku sama sekali tidak mengkhianatimu. Secantik apa pun atau sesempurna apa pun wanita lain. Mereka tidak sebandingmu di mataku," batin Bryan.Di sisi lain, Rysa melangkah den

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Vivian Meninggalkan Kediaman

    Vivian kembali ke kamarnya, matanya terasa sembab setelah sepanjang hari menangis. Begitu memasuki kamar, ia segera mengambil semua botol obat yang ada di atas meja. Ia membuka tutup botol-botol itu satu per satu, dan menggenggam butiran obat yang beraneka warna dalam tangannya. Dengan mengunakan kursi roda, ia menuju ke kamar mandi dan membuang semua obat tersebut ke dalam toilet. Vivian menatap pil-pil yang hanyut di dalam air, kemudian menekan tombol siram. Butiran obat langsung tenggelam, seakan membawa perasaan putus asa yang melanda dirinya. Dada Vivian sesak saat ia merenungkan betapa suaminya, Bryan, ternyata telah menjalin hubungan dengan wanita lain. Baginya, kondisi tubuhnya yang cacat kini sudah tidak penting sama sekali. Ia merasa sudah kehilangan segalanya, dan tak ada yang bisa ia lakukan untuk mengubah kenyataan tersebut. Ia duduk di kursi roda dan masih berada di kamar mandi, menangis sambil menahan suaranya agar tidak terdengar oleh orang lain. Kemarahan dan kekes

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Vivian Frustasi

    Keesokan harinya.Vivian hanya duduk sambil menatap Rysa yang merapikan kamarnya. Ia masih berbayang suaminya yang begitu peduli pada wanita itu."Nyonya, air sudah saya sediakan, Saya akan mengambil pakaian Anda sekarang," kata Rysa yang membuka pintu lemari dan mengambil pakaian Vivian.Tanpa beralih pandangan, Vivian memperhatikan Rysa dari atas hingga ujung kaki. Ia merasa iri dengan kecantikan yang dimiliki wanita itu. Dibandingkan dirinya yang sama sekali bukan tandingannya.Vivian hanya bisa kecewa pada dirinya, yang tidak mampu melakukan tanggung jawab sebagai seorang istri. Walau ia sangat cemburu dengan Rysa yang kini telah menjadi perhatian suaminya. Akan tetap ia tetap memilih diam."Aku akan mandi sendiri, Kamu pergilah lakukan pekerjaanmu yang lain!" perintah Vivian."Nyonya, Saya harus membantu Anda mandi. Kalau tidak akan bahaya kalau Anda sendiri berada di kamar mandi," kata Rysa.Vivian menatap wanita itu dengan senyum paksa," Aku ingin melakukannya sendiri, Supaya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status