Share

Bab 2.Lalai

Penulis: Ai nien
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-14 11:04:24

*Sembilan bulan yang lalu di Negri Kahyangan tepatnya kantor tempat produksi manusia.*

Han sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Ia adalah malaikat yang bertugas meracik genetik makhluk di bumi seperti, golongan darah, sidik jari, warna kulit, warna mata, dan berbagai jenis bentuk tubuh lainnya.

Bisa dibilang pekerjaanya sangat rumit dan butuh ketelitian luar biasa.

Dia harus memasukkan ramuan sesuai takaran yang tertulis di dokumen. Misalnya, takaran lebar mulut dan tinggi hidung tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Jika tidak, akibatnya bayi yang lahir akan berbeda dengan wajah kedua orang tuanya.

"Tok ... tok ... tok ... " suara ketukan pintu dari luar. 

"Masuklah!"

Yejun pun masuk dengan membawa tumpukan berkas setelah dipersilahkan.

"Siang, Tuan Han! Ini berkas-berkas manusia yang akan lahir sembilan bulan ke depan."

"Aissh ... Kenapa banyak sekali?"

"Entahlah! Beberapa hari ini saya juga selalu lembur untuk mendata semuanya. Kalau begitu, saya pamit keluar dulu."

"Silahkan!"

Han mulai mengerjakan tugasnya dengan terburu-buru, "Aku harus cepat menyelesaikan secepatnya atau aku akan gagal menonton konser Yellow Pink malam ini."

Ya, malaikat tampan ini adalah Fanboy dari salah satu Girlgroup Korea selatan.

Dia kerap turun ke bumi menyamar menjadi manusia hanya untuk menyaksikan konser.

Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.32.

Kurang dari setengah jam, konser akan segera digelar. Tapi, masih tersisa beberapa berkas yang belum dikerjakan. Hal itu membuatnya semakin mempercepat pekerjaan.

"Berhati-hatilah saat bekerja, Han!" tegur Sang Ketua malaikat yang baru saja memasuki ruangan.

"Oh, Ketua Joon," kata pria itu sambil menoleh sebentar dan lanjut bekerja, "tentu saya sangat berhati-hati, Ketua. Saya hanya sedikit mempercepat pekerjaan."

"Kau ingat kesalahan yang kau perbuat 10 tahun yang lalu? Akibatnya, gadis manusia itu masih dibully orang-orang sekitarnya karena warna kulitnya terlalu gelap dan sangat bebeda dengan ras keluarganya."

"Ah, aku sangat merasa bersalah. Tapi, itu mungkin terjadi karena aku masih training. Dan aku yakin tidak akan melakukan kesalahan lagi. Aku sudah cukup lihai dalam bidangku sekarang."

"Semoga saja begitu."

Kemudian Ketua Joon keluar dari ruangan dan Han berhasil menyelesaikan pekerjaanya sebelum konser berlangsung.

*Sembilan bulan kemudian.*

Pemimpin malaikat dari bagian kematian melaporkan pada Ketua Joon selaku pimpinan dari bagian produksi manusia bahwa telah terjadi aksi kematian manusia sebelum tanggal takdirnya tiba. 

Mereka duduk saling berhadapan di meja kerja Ketua Joon.

"Kang Areum, wanita 23 tahun, domisili di bumi bagian Korea Selatan. Dia baru saja melakukan bunuh diri. Hal ini terjadi karena kesalahan bawahan Anda, Tuan Joon."

"Bagaimana bisa hal kematian disebabkan oleh bawahan saya? Bukankah ini tidak ada kaitannya?"

"Sesuai hasil yang kami amati, manusia bernama Kang Areum tersebut baru saja melahirkan tanpa status pernikahan. Ia meminta pasangannya untuk bertanggung jawab. Tetapi, pasangannya tidak yakin jika anak itu adalah darah dagingnya, sehingga meminta bukti dari tes DNA. Namun, hasil tes menununjukan anak itu bukan keturunannya meski faktanya anak tersebut memang benar keturunannya. Jadi, sudah jelas ini merupakan kesalahan dari pihak malaikat bagian produksi manusia."

Mendengar penjelasan dari pemimpin malaikat kematian, Ketua Joon segera memanggil Yejun dan Han sebagai tersangka untuk datang ke ruangan.

Mereka berdua pun telah sampai tanpa memakan waktu yang lama.

"Maaf sebelumnya. Ada perlu apa Ketua memanggil kami?" ucap Yejun.

"Duduklah! Baca laporan itu!"

Yejun dan Han segera duduk di kursi kosong sesuai perintah lalu membaca laporannya.

"Saya akan bertanya pada Han sebagai tersangka pertama. Apakah kamu merasa atau bahkan menyadari telah melakukan sebuah kesalahan dalam pekerjaan sembilan bulan yang lalu?"

Termenung sejenak, sebelum akhirnya Han menjawab, "Saya rasa saya tidak melakukan kesalahan apa pun."

"Baiklah. Yejun sebagai tersangka kedua. Buka data  pembuatan manusia anak dari Kang Areum dan James William yang kamu kerjakan." 

Yejun menunjukkan data yang ia buat pada Ketua Joon. 

"Sudah kuduga ini kesalahan dari Han," ucapnya setelah memeriksa data membuat Han terbelalak.

"Data yang dibuat Yejun tidak ada yang salah. Jelas, kasus ini terjadi karena kelalaianmu saat bekerja. Ini bukan pertama kalinya kau membuat kesalahan, Han. Bahkan, kali ini sangat fatal! Kau mengakibatkan seorang anak manusia mengakhiri hidup dan membuat seorang bayi manusia terlantar. Kau akan dihukum."

Han hanya bisa menelan ludah mendengar dirinya akan dihukum.

"Ada dua pilihan hukuman untukmu. Rawat bayi malang tersebut atau hancur menjadi debu."

Mendengar itu, Han merasa pusing.

Merawat bayi manusia mungkin sangat berat, tetapi malaikat yang musnah karena kesalahan merupakan hal terhina.

Dengan berat hati ia memilih, "Saya bersedia diturunkan ke bumi untuk merawat bayi tersebut, Ketua."

   

Bab terkait

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 3.Toko Roti

    Malam semakin larut. Han membopong bayi tersebut sambil menelusuri jalan dengan perut kelaparan. Dia menoleh kanan dan kiri. Namun, tiada satu pun tempat yang dapat ia singgahi. Toko dan tempat-tempat makan semua nampak redup. Bagai menemukan secercah cahaya dalam gulita, saat langkahnya terasa semakin berat, pandangannya berhasil menemukan sebuah toko yang masih buka. Segera ia bergegas menuju ke sana. Tempat yang sedang dituju malaikat kelaparan itu adalah sebuah toko yang menjual beragam roti dan kue. Di dalam sana, terdapat sang pemilik toko yang duduk menopang dagu. Dia terlihat bukan seperti gadis Asia dengan rambut pirang dan bola mata biru. "Lima menit lagi aku akan menutup toko jika tidak ada pembeli yang datang," katanya sambil melirik jam dinding dengan jarum panjang dan pendek saling tumpang tindih di angka 11. "Bisa-bisanya jumlah roti yang terjual sama saja meskipun buka lebih awal dan tutu

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 4.Makanan Ringan

    Angin malam yang berhembus kencang mengingatkannya agar tak lupa untuk mengenakan jaket.Beberapa menit yang lalu, Evelyn baru saja selesai membereskan kedai. Kini, lengkap dengan pengaman kepala serta kaos tangan ia siap mengendarai motor maticnya dan meluncur pulang.Dari kejauhan, samar-samar matanya melihat seseorang sedang berjalan dipinggir jalan. Dan semakin jelas pada jarak kurang dari 50 meter."Bukankah itu pria yang tadi?"Ya, orang tersebut adalah Han yang masih berada di jalanan sambil berusaha menenangkan bayinya.Awalnya, Evelyn ingin mengabaikan. Tapi, melihat bayi yang dibawa menangis kencang, ia pun memilih berhenti meskipun sudah melewati Han beberapa meter."Kenapa kalian masih berada di sini?" tanyanya setelah turun dari motor."Oh, Nona Roti. Saya tidak tahu harus ke mana dan bayi ini terus menangis sampai-sampai saya juga ingin menangis.""Jadi kalian tidak punya tempat tinggal?"Han ha

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 5.Makhluk Aneh

    "Tok ... tok ... tok ... " suara pintu yang diketuk oleh Han. "Nona Roti, bangunlah sebentar! Maaf kalau mengganggu tapi ini sangat darurat," katanya panik. "Tok ... tok ... tok ..." "Nona Roti!" Suara berisik Han berhasil membangunkan Evelyn dari tidur nyenyaknya. Dengan rambut berantakan dan tentunya dengan ekspresi marah, ia membuka pintu kamar. "Sudah kubilang jangan mengganggu kenapa malah ribut-ribut tengah malam?" "Tunda marahmu sebentar saja, Nona! Sesuatu terjadi pada Si bayi. Tolong bantu saya!" Dia menarik tangan Evelyn menuju kamarnya. "Owek ... owek ... " "Lihatlah! dia belum berhenti menangis sedari tadi. Bahkan aku sudah membuatkan susu untuknya malah dia seperti menolak." Mereka melangkah bersama mendekati si bayi. Evelyn mengecek popoknya, "Hoek!" Secara reflek, dia menutup hidung setelah melihat kotoran didalam popok bayi itu. "Dia buang air besar. Cepat gant

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 6.Terpukau Oleh Kesempurnaan

    "Kita mulai dari membuat sarapan terlebih dahulu. Perhatikan baik-baik, oke!""Oke!" Mengacungkan jempol tangan kanan sementara tangan kiri menggendong bayi.""Nyalakan kompornya terlebih dahulu seperti ini! Ceklik ..." bunyi kompor dinyalakan."Aku akan mengajarkan menu paling sederhana dulu. Yaitu ... telur ceplok." Gaya bicara Evelyn meniru pembawa acara progam memasak di stasiun televisi."Panaskan teflon! Lalu pecahkan telur diatasnya! Tambahkan sedikit garam! Ini yang namanya garam. Kau juga harus belajar membedakan mana garam, mana gula, dan lain-lain."Han sangat fokus meperhatikan Evelyn, "Bagaimana cara membedakannya?""Kau bisa menjilatnya sedikit. Nanti lama kelamaan kau bisa membedakan hanya dengan melihatnya."Han pun menjilat masing-masing toples bumbu menggunakan ujung jari dengan menampilkan ekspresi sesuai rasa. Evelyn yang sedang mengangkat telur, melirik ke arah Han, "Sudah matang ... Pakai sendok, Bodoh! Itu menji

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 7.Uang

    "Kau bisa memandikan Hyunki?"Belum sempat Han membuka mulut, Evelyn kembali berkata, "Sudahlah jangan menjawab! Kau pasti tidak bisa.""Hehe ... Kalau begitu tolong ajari!""Masalahnya aku juga belum pernah memandikan bayi." berpikir sebentar lalu mengeluarkan ponsel dari tas. Ia menonton sebuah video memandikan bayi di internet. Han juga ikut menonton."Aku tetap tidak berani melakukannya. Hyunki terlalu kecil," ucap Evelyn."Saya bisa melakukannya.""Kau yakin?"Sambil mengangguk, dia berkata, "Seperti yang saya bilang, saya bisa melakukan segala hal jika sudah pernah melihatnya."Segera, Han memandikan bayi yang diberi nama Hyunki tersebut dan benar dia bisa melakukannya dengan baik."Wah, ternyata kau tidak bodoh sepenuhnya," puji Evelyn, "Kalau begitu, aku juga tidak perlu mengajarimu cara melakukan pekerjaan rumah sendiri. Kau tonton saja video di internet!""Tentu saja," balas Han sambil tersenyum.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 8. Wajah Sempurna

    Sepanjang hari dan malam, pikiran Han tak berpaling sedikit pun dari kata-kata Evelyn bahwa dirinya adalah beban.Hal itu membuat dirinya bertekad untuk mencari kerja meski tanpa kartu identitas apa pun.Hari ini setelah Evelyn berangkat ke toko roti dan dia sudah selesai dengan pekerjaan rumah, ia pergi berangkat melamar pekerjaan.Di bawah sinar mentari pagi, ia berjalan menyusuri kota sambil mendorong kereta bayi yang berisi Hyunki.Dia mendatangi semua toko dan tempat makan menanyakan apakah ada lowongan pekerjaan.Tak banyak toko yang sedang menambahkan pekerja. Sekalipun ada, mereka selalu bertanya kartu identitas yang tak dimiliki oleh Han.Dia terus berjalan dan menemukan sebuah tempat makan yang sedang membutuhkan karyawan tanpa meminta identitas apa pun. Tapi tentunya, pemilik tempat makan itu tidak mau menerima karyawan yang bekerja membawa bayi.Hari semakin siang.Terik matahari terasa membakar kulit. Han memilih b

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 9. Makan malam

    Biasanya, Han makan malam lebih dulu tanpa menunggu Evelyn. Tapi, berbeda dengan hari ini, ia mengganjal perutnya yang lapar dengan makanan ringan agar bisa makan malam bersama Evelyn.Waktu pulang Evelyn pun telah tiba. Ia datang dengan membawa bungkusan roti di tangan dan raut muka yang lesu."Selamat datang, Evelyn!" sambut Han begitu Evelyn masuk ke dalam."Untukmu!" kata Evelyn sambil memberikan bungkusan roti yang ia bawa, "kau pasti belum makan karena di rumah tidak ada bahan makanan.""Benar, saya belum makan karena menunggumu. Tapi, saya sudah memasak untuk makan malam kita. Ayo!""Kenapa menungguku? Setiap hari kan aku sudah makan malam di toko.""Sudah! Pokoknya malam ini kau harus makan malam dengan saya!" Han pun menarik tangan Evelyn menuju dapur.Melihat meja makan penuh dengan berbagai makanan yang tersaji, membuat Evelyn bertanya karena yang ia tahu bahan makanan dirumah sudah habis."Kau dapat dari mana semua

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 10. Nyaman di dekapmu

    Di depan jendela kamarnya, Evelyn berdiri. Menatap gemerlap bintang di langit sambil menangis."Ev, Kau belum tidur?"Evelyn menoleh, "Kau? Kau sangat tidak sopan memasuki kamar perempuan sembarangan!" katanya sambil mengelap air mata."Maaf! Saya ingin mengetuk pintu tapi saya takut kau tidak mengijinkan saya masuk." Mendekat ke arah Evelyn."Kenapa menangis?" Mengelap air mata Evelyn menggunakan tangan kanannya.Evelyn hendak menolak perlakuan Han dengan menepis tangannya, tetapi Han malah memegang pipinya dengan kedua tangan dan menghapus air matanya.Hal itu membuat sebuah kenangan terbesit di kepalanya. Kenangan dengan seorang anak laki-laki yang mengusap air matanya ketika menangis di masa kecil.Air matanya mengalir semakin deras membuat Han bingung dan langsung memeluknya."Apakah saya menyakitimu sedalam itu? Maafkan saya." Mengusap punggung.Otak Evelyn hendak menolak, namun tidak dengan tubuhnya. Ia mera

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-24

Bab terbaru

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 38. Tempat Sampah

    Go Minji adalah nama pria yang sedang bersama Evelyn saat ini. Mereka berteman sangat akrab bahkan sering bertukar cerita tentang masalah yang sedang dialami masing-masing, meskipun dalam pertemanannya mereka lebih senang menggunakan kata-kata kasar dibanding kata-kata kasih sayang. Pertemuan itu adalah pertemuan yang tak pernah terduga setelah bertahun-tahun tidak memberi kabar satu sama lain. Mereka berpisah sejak mereka lulus SMP karena orang tua Minji harus pindah ke luar kota untuk mengurus pekerjaan. "Kau dulu sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dariku sampai aku memanggilmu Jerapah, tapi sekarang aku terlihat lebih tinggi. Apa selama ini kau tidak tumbuh? Hahaha ... " "Ah, aku tahu! Kau pasti sering mengalami patah hati hingga pertumbuhanmu terhambat oleh itu." lanjutnya masih dipenuhi dengan tawa. "Diam kau! Tubuhku masih termasuk tinggi jika dibandingkan dengan standar tinggi tubuh para wanita, Bodoh." "Ah, tapi yang jelas kau sering p

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 37. Jerapah Pirang

    Kecepatan berjalan cepat di area teras rumah sakit jiwa yang dilakukan Ae Ra dalam mengejar Han tidaklah berjalan lancar. Beberapa pasien dan para perawat yang sedang melakukan aktivitas berlalu lalang menghambat langkahnya. Pada sebuah tikungan sudut bangunan di sana, seorang pasien tak diduga berlari kencang menabraknya hingga terjatuh. Begitu ia bangun kembali, Han bersama dengan Evelyn dan Hyunki sudah menghilang dari pandangannya. "Haisss ... Kenapa mereka berjalan bagaikan mengkuti lomba jalan cepat?" Nafasnya masih tak beraturan. "Hwa!" Dia berteriak kencang karena kedatangan Kang Areum yang muncul secara tiba-tiba. "Kupikir kau sudah terlatih sejak kecil melihat arwah sepertiku. Kenapa kau masih saja terkejut?" Ae Ra mendengus kesal, "Meski sudah terlatih, aku akan tetap terkejut jika kau muncul tanpa aba-aba." "Kau penasaran dengan pria yang tadi? Apa kau pikir dia seorang manusia atau hantu?" Ae Ra menggeleng se

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 36. Wujud Asli

    Sudah hampir setengah jam Evelyn mondar-mandir karena bimbang ingin keluar dari kamar. Rasa malu atas tindakannya yang berani mencium Han masih ia rasakan. Berulang kali ia mengintip dari balik pintu untuk memastikan keberadaan Han. "Dia tidak ada. Sebaiknya aku keluar sekarang. Tapi ... Bagaimana kalau dia tiba-tiba muncul?" Matanya tidak menemukan keberadaan Han ketika ia mengintip sekali lagi. Dia melangkah dengan mengendap-endap layaknya pencuri. Empat lima langkah dari kamarnya sudah tercapai. Namun ... "Hah!" Spontan mengelus dada karena tiba-tiba Han keluar dari kamarnya. Tangannya yang gugup kelabakan menarik beberapa helai rambut ke belakang telinga. "Pagi, Ev!" sapa Han yang sebenarnya juga merasa gugup, namun ia sukses menyembunyikannya. "Pagi!" bola matanya kesana kemari seakan bingung ingin menatap ke mana. "Mau sarapan bersama?" tawar Han. "Bukannya aku menerima tawaranmu, tapi sejak awal aku memang ingin sarapan." Menuju meja makan dan disusul oleh Han. Sebuah

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 35. Apakah ini Cinta?

    Di atas ranjang yang berbalut sprei warna navy polos, Han masih terbayang-bayang dengan perlakuan Evelyn kepadanya. Bahkan, ia masih memegangi dadanya yang berdetak dengan cepat.Ia berbaring tanpa bantal sambil menatap layar ponselnya yang terdapat foto dirinya dengan Jasmine. "Rasa suka ini berbeda dengan rasa suka pada Jasmine. Dan rasa bahagia ini sangat berbeda saat bertemu dengannya.""Mungkinkah ini yang disebut cinta?" Dengan cepat ia menggelengkan kepalanya. "Tidak. Hal ini tidak boleh terjadi." Bangkit dari tidurnya."Secepatnya aku harus mencarikan cinta sejatinya." Mengambil buku harian Evelyn yang masih ia simpan dan membacanya.'Dear My book,''Tadi sepulang sekolah, aku dan Stevan pergi ke suatu tempat dengan pepohonan yang rindang dan angin yang berhembus lembut.'Aku tidak tahu bagaimana dia yang baru pindah bisa mengetahui tempat seperti itu.''Dia menunjukkan sebuah rumah kecil yang terbuat dari kayu di atas salah satu pohon di sana.''Aku menyaksikan betapa lincahn

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 34. Film Romantis

    Sebelum pulang ke apartemen, Han menyempatkan diri untuk membeli sebuah CD . Han langsung menuju ke kamar Evelyn begitu sampai di apartemen. Namun, ia tak menemukannya di sana. Tempat yang dituju setelahnya adalah kamarnya. Sudah pasti dia ada di sana bersama dengan Hyunki. Baru setengah perjalanan, ia sudah berpapasan dengan Evelyn di ruang tengah. "Hai, Ev! Kau baru dari kamar Hyunki?" "Ya. Aku baru saja menidurkannya. Kau sendiri dari mana?" "Saya habis keluar mencari udara segar. Em, kau mau menemani saya menonton film?" "Horor? Action? Komedi?" Han menggelengkan kepala. "Romance." "Seleramu sangat murahan. Tapi, baiklah. Akan kutemani." Mereka duduk bersebelahan di sofa panjang depan televisi. Film sudah mulai diputar. "Film romantis sangat membosankan. Aku pasti akan tertidur di petengahan film." Menguap. "Apa lagi tadi aku tidak tidur siang." "Saya pastikan kau tidak akan mengantuk, karena ini adalah film romantis terbaik menurut rekomendasi di Yucub." "Semoga saja.

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 33. Akting

    Ae Ra tidak ingin Kang Areum mengetahuinya sekarang, jika dia mempunyai kelebihan melihat makhluk tak kasat mata karena ia belum merangkai rencana apapun. Jadi, ia berpura-pura terkejut karena melupakan sesuatu untuk mengalihkan hal tersebut. "Hah! Aku lupa belum membawa uang." Putar balik menghapiri James. "Kau belum memberiku uang." Menadahkan tangan kanannya. "Kau sangat Khawatir aku tidak membayar? Aku pasti akan mentransf ..." bicaranya terpotong. Ae ra mengode dengan menutup mulutnya menggunakan jari telunjuk dan memelankan suaranya, "Ssshhhttt ... Lihat di depan pintu!" James melihat ke arah pintu dan menyaksikan Kang Areum berdiri di sana. "Haissh ... Kalau begitu aku ikut denganmu." "Kita perlu berakting." Ae ra mulai berbicara dengan nada normal, "Berikan uangnya!" James sengaja menunjukkan rasa takutnya. "Aku ikut bersamamu. Aku tidak mau sendirian di sini. Wanita itu datang lagi. Lihat! Dia di depan pintu saat ini." Mengacungkan jarinya ke arah Kang Areum. "Mana?

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 32. Perasaan Rumit

    Wajah Han terlihat sangat sumringah sepulang dari pemotretan. Ia duduk di sofa sambil tersenyum menatap layar ponselnya. Evelyn yang menyaksikan hal itu pun menanggapinya dengan bertanya, "Apa hal baik sedang terjadi padamu?""Wah, Apa terlihat sangat jelas?""Sudut bibirmu sangat bersemangat naik ke atas."Han tertawa kecil, "Haha ... Ini adalah suatu keberuntungan yang terjadi tanpa diduga.""Oh, ya? Apa itu?" Duduk menyilangkan kaki di sebelah Han."Seperti kebetulan. Baru kemarin kita membicarakan tentang Jasmine YP, hari ini saya bertemu dengannya, bahkan bekerja bersama.""Apa kau baru saja menceritakan tentang khayalanmu?""Saya tidak mengkhayal. Lihat ini!" Menunjukkan layar ponselnya yang terdapat foto berdua, dirinya dengan Jasmine.Evelyn mengambil ponsel itu dan mengamatinya dengan serius. "Bagaimana ini bisa terjadi?""Sudah saya bilang, ini adalah keberuntungan. Kami menjadi Brand Ambassador di sebuah brand yang sama, yaitu Suprim."Ekspresi Evelyn mendadak berubah seper

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 31. Hari baik

    Ae Ra datang ke kamar James dan memberikan sebuah dokumen. "Apa ini?" tanya James yang sedang duduk di ranjangnya. "Perjanjian kontrak. Untuk berjaga-jaga." tersenyum. James mengambil dan membaca isi dari kontrak tersebut. Di dalam kontrak itu menyatakan, bahwa berhasil atau tidak dalam menyelesaikan misi, pihak kedua tetap menerima bayaran. "Aku juga akan menambahkan perjanjian." ucapnya setelah selesai membaca kontrak tersebut. James menambahkan, pihak kedua harus berusaha bersungguh-sunguh dalam menyelesaikan misinya.Pihak kedua juga harus menuruti seluruh perintah dari pihak pertama. "Agar kau tidak bekerja seenaknya dan tidak berusaha." Kemudian mereka saling berjabat tangan setelah selesai melakukan tanda tangan. ***** Han keluar dari kamar dengan pakaiannya yang sudah terlihat rapi. Memakai celana cargo pants dan kaos putih polos yang dilengkapi dengan kemeja sebagai outer. "Kau jadi pemotretan hari ini?" tanya Evelyn yang sedang duduk di sofa. "Iya." sambil melip

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 30. Kriteria

    Tak terasa beberapa menit berlalu digunakan James dan Ae Ra untuk mengobrol. Mereka duduk bersebelahan di atas ranjang yang sempit tersebut.James meminta agar Ae Ra bersedia untuk menjadi perawat pribadinya dengan membayar lebih pada pihak rumah sakit dan membayar Kim Ae Ra."Wanita itu dulunya adalah kekasihku. Suatu hari, aku memutuskan untuk meninggalkannya karena dia selingkuh bahkan hamil dan melahirkan seorang anak dari pria lain. Mungkin karena itu ia akhirnya melakukan bunuh diri.""Kau satu-satunya orang yang mampu melihat wujudnya. Aku mohon, bantu aku lepas dari dia. Aku ingin kau menjadi perawat pribadiku. Jadi, kau bisa mengawasiku lebih." sambungnya."Aku tidak ingin terlibat dengan masalah orang lain. Apa lagi ini berurusan dengan makhluk lain.""Ini tidak gratis. Entah berhasil atau tidak aku akan tetap memberimu bayaran.""Meskipun aku mempunyai kemampuan untuk melihat mereka, tapi aku tidak pernah berinteraksi dengan mereka apa lagi memanfaatkannya untuk mencari uan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status