Beranda / CEO / Malam Kelam Bersama Presdir / Bab 4 - Mencari Jejaknya

Share

Bab 4 - Mencari Jejaknya

Penulis: SHy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-14 06:37:38

Bella kini telah berdiri tepat di hadapan Langit. Kedua tangannya bersedekap di dada. Tatapan matanya pun terhunus tajam pada Langit. "Bagaimana, Langit. Setelah mengetahui wanita itu sedang mengandung darah dagingmu apa kau masih berniat lari dari tanggung jawab?" Tanya Bella.

Wajah Langit terlihat datar menatap sang kakak. Ia sudah menduga jika Bella mengetahui keadaan Sora saat ini mengingat dokter pribadi keluarganya baru saja keluar dari ruangan kerjanya dan pasti bertemu dengan Bella. "Belum tentu anak yang ada di dalam kandungannya itu anakku. Bisa jadi dia pernah tidur bersama pria lain." Jawab Langit.

Plak

Telapak tangan Bella menempel tepat di pipi Langit. Wajah wanita itu nampak geram terlihat jelas dari tatapan matanya yang semakin tak bersahabat. "Berani sekali kau berkata seperti itu, Langit. Sudah jelas anak itu adalah anak kandungmu. Dia tidak mungkin melakukannya dengan pria lain!" Maki Bella.

Langit mengalihkan pandangan matanya ke samping merasa enggan melihat kemarahan yang terpancar di raut wajah sang kakak. Sebenarnya ia juga merasa yakin jika anak yang dikandung Sora adalah darah dagingnya. Namun ia masih saja ingin mengelak.

"Aku tidak menyangka jika bisa memiliki adik pecundang seperti dirimu!" Bella kembali memaki. Menjatuhkan harga diri Langit sebagai seorang pria. "Suka tidak suka, mau tidak mau, kau harus tetap menikahi wanita itu. Jika tidak, kau akan tahu sendiri akibatnya. Berita ini akan sampai di telinga Mama dan Papa." Ancam Bella.

Langit terkesiap. Jangan sampai sikap buruknya itu diketahui oleh kedua orang tuanya. Sebab, ia pasti akan diusir dari keluarganya dan tidak mendapatkan warisan apa pun dari kedua orang tuanya. Sudah dapat Langit pastikan jika sampai itu terjadi ia akan hidup sebagai gelandangan di luar sana.

"Maaf, Tuan, Nona. Nona Sora sudah sadar." Theo bersuara menghentikan perdebatan adik dan kakak itu saat melihat kedua kelopak mata Sora yang tertutup akhirnya terbuka.

Pandangan Bella beralih pada sosok wanita yang kini sedang berbaring di atas sofa. Secepat kilat Bella melangkahkan kaki mendekati Sora.

"Sora, kau sudah sadar?" Kata Bella pada Sora.

Dahi Sora mengkerut. Menatap bingung pada sosok wanita yang berjongkok di samping tubuhnya saat ini. "Maaf, anda siapa dan kenapa saya bisa berada di sini." Sora memperhatikan sekitarnya. Sedetik kemudian ia segera bangkit dari posisi berbaring setelah menyadari jika saat ini ia berada di dalam ruangan Presdir.

"Umh..." Sora memegang kepalanya yang masih terasa sakit.

Bella menatap lekat wajah Sora yang kini miringis menahan rasa sakit. "Kau berada di ruangan kerja Langit. Tadi kau pingsan di kamar mandi." Jawab Bella. Informasi itu tentu saja ia dapatkan dari dokter pribadi keluarganya.

Sora terkesiap. Pandangannya seketika tertuju pada Langit yang ternyata tengah menatapnya dingin. Tubuh Sora seketika bergetar. Bayangan kejahatan Langit kembali terlintas di benaknya.

"Saya harus pergi dari sini!" Sora berniat untuk bangkit dari posisi duduk. Ia harus segera keluar dari dalam ruangan tersebut. Ia tidak boleh berlama-lama berada dekat dengan Langit. Pergerakan akhirnya Sora terhenti saat tangan Bella mencekal lengannya.

"Tetaplah di sini. Ada hal penting yang ingin saya bicarakan kepadamu." Kata Bella.

Sora memperhatikan wajah Bella yang nampak serius menatap wajahnya. Kemudian ia mengangguk menghargai keinginan wanita itu.

Langit masih berdiam diri di posisinya. Ia menunggu Bella mengatakan sesuatu pada Sora.

"Sora, apa kau sudah mengetahui jika saat ini kau sedang hamil?" Tanya Bella hati-hati.

"A-apa, hamil?" Sora terbata. Wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut. Melihat ekspresi yang ditunjukkan Sora, membuat Bella menyimpulkan jika Sora belum mengetahui jika dirinya sedang mengandung saat ini.

Bella menganggukkan kepala. Kemudian memberitahu Sora jika dokter keluarganya sudah memeriksa kondisi Sora saat Sora pingsan tadi.

"Tidak... itu tidak mungkin. Aku tidak mungkin hamil" Sora berteriak seraya menggelengkan kepala merasa tidak percaya dengan perkataan wanita asing di depannya saat ini.

"Tapi kenyataanya benar begitu, Sora. Dokter tidak mungkin salah mendiagnosa penyakitmu."

"Jangan bercanda. Aku tidak hamil. Dan siapa anda? Saya tidak mengenal anda tapi tiba-tiba saja anda datang memberitahu saya jika saya sedang hamil!" Tanya Sora keras.

"Saya Bella, Kakak kandung dari pria yang sudah menodaimu satu bulan yang lalu." Jawab Bella.

Deg

Sora terkesiap. Pernyataan Bella sangat mengejutkannya. Ditatapnya wajah Langit sejenak yang masih menatapnya dengan dingin. "Saya tidak peduli siapa anda. Sekarang biarkan saya pergi dari sini!"

"Tidak bisa. Kau tidak boleh pergi sebelum kau menyetujui niat baik Langit untuk menikahimu sebagai bentuk pertanggung jawaban Langit atas dirimu dan janin yang berada di dalam rahimmu."

Kedua kelopak mata Sora terbuka lebar. Tidak percaya dengan apa yang Bella katakan.

**

Nyatanya, desakan Bella pada Sora agar menerima Langit untuk menikahinya ditolak mentah-mentah oleh Sora. Setelah menolak dengan keras permintaan Bella, Sora segera keluar dari dalam ruangan kerja Langit. "Walau pun benar saat ini saya sedang mengandung, namun saya tidak mau menerima tawaran anda untuk menikah dengan Tuan Langit." Kata Sora sebelum pergi meninggalkan ruangan kerja Langit. Menurut Sora, lebih baik ia mengandung dan merawat anaknya seorang diri dari pada harus menikah dengan pria seperti Langit.

Penolakan Sora tentu saja membuat Langit geram. Jika Sora menolak untuk menikah dengannya, sudah pasti Bella akan mengadukan sikap buruknya pada kedua orang tua mereka. Tidak ingin tinggal diam dengan penolakan Sora, akhirnya hari itu Langit berniat mendatangi Sora ke kediamannya. Berbekal sebuah alamat dari Theo, kini Langit sudah berada di depan kediaman Sora. Tanpa membuang waktu lama, Langit segera mengetuk pintu rumah.

"Maaf, anda siapa?" Tanya Bibi Rida seraya menatap kagum sosok pria tampan yang berdiri di depannya saat ini.

"Apa Soranya ada?" Tanya Langit balik tak ingin berbasa-basi.

"Sora?" Wajah Bibi Rida nampak tak bersahabat setelah menyebut nama Sora. "Dia tidak ada di rumah ini. Dia sudah saya usir dari sini karena ketahuan hamil di luar nikah!" Jawab Bibi Rida sedikit keras.

Langit terkesiap. Tanpa kata ia membalikkan tubuh dan melangkahkan kaki meninggalkan rumah tersebut.

"Hei, Tuan?" Bibi Rida memanggil Langit. Namun Langit menulikan telinganya hingga akhirnya masuk ke dalam mobilnya kembali. "Tampan sih, tapi tidak sopan!" Gerutu Bibi Rida.

Langit melajukan mobilnya seraya melakukan panggilan telefon pada Theo untuk membantunya mencari keberadaan Sora. Ia tidak boleh membiarkan wanita itu pergi begitu saja setelah membuat kekacauan di hidupnya. Cukup lama Langit menyusuri jalanan mencari keberadaan Sora sambil menunggu kabar dari Theo. Hingga akhirnya, ia mendapatkan kabar dari Theo jika anak buah mereka sudah berhasil menemukan keberadaan Sora.

***

Bab terkait

  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 5 - Izinkan Aku Menikahimu

    Perasaan Sora dibuat tidak tenang setelah menyadari dua orang pria berbaju hitam mengikutinya sejak ia keluar dari dalam minimarket membeli sebuah roti untuk mengganjal perutnya yang terasa lapar. Sora terus melangkah menjauhi kedua pria tersebut hingga akhirnya langkahnya terhenti saat tubuhnya tidak sengaja menabrak tubuh seseorang."Aw..." Sora mengusap pelipisnya yang terasa sakit. Sedetik kemudian ia mendongak untuk melihat siapakah orang yang baru saja ia tabrak. "Tu-tuan Langit." Sora terbata. Tubuhnya bergetar hebat hingga membuat roti yang tadi ia beli jatuh ke atas tanah. Sora tak memperdulikan roti tersebut. Perlahan sepasang kakinya melangkah mundur berniat kabur dari Langit. Ya, ia harus pergi dari pria itu sebelum Langit berniat buruk kepadanya.Dua orang pria yang sejak tadi mengikuti Sora bergerak cepat menahan langkah Sora saat menyadari wanita itu hendak kabur."Apa yang kalian lakukan. Lepaskan aku!" Sora berteriak. Bukan hanya roti di tangannya saja yang terjatuh k

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 6 - Pelayan Untuk Sora

    Sora mengangguk setuju. Ia sama sekali tidak mempermasalahkan perkataan Langit agar tidak mencintai pria itu. Lagi pula, Sora merasa tidak mungkin mencintai pria itu. Karena jangankan untuk mencintai Langit, melihat wajah Langit saja dia sudah takut."Sebentar lagi akan datang seorang pelayan yang bertugas membantumu selama tinggal di apartemen ini. Jika kau membutuhkan sesuatu, jangan sungkan meminta tolong kepadanya." Kata Langit setelah menyampaikan beberapa pesan sebelum menikah dengan Sora."Baik, Tuan. Terima kasih." Jawab Sora pelan.Langit segera bangkit dari posisi duduk. Ia merapikan kemejanya yang sebenarnya tidak berantakan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi, Langit segera melangkah pergi meninggalkan apartemen dan memberikan pesan pada Theo agar melanjutkan tugasnya di sana.Setelah kepergian Langit, Theo langsung saja menunjukkan pada Sora dimana letak kamar wanita itu. Tak lupa Theo mengingatkan pada Sora agar tidak berani kabur dari apartemen."Selangkah saja anda

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 7 - Terasa Lebih Baik

    Pukul dua dini hari, Sora terjaga dari tidur lelapnya. Mimpi buruk yang menguasai alam bawah sadarnya membuat Sora terjaga dengan napas yang naik turun. "Bibi!" Lirih Sora teringat dengan mimpi buruknya bagaimana Bibi Rida mengusirnya setelah mengetahui dirinya hamil di luar nikah. Bahkan tanpa belas kasih Bibi Rida membiarkan Zoya mendorong tubuhnya yang sedang berbadan dua keluar dari rumah hingga nyaris terjatuh.Air mata meleleh membasahi wajah Sora. Sosok wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri tega memperlakukannya dengan buruk. Bukan hanya pada saat ia ketahuan hamil di luar nikah saja, namun sejak ia masih kecil dan belum mengerti kejamnya dunia."Sekarang aku tidak memiliki siapa-siapa lagi dalam hidupku. Aku benar-benar kesepian." Lirih Sora merasa sedih. Entah kehidupan seperti apa lagi yang akan ia lewati kedepannya setelah keluar dari rumah Bibi Rida. Sedang memiliki keluarga saja hidupnya sudah terasa pelik, apa lagi setelah ini. Di tengah kesedihanny

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 8 - Bukan Salah Takdir

    Langit menyadari jika kedatangannya membuat napsu makan Sora jadi hilang hingga membuat wanita itu menghentikan aktivitas memakan makanannya. Tidak ingin membuat Sora menyisakan makanan hanya karena dirinya, Langit pun memilih meninggalkan ruangan makan."Habiskan makananmu. Setelah itu temui saya di ruangan tamu." Pesan Langit sebelum pergi meninggalkan Sora.Sora tercenung. Rupanya pria itu menyadari jika kehadirannya bagaikan mood buruk hingga mengganggu napsu makannya. Setelah kepergian Langit, Sora segera menghabiskan makanannya yang tinggal sedikit. Ia tidak boleh menyisakan makanan yang lezat itu mengingat selama ini ia sangat sulit untuk bisa merasakan menikmati makanan yang lezat seperti yang ia makan saat ini.Selesai menghabiskan makanannya, Sora segera menuruti perintah Langit yang memintanya menyusul ke ruangan tamu. Tiba di sana, Sora melihat pria paruh baya yang tadi datang bersama Langit nampak sibuk mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang ia bawa."Duduklah." Kata La

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 9 - Dia Anakku...

    Sora dan Langit kini sudah duduk di depan penghulu yang bertugas untuk menikahkan mereka. Sejak awal kedatangannya ke tempat tersebut, Sora lebih banyak diam. Ia hanya bersuara jika ditanya atau diminta pendapat oleh penghulu."Karena kedua mempelai sudah siap, maka kita mulai saja acara akad pagi ini." Kata penghulu.Langit dan Sora mengangguk menyetujuinya. Kemudian tangan Langit pun terangkat berjabat dengan wali nikah untuk memulai prosesi akad nikah mereka pagi itu.Walau acara pernikahannya hari ini bukanlah hal yang diinginkan oleh Sora, namun tetap saja wanita itu merasa gugup saat Langit mulai membacakan kalimat akad untuk menjadikannya sebagai seorang istri."Sah." Dua orang pria yang ditunjuk Langit sebagai saksi di acara akadnya bersuara cukup keras setelah Langit selesai membacakan ijab qabulnya dengan lantang dan jelas.Kedua bola mata Sora berkilat bening setelah menyadari jika kini ia bukan lagi seorang wanita lajang melainkan istri dari seorang pria bernama Langit. Sea

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 10 - Menuruti Keinginan Ibu Hamil

    Setelah menebus resep obat dan vitamin untuk Sora di bagian farmasi, Langit langsung saja mengajak Sora untuk pulang. Di tengah perjalanan menuju pulang, Langit tiba-tiba saja membelokkan mobilnya ke arah supermarket saat teringat dengan sesuatu."Kau belum meminum susu hamil sejak satu bulan ini, kan?" Tanya Langit setelah memarkirkan mobilnya di depan supermarket.Sora menganggukkan kepalanya membenarkan perkataan Langit. Bagaimana ia bisa meminum susu hamil sementara ia baru saja mengetahui keadaannya yang sedang berbadan dua baru beberapa hari yang lalu."Kalau begitu ayo kita beli susu hamilnya. Beli juga semua barang yang kau butuhkan selama berada di apartemen."Sora mengangguk dengan ragu. Kemudian keduanya pun turun dari dalam mobil milik Langit.Saat berjalan masuk ke dalam supermarket, Langit sejenak menghentikan langkahnya saat merasa Sora tertinggal jauh di belakangnya. "Kenapa kau jalannya lambat sekali? Seperti siput saja." Kata Langit dengan ekspresi datarnya.Sora ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 11 - Untuk Kali Ini Saja!

    Senyuman di wajah Sora terkembang mendengar perkataan Langit. "Anda tidak sedang bercanda kan, Tuan?" Tanyanya memastikan lebih dulu."Memangnya sejak kapan kau pernah melihatku bercanda?" Pertanyaan balasan dari Langit membuat Sora bungkam seribu bahasa.Tanpa membuang waktu lebih lama berbasa-basi dengan Sora, Langit langsung saja melajukan mobilnya menuju tempat penjual makanan yang Sora inginkan saat ini.Nyatanya, bukan hal yang mudah bagi Langit membelikan seluruh makanan yang Sora inginkan. Ia harus berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain mencari jenis-jenis makanan yang berbeda itu.Dengan sabar, ia mengikuti arahan Sora yang tengah menunjukkan tempat penjual makanan yang Sora inginkan terakhir kalinya."Kau yakin mau makan makanan yang di dijual di sini juga?" Tanya Langit memastikan sebelum keluar dari dalam mobil. Melihat suasana di dalam toko yang cukup padat, Langit dapat menebak jika ia akan membutuhkan waktu lebih lama membeli makanan terakhir yang diinginkan S

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 12 - Kehamilan Simpatik?

    Sora mengangguk saja mengiyakan perkataan Langit. Efek kekenyangan dan sedikit kelelahan karena terlalu banyak beraktivitas hari ini, kedua bola matanya jadi mengantuk dan ingin segera diistirahatkan."Maaf, Tuan. Bolehkah saya istirahat dulu?" Tanya Sora hati-hati. "Boleh. Sekarang masuklah ke dalam kamar dan istirahat. Nanti malam Bi Nina akan membangunkanmu untuk makan malam." Balas Langit.Sora menghela napas lega karena Langit tidak mempersulit keinginannya untuk beristirahat. Tanpa membuang waktu lama, Sora langsung saja melangkahkan kaki menuju kamarnya yang berada tidak jauh dari ruang tengah berada.Langit yang ditinggalkan oleh Sora pun langsung saja memanggil Bi Nina yang kini tengah berada di dapur mempersiapkan makanan makan malam untuk Sora."Bibi, jangan lupa buatkan susu hamil rasa strawberry yang saya beli tadi untuk Sora. Satu lagi, buatkan masakan yang sehat dan bergizi untuknya karena tadi makanan yang dia makan sangat tidak sehat!" Titah Langit.Bi Nina menganggu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06

Bab terbaru

  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 32 - Memberikan Izin Kembali

    Beberapa hari berlalu, Pandu nampak masih berupaya untuk bertemu dengan Sora. Namun lagi-lagi, dia harus menelan kekecewaan sebab Sora begitu sulit untuk ditemui bahkan tidak pernah keluar dari dalam apartemen. Pandu dibuat bingung dan bertanya-tanya, kenapa sikap Sora saat ini seperti orang yang sedang dikurung saja? Agh, memikirkannya membuat Pandu jadi semakin berpikiran buruk saja.Di saat Pandu terus kepikiran dengan sosok Sora, sosok yang tengah dipikirkannya itu ternyata turut memikirkannya. Dia bahkan sering berupaya untuk bisa keluar dari dalam apartemen namun selalu berujung dengan kegagalan sebab Langit begitu sulit untuk memberikannya izin untuk keluar.Bukan tanpa alasan Langit melakukannya, dia hanya tidak ingin Sora bertemu kembali dengan bibinya dan membuat hati wanita itu jadi bersedih karenanya.Berita Sora yang dikurung di dalam apartemen akhirnya sampai di telinga Bella. Ibu dari satu anak itu nampak berang karena Langit sudah bersikap sangat gegabah mengurung istr

  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 31 - Dia Sudah Menikah

    Pertemuan Sora tadi bersama Pandu akhirnya membuat Sora terus kepikiran dengan pria itu. Bagaimana masa sekolahnya saat bersama Pandu dulu hingga pada saat ia menolak cinta Pandu karena takut bibinya akan marah jika ia ketahuan menjalin hubungan dengan seorang pria."Huh, kenapa aku jadi memikirkan Kak Pandu terus." Gumam Sora diikuti helaan napas yang terasa berat. Akibat terlalu banyak memikirkan sosok Pandu, Sora sampai lupa jika tadi ia sempat merindukan sosok Langit dan ingin segera bertemu dengannya."Baby, apa kau akan marah pada Mama jika Mama memikirkan pria yang bukan ayah kandungmu?" Sora berbicara pada janinnya yang masih bersemayam di dalam rahimnya. Rasanya tidak pantas sekali dia memikirkan pria yang tidak memiliki hubungan apa pun di dalam hidupnya.Di apartemen berbeda, Pandu yang tadi sempat berniat untuk melanjutkan pembicaraannya dengan Sora berinisiatif menghampiri apartemen Sora setelah memastikan putri kecilnya sudah tertidur dengan lelap di atas ranjang.Keluar

  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 30 - Jadi Memikirkannya

    Pandu yang turut melihat wajah Sora dibuat terkejut melihat wajah wanita itu setelah sekian lama mereka tidak bertemu."Sora." Kata Pandu sambil menatap intens wajah Sora.Bi Nina yang menyadari jika keduanya saling kenal pun menatap pada Sora. "Nona kenal sama pria itu?" Tanya Bi Nina.Sora mengangguk pelan. "Dia Kak Pandu, Bi. Kakak kelasku di sekolah dulu." Bi Nina yang hendak kembali bersuara mengurungkan niatnya saat Pandu berjalan mendekat pada mereka sambil menggendong gadis kecil di tangannya. "Sora, kau benar Sora, kan?" Tanya Pandu seakan memastikan. Sora mengangguk pelan. Dirinya sungguh tidak menyangka setelah sekian lama tidak bertemu dengan pria yang sempat menjadi idolanya, kini mereka kembali di pertemukan dalam situasi yang tak terduga.Pandangan Sora tertuju pada gadis kecil yang nampak manja berada di dalam gendongan Pandu. "Apa gadis kecil ini anak Kakak?" Tanya Sora.Pandu menganggukkan kepalanya. "Ya. Dia anakku dengan almarhum istriku." Jawab Pandu apa adanya

  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 29 - Dikurung Lagi

    "Ada beberapa hal yang tidak bisa saya jelaskan pada Bibi. Yang terpenting saat ini, saya harap Bibi dapat mengikuti segala perintah saya demi kebaikan Sora."Bi Nina akhirnya mengangguk tanpa berniat bertanya lebih jauh. Ia mengerti Langit memiliki privasi dan ia tidak ingin terlalu ikut campur di dalamnya.Setelah berbincang sejenak dengan Bi Nina, Langit segera kembali ke ruangan tengah dimana Sora tengah menunggunya di sana.Wajah Sora terlihat tegang melihat kedatangan Langit. Wanita itu tengah berpikir jika Langit akan memarahinya mengingat kejadian yang terjadi tadi siang.Namun di luar ekspetasi, nyatanya Langit tidak memarahi atau membahas perkara yang terjadi tadi siang. Pria itu justru membahas hal lain tentang kehamilan Sora. Ya, jelas saja Langit tidak akan memarahinya karena pria itu tahu marah pun tiada guna. Memarahi Sora itu sama saja membuat Sora semakin takut kepadanya. Selain dari pada itu, dia juga sudah membicarakan permasalahan Sora tadi siang bersama Bi Nina. La

  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 28 - Tidak Mau Jatuh Hati

    Sora menanti kedatangan Langit ke apartemen dengan harap-harap cemas setelah mendengar cerita dari Bibi Nina jika sudah menceritakan apa yang terjadi di supermarket tadi pada Langit."Apa Tuan Langit akan memarahiku. Atau dia akan melarangku untuk keluar lagi karena sudah membuat kekacauan." Sora bermonolog.Kecemasan yang Sora rasakan semakin bertambah saat melihat pintu apartemen terbuka dan memperlihatkan wajah Langit di sana."Tuan..." Sora bangkit dari posisi duduk menyambut kedatangan Langit.Langit yang sedang menenteng beberapa bungkus makanan di tangannya tak menyahut dan terus melangkah ke arah Sora. "Ini aku bawakan makanan untukmu." Kata Langit datar seraya menyerahkan plastik berisi makanan tersebut pada Sora.Sora menerimanya. Ia menatap kotak makanan tersebut dengan tatapan lapar. Kecemasan yang melandanya sejak tadi pun perlahan hilang melihat makanan tersebut.Langit dapat menangkap ekspresi Sora. Dia segera meminta Bi Nina untuk menyalin makanan yang ia bawa agar bis

  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 27 - Hal Yang Ditakutkan Terjadi

    "Heh, siapa anda yang berani ikut campur dalam urusan saya dan Sora!" Sahut Bibi Rida dengan tatapan tak kalah nyalang. Ia menatap tubuh Bi Nina dari atas sampai bawah dengan tatapan menghina. Dari penampilan Bi Nina saja Bibi Rida sudah dapat menyimpulkan jika Bi Nina adalah wanita rendahan sama seperti Sora."Saya adalah orang yang bertugas menjaga Nona Sora saat ini. Termasuk menjaganya dari wanita jahat seperti anda!" Tegas Bi Nina."Hahah." Bibi Rida tertawa mencemooh Bi Nina. "Kau pikir dia ini adalah bangsawan yang harus dijaga segala?!" Ketusnya.Bi Nina hendak kembali menjawab, namun Sora dengan cepat menghentikan niatnya dengan memegang lengannya."Bibi, sudahlah. Jangan membuat keributan di sini." Pinta Sora. Namun permintaan Sora tidak akan membuat Bi Nina menurut begitu saja. Sebab dia sangat tidak suka dengan sikap arogan yang Bibi Rida tunjukkan saat ini."Heh, Sora. Siapa wanita ini, kenapa dia sok dermawan sekali membela wanita seperti dirimu?" Tanya Bibi Rida dengan

  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 26 - Pertemuan Tak Terduga

    Setelah mendapatkan izin keluar dari David, Sora segera bersiap-siap untuk pergi. Dia mengganti pakaian dengan pakaian bepergian yang dibelikan oleh Langit tak lupa memakai sepatu sesuai dengan perintah Langit. Setelah merasa sudah siap, dia langsung menghampiri Bi Nina yang sudah menunggu dirinya di ruang tengah apartemen."Bibi, aku sudah siap!" Kata Sora semangat.Bibi melukis senyum melihat wajah senang yang Sora tunjukkan. "Baiklah, kalau begitu ayo kita pergi, Non." Ajak Bibi.Dengan semangat kepala Sora mengangguk. Kemudian ia dan Bi Nina melangkah keluar dari dalam apartemen.Tiba di lobby, seorang sopir yang ditugaskan oleh Langit sudah menunggu kedatangan mereka. Pria paruh baya itu segera menuntun Sora dan Bi Nina menuju mobilnya berada."Bi Nina kenapa?" Tanya Sora melihat wajah Bi Nina yang nampak berbeda setelah bertemu dengan sopir tersebut."Bibi gak apa-apa, Nona." Balas Bi Nina tak ingin jujur.Sora merasa tak percaya. Namun dia memilih menghargai jawaban Bi Nina. Ke

  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 25 - Jangan Berani Kabur!

    Satu bulan tanpa terasa telah berlalu sejak Sora tinggal di apartemen milik Langit. Selama itu pula Sora lebih banyak menghabiskan waktu di dalam apartemen. Dia tidak boleh keluar jika tidak bersama dengan Langit dan tidak boleh memakan jajanan dari luar jika bukan Langit yang membelikannya.Sora akhirnya merasa jenuh. Dirinya sudah biasa bekerja dan menghabiskan banyak waktu di luar rumah beberapa tahun belakangan ini. Jadi saat ia lebih banyak menghabiskan waktu di apartemen, ia merasa hidupnya terasa hampa. "Aku bosan," keluh Sora setelah membuang napas kasar di udara. Jika saja Langit mengizinkannya untuk berjalan-jalan meski hanya di sekitar apartemen, dia pasti sudah sangat senang.Bi Nina mendengar keluhan Sora. Sebenarnya ia juga merasa kasihan pada Sora yang lebih banyak dikurung di apartemen. Namun mau bagaimana lagi, ia tidak bisa memberikan izin pada Sora untuk keluar tanpa izin dari Langit lebih dulu.Sora mengusap perutnya yang terasa mulai besar. Dia mulai berpikir bag

  • Malam Kelam Bersama Presdir   Bab 24 - Itu Semua Karena Kau!

    Regina berjalan mondar-mandir di dalam pantry memikirkan cara untuk dapat bertemu dengan Theo di saat sedang waktu bekerja seperti saat ini. Jika ia masuk ke dalam ruangan Theo tanpa membuat janji lebih dulu, bisa saja Theo memarahinya dengan alasan tidak sopan dan mungkin memecat dirinya."Apa aku saja ya yang membuatkan minum untuk Tuan Theo siang ini?" Pikir Regina. Dari semua cara yang ia pikirkan sejak tadi, seperti hanya cara itu yang terbaik untuk ia lakukan agar bisa bertemu dengan Theo.Regina mengarahkan pandangan pada Tiwi yang nampak sedang mengambil gelas dan ingin membuatkan minuman dingin untuk Theo."Tiwi, siang ini aku saja yang membuatkan minum untuk Tuan Theo." Kata Regina dengan nada memerintah.Dahi Tiwi mengkerut saat mendengar perkataan Regina. "Maaf ya, Regina. Tapi ini adalah tugasku. Aku tidak ingin Tuan Theo memarahiku karena aku melimpahkan tugas ini kepadamu."Lidah Regina berdecak. Selama bekerja sebagai bawahannya, baru kali ini Tiwi berani melawan diriny

DMCA.com Protection Status