"Gak perlu di antar, aku sendirian aja jalan ke unit Apartemen kamu." Riani tidak mau merepotkan siapa pun hanya untuk mengantarkan dirinya."Gak perlu membantah perkataan ku, Riani!" Suaranya Jonathan meninggi dengan tatapan mata yang begitu menyeramkan.Riani langsung mengatup mulutnya dan menganggukkan kepalanya dengan sangat pelan, dia sangat takut dengan pria yang ada di sampingnya."Jangan membantahku dan sekarang keluar dari mobil lalu ke unit dengan Jeno," ucap Jonathan yang kembali memerintahkan gadisnya."Baik, Tuan Jonathan." Suaranya Riani terdengar pelan tapi Jonathan masih bisa mendengarnya.Jonathan mengangguk pelan lalu tangannya Riani mulai terulur untuk membuka pintu mobil yang ada di sebelahnya, setelah itu Riani melangkah pergi dari mobil dan mengikuti langkah kakinya Jeno.Sepertinya Jeno memang sudah di perintahkan oleh Jonathan, pikir Riani yang tidak mau banyak bertanya."Dasar, selalu aja membantahku." Jonathan bergumam sendiri di dalam mobilnya saat dia menat
"Mungkin Tuan Jefan seperti itu karena dia kecewa padaku," gumam Riani yang mulai sadar diri karena dirinya sudah melakukan kesalahan.Riani ingin melupakan kejadian tadi tapi dia masih mengingat semuanya karena kejadian itu sepertinya akan sulit di lupakan, pikirnya.Tentu kejadian itu akan sulit di lupakan karena berpengaruh dengan hubungannya dengan Jonathan, walau pun Riani sadar hubungan itu sebenarnya tidak ada apa-apanya tapi dia masih mengingat semua perkataan manis Jonathan padanya."Semoga nyonya Dona tidak mengetahui semua ini," gumam Riani yang ragu saat mengatakan nama nyonya Dona, karena dia yakin jika nyonya Dona juga tau tentang semua ini.Namun, Riani sudah malas membahas semua ini karena dia tidak pernah bisa menutupi semuanya lagi sampai kapan pun.Riani hanya harus berpikir bagaimana caranya menghadapi nyonya Dona jika dirinya benar-benar ketahuan olehnya, dia harus memiliki jawaban yang benar-benar masuk akal, pikirnya.***Pukul 1 siang di sebuah ruangan, ruang k
"Kalau gitu, percepat pernikahannya Jonathan dengan Tania!" Dona memerintahkan itu pada suaminya.Jefan hanya bisa menghela napasnya dalam-dalam, dia sudah pusing dengan tingkah ibu kandungnya yang selalu semena-mena pada anak-anaknya. Jefan juga tidak tau harus melakukan apa untuk melindungi adiknya dan pembantunya, karena pikirannya sudah pusing oleh pekerjaan dan anaknya."Kau pikir menikahkan anak seperti menikahkan kucing?" Daniel mengatakan itu pada istrinya karena dia sudah kesal dengan tingkah istrinya yang selalu banyak mengaturnya."Ya sudah, aku yang akan mengurus semuanya!" Dona bangkit dari duduknya dan melangkah menuju pintu, dia mulai pergi dari ruangan suaminya.Daniel dan Jefan hanya bisa menatap kepergian Dona dengan gelengan kepalanya masing-masing, mereka berdua tidak mau banyak bicara dengan Dona karena sudah tau wataknya Dona seperti apa."Sekarang di mana adikmu?" tanya Daniel sambil menatap ke arah anak sulungnya, Jefan."Gak tau," jawab Jefan dengan mendelik b
Kalau dari luar klub memang terlihat sepi sekali tidak ada tanda-tanda buka, tapi saat masuk ke dalam klub di dalam sana sudah banyak orang-orang yang sedang minum, berjoget dan lain sebagainya."Selamat siang, Tuan." Seorang wanita cantik seksi baru saja berdiri di depan Daniel dengan sedikit membungkuk sopan padanya."Panggil Roni ke ruangan yang biasa akan aku tempati!" titah Daniel dengan tangannya yang mulai nakal dan menepuk pelan bokong si wanita seksi itu."Awh, baik, Tuan." Wanita itu mengangguk paham setelah dirinya merasakan sengatan tajam atas perlakuan tak seronok dari pria yang ada di depannya.Daniel langsung melangkah pergi begitu saja dari hadapan wanita tadi, lalu wanita tadi melangkah pergi untuk mencari pria yang di maksud oleh Daniel.Wanita yang baru saja menyapa tuan Daniel adalah Lolita yang biasa di panggil Loli, dia adalah wanita malam yang sudah pasti seorang jalang di klub itu, tapi klub itu tidak sembarangan orang bisa masuk dan sudah pasti hanya para kong
"Tuan, haruskah saya layani Tuan di sini?" tanya Lolita dengan suara manja dan terdengar sangat sensual.Saat tangannya Lolita mulai nakal dan ingin membuka kancing kemeja tuan Daniel, tapi sang Tuan menahan tangannya Lolita."Jangan sekarang," jawab Daniel. "Hari ini pasti aku sedang di awasi oleh istriku, sebaiknya berikan minuman yang banyak saja," pintanya pada sang jalang."Baik, Tuan." Lolita hanya mengangguk patuh pada Tuannya, dia tidak mungkin membantah apa yang di perintahkan oleh sang Tuan.Lolita hanya menuangkan beberapa wine ke dalam gelas kosong yang ada di atas meja, tapi bokongnya masih duduk di atas pangkuan sang Tuan.Daniel mulai meremas gundukkan kenyal milik Lolita, dia mulai merangsang wanita yang ada di atas pangkuannya. Namun, Daniel tidak mau melakukannya hari ini karena dia harus mengurusi anak bungsunya yang harus segera menikah dengan anak dari teman istrinya.***Pukul 4 sore di Apartemen, langit yang tadinya cerah mulai memudar karena sudah menjelang sor
"Aku harus mencari pembantu untuk menemani Riani di sini saat aku pergi konser selama beberapa hari." Jonathan kembali mengingat jika dirinya harus pergi konser.Jonathan mulai mengambil ponselnya dan mulai mengotak-atik, dia sedang mengirim pesan pada seseorang.[Jonathan]Jeno, tolong Carikan pembantu untuk menjaga Riani di Apartemen tapi yang bisa di percaya dan kalau bisa yang sudah agak tua saja.Jonathan langsung mengirimkan pesan itu, dan sudah pasti Jeno itu adalah asistennya Jonathan."Semoga aja ada," gumam Jonathan yang langsung menyimpan ponselnya begitu saja di atas meja."Apanya yang ada?" Seseorang mulai masuk ke dalam kamar dengan membawa nampan di tangannya.Jonathan melirik ke arah seseorang itu yang sebenarnya sudah tau siapa dia, lalu seseorang itu duduk di sampingnya Jonathan dengan menyimpan nampan itu di atas meja."Gak usah kepo deh," sahut Jonathan yang mulai menggoda seseorang yang di sampingnya."Nyebelin." Seseorang itu langsung cemberut."Jangan begitu, Ri
"Jangan, aku gak mau hamil di luar nikah." Riani mengatakan itu dengan jujur dan sudah pasti dia begitu polos.Jonathan paham dengan apa yang di katakan sang gadis, dia langsung mempererat pelukannya pada sang gadis, gadis yang sudah rela melayani nafsunya selama ini.Jonathan juga mulai menumbuhkan benih-benih cinta pada sang gadis, dia begitu menyayangi gadisnya yang selalu menemani hari-harinya saat dirinya sedang lelah."Aku rindu Jelita," ucap Riani dengan lirih dan menatap lekat pada prianya."Untuk sekarang lupakan Jelita," ujar Jonathan yang tidak ingin sang gadis memikirkan anak kecil yang selalu menemani dirinya ketika mereka berada di rumah.Riani sudah pasti merindukan Jelita, gadis kecil yang selalu menemaninya bekerja saat Riani berada di rumah keluarga Prawira, tapi sepertinya mulai hari ini dan seterusnya Riani harus melupakan Jelita demi kenyamanan bersama.Apa lagi saat ini hubungan Riani dengan Jonathan sedang tidak baik-baik saja, sudah pasti keluarga Prawira memil
Jefan menatap lekat ke arah sang ayah dan berkata. "Ada apa?" tanyanya pada sang ayah, Daniel."Riani ada di Apartemen Jonathan dan Jonathan ada di sana," jawabnya sambil menatap sang anak sulung.Daniel dan Jefan sedang berbicara serius di dalam ruangan itu, dan mereka juga sedang duduk di sofa dengan berhadapan. Jefan sudah tau jika ayahnya pasti akan membahas adik dan pembantu mereka.Daniel mulai membahas Jonathan dan Riani pada Jefan, Daniel juga memberitahu apa saja rencananya yang akan dia lakukan untuk pasangan itu pada Jefan.Setelah memberitahu rencana Daniel pada Jefan, sontak reaksinya Jefan begitu terkejut karena rencananya Daniel sama sekali membuatnya tidak habis pikir."Ayah, sepertinya itu gak baik juga untuk mereka." Jefan terlihat tidak setuju dengan apa yang di rencanakan oleh sang ayah."Ayah gak meminta kamu untuk memberikan masukan tentang rencana ayah, ayah hanya ingin kau mendengarkan dan melakukan semua tugas yang akan ayah berikan padamu," ucap Daniel yang t
Riani mulai mengatur napasnya dalam-dalam, dan mengikuti semua perintah dari sang Dokter agar lahirannya lancar dan normal. Jonathan selaku suaminya Riani masih setia berada di sampingnya Riani, bahkan tangannya Jonathan sudah sangat merah dan penuh luka akibat remasan dari Riani. Namun, Jonathan tidak mempermasalahkan itu, karena yang terpenting saat ini adalah proses lahiran Riani yang harus normal dan lancar.'Tuhan, lancarkan persalinan istriku,' batin Jonathan yang terus berdoa pada Tuhan agar persalinan istrinya berjalan dengan lancar.Hampir 1 jam lamanya, tangisan seorang bayi terdengar nyaring di dalam ruang persalinan membuat Riani dan Jonathan tersenyum bahagia, saat ini Riani dan Jonathan saling menatap satu sama lain, lalu air matanya Riani kembali menetes saat mendengar buah hati mereka sudah lahir, dan Jonathan juga ikut meneteskan air mata, air mata bahagia karena anak pertama mereka telah lahir ke dunia."Selamat Nyonya dan Tuan, anaknya seorang laki-laki dan tampan s
Waktu berputar begitu cepat, dan tidak di sadari saat ini kandungannya Riani sudah berusia sembilan bulan, Riani dan Jonathan tidak sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, buah hati yang sudah di tunggu-tunggu sejak lama oleh mereka."Sayang, apa kamu belum merasakan sesuatu?" Entah sudah berapa kali Jonathan mengatakan itu pada istrinya, Riani."Belum, sayangku," jawab Riani dengan gelengan kepalanya, lalu memberikan senyuman manis untuk suaminya yang begitu tidak sabar menantikan dirinya melahirkan.Suami mana yang bisa sabar menunggu istrinya melahirkan anak pertama mereka, pastinya semua suami tidak akan sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, apa lagi buah hati untuk anak pertama mereka."Kalau nanti gak kuat lahiran normal, sebaiknya lahirannya Caesar aja, ya?" Tidak tahu sudah berapa kali Jonathan mengatakan ini pada istrinya, tapi Jonathan sangat khawatir jika istrinya tidak kuat untuk melahirkan normal."Siap suamiku sayang." Riani manggut-manggut dan paham sekali d
Mendengar bisikan seperti itu dari Jonathan membuat Riani kembali mengulas senyum yang lebar, dan detak jantungnya Riani semakin berdetak tidak karuan, Riani mulai merasa bangga dan begitu bahagia saat Jonathan mengatakan seperti itu padanya seolah-olah Riani begitu berarti di dalam kehidupannya Jonathan."Aku akan selalu izin pada mu jika akan pergi ke mana-mana," balas Riani yang tidak akan tega membantah perkataan pria yang sebentar lagi akan menikahinya."Bagus." Jonathan langsung mengecup leher belakangnya sang gadis."Ih geli." Riani sedikit menjauhi tubuhnya agar sang pria tidak mengecupnya terus."Hei, sebentar lagi aku akan selalu mengecup ini," kekeh Jonathan yang terlihat sangat mesum sekali, dan sang gadis hanya tertawa saja saat mendengar kekehan seperti itu.Riani selalu melamun dengan mengingat semua nasib yang di alami olehnya saat ini, nasib yang entah baik atau buruk. Namun, Riani bersyukur bisa bertemu dengan sosok pria seperti Jonathan yang sebentar lagi akan menja
"Bawa Riani pergi dari sini," titah sosok gagah itu pada beberapa bodyguard yang ada di belakangnya."Siap Bos." Beberapa bodyguard itu langsung membawa Riani dengan menyentuh tangannya. Namun, Jihan menahan tangan para bodyguard itu agar tidak membawa Riani begitu saja."Biarkan Riani hidup dengan tenang di sini tanpa perdebatan kalian," ucap Jihan pada sosok gagah itu, dan terlihat sekali jika Jihan begitu berani dengan mengucapkan seperti itu.Riani sudah menggeleng-gelengkan kepalanya pada Jihan agar tidak bertingkah seperti itu pada sosok pria gagah itu, pria yang tidak lain adalah Ayahnya Jonathan, Daniel Prawira."Cepat bawa Riani!" Daniel kembali memerintahkan para bodyguard nya."Siap Bos." Para bodyguard itu langsung membawa Riani pergi begitu saja dari dalam kamar.Jihan terlihat ingin mengejar Riani, tapi Jihan di tahan oleh dua bodyguard yang berada di dekat Daniel."Riani ingin hidup bebas dari tekanan istri anda, Tuan Daniel!" Jihan begitu berani sekali saat mengatakan
Hari berganti begitu cepat, tapi Jonathan belum juga menemukan Riani semenjak dirinya sudah kembali ke Yogyakarta. Jonathan juga meminta orang suruhannya agar memantau Jeri, karena Jonathan yakin jika Jeri adalah dalang, dalang dari menyembunyikan Riani."Sayang, kamu di mana?" Jonathan terus saja bermonolog sendiri saat tatapannya memandangi foto gadisnya yang ada dalam wallpaper ponselnya.Jonathan pasti mengkhawatirkan Riani dan calon anak mereka, tapi Jonathan sulit sekali menemukan keberadaan Riani yang entah berada di mana. Jonathan juga sudah menghubungi nomor Jihan selaku sahabatnya Riani, tapi Jonathan tidak mendapatkan respon apapun dari Jihan."Oh Tuhan, aku harus ke mana." Jonathan memukul pelan kepalanya saat dirinya merasa bodoh tidak bisa menemukan gadis nya, gadis yang sedang mengandung anaknya.Setelah Jonathan di tipu oleh Tania yang katanya Daniel sakit dan di rawat di rumah sakit, Jonathan langsung kembali ke Yogyakarta menggunakan pesawat umum, dan Jonathan sudah
Mendengar pertanyaan Daniel membuat Dona membulatkan matanya dengan sempurna, Dona juga langsung menatap sinis ke arah Daniel karena bisa-bisanya memberikan pertanyaan seperti itu, pikir Dona."Tidak perlu menatapku seperti itu," celetuk Daniel saat melihat pandangan yang tidak mengenakan dari istrinya sendiri.Dona berdecih kesal dan berkata. "Apa-apaan kau memberikan pertanyaan seperti itu? Jelas-jelas Jonathan akan menikahi Tania," kekeh Dona yang akan menikahkan Jonathan dengan gadis pilihannya, Tania."Apa Jonathan mau menikah dengan Tania?" Daniel memberikan pertanyaan itu untuk istrinya dengan ekspresi seperti menertawakannya."Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menikah dengan gadis itu," ucap Jonathan yang masih bersungut-sungut.Jefan hanya bisa geleng-geleng kepalanya saat melihat keluarganya yang selalu saja bertengkar seperti itu, dan Jefan juga tidak bisa mencampuri urusan Jonathan walaupun Jonathan adalah adik kandungnya."Aku akan kembali ke Jogja, tolong jangan
Jihan masih diam dan tidak berniat mengatakan apapun saat mendengar pertanyaan-pertanyaan yang di keluarkan oleh Riani, dan Jihan yakin jika saat ini Riani sedang bermonolog dengan diri sendiri, Jihan tidak mau ikut campur dalam hal ini, karena menurutnya ini hal yang wajar jika nomer Jonathan tidak aktif, mungkin saja ponselnya kehabisan baterai atau ponselnya sedang di charger dengan keadaan mati, semua bisa saja terjadi, pikir Jihan."Sudahlah, sepertinya dia belum bangun," ucap Riani yang terlihat menyerah saat dirinya terus menerus mencoba menelepon sang pria, tapi nomer sang pria tetap saja tidak aktif membuat dirinya hanya bisa pasrah saja.Cukup lama Riani menghubungi Jonathan melalui ponselnya Jihan, tapi nomernya Jonathan masih saja tidak aktif membuat Riani mengembalikan ponselnya pada Jihan."Masih gak aktif?" tanya Jihan yang berbasa-basi pada sahabatnya."Iya," jawab Riani dengan suara pelan dan seperti seseorang yang tidak bersemangat."Coba telepon nomer kamu, bukannya
"Gak perlu mengemasi barang-barang, aku hanya akan menengok Ayah saja, setelah itu akan kembali ke sini," jelas Jonathan pada sang Ibu.Dona yang tadinya ingin membalas penjelasan Jonathan, tapi tiba-tiba saja Tania memberikan kode dengan gelengan kepalanya dan tangannya menahan tahan Dona."Sudah, biarkan seperti itu," ucap Tania pada calon Ibu mertuanya dengan nada berbisik agar calon suaminya tidak mendengar ucapannya.Jonathan melangkah pergi untuk masuk ke dalam kamarnya, dan Jonathan akan mengambil tas dan beberapa barang yang akan di butuhkan olehnya saat pergi ke Jakarta. Jonathan juga berusaha percaya dengan sang Ibu, apa lagi semua ini menyangkut Ayahnya yang tiba-tiba sakit.'Tumben banget Abang Jefan gak hubungi aku dan memberitahu kalau Ayah masuk rumah sakit?' tanya Jonathan di dalam hatinya.Jonathan pastinya paham betul dengan Kakak kandungnya, Jefan. Jefan akan selalu memberitahu Jonathan jika salah satu keluarga mereka sakit, tapi kali ini Jefan adem ayem tanpa membe
Ke esokan harinya, pukul 8 pagi di unit Apartemen mewah yang sedang di tempati oleh Jonathan, Jonathan kedatangan tamu tidak di undang, tamu yang pastinya membuat emosinya memuncak saat melihat wajahnya, wajah yang sudah membuat gadisnya pergi dari Apartemen sejak kemarin."Ngapain kau ke sini?" tanya Jonathan dengan tatapan mengkilat pada sosok gadis di depannya."Mau menemui calon suamiku," jawab gadis itu dengan ekspresi wajah yang terlihat bahagia."Pergi, Tania!" Jonathan langsung mengusir gadis itu, gadis yang ada di depannya tanpa rasa bersalah sama sekali.Gadis yang ada di Apartemen Jonathan adalah Tania, gadis yang sudah membuat Riani pergi dari Apartemen nya sejak kemarin karena pesan yang di kirim Tania untuk Riani. Jonathan pastinya akan mengusir Tania secara terang-terangan, dan Jonathan tidak mau melihat Tania lagi setelah dirinya sudah membaca pesan itu, pesan yang menurutnya tidak pantas.Tania tidak memperdulikan perkataan pria yang ada di depannya, lalu matanya Tani