Jonathan menganggukkan kepalanya dan mengatakan. "Bener, dia lagi mengandung anakku dan kandungannya udah berjalan tiga bulan," ujarnya."Hah? Gila." Tania tercengang saat mendengar perkataan pria yang sudah di jodohkan olehnya, dia tidak percaya sama sekali."Cepat masuk!" titah Daniel pada semuanya agar pembahasan semuanya di bahas di dalam unit Apartemen Jonathan saja.Namun, Jonathan kekeh ingin mengejar gadisnya, tapi sang ayah berhasil mendorong tubuh Jonathan agar masuk ke dalam. Sampai akhirnya, mereka berlima masuk ke dalam Apartemen dan duduk di sofa ruang tamu.Jefan terlihat gelisah saat mengetahui anak perempuannya sedang bersama pengasuhnya yang selama ini sudah di rindukan sang anak, Jefan benar-benar tidak menyangka jika adiknya menghamili pengasuhan anaknya.'Sepertinya dia udah gila,' batin Jefan sambil melirik ke arah adik kandungnya, Jonathan.Daniel dan Dona mulai membahas pernikahan Jonathan dengan Tania yang akan di selenggarakan Minggu depan, Jonathan kekeh tid
"Hei, Jelita." Tania langsung menyapa Jelita dengan sok akrab, bahkan dia mengulas senyum manis.Riani masih diam saat prianya sedang di genggam erat oleh gadis lain di depannya, ada rasa sesak dan sakit hati yang Riani rasakan, tapi dia tidak mau menunjukkan semuanya di depan siapa pun. Karena Riani harus sadar diri jika dirinya hanya seorang pembantu sekaligus pemuas nafsu Tuan mudanya, Jonathan."Bi, kita kembali ke rumah aja, yuk. Sepertinya ayah dan yang lainnya udah selesai," ucap Jelita yang tidak menghiraukan sapaan Tania padanya.Tania yang tadinya bersikap ramah dan memberikan senyuman pada Jelita, kini wajahnya berubah sampai 180 derajat, Tania sudah pasti kesal dengan perlakuan gadis kecil yang ada di depannya. Namun, sepertinya Tania harus berakting dengan bagus hingga dirinya berhasil menikah dengan Jonathan.Entah kenapa Tania menjadi terobsesi menikahi Jonathan, sebenarnya dia sangat menolak keras tentang perjodohan dan pernikahan yang di lakukan keluarganya, tapi liha
'Aku harus cari cara agar Jonathan menjauh dari Riani,' batin Tania yang terdengar jahat. 'Lebih bagus lagi kalau aku menghilangkan benih yang ada di dalam perut pembantu itu,' batinnya lagi.Tania sudah memiliki rencana jahat untuk Riani, Tania ingin menguasai Jonathan, dan entah apa yang ada di pikirannya Tania saat ini padahal dirinya sudah memiliki hubungan dengan Jeri. Atau mereka sudah mengakhiri semuanya? Hah, entahlah. Hanya Tania dan Jeri yang mengetahui semua itu, semoga saja Riani akan baik-baik saja."Kita pulang aja deh, aku banyak urusan." Terlihat jelas dari ekspresi wajahnya Jonathan yang sangat malas bersama dengan gadis yang ada di depannya, gadis yang sudah merusak semuanya."Gak, kita udah sepakat tadi Apartemen kalau kita akan kencan," kekeh Tania pada keputusannya saat mereka berada di dalam Apartemen tadi."Hah, gadis gila." Jonathan menatap kesal ke arah gadis yang ada di depannya, dia benar-benar ingin menghajar gadis itu. Namun, sudah pasti Jonathan tidak bis
Saat Riani mendengar perkataan Jelita seperti itu, dadanya Riani terasa sesak dan Riani kembali mengingat saat Jonathan bergandengan dengan Tania."Bi Riani pasti gak akan pergi, karena kemarin bibi ada urusan sama ayahnya," celetuk bi Yani yang langsung mengatakan itu.Bi Yani mengatakan itu karena tidak mau Riani memikirkan alasan lain lagi untuk membohongi Jelita, karena bi Yani yakin jika kepergian Riani pasti ada sangkut pautnya dengan Jonathan. Bi Yani juga harus meminta penjelasan juga dari Riani, tapi bi Yani tidak mau memaksa Riani untuk menceritakan semuanya."Huh, bi Yani mirip tiang listrik nyamber terus," ucap Jelita dengan wajah cemberut."He he, maafkan." Bi Yani sedikit menundukkan kepalanya."Sebaiknya kau istirahat dulu aja, kembali bekerja lagi besok atau lusa," titah Jefan sambil melirik ke arah Riani.Riani juga ikut menatap ke arahnya dan berkata. "Baik Tuan, terima kasih," ucapnya.Jefan hanya manggut-manggut saja, lalu dia menuntun anak semata wayangnya untuk p
Riani mulai mencari dompetnya di dalam lemari tapi tidak ada, Riani kembali bingung dengan barang yang dia cari tapi tidak ada juga."Ke mana, sih?" Riani terus saja mencari dengan sedikit menggerutu, lalu tiba-tiba saja dia berhenti mencari dompetnya dengan tubuh yang sudah duduk di lantai.Riani menepuk pelan jidatnya sendiri dan berkata. "Aku ke sini gak bawa tas atau apa pun," ucapnya yang baru sadar bahwa dirinya datang ke rumah keluarga Prawira tidak membawa apa pun.Riani memang tidak membawa apa-apa saat dirinya masih di Apartemen beberapa waktu yang lalu, karena dia pikir itu adalah pelayan Apartemen saat mengetuk Apartemen milik Jonathan, eh taunya Tania dan keluarga Prawira. Sejak saat itu Riani pergi dengan Jelita ke caffe, dia juga tidak membawa tas, dompet, atau apa pun yang ada di Apartemen."Sabar," gumam Riani yang mencoba menenangkan hatinya dan mengatur napasnya, dia juga tidak mungkin kembali ke Apartemen untuk mengambil tas dan yang lainnya.Riani mulai mencari re
"Huh, kalau memang Om Jonathan nikah sama wanita gatal itu, aku benci sama Om!" Jelita berteriak.Jelita berteriak sambil bangun dari duduknya, lalu dia berlari kecil menuju pintu ruang makan, dan terlihat jelas jika Jelita tidak setuju jika Om nya akan menikahi wanita itu, wanita yang menurutnya tidak baik dan tidak akan cocok dengan Om nya.Semua orang yang ada di dalam ruang makan di buat bingung dengan tingkah gadis kecil seusia Jelita, bahkan semua orang yang ada di dalam ruang makan saling menatap satu sama lain, mereka seperti sedang bertanya-tanya di dalam pikirannya masing-masing.'Anak kecil aja bisa menilai mana yang baik dan tidak,' batin Jonathan yang sudah bingung dengan keinginan sang ibu.Seketika Riani melirik ke arah Jonathan yang ternyata sedang melirik ke arahnya juga, lalu Riani terlihat salah tingkah dan Dona melihat tingkah mereka berdua membuatnya emosi."Jonathan, ingat ya, Minggu depan kau nikah dengan Tania!" tegas Dona dengan suara yang meninggi dan penuh p
'Tuhan, berikan aku kekuatan untuk menghadapi semua ini,' batin Riani dengan mengusap-usap perutnya yang sudah sedikit menonjol.Di dalam kamar Jonathan, dia sedang duduk di sofa dengan memijat pelan pelipisnya sendiri, dia tidak menyangka jika ibunya terlalu terobsesi untuk menikahi dirinya dengan seorang wanita dari anak temannya.Jonathan juga terlalu bodoh mengiyakan perjodohan itu, dan dia menerima saja perjodohan itu saat mereka membahasnya di Apartemen saat itu, saat di mana gadisnya sedang berada di caffe dengan keponakannya."Aku harus mencari cara lain," gumam Jonathan yang berusaha mencari rencana agar dirinya tidak menikahi wanita pilihan ibunya.Sebenarnya perjodohan antara Jonathan dengan Tania adalah rencananya Dona saja, dan Daniel tentu saja tidak menyukai rencana itu, tapi Daniel tidak bisa melakukan apa pun. Apa lagi saat Dona mengancam pada Jonathan jika Jonathan tidak mau menikahi Tania maka Dona akan membuat Riani terus menderita.Tentu saja Jonathan tidak akan m
"Kapan mau nikahi Riani?" tanya Daniel sambil menatap ke arah anak bungsunya, Jonathan.Sebelum Jonathan menjawab pertanyaan sang ayah, dia mulai menghela napasnya terlebih dahulu, lalu berkata. "Pengennya besok," jawabnya dengan keraguan. "Tapi aku gak yakin kalau ibu bakal tinggal diem aja kalau aku nikahin Riani," sambungnya."Sebaiknya nikahin aja dulu, kan kau belum tau reaksi ibu bakal gimana," celetuk Jefan."Enak sekali omongan kau yang asal ceplos aja," ujar Jonathan dengan gelengan kepala.Sebenarnya Jonathan memang sudah memiliki niat seperti yang di katakan oleh sang kakak, tapi dia tidak yakin jika ibunya tidak akan bertindak apa pun setelah dirinya menikahi gadis pilihannya. Jonathan masih mengingat jelas dengan ancaman sang ibu saat di Apartemen, bahkan di depan gadis pilihan ibunya."Ibu akan menghancurkan kehidupan Riani, bahkan ibu takkan pernah membuat hidupnya bahagia." Seperti itulah kira-kira ancaman ibunya Jonathan terhadap dirinya.Jonathan memijat pelan pelipi
Riani mulai mengatur napasnya dalam-dalam, dan mengikuti semua perintah dari sang Dokter agar lahirannya lancar dan normal. Jonathan selaku suaminya Riani masih setia berada di sampingnya Riani, bahkan tangannya Jonathan sudah sangat merah dan penuh luka akibat remasan dari Riani. Namun, Jonathan tidak mempermasalahkan itu, karena yang terpenting saat ini adalah proses lahiran Riani yang harus normal dan lancar.'Tuhan, lancarkan persalinan istriku,' batin Jonathan yang terus berdoa pada Tuhan agar persalinan istrinya berjalan dengan lancar.Hampir 1 jam lamanya, tangisan seorang bayi terdengar nyaring di dalam ruang persalinan membuat Riani dan Jonathan tersenyum bahagia, saat ini Riani dan Jonathan saling menatap satu sama lain, lalu air matanya Riani kembali menetes saat mendengar buah hati mereka sudah lahir, dan Jonathan juga ikut meneteskan air mata, air mata bahagia karena anak pertama mereka telah lahir ke dunia."Selamat Nyonya dan Tuan, anaknya seorang laki-laki dan tampan s
Waktu berputar begitu cepat, dan tidak di sadari saat ini kandungannya Riani sudah berusia sembilan bulan, Riani dan Jonathan tidak sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, buah hati yang sudah di tunggu-tunggu sejak lama oleh mereka."Sayang, apa kamu belum merasakan sesuatu?" Entah sudah berapa kali Jonathan mengatakan itu pada istrinya, Riani."Belum, sayangku," jawab Riani dengan gelengan kepalanya, lalu memberikan senyuman manis untuk suaminya yang begitu tidak sabar menantikan dirinya melahirkan.Suami mana yang bisa sabar menunggu istrinya melahirkan anak pertama mereka, pastinya semua suami tidak akan sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, apa lagi buah hati untuk anak pertama mereka."Kalau nanti gak kuat lahiran normal, sebaiknya lahirannya Caesar aja, ya?" Tidak tahu sudah berapa kali Jonathan mengatakan ini pada istrinya, tapi Jonathan sangat khawatir jika istrinya tidak kuat untuk melahirkan normal."Siap suamiku sayang." Riani manggut-manggut dan paham sekali d
Mendengar bisikan seperti itu dari Jonathan membuat Riani kembali mengulas senyum yang lebar, dan detak jantungnya Riani semakin berdetak tidak karuan, Riani mulai merasa bangga dan begitu bahagia saat Jonathan mengatakan seperti itu padanya seolah-olah Riani begitu berarti di dalam kehidupannya Jonathan."Aku akan selalu izin pada mu jika akan pergi ke mana-mana," balas Riani yang tidak akan tega membantah perkataan pria yang sebentar lagi akan menikahinya."Bagus." Jonathan langsung mengecup leher belakangnya sang gadis."Ih geli." Riani sedikit menjauhi tubuhnya agar sang pria tidak mengecupnya terus."Hei, sebentar lagi aku akan selalu mengecup ini," kekeh Jonathan yang terlihat sangat mesum sekali, dan sang gadis hanya tertawa saja saat mendengar kekehan seperti itu.Riani selalu melamun dengan mengingat semua nasib yang di alami olehnya saat ini, nasib yang entah baik atau buruk. Namun, Riani bersyukur bisa bertemu dengan sosok pria seperti Jonathan yang sebentar lagi akan menja
"Bawa Riani pergi dari sini," titah sosok gagah itu pada beberapa bodyguard yang ada di belakangnya."Siap Bos." Beberapa bodyguard itu langsung membawa Riani dengan menyentuh tangannya. Namun, Jihan menahan tangan para bodyguard itu agar tidak membawa Riani begitu saja."Biarkan Riani hidup dengan tenang di sini tanpa perdebatan kalian," ucap Jihan pada sosok gagah itu, dan terlihat sekali jika Jihan begitu berani dengan mengucapkan seperti itu.Riani sudah menggeleng-gelengkan kepalanya pada Jihan agar tidak bertingkah seperti itu pada sosok pria gagah itu, pria yang tidak lain adalah Ayahnya Jonathan, Daniel Prawira."Cepat bawa Riani!" Daniel kembali memerintahkan para bodyguard nya."Siap Bos." Para bodyguard itu langsung membawa Riani pergi begitu saja dari dalam kamar.Jihan terlihat ingin mengejar Riani, tapi Jihan di tahan oleh dua bodyguard yang berada di dekat Daniel."Riani ingin hidup bebas dari tekanan istri anda, Tuan Daniel!" Jihan begitu berani sekali saat mengatakan
Hari berganti begitu cepat, tapi Jonathan belum juga menemukan Riani semenjak dirinya sudah kembali ke Yogyakarta. Jonathan juga meminta orang suruhannya agar memantau Jeri, karena Jonathan yakin jika Jeri adalah dalang, dalang dari menyembunyikan Riani."Sayang, kamu di mana?" Jonathan terus saja bermonolog sendiri saat tatapannya memandangi foto gadisnya yang ada dalam wallpaper ponselnya.Jonathan pasti mengkhawatirkan Riani dan calon anak mereka, tapi Jonathan sulit sekali menemukan keberadaan Riani yang entah berada di mana. Jonathan juga sudah menghubungi nomor Jihan selaku sahabatnya Riani, tapi Jonathan tidak mendapatkan respon apapun dari Jihan."Oh Tuhan, aku harus ke mana." Jonathan memukul pelan kepalanya saat dirinya merasa bodoh tidak bisa menemukan gadis nya, gadis yang sedang mengandung anaknya.Setelah Jonathan di tipu oleh Tania yang katanya Daniel sakit dan di rawat di rumah sakit, Jonathan langsung kembali ke Yogyakarta menggunakan pesawat umum, dan Jonathan sudah
Mendengar pertanyaan Daniel membuat Dona membulatkan matanya dengan sempurna, Dona juga langsung menatap sinis ke arah Daniel karena bisa-bisanya memberikan pertanyaan seperti itu, pikir Dona."Tidak perlu menatapku seperti itu," celetuk Daniel saat melihat pandangan yang tidak mengenakan dari istrinya sendiri.Dona berdecih kesal dan berkata. "Apa-apaan kau memberikan pertanyaan seperti itu? Jelas-jelas Jonathan akan menikahi Tania," kekeh Dona yang akan menikahkan Jonathan dengan gadis pilihannya, Tania."Apa Jonathan mau menikah dengan Tania?" Daniel memberikan pertanyaan itu untuk istrinya dengan ekspresi seperti menertawakannya."Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menikah dengan gadis itu," ucap Jonathan yang masih bersungut-sungut.Jefan hanya bisa geleng-geleng kepalanya saat melihat keluarganya yang selalu saja bertengkar seperti itu, dan Jefan juga tidak bisa mencampuri urusan Jonathan walaupun Jonathan adalah adik kandungnya."Aku akan kembali ke Jogja, tolong jangan
Jihan masih diam dan tidak berniat mengatakan apapun saat mendengar pertanyaan-pertanyaan yang di keluarkan oleh Riani, dan Jihan yakin jika saat ini Riani sedang bermonolog dengan diri sendiri, Jihan tidak mau ikut campur dalam hal ini, karena menurutnya ini hal yang wajar jika nomer Jonathan tidak aktif, mungkin saja ponselnya kehabisan baterai atau ponselnya sedang di charger dengan keadaan mati, semua bisa saja terjadi, pikir Jihan."Sudahlah, sepertinya dia belum bangun," ucap Riani yang terlihat menyerah saat dirinya terus menerus mencoba menelepon sang pria, tapi nomer sang pria tetap saja tidak aktif membuat dirinya hanya bisa pasrah saja.Cukup lama Riani menghubungi Jonathan melalui ponselnya Jihan, tapi nomernya Jonathan masih saja tidak aktif membuat Riani mengembalikan ponselnya pada Jihan."Masih gak aktif?" tanya Jihan yang berbasa-basi pada sahabatnya."Iya," jawab Riani dengan suara pelan dan seperti seseorang yang tidak bersemangat."Coba telepon nomer kamu, bukannya
"Gak perlu mengemasi barang-barang, aku hanya akan menengok Ayah saja, setelah itu akan kembali ke sini," jelas Jonathan pada sang Ibu.Dona yang tadinya ingin membalas penjelasan Jonathan, tapi tiba-tiba saja Tania memberikan kode dengan gelengan kepalanya dan tangannya menahan tahan Dona."Sudah, biarkan seperti itu," ucap Tania pada calon Ibu mertuanya dengan nada berbisik agar calon suaminya tidak mendengar ucapannya.Jonathan melangkah pergi untuk masuk ke dalam kamarnya, dan Jonathan akan mengambil tas dan beberapa barang yang akan di butuhkan olehnya saat pergi ke Jakarta. Jonathan juga berusaha percaya dengan sang Ibu, apa lagi semua ini menyangkut Ayahnya yang tiba-tiba sakit.'Tumben banget Abang Jefan gak hubungi aku dan memberitahu kalau Ayah masuk rumah sakit?' tanya Jonathan di dalam hatinya.Jonathan pastinya paham betul dengan Kakak kandungnya, Jefan. Jefan akan selalu memberitahu Jonathan jika salah satu keluarga mereka sakit, tapi kali ini Jefan adem ayem tanpa membe
Ke esokan harinya, pukul 8 pagi di unit Apartemen mewah yang sedang di tempati oleh Jonathan, Jonathan kedatangan tamu tidak di undang, tamu yang pastinya membuat emosinya memuncak saat melihat wajahnya, wajah yang sudah membuat gadisnya pergi dari Apartemen sejak kemarin."Ngapain kau ke sini?" tanya Jonathan dengan tatapan mengkilat pada sosok gadis di depannya."Mau menemui calon suamiku," jawab gadis itu dengan ekspresi wajah yang terlihat bahagia."Pergi, Tania!" Jonathan langsung mengusir gadis itu, gadis yang ada di depannya tanpa rasa bersalah sama sekali.Gadis yang ada di Apartemen Jonathan adalah Tania, gadis yang sudah membuat Riani pergi dari Apartemen nya sejak kemarin karena pesan yang di kirim Tania untuk Riani. Jonathan pastinya akan mengusir Tania secara terang-terangan, dan Jonathan tidak mau melihat Tania lagi setelah dirinya sudah membaca pesan itu, pesan yang menurutnya tidak pantas.Tania tidak memperdulikan perkataan pria yang ada di depannya, lalu matanya Tani