'Sebenarnya ini pembahasan apa?' tanya Riani di dalam hatinya.Jefan masih menatap ke arah gadis yang ada di depannya, dia masih menunggu jawaban Riani."Tu ... Tuan, mohon maaf. Kenapa Tuan menanyakan masalah uang tambahan?" Akhirnya Riani memberanikan diri untuk bertanya seperti itu pada Tuannya."Kenapa kau tidur dengan Jonathan?" Jefan langsung mengeluarkan perkataan itu, perkataan yang selama ini dia tahan agar tidak menyakiti atau menyinggung hatinya Riani.Namun, sepertinya Jefan sudah hilang akal dan bingung harus mengatakan bagaimana lagi pada Riani. Jefan juga buka tipe pria yang mudah berbasa-basi, dia lebih suka berterus-terang dan tidak suka bertele-tele."Ti ... Tidur dengan Tuan Jonathan?" Riani mengulang perkataan sang Tuannya dan sang Tuan menganggukkan kepalanya.Seketika, tubuhnya Riani sangat lemas dan sepertinya dia ingin sekali memiliki jurus menghilang saat ini. Riani tidak bisa mengatakan apa pun pada Tuan Jefan, dia takut jika mengatakan yang sejujurnya dan di
Jefan sedikit tertawa dengan perkataan sang adik, lalu dia berkata. "Kau yakin mau mengenalkan Riani pada ibu?" tanyanya pada sang adik.Jonathan paham dengan tertawa sang kakak yang saat ini sedang menertawakan dirinya, dan Riani hanya bisa terdiam di antara kedua pria yang sepertinya tidak akan mengakhiri perdebatan mereka."Kalau Tuan Jonathan dan Tuan Jefan masih ingin membahas masalah ini, sebaiknya saya pamit." Riani ingin melangkah pergi dan melepaskan tangannya yang masih di genggam oleh Jonathan.Namun, tangannya Jonathan sengaja menarik tangannya Riani hingga akhirnya Riani jatuh dalam pelukannya Jonathan. Riani jatuh dalam dada bidangnya Jonathan, dan Jefan yang melihat itu sontak membulatkan matanya.Jefan benar-benar tidak menyangka jika adiknya memang memiliki hubungan dengan pembantu mereka, Riani. Tetapi, Jefan memang sudah banyak di ceritakan oleh sang ayah saat semalam. Saat di mana Jefan dan ayahnya sedang di dalam ruangan kerja sang ayah dan di sana mereka membahas
Jefan hanya tidak ingin adiknya mengalami sesuatu yang buruk akibat ulah dari ibu kandungnya mereka, Jefan sangat tidak menginginkan itu. "Semoga ibu gak melakukan apa pun pada Jonathan atau pun Riani," gumam Jefan yang sangat takut ibunya memiliki rencana buruk untuk adiknya dan sang pembantu.Jefan juga tidak yakin jika ibunya benar-benar tidak mencurigai hubungan Jonathan dan Riani, apa lagi sampai tidak tau hubungan mereka. Jefan tidak percaya dan Jefan yakin jika saat ini ibunya memiliki rencana lain, oleh sebab itu ibunya langsung menjodohkan Jonathan dengan anak sahabatnya."Riani harus bersembunyi sebelum ibu benar-benar memiliki rencana aneh," gumam Jefan yang kembali memikirkan sesuatu untuk Jonathan dan Riani.Jefan sebenarnya bukan ingin mencampuri urusan Jonathan yang sudah menyetubuhi Riani, dia benar-benar tidak mengurusi itu tapi dia ingin menyelamatkan adiknya dari rencana sang ibu tapi sepertinya sulit."Biarkan saja," ujar Jefan yang mulai bangun dari duduknya kare
'Aduh, aku harusnya menemui Jihan hari ini,' batin Riani sambil menepuk pelan jidatnya sendiri.Jonathan yang melihat tingkah mainan cantiknya, kini dia langsung berkata. "Kamu kenapa?" tanyanya pada gadis yang ada di sampingnya.Riani tidak menghiraukan pertanyaan Jonathan yang saat ini masih menatap ke arahnya, dia benar-benar sedang memikirkan sahabatnya karena hari ini dia ingin menemui sahabatnya."Riani!" panggil Jonathan hingga membuat asisten dan sang supir yang ada di kursi depan menatap ke arah belakang melalui kaca spion.Namun, saat Jeno dan sang supir melihat raut wajah Jonathan yang sedikit memerah seperti menahan amarah. Mereka berdua kembali pada tugasnya, sang supir kembali fokus pada mobil yang sedang di kemudikan dan sang asisten kembali menatap layar iPad yang sedari tadi sedang dia genggam.Jeno sedang memonitor beberapa grup yang ada di iPad itu, grup yang sudah pasti berisi tentang pekerjaannya Jonathan setelah ini.Sebenarnya Jonathan harus melakukan meeting ja
"Gak perlu di antar, aku sendirian aja jalan ke unit Apartemen kamu." Riani tidak mau merepotkan siapa pun hanya untuk mengantarkan dirinya."Gak perlu membantah perkataan ku, Riani!" Suaranya Jonathan meninggi dengan tatapan mata yang begitu menyeramkan.Riani langsung mengatup mulutnya dan menganggukkan kepalanya dengan sangat pelan, dia sangat takut dengan pria yang ada di sampingnya."Jangan membantahku dan sekarang keluar dari mobil lalu ke unit dengan Jeno," ucap Jonathan yang kembali memerintahkan gadisnya."Baik, Tuan Jonathan." Suaranya Riani terdengar pelan tapi Jonathan masih bisa mendengarnya.Jonathan mengangguk pelan lalu tangannya Riani mulai terulur untuk membuka pintu mobil yang ada di sebelahnya, setelah itu Riani melangkah pergi dari mobil dan mengikuti langkah kakinya Jeno.Sepertinya Jeno memang sudah di perintahkan oleh Jonathan, pikir Riani yang tidak mau banyak bertanya."Dasar, selalu aja membantahku." Jonathan bergumam sendiri di dalam mobilnya saat dia menat
"Mungkin Tuan Jefan seperti itu karena dia kecewa padaku," gumam Riani yang mulai sadar diri karena dirinya sudah melakukan kesalahan.Riani ingin melupakan kejadian tadi tapi dia masih mengingat semuanya karena kejadian itu sepertinya akan sulit di lupakan, pikirnya.Tentu kejadian itu akan sulit di lupakan karena berpengaruh dengan hubungannya dengan Jonathan, walau pun Riani sadar hubungan itu sebenarnya tidak ada apa-apanya tapi dia masih mengingat semua perkataan manis Jonathan padanya."Semoga nyonya Dona tidak mengetahui semua ini," gumam Riani yang ragu saat mengatakan nama nyonya Dona, karena dia yakin jika nyonya Dona juga tau tentang semua ini.Namun, Riani sudah malas membahas semua ini karena dia tidak pernah bisa menutupi semuanya lagi sampai kapan pun.Riani hanya harus berpikir bagaimana caranya menghadapi nyonya Dona jika dirinya benar-benar ketahuan olehnya, dia harus memiliki jawaban yang benar-benar masuk akal, pikirnya.***Pukul 1 siang di sebuah ruangan, ruang k
"Kalau gitu, percepat pernikahannya Jonathan dengan Tania!" Dona memerintahkan itu pada suaminya.Jefan hanya bisa menghela napasnya dalam-dalam, dia sudah pusing dengan tingkah ibu kandungnya yang selalu semena-mena pada anak-anaknya. Jefan juga tidak tau harus melakukan apa untuk melindungi adiknya dan pembantunya, karena pikirannya sudah pusing oleh pekerjaan dan anaknya."Kau pikir menikahkan anak seperti menikahkan kucing?" Daniel mengatakan itu pada istrinya karena dia sudah kesal dengan tingkah istrinya yang selalu banyak mengaturnya."Ya sudah, aku yang akan mengurus semuanya!" Dona bangkit dari duduknya dan melangkah menuju pintu, dia mulai pergi dari ruangan suaminya.Daniel dan Jefan hanya bisa menatap kepergian Dona dengan gelengan kepalanya masing-masing, mereka berdua tidak mau banyak bicara dengan Dona karena sudah tau wataknya Dona seperti apa."Sekarang di mana adikmu?" tanya Daniel sambil menatap ke arah anak sulungnya, Jefan."Gak tau," jawab Jefan dengan mendelik b
Kalau dari luar klub memang terlihat sepi sekali tidak ada tanda-tanda buka, tapi saat masuk ke dalam klub di dalam sana sudah banyak orang-orang yang sedang minum, berjoget dan lain sebagainya."Selamat siang, Tuan." Seorang wanita cantik seksi baru saja berdiri di depan Daniel dengan sedikit membungkuk sopan padanya."Panggil Roni ke ruangan yang biasa akan aku tempati!" titah Daniel dengan tangannya yang mulai nakal dan menepuk pelan bokong si wanita seksi itu."Awh, baik, Tuan." Wanita itu mengangguk paham setelah dirinya merasakan sengatan tajam atas perlakuan tak seronok dari pria yang ada di depannya.Daniel langsung melangkah pergi begitu saja dari hadapan wanita tadi, lalu wanita tadi melangkah pergi untuk mencari pria yang di maksud oleh Daniel.Wanita yang baru saja menyapa tuan Daniel adalah Lolita yang biasa di panggil Loli, dia adalah wanita malam yang sudah pasti seorang jalang di klub itu, tapi klub itu tidak sembarangan orang bisa masuk dan sudah pasti hanya para kong
Riani mulai mengatur napasnya dalam-dalam, dan mengikuti semua perintah dari sang Dokter agar lahirannya lancar dan normal. Jonathan selaku suaminya Riani masih setia berada di sampingnya Riani, bahkan tangannya Jonathan sudah sangat merah dan penuh luka akibat remasan dari Riani. Namun, Jonathan tidak mempermasalahkan itu, karena yang terpenting saat ini adalah proses lahiran Riani yang harus normal dan lancar.'Tuhan, lancarkan persalinan istriku,' batin Jonathan yang terus berdoa pada Tuhan agar persalinan istrinya berjalan dengan lancar.Hampir 1 jam lamanya, tangisan seorang bayi terdengar nyaring di dalam ruang persalinan membuat Riani dan Jonathan tersenyum bahagia, saat ini Riani dan Jonathan saling menatap satu sama lain, lalu air matanya Riani kembali menetes saat mendengar buah hati mereka sudah lahir, dan Jonathan juga ikut meneteskan air mata, air mata bahagia karena anak pertama mereka telah lahir ke dunia."Selamat Nyonya dan Tuan, anaknya seorang laki-laki dan tampan s
Waktu berputar begitu cepat, dan tidak di sadari saat ini kandungannya Riani sudah berusia sembilan bulan, Riani dan Jonathan tidak sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, buah hati yang sudah di tunggu-tunggu sejak lama oleh mereka."Sayang, apa kamu belum merasakan sesuatu?" Entah sudah berapa kali Jonathan mengatakan itu pada istrinya, Riani."Belum, sayangku," jawab Riani dengan gelengan kepalanya, lalu memberikan senyuman manis untuk suaminya yang begitu tidak sabar menantikan dirinya melahirkan.Suami mana yang bisa sabar menunggu istrinya melahirkan anak pertama mereka, pastinya semua suami tidak akan sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, apa lagi buah hati untuk anak pertama mereka."Kalau nanti gak kuat lahiran normal, sebaiknya lahirannya Caesar aja, ya?" Tidak tahu sudah berapa kali Jonathan mengatakan ini pada istrinya, tapi Jonathan sangat khawatir jika istrinya tidak kuat untuk melahirkan normal."Siap suamiku sayang." Riani manggut-manggut dan paham sekali d
Mendengar bisikan seperti itu dari Jonathan membuat Riani kembali mengulas senyum yang lebar, dan detak jantungnya Riani semakin berdetak tidak karuan, Riani mulai merasa bangga dan begitu bahagia saat Jonathan mengatakan seperti itu padanya seolah-olah Riani begitu berarti di dalam kehidupannya Jonathan."Aku akan selalu izin pada mu jika akan pergi ke mana-mana," balas Riani yang tidak akan tega membantah perkataan pria yang sebentar lagi akan menikahinya."Bagus." Jonathan langsung mengecup leher belakangnya sang gadis."Ih geli." Riani sedikit menjauhi tubuhnya agar sang pria tidak mengecupnya terus."Hei, sebentar lagi aku akan selalu mengecup ini," kekeh Jonathan yang terlihat sangat mesum sekali, dan sang gadis hanya tertawa saja saat mendengar kekehan seperti itu.Riani selalu melamun dengan mengingat semua nasib yang di alami olehnya saat ini, nasib yang entah baik atau buruk. Namun, Riani bersyukur bisa bertemu dengan sosok pria seperti Jonathan yang sebentar lagi akan menja
"Bawa Riani pergi dari sini," titah sosok gagah itu pada beberapa bodyguard yang ada di belakangnya."Siap Bos." Beberapa bodyguard itu langsung membawa Riani dengan menyentuh tangannya. Namun, Jihan menahan tangan para bodyguard itu agar tidak membawa Riani begitu saja."Biarkan Riani hidup dengan tenang di sini tanpa perdebatan kalian," ucap Jihan pada sosok gagah itu, dan terlihat sekali jika Jihan begitu berani dengan mengucapkan seperti itu.Riani sudah menggeleng-gelengkan kepalanya pada Jihan agar tidak bertingkah seperti itu pada sosok pria gagah itu, pria yang tidak lain adalah Ayahnya Jonathan, Daniel Prawira."Cepat bawa Riani!" Daniel kembali memerintahkan para bodyguard nya."Siap Bos." Para bodyguard itu langsung membawa Riani pergi begitu saja dari dalam kamar.Jihan terlihat ingin mengejar Riani, tapi Jihan di tahan oleh dua bodyguard yang berada di dekat Daniel."Riani ingin hidup bebas dari tekanan istri anda, Tuan Daniel!" Jihan begitu berani sekali saat mengatakan
Hari berganti begitu cepat, tapi Jonathan belum juga menemukan Riani semenjak dirinya sudah kembali ke Yogyakarta. Jonathan juga meminta orang suruhannya agar memantau Jeri, karena Jonathan yakin jika Jeri adalah dalang, dalang dari menyembunyikan Riani."Sayang, kamu di mana?" Jonathan terus saja bermonolog sendiri saat tatapannya memandangi foto gadisnya yang ada dalam wallpaper ponselnya.Jonathan pasti mengkhawatirkan Riani dan calon anak mereka, tapi Jonathan sulit sekali menemukan keberadaan Riani yang entah berada di mana. Jonathan juga sudah menghubungi nomor Jihan selaku sahabatnya Riani, tapi Jonathan tidak mendapatkan respon apapun dari Jihan."Oh Tuhan, aku harus ke mana." Jonathan memukul pelan kepalanya saat dirinya merasa bodoh tidak bisa menemukan gadis nya, gadis yang sedang mengandung anaknya.Setelah Jonathan di tipu oleh Tania yang katanya Daniel sakit dan di rawat di rumah sakit, Jonathan langsung kembali ke Yogyakarta menggunakan pesawat umum, dan Jonathan sudah
Mendengar pertanyaan Daniel membuat Dona membulatkan matanya dengan sempurna, Dona juga langsung menatap sinis ke arah Daniel karena bisa-bisanya memberikan pertanyaan seperti itu, pikir Dona."Tidak perlu menatapku seperti itu," celetuk Daniel saat melihat pandangan yang tidak mengenakan dari istrinya sendiri.Dona berdecih kesal dan berkata. "Apa-apaan kau memberikan pertanyaan seperti itu? Jelas-jelas Jonathan akan menikahi Tania," kekeh Dona yang akan menikahkan Jonathan dengan gadis pilihannya, Tania."Apa Jonathan mau menikah dengan Tania?" Daniel memberikan pertanyaan itu untuk istrinya dengan ekspresi seperti menertawakannya."Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menikah dengan gadis itu," ucap Jonathan yang masih bersungut-sungut.Jefan hanya bisa geleng-geleng kepalanya saat melihat keluarganya yang selalu saja bertengkar seperti itu, dan Jefan juga tidak bisa mencampuri urusan Jonathan walaupun Jonathan adalah adik kandungnya."Aku akan kembali ke Jogja, tolong jangan
Jihan masih diam dan tidak berniat mengatakan apapun saat mendengar pertanyaan-pertanyaan yang di keluarkan oleh Riani, dan Jihan yakin jika saat ini Riani sedang bermonolog dengan diri sendiri, Jihan tidak mau ikut campur dalam hal ini, karena menurutnya ini hal yang wajar jika nomer Jonathan tidak aktif, mungkin saja ponselnya kehabisan baterai atau ponselnya sedang di charger dengan keadaan mati, semua bisa saja terjadi, pikir Jihan."Sudahlah, sepertinya dia belum bangun," ucap Riani yang terlihat menyerah saat dirinya terus menerus mencoba menelepon sang pria, tapi nomer sang pria tetap saja tidak aktif membuat dirinya hanya bisa pasrah saja.Cukup lama Riani menghubungi Jonathan melalui ponselnya Jihan, tapi nomernya Jonathan masih saja tidak aktif membuat Riani mengembalikan ponselnya pada Jihan."Masih gak aktif?" tanya Jihan yang berbasa-basi pada sahabatnya."Iya," jawab Riani dengan suara pelan dan seperti seseorang yang tidak bersemangat."Coba telepon nomer kamu, bukannya
"Gak perlu mengemasi barang-barang, aku hanya akan menengok Ayah saja, setelah itu akan kembali ke sini," jelas Jonathan pada sang Ibu.Dona yang tadinya ingin membalas penjelasan Jonathan, tapi tiba-tiba saja Tania memberikan kode dengan gelengan kepalanya dan tangannya menahan tahan Dona."Sudah, biarkan seperti itu," ucap Tania pada calon Ibu mertuanya dengan nada berbisik agar calon suaminya tidak mendengar ucapannya.Jonathan melangkah pergi untuk masuk ke dalam kamarnya, dan Jonathan akan mengambil tas dan beberapa barang yang akan di butuhkan olehnya saat pergi ke Jakarta. Jonathan juga berusaha percaya dengan sang Ibu, apa lagi semua ini menyangkut Ayahnya yang tiba-tiba sakit.'Tumben banget Abang Jefan gak hubungi aku dan memberitahu kalau Ayah masuk rumah sakit?' tanya Jonathan di dalam hatinya.Jonathan pastinya paham betul dengan Kakak kandungnya, Jefan. Jefan akan selalu memberitahu Jonathan jika salah satu keluarga mereka sakit, tapi kali ini Jefan adem ayem tanpa membe
Ke esokan harinya, pukul 8 pagi di unit Apartemen mewah yang sedang di tempati oleh Jonathan, Jonathan kedatangan tamu tidak di undang, tamu yang pastinya membuat emosinya memuncak saat melihat wajahnya, wajah yang sudah membuat gadisnya pergi dari Apartemen sejak kemarin."Ngapain kau ke sini?" tanya Jonathan dengan tatapan mengkilat pada sosok gadis di depannya."Mau menemui calon suamiku," jawab gadis itu dengan ekspresi wajah yang terlihat bahagia."Pergi, Tania!" Jonathan langsung mengusir gadis itu, gadis yang ada di depannya tanpa rasa bersalah sama sekali.Gadis yang ada di Apartemen Jonathan adalah Tania, gadis yang sudah membuat Riani pergi dari Apartemen nya sejak kemarin karena pesan yang di kirim Tania untuk Riani. Jonathan pastinya akan mengusir Tania secara terang-terangan, dan Jonathan tidak mau melihat Tania lagi setelah dirinya sudah membaca pesan itu, pesan yang menurutnya tidak pantas.Tania tidak memperdulikan perkataan pria yang ada di depannya, lalu matanya Tani