Share

Menangkap Niko

Author: Disi77
last update Last Updated: 2023-06-23 21:30:28

“Apa maksud, Ayah? Kenapa ada polisi?” cecar Niko panik, kemudian ia menoleh pada ibunya. “Ibu, apa yang terjadi?” tanyanya makin panik.

Nyonya Felicia makin panik saat melihat kedatangan polisi yang sudah mendekat. Ia lalu menatap suaminya yang terlihat menahan amarahnya. “Mas, kenapa harus ada polisi sih? Kita kan bisa bahas ini secara baik-baik!” tanyanya.

Tuan Alan tak menjawab pertanyaan istrinya. Ia lantas menoleh pada Sean yang masih memasang wajah puas. Tuan Alan sama sekali tak menyalahkan anak lelakinya yang memasang wajah bahagia di hadapan wajah panik istri dan anak tirinya.

“Maafkan ayah, Sean. Ayah tidak bisa mendidik saudaramu dengan baik,” ucap tuan Alan dengan tatapan penuh sesal.

Sean menoleh pada ayahnya. Namun, tuan Alan sudah lebih dulu bangkit dari duduknya untuk menemui dua polisi yang datang ke rumahnya. Lelaki muda itu pun tersenyum haru, ayahnya mau memihak padanya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Malam Panas Dengan CEO   Niko Bersalah

    Sean tersentak. Ucapan ayahnya benar-benar mengejutkannya. Bagaimana tidak, selama ini tuan Alan selalu menjadi penengah antara dirinya dan ibu tirinya.Bukan hanya Sean yang tersentak, kedua polisi juga terkejut. Seorang suami yang menunjukkan jelas rasa tak pedulinya pada istri dan anak tirinya. Terutama nyonya Felicia dan Niko.“Kamu tega berkata seperti itu, Mas?” suara nyonya Felicia terdengar kecewa.“Kamu sendiri yang memintanya! Apa aku harus menahanmu dan memihakmu juga? Sudah jelas anakmu bersalah, tetapi kamu masih melindunginya,” beber tuan Alan tak lagi bisa menahan sabarnya.“Tapi kalau Niko tidak bersalah bagaimana? Apa kata orang kalau dia dipenjara,” rengek nyonya Felicia.“Nyonya, tolong kerja samanya! Biarkan kamu membawanya. Jika memang saudara Niko tidak bersalah, kamu pasti akan melepaskannya secara hormat,&rdq

    Last Updated : 2023-06-24
  • Malam Panas Dengan CEO   Sambutan Zia

    “Setelah kamu pulang siang tadi, ayah menemui dokter Ryan. Dia menceritakan kejadian yang menimpa nona Zia. Dokter Ryan juga menunjukan hasil laporannya dari botol obat yang kamu berikan padanya,” penjelasn tuan Alan menjeda. Ia lalu menoleh pada arah kamar Niko. “Dokter Ryan menemukan lambang produksi obatnya dan ayah mengenali lambang tersebut,”Mulut Sean menganga. Kedua bola matanya membulat sempurna. Namun, ia tak berani menyela penjelasan ayahnya.Tuan Alan menceritakan tentang rasa penasarannya pada kakak iparnya hingga meminta orang kepercayaannya memeriksanya. Sean benar-benar terkejut. Walaupun sejujurnya ia sudah menduga kalau pelakunya adalah Niko.“Lalu apa yang terjadi dengan Niko dan kakaknya nyonya Felicia?” tanya Sean penasaran.“Jika terbukti perusahaan itu memproduksi obat tersebut tanpa izin, pastinya akan terkena sanksi pencabutan izin pr

    Last Updated : 2023-06-24
  • Malam Panas Dengan CEO   Aku Menginginkanmu, Paman

    Hanya pelukan singkat saja. Sean lantas memandangi seluruh tubuh gadis kecilnya dengan tatapan heran. Benar, bukankah seharusnya tubuh Zia masih terhubung dengan selang infus. Ia memeriksa bagian wajah, lengan dan tubuh lainnya dengan tatapan cemas.“Dokter Ryan tidak datang?” tanyanya cemas.“Ah, dokter ganteng yang tadi siang,” jawab Zia seraya memasang wajah tertarik.Tentu saja ucapannya membuat Sean menatapnya curiga. Lelaki itu tengah mencemaskan dirinya. “Tadi sore datang, dan saat memeriksaku, katanya aku tidak memerlukan cairan infus lagi. Dokter Ryan memujiku katanya aku adala pasien pertamanya yang kesehatannya cepat pulih,” jawabnya dengan tatapan berbinar-binar.Zia sengaja memancing rasa cemburunya Sean. Benar saja, tubuh Sean terasa terbakar. Ia lalu menyilangkan kedua tangannya di dada dan memandangi kesal pada gadis kecilnya.&nb

    Last Updated : 2023-06-25
  • Malam Panas Dengan CEO   Permulaan Panas

    “Kamu akan menyesal berkata seperti itu, Gadis Kecil!” peringat Sean membalas tatapan Zia. Bibir Zia langsung mengatup. Tatapan Sean dipenuhi curiga. Jari jemari Sean menyingkirkan helaian rambut yang menutupi gadis kecilnya. “Kamu yakin dengan ucapanmu?” tanya Sean memastikannya, membuat detak jantung Zia makin berpacu cepat. Zia hanya mengangguk. Ia tak tahu apa yang direncanakan lelaki di hadapannya, yang jelas Zia hanya meyakini satu hal. Dia tulus menyukai Sean. Lelaki itu tersenyum penuh kemenangan. “Kalau begitu saya tidak akan melepaskanmu. Sekarang dan selamanya, kamu adalah milik saya!” ucap Sean dengan tatapan nakalnya. Gadis itu mengangguk kembali. Ia benar-benar memasrahkan hidupnya pada lelaki di hadapannya. Sean menempelkan telunjuknya pada bibir lembutnya Zia lalu membelainya lembut, hingga membuat detak jantungnya berpacu makin cepat dan suhu tubu

    Last Updated : 2023-06-25
  • Malam Panas Dengan CEO   Malam Yang Panas

    “Gadis nakal!” seru Sean dengan tatapan penuh nafsu.Zia tersenyum tipis. Ia kira lelaki itu tak menyukai tindakannya. Sean memilih duduk dengan bertumpu pada kedua kakinya yang mengangkangi tubuh gadis kecilnya.Lelaki itu melepaskan kemejanya dan melemparnya secara sembarang pula. Kini ia hanya bertelanjang dada dan memilih melanjutkan kembali lumatan pada bibir Zia. Tangan gadis kecilnya menjalar meraba setiap inci dada bidang Sean dengan lembut. Sementara tangan Sean menyelusup ke belakang punggung Zia mencari resleting mini dress yang menutupi tubuh gadis kecilnya.Zia membusungkan dadanya dan sedikit mengangkat dadanya, memberi ruang agar lelaki itu bisa menurunkan resletingnya. Tetap, tanpa melepaskan tautan lidah keduanya, kedua tangan Sean menurunkan kedua lengan mini dress Zia dan menghentikannya di dada gadis kecilnya lalu menyudahi ciumannya lagi.Sean

    Last Updated : 2023-06-26
  • Malam Panas Dengan CEO   Malam Panas Dan Panjang

    “Apa? Kamu menyerah?” tanya Zia makin kesal.“Tentu saja tidak!” sahut Sean cepat.Tangan Sean langsung bergerak meraih pinggang Zia dan membawanya naik lalu memutar posisi mereka kembali. Tenaga lelaki itu terlalu besar, Zia tak sempat melawan. Wajah gadis kecilnya kembali memerah menenggelamkan rasa kesalnya.“Kamu berani memanggil nama lengkap saya, Zia Mustika!” serang Sean dengan tatapan nakalnya.Zia menggigit bibir bawahnya dan menurunkan pandangannya. Detak jantungnya berpacu makin cepat. Ia tak berani berpikir lebih jauh, apalagi menatap kedua netra Sean.Tangan kekar Sean meraih rambut gadis kecilnya dan mengumpulkannya ke atas kepalanya, kemudian menariknya paksa hingga gadis itu tersentak dan mendongakkan kepalanya hingga mengerang kesakitan. Zia refleks menatap wajah Sean.Lelaki itu tersenyum puas dan pe

    Last Updated : 2023-06-26
  • Malam Panas Dengan CEO   Kecemasan Zia

    Sean mengerutkan dahinya. Kemudian ia mencoba menahan diri untuk tak tertawa. Gadis kecilnya sepertinya memang sedang cemas.“Memangnya kalau kamu hamil kenapa?” tanya Sean seraya menyilangkan kedua tangannya di hadapan dada.Sayangnya wajah cemas Zia makin membuatnya terlihat menggemaskan. Kedua ujung bibir Sean mengkerut tak lagi bisa menahan dirinya untuk tak tertawa. Namun, Sean masih bisa menahan suaranya untuk tak mengeluarkan tawa.“Paman! Aku serius dengan pertanyaanku,” suara gadis kecilnya merajuk.Ya, Sean harus bisa menghilangkan rasa ingin tertawanya. Ia berdeham kecil untuk menyingkirkan perasaan tersebut. Gadis kecilnya benar-benar terlihat cemas dan mulai ketakutan.Sean menurunkan tubuhnya sembari memutar kursi Zia menghadap dirinya. Ia lalu berjongkok di hadapan gadis kecilnya yang masih duduk di kursinya. Tangan Sean meraih kedua t

    Last Updated : 2023-06-27
  • Malam Panas Dengan CEO   Zia Salah Paham

    Sean memutarkan kedua bola matanya. Gadis kecilnya kembali menundukkan wajahnya. Tak lama, tangannya merasakan satu tetes cairan bening yang berasal dari netra gadis kecilnya.“Paman pasti sudah tahu ‘kan pekerjaan ibuku? Aku bahagia sekali saat tuan Alan berkata menyukaiku dan ia tak peduli dari mana aku berasal, tapi bagaimana jika tuan Alan tahu kalau aku adalah anak dari seorang mucikari. Itu pasti akan menghancurkan nama baikmu dan juga nama baik keluargamu,” Zia berkata dengan terisak.“Maafkan aku, Paman. Aku egois dan tak tahu diri. Seharusnya aku berpikir panjang sebelum berkata menginginkanmu,” sesal Zia seraya menarik tangannya dari genggaman tangan Sean.Sean tertegun. Zia terdiam dengan air matanya yang semakin deras. Lelaki itu lalu meraih kembali dagu gadis kecilnya, tetapi gadis itu mengeraskan wajahnya.“Tuan Alan tidak akan tahu siapa ibumu

    Last Updated : 2023-06-27

Latest chapter

  • Malam Panas Dengan CEO   Tak Ada Yang Sia-sia (End)

    Bukan hal yang mudah untuk memancing tuan David menghampiri Resa. Wanita itu bahkan sengaja memilih kembali ke rumah bordil untuk melancarkan aksinya. Tentu saja ia sudah memikirkan segala konsekuensinya.Resa sengaja menyebar rumor kalau dirinya pernah bercinta dengan tuan David hingga diancam oleh Agnes, putrinya tuan David. Untungnya Resa mempunyai bukti pertemuannya dengan Agnes dan kebersamaannya dengan lelaki tua itu, hingga banyak yang percaya dengan rumornya.“Jadi selama ini Mami menghilang karena diancam sama Agnes, anaknya tuan David?” tanya salah satu wanita berpakaian minim seperti dirinya di antara kumpulan wanita lainnya saat menunggu para pengunjung datang.“Mau gimana lagi, aku harus cari aman ‘kan?” jawab Resa memasang wajah sedih.Tiba-tiba fokus para wanita itu berpindah pada laki-laki berpakaian rapi di belakang Resa. Lelaki itu berdehem keras hingga membuat Resa memutar tubuhnya. Wanita itu lantas tersenyum tipis si lelaki itu. Tentu saja, Resa mengenalnya.Tanpa

  • Malam Panas Dengan CEO   Perlindungan Resa

    Resa menerima panggilan telepon dari Nania, temannya yang dulu sama-sama bekerja di rumah bordil. Nania memberi info kalau ia mempunyai informasi tentang tuan David yang menjadi dalang kecelakaan Sean. Tentu saja ia memilih menemuinya, berharap mendapatkan informasi tentang lelaki itu dan membuat tuan David dipenjara.Sebelum Resa menemui Nania, ia mengintai wanita itu dari jauh. Ia harus memastikan kalau dirinya tidak dijebak. Ya, ini bukan kali pertamanya Resa melarikan diri dari rumah bordil, hingga ia tahu betul bagaimana orang-orang yang berada di balik rumah bordil. Para pemilik rumah bordil pastinya tak akan tinggal diam jika karyawannya yang menjajakan tubuhnya melarikan diri.“Kenapa suasananya tampak sepi, yah?” guman Resa saat mengawasi Nania yang berdiri di depan minimarket seberang jalan tempat dirinya berada. Resa terus mengawasi setiap sudutnya hingga ia menemukan keganjalan. Nania terlihat gelisah dan terus melirik ke arah kiri jalan. Resa pun menelusur ke arah terseb

  • Malam Panas Dengan CEO   Zia Dalam Bahaya

    Sean langsung dilarikan ke ruang operasi. Ia terlalu syok hingga jantungnya lemah dan terlalu memaksakan bergerak, membuat tulang rusuknya yang sudah retak bertambah banyak. Dokter memutuskan untuk memasang gips sementara pada tulang rusuknya sampai tulang rusuknya kembali pulih.Akan tetapi pasca operasi, lelaki itu belum menunjukkan tanda-tanda ingin membuka matanya, padahal sudah enam jam berlalu. Tuan Alan hanya bisa termenung memandangi tubuh anak lelakinya yang kini terpasang berbagai alat untuk memantau perkembangannya. Ada rasa bersalah pada dirinya karena sudah membuat Sean bertambah parah, tetapi lelaki tua itu masih tetap pada prinsipnya menjaga anak lelakinya dari Zia.“Tuan Alan, apa tidak sebaiknya membawa nona Zia kemari. Saya yakin sebenarnya tuan Sean sudah sadar, hanya saja ia menanti nona Zia,” saran pak Sadin yang masih mengenakan baju pasien pada tuan Alan.“Jangan sebut nama gadis itu! Sean hanya harus terbiasa hidup tanpa gadis itu! Lagi pula pertemuan mereka si

  • Malam Panas Dengan CEO   Amarah Sean Meluap

    “Zia, dengarkan Ibu! Lelaki itu sangat mencintai kamu, Ibu yakin dia bisa meyakinkan ayahnya untuk menerima kamu. Apa kamu tega meninggalkan lelaki itu, padahal kamu juga sangat mencintainya, ‘kan?” suara Resa terdengar lembut mencoba meyakinkan Zia.Namun, anak gadisnya menatapnya penuh curiga, padahal ia menunjukkan wajah sungguh-sungguh. Entah mengapa, Zia tak percaya dengan ekspresi ibunya. Gadis itu lalu tersenyum tipis dan kecut.“Apa ini rencana Ibu juga?” tanya Zia datar membuat Resa sedikit bingung.“Rencana apa?” Resa berbalik tanya.“Ibu berharap aku terus di sisi Sean agar dia terus menjamin kehidupan Ibu? Begitu ‘kan? Ibu sengaja membantu Sean dengan dalih berbagi informasi, padahal dia sangat melindungi dan menjaga keselamatan Ibu, karena dia tahu kamu adalah ibu dari gadis yang dicintainya.” Zia menduga pikiran wanita di hadapannya yang sudah melahirkan dirinya.Resa terkejut. Bibirnya sedikit gemetar dan wajahnya mulai pucat. Zia tersenyum ketir.“Ternyata benar. Ibu b

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Selamat, Zia Sakit

    “Zia, maafkan Ibu, Nak.” Resa menghampiri putrinya yang duduk bersimpuh di depan teras rumah sakit. Air mata Zia mendadak terhenti saat melihat Resa meraih pundaknya dan ikut duduk bersimpuh di hadapannya. Marah, kesal dam emosi menyelimuti dirinya, tetapi gadis itu tengah tak berdaya untuk meluapkan semua rasanya. Tubuhnya bahkan terasa lemas hingga Resa dapat menarik punggungnya ke depan dan memeluknya erat. “Kenapa harus Ibu yang menjadi alasan aku dan paman Sean terpisah,” lirih Zia diikuti air matanya yang makin banjir. “Aku benci kamu, Bu,” ucapnya tanpa sadar. Namun, Zia tak kuasa melawan Resa yang justru makin memeluknya erat. Wanita itu terus terisak dan berulang kali mengucapkan kata maaf. Sementara Zia makin terlihat limpung dan tak bisa berpikir jernih, hingga Resa melepaskan pelukannya dan menatapnya pilu. “Ibu puas ‘kan? Hidupku hancur dan benar-benar hancur, Bu. Baru kali ini aku merasa hidup karena paman Sean, tapi Ibu membuatnya celaka dan aku yang disalahkan, Bu,”

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Harus Selamat!

    “Tuan Sean dalam bahaya,” seru Alex, anak buahnya Sean setelah mendapatkan telepon dari Sean. “Zaid dan Faris kamu jaga di sini! Sisanya ikut saya!” perintahnya pada anak buahnya yang sudah ia kumpulkan di ruang tengah.Seluruh anak buahnya yang tengah berjaga di rumah tempat Resa berada langsung bergegas sigap. Termasuk Resa yang mendengar suara Alex dari dalam kamarnya langsung bergegas ke luar. Bukan tanpa sebab, ia tahu kalau lelaki itu akan dalam bahaya sebab Resa tahu pasti tuan David tak akan tinggal diam.“Tunggu!” teriak Resa setelah berlari cepat keluar kamar.Alex dan anak buahnya langsung terhenti. Mereka langsung berbalik ke arah Resa. Wanita itu memasang wajah cemas, gelisah dan rasa bersalah.“Aku ikut dengan kalian,” pinta Resa dengan tatapan memohon.“Maaf, Nyonya. Kami tidak ada waktu untuk mengurusi Nyonya,” sahut Alex kesal. Ia merasa Resa membuang waktunya.“Aku tahu pelakunya adalah tuan David. Jadi, aku harus ikut dan membuktikannya sendiri,” seru Resa lantang.

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Diserang

    “Tuan David, polisi menunggu di luar,” lapor anak buahnya tuan David saat menemuinya di ruang kerja.Baru saja lelaki tua itu menoleh. Istri dan anaknya langsung memasuki ruang kerjanya yang berada di rumah. Wajah mereka tampak cemas dan panik serta ketakutan.“Papi, ada apa ini? Kenapa polisi bilang Papi terlibat dalam kasus pembunuhan dan mafia tanah?” cecar Agnes dengan tatapan tak percaya.Tuan David tak langsung menjawab. Ia lalu menghampiri anak perempuannya dan tersenyum wibawa. Lelaki tua nan gagah itu pun menghapus air matanya lembut.“Sepertinya Papi salah memilih lawan, Sayang. Papi titip Mami, ya! Yang nurut sama Mami dan jadilah anak yang baik! Mulai saat ini Papi sudah tidak lagi bisa melindungimu, Sayang. Maafkan, Papi,” ucapnya lembut diakhiri tetes air mata pilunya.Agnes langsung menghambur pada pelukan ayahnya. Begitu juga dengan istri tuan David, ia menghambur pilu. Puas memeluk anak dan istri tercintanya, tuan David langsung melepaskan pelukan keduanya. “Papi har

  • Malam Panas Dengan CEO   Hanya Sean Yang Berhak Atas Zia

    “Nona Zia melewatkan sarapannya dan juga wajahnya sembam setelah tuan Alan menemuinya. Maafkan saya Tuan Sean, saya hanya cemas pada nona Zia.” Bi Asti menjelaskan dengan nada berat dan sedih dari balik panggilan telepon.“Tuan Alan? Ayahku datang ke mansion? Kapan ayahku datang?” tanya Sean mencoba tenang.Lelaki tampan itu memastikan ia tak salah menangkap penjelasan bi Asti sembari mengatur napasnya agar tidak panik. Sean menatap jam tangannya. Sebentar lagi memasuki jam istirahat makan siang.“Sekitar 15 menit setelah tuan Sean berangkat kerja. Nona Zia bahkan mengunci pintu kamarnya,” lapor bi Asti makin membuat Sean cemas.

  • Malam Panas Dengan CEO   Kesedihan Zia

    "Aku memintamu baik-baik demi kebaikan Sean, karena aku tahu anak itu tidak akan mau melepaskan kamu, Nona Zia."Air mata Zia mendadak berhenti mendengar ucapan lelaki tua di hadapannya. Ia terlalu syok hingga bukan hanya air mata saja yang terhenti, tetapi napas dan jantungnya terasa berhenti. Zia menatap tak percaya pada tuan Alan.“Aku minta maaf jika harus berkata seperti ini, Nona Zia. Aku tahu kalau aku sangat egois, tetapi hanya Sean lah yang aku miliki. Kamu pasti tahu ‘kan kalau aku sendiri menjebloskan Felicia dan Niko ke penjara. Itu semua karena rasa sayangku pada Sean, jadi aku mohon padamu, Nona Zia!” Tuan Alan menautkan kedua tangannya di depan dada.Lelaki tua itu memohon diikuti air matanya yang menetes. Air mata Zia langsung membanjiri lagi. Ia tak akan tega melihat seorang ayah yang memohon padanya. Zia dilema.“Tuan Alan,” suara Zia parau dan lirih.Sakit hati dan tak tega. Tuan Alan terus menatapnya dengan air matanya yang banjir seperti dirinya. Sesak rasanya, te

DMCA.com Protection Status