"Bukan gitu," jawab Riani yang sudah bingung harus menjelaskan dari mana.Jonathan kembali meremas dan membuat gadis yang ada di depannya semakin menahan, menahan desahan dan hasrat."Jangan di tahan, lepaskan semuanya." Jonathan membisikan itu tepat di telinganya sang gadis.Gadis yang selalu Jonathan jamah setiap dia berada di sampingnya, tapi sang gadis selalu diam dan selalu menikmatinya.Karena setiap sentuhan Jonathan selalu membuat gadis itu terlihat nyaman dan sudah pasti membuatnya candu.Candu? Riani menyukai kecanduan itu? Iya, Riani selalu rindu dengan sentuhan-sentuhan yang selalu prianya lakukan padanya. Pria yanhbsudah menjamah seluruh tubuhnya dari atas kepala hingga ujung kaki, dan Riani sangat menyukainya bahkan selalu memulainya.Riani semakin liar saat bersama dengan prianya, tapi dia juga selalu ada rasa malu-malu.Berbeda dengan Jonathan yang pada dasarnya memang memiliki otak mesum dan selalu tertuju pada lubang intim sang gadis, lubang yang selalu membuatnya ca
Setelah Jonathan berpamitan pada sang gadis, akhirnya dia benar-benar pergi dari kamarnya sang gadis."Dasar pria menyebalkan," gerutu Riani saat melihat pria gagah itu benar-benar pergi dari kamarnya.Riani mulai kesal dengan apa yang di lakukan pria itu, pria yang selama ini menjamah tubuhnya. Riani kesal dan entah kenapa tiba-tiba saja dia kesal seperti itu, dan saat ini Riani semakin mencurigai nya."Pasti Jonathan menerima perjodohan itu," ucap Riani dengan menggerutu tidak jelas.Riani bangun dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju pintu, dia mulai mengunci pintunya dengan rapat supaya Jonathan tidak bisa masuk ke dalam kamarnya lagi."Besok-besok aku gak akan biarkan kamu ke dalam sini," ujar Riani yang semakin menggerutu tidak jelas.Riani kembali melangkahkan kakinya menuju kasur dan dia langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan kasar, dia memejamkan matanya dengan mengatur napasnya yang mulai tidak karuan karena sedikit emosi.Entah kenapa Riani seperti itu,
"Sabar Riani, semua akan tuntas dan kita selesaikan satu per satu," gumam Riani yang menyemangati dirinya sendiri.Riani kembali menaiki ranjang dan membaringkan tubuhnya di sana, hari ini Riani benar-benar lelah dengan pekerjaan dan pikirannya.Namun, Riani tidak terlalu lelah dengan pekerjaannya karena itu sudah menjadi kebiasaan bagi dirinya. Riani sedang lelah dengan pikirannya, pikirannya tentang Jonathan.Kenapa dengan Jonathan? Sudah pasti dia lelah dengan kejadian di ruang tamu tadi, baru saja satu kali membahas perjodohan tapi Riani sudah seperti seseorang yang merasa takut kehilangan Jonathan.Jadi, apa Riani benar-benar takut kehilangan Jonathan? Sudah pasti, karena semenjak di ruang makan tadi Riani terus-menerus memikirkan Jonathan.Bahkan saat ini Riani benar-benar sedang memikirkan Jonathan."Tidak tau ah, aku mau tidur!" Riani menarik selimutnya dengan kasar, dia juga mulai menyelimuti tubuhnya dengan asal.Riani memejamkan matanya, dia sudah ingin masuk ke dalam mimpi
Jonathan juga sudah ingin melangkahkan kakinya menuju keluar, tapi tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti saat..."Nanti siang kau harus makan siang dengan Tania," ucap Dona pada anak bungsunya yang hampir saja keluar dari ruang makan.Semua orang yang ada di ruang makan langsung menatap ke arah Dona dan Jonathan secara bergantian, tapi hanya jelita yang tidak melihat.Jelita seperti tidak mau melihat dan mendengar tentang permasalahan orang dewasa, tapi Vany langsung menatap penasaran pada dua orang itu.Jonathan langsung membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah sang ibu, lalu dia berkata. "Sampai kapan pun, aku gak akan mau di jodohkan dengannya!" tegasnya pada sang ibu.Jefan menghela napas, dia sebenarnya tidak mau terlibat dalam masalah ini. Namun, saat dirinya sudah mengetahui semuanya dari sang ayah membuat dirinya harus membebaskan Riani dari permasalahan ini.Sebenarnya ini bukan permasalahan, tapi ini adalah tujuan Dona yang ingin menjodohkan Jonathan dengan Tania demi kel
Riani yang sedang membereskan beberapa alat makan yang ada di atas meja terlihat canggung dengan tatapannya Jefan, dia merasa ada yang aneh dengan tatapan itu.'Kenapa Tuan Jefan menatapku begitu?' tanya Riani di dalam hatinya.Tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki yang mulai menghampiri Riani, Riani mulai menatap ke arah lantai dan tidak mau menatap seseorang itu karena seseorang yang sedang menghampirinya adalah."Riani, setelah ini bisa datang ke kamar saya?" tanya Jefan yang sudah berdiri di sampingnya Riani.Riani langsung menggeser tubuhnya dan menoleh ke arah seseorang tadi yang ternyata Tuan muda, Jefan."Ke ... Ke kamar? Ada apa, Tuan?" Riani bukannya menjawab pertanyaan Jefan tapi dia berbalik tanya pada sang Tuan."Ada sesuatu yang ingin saya bahas denganmu," jawab Jefan yang mulai melangkahkan kakinya dan menjauh dari Riani.Jefan mulai pergi dari ruang makan, tetapi Jefan juga mengingatkan Riani agar menemuinya di kamar karena ada sesuatu yang harus mereka bicarakan
'Sebenarnya ini pembahasan apa?' tanya Riani di dalam hatinya.Jefan masih menatap ke arah gadis yang ada di depannya, dia masih menunggu jawaban Riani."Tu ... Tuan, mohon maaf. Kenapa Tuan menanyakan masalah uang tambahan?" Akhirnya Riani memberanikan diri untuk bertanya seperti itu pada Tuannya."Kenapa kau tidur dengan Jonathan?" Jefan langsung mengeluarkan perkataan itu, perkataan yang selama ini dia tahan agar tidak menyakiti atau menyinggung hatinya Riani.Namun, sepertinya Jefan sudah hilang akal dan bingung harus mengatakan bagaimana lagi pada Riani. Jefan juga buka tipe pria yang mudah berbasa-basi, dia lebih suka berterus-terang dan tidak suka bertele-tele."Ti ... Tidur dengan Tuan Jonathan?" Riani mengulang perkataan sang Tuannya dan sang Tuan menganggukkan kepalanya.Seketika, tubuhnya Riani sangat lemas dan sepertinya dia ingin sekali memiliki jurus menghilang saat ini. Riani tidak bisa mengatakan apa pun pada Tuan Jefan, dia takut jika mengatakan yang sejujurnya dan di
Jefan sedikit tertawa dengan perkataan sang adik, lalu dia berkata. "Kau yakin mau mengenalkan Riani pada ibu?" tanyanya pada sang adik.Jonathan paham dengan tertawa sang kakak yang saat ini sedang menertawakan dirinya, dan Riani hanya bisa terdiam di antara kedua pria yang sepertinya tidak akan mengakhiri perdebatan mereka."Kalau Tuan Jonathan dan Tuan Jefan masih ingin membahas masalah ini, sebaiknya saya pamit." Riani ingin melangkah pergi dan melepaskan tangannya yang masih di genggam oleh Jonathan.Namun, tangannya Jonathan sengaja menarik tangannya Riani hingga akhirnya Riani jatuh dalam pelukannya Jonathan. Riani jatuh dalam dada bidangnya Jonathan, dan Jefan yang melihat itu sontak membulatkan matanya.Jefan benar-benar tidak menyangka jika adiknya memang memiliki hubungan dengan pembantu mereka, Riani. Tetapi, Jefan memang sudah banyak di ceritakan oleh sang ayah saat semalam. Saat di mana Jefan dan ayahnya sedang di dalam ruangan kerja sang ayah dan di sana mereka membahas
Jefan hanya tidak ingin adiknya mengalami sesuatu yang buruk akibat ulah dari ibu kandungnya mereka, Jefan sangat tidak menginginkan itu. "Semoga ibu gak melakukan apa pun pada Jonathan atau pun Riani," gumam Jefan yang sangat takut ibunya memiliki rencana buruk untuk adiknya dan sang pembantu.Jefan juga tidak yakin jika ibunya benar-benar tidak mencurigai hubungan Jonathan dan Riani, apa lagi sampai tidak tau hubungan mereka. Jefan tidak percaya dan Jefan yakin jika saat ini ibunya memiliki rencana lain, oleh sebab itu ibunya langsung menjodohkan Jonathan dengan anak sahabatnya."Riani harus bersembunyi sebelum ibu benar-benar memiliki rencana aneh," gumam Jefan yang kembali memikirkan sesuatu untuk Jonathan dan Riani.Jefan sebenarnya bukan ingin mencampuri urusan Jonathan yang sudah menyetubuhi Riani, dia benar-benar tidak mengurusi itu tapi dia ingin menyelamatkan adiknya dari rencana sang ibu tapi sepertinya sulit."Biarkan saja," ujar Jefan yang mulai bangun dari duduknya kare
Riani mulai mengatur napasnya dalam-dalam, dan mengikuti semua perintah dari sang Dokter agar lahirannya lancar dan normal. Jonathan selaku suaminya Riani masih setia berada di sampingnya Riani, bahkan tangannya Jonathan sudah sangat merah dan penuh luka akibat remasan dari Riani. Namun, Jonathan tidak mempermasalahkan itu, karena yang terpenting saat ini adalah proses lahiran Riani yang harus normal dan lancar.'Tuhan, lancarkan persalinan istriku,' batin Jonathan yang terus berdoa pada Tuhan agar persalinan istrinya berjalan dengan lancar.Hampir 1 jam lamanya, tangisan seorang bayi terdengar nyaring di dalam ruang persalinan membuat Riani dan Jonathan tersenyum bahagia, saat ini Riani dan Jonathan saling menatap satu sama lain, lalu air matanya Riani kembali menetes saat mendengar buah hati mereka sudah lahir, dan Jonathan juga ikut meneteskan air mata, air mata bahagia karena anak pertama mereka telah lahir ke dunia."Selamat Nyonya dan Tuan, anaknya seorang laki-laki dan tampan s
Waktu berputar begitu cepat, dan tidak di sadari saat ini kandungannya Riani sudah berusia sembilan bulan, Riani dan Jonathan tidak sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, buah hati yang sudah di tunggu-tunggu sejak lama oleh mereka."Sayang, apa kamu belum merasakan sesuatu?" Entah sudah berapa kali Jonathan mengatakan itu pada istrinya, Riani."Belum, sayangku," jawab Riani dengan gelengan kepalanya, lalu memberikan senyuman manis untuk suaminya yang begitu tidak sabar menantikan dirinya melahirkan.Suami mana yang bisa sabar menunggu istrinya melahirkan anak pertama mereka, pastinya semua suami tidak akan sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, apa lagi buah hati untuk anak pertama mereka."Kalau nanti gak kuat lahiran normal, sebaiknya lahirannya Caesar aja, ya?" Tidak tahu sudah berapa kali Jonathan mengatakan ini pada istrinya, tapi Jonathan sangat khawatir jika istrinya tidak kuat untuk melahirkan normal."Siap suamiku sayang." Riani manggut-manggut dan paham sekali d
Mendengar bisikan seperti itu dari Jonathan membuat Riani kembali mengulas senyum yang lebar, dan detak jantungnya Riani semakin berdetak tidak karuan, Riani mulai merasa bangga dan begitu bahagia saat Jonathan mengatakan seperti itu padanya seolah-olah Riani begitu berarti di dalam kehidupannya Jonathan."Aku akan selalu izin pada mu jika akan pergi ke mana-mana," balas Riani yang tidak akan tega membantah perkataan pria yang sebentar lagi akan menikahinya."Bagus." Jonathan langsung mengecup leher belakangnya sang gadis."Ih geli." Riani sedikit menjauhi tubuhnya agar sang pria tidak mengecupnya terus."Hei, sebentar lagi aku akan selalu mengecup ini," kekeh Jonathan yang terlihat sangat mesum sekali, dan sang gadis hanya tertawa saja saat mendengar kekehan seperti itu.Riani selalu melamun dengan mengingat semua nasib yang di alami olehnya saat ini, nasib yang entah baik atau buruk. Namun, Riani bersyukur bisa bertemu dengan sosok pria seperti Jonathan yang sebentar lagi akan menja
"Bawa Riani pergi dari sini," titah sosok gagah itu pada beberapa bodyguard yang ada di belakangnya."Siap Bos." Beberapa bodyguard itu langsung membawa Riani dengan menyentuh tangannya. Namun, Jihan menahan tangan para bodyguard itu agar tidak membawa Riani begitu saja."Biarkan Riani hidup dengan tenang di sini tanpa perdebatan kalian," ucap Jihan pada sosok gagah itu, dan terlihat sekali jika Jihan begitu berani dengan mengucapkan seperti itu.Riani sudah menggeleng-gelengkan kepalanya pada Jihan agar tidak bertingkah seperti itu pada sosok pria gagah itu, pria yang tidak lain adalah Ayahnya Jonathan, Daniel Prawira."Cepat bawa Riani!" Daniel kembali memerintahkan para bodyguard nya."Siap Bos." Para bodyguard itu langsung membawa Riani pergi begitu saja dari dalam kamar.Jihan terlihat ingin mengejar Riani, tapi Jihan di tahan oleh dua bodyguard yang berada di dekat Daniel."Riani ingin hidup bebas dari tekanan istri anda, Tuan Daniel!" Jihan begitu berani sekali saat mengatakan
Hari berganti begitu cepat, tapi Jonathan belum juga menemukan Riani semenjak dirinya sudah kembali ke Yogyakarta. Jonathan juga meminta orang suruhannya agar memantau Jeri, karena Jonathan yakin jika Jeri adalah dalang, dalang dari menyembunyikan Riani."Sayang, kamu di mana?" Jonathan terus saja bermonolog sendiri saat tatapannya memandangi foto gadisnya yang ada dalam wallpaper ponselnya.Jonathan pasti mengkhawatirkan Riani dan calon anak mereka, tapi Jonathan sulit sekali menemukan keberadaan Riani yang entah berada di mana. Jonathan juga sudah menghubungi nomor Jihan selaku sahabatnya Riani, tapi Jonathan tidak mendapatkan respon apapun dari Jihan."Oh Tuhan, aku harus ke mana." Jonathan memukul pelan kepalanya saat dirinya merasa bodoh tidak bisa menemukan gadis nya, gadis yang sedang mengandung anaknya.Setelah Jonathan di tipu oleh Tania yang katanya Daniel sakit dan di rawat di rumah sakit, Jonathan langsung kembali ke Yogyakarta menggunakan pesawat umum, dan Jonathan sudah
Mendengar pertanyaan Daniel membuat Dona membulatkan matanya dengan sempurna, Dona juga langsung menatap sinis ke arah Daniel karena bisa-bisanya memberikan pertanyaan seperti itu, pikir Dona."Tidak perlu menatapku seperti itu," celetuk Daniel saat melihat pandangan yang tidak mengenakan dari istrinya sendiri.Dona berdecih kesal dan berkata. "Apa-apaan kau memberikan pertanyaan seperti itu? Jelas-jelas Jonathan akan menikahi Tania," kekeh Dona yang akan menikahkan Jonathan dengan gadis pilihannya, Tania."Apa Jonathan mau menikah dengan Tania?" Daniel memberikan pertanyaan itu untuk istrinya dengan ekspresi seperti menertawakannya."Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menikah dengan gadis itu," ucap Jonathan yang masih bersungut-sungut.Jefan hanya bisa geleng-geleng kepalanya saat melihat keluarganya yang selalu saja bertengkar seperti itu, dan Jefan juga tidak bisa mencampuri urusan Jonathan walaupun Jonathan adalah adik kandungnya."Aku akan kembali ke Jogja, tolong jangan
Jihan masih diam dan tidak berniat mengatakan apapun saat mendengar pertanyaan-pertanyaan yang di keluarkan oleh Riani, dan Jihan yakin jika saat ini Riani sedang bermonolog dengan diri sendiri, Jihan tidak mau ikut campur dalam hal ini, karena menurutnya ini hal yang wajar jika nomer Jonathan tidak aktif, mungkin saja ponselnya kehabisan baterai atau ponselnya sedang di charger dengan keadaan mati, semua bisa saja terjadi, pikir Jihan."Sudahlah, sepertinya dia belum bangun," ucap Riani yang terlihat menyerah saat dirinya terus menerus mencoba menelepon sang pria, tapi nomer sang pria tetap saja tidak aktif membuat dirinya hanya bisa pasrah saja.Cukup lama Riani menghubungi Jonathan melalui ponselnya Jihan, tapi nomernya Jonathan masih saja tidak aktif membuat Riani mengembalikan ponselnya pada Jihan."Masih gak aktif?" tanya Jihan yang berbasa-basi pada sahabatnya."Iya," jawab Riani dengan suara pelan dan seperti seseorang yang tidak bersemangat."Coba telepon nomer kamu, bukannya
"Gak perlu mengemasi barang-barang, aku hanya akan menengok Ayah saja, setelah itu akan kembali ke sini," jelas Jonathan pada sang Ibu.Dona yang tadinya ingin membalas penjelasan Jonathan, tapi tiba-tiba saja Tania memberikan kode dengan gelengan kepalanya dan tangannya menahan tahan Dona."Sudah, biarkan seperti itu," ucap Tania pada calon Ibu mertuanya dengan nada berbisik agar calon suaminya tidak mendengar ucapannya.Jonathan melangkah pergi untuk masuk ke dalam kamarnya, dan Jonathan akan mengambil tas dan beberapa barang yang akan di butuhkan olehnya saat pergi ke Jakarta. Jonathan juga berusaha percaya dengan sang Ibu, apa lagi semua ini menyangkut Ayahnya yang tiba-tiba sakit.'Tumben banget Abang Jefan gak hubungi aku dan memberitahu kalau Ayah masuk rumah sakit?' tanya Jonathan di dalam hatinya.Jonathan pastinya paham betul dengan Kakak kandungnya, Jefan. Jefan akan selalu memberitahu Jonathan jika salah satu keluarga mereka sakit, tapi kali ini Jefan adem ayem tanpa membe
Ke esokan harinya, pukul 8 pagi di unit Apartemen mewah yang sedang di tempati oleh Jonathan, Jonathan kedatangan tamu tidak di undang, tamu yang pastinya membuat emosinya memuncak saat melihat wajahnya, wajah yang sudah membuat gadisnya pergi dari Apartemen sejak kemarin."Ngapain kau ke sini?" tanya Jonathan dengan tatapan mengkilat pada sosok gadis di depannya."Mau menemui calon suamiku," jawab gadis itu dengan ekspresi wajah yang terlihat bahagia."Pergi, Tania!" Jonathan langsung mengusir gadis itu, gadis yang ada di depannya tanpa rasa bersalah sama sekali.Gadis yang ada di Apartemen Jonathan adalah Tania, gadis yang sudah membuat Riani pergi dari Apartemen nya sejak kemarin karena pesan yang di kirim Tania untuk Riani. Jonathan pastinya akan mengusir Tania secara terang-terangan, dan Jonathan tidak mau melihat Tania lagi setelah dirinya sudah membaca pesan itu, pesan yang menurutnya tidak pantas.Tania tidak memperdulikan perkataan pria yang ada di depannya, lalu matanya Tani