Home / Romansa / Main Cantik / Kesal yang Salah Sasaran

Share

Kesal yang Salah Sasaran

Author: Risma Dewi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Lily tersenyum saat sampai di gerbang sekolah. Kedua jagoannya ternyata sudah menunggu. Lily membawa kedua anaknya istirahat sebentar di warung yang menjual menu ' Soto Banjar' kesukaan kedua anaknya.

"Abi ... Husen, makan di sini aja dulu ya. Di rumah enggak ada makanan."

Kedua anaknya mengangguk senang. Setelah memesan dua mangkuk soto Banjar, tiga gelas es teh manis, Abi dan Husen duduk menunggu di samping kiri dan kanan Lily.

"Nanti, di rumah ... ada tante baru datang. Dia teman papa. Jadi jangan banyak tanya.  Selama ada tante di rumah, dia yang lebih banyak bersama papa. Makanya, mama tidur sama anak mama aja. Abi sama Husen senang enggak, tidur ditemani sama mama?" Lily merengkuh kedua anaknya sambil bertanya.

"Abi senang banget, Ma. Kan sudah lama mama enggak tidur sama kami," sahut Abi yang baru duduk di kelas empat sekolah dasar dengan wajah polos, sambil mendongak menatap

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Indah Kristiyana
payah... ga niat
goodnovel comment avatar
Henny Setiorini
katanya free...kok terkunci ?
goodnovel comment avatar
Cholifah
katanya free tp kok di kunci
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Main Cantik   Mulai Masuk Perangkap

    Dengan kasar Rizal menarik Lily mundur, lalu maju kembali. Tangan kanannya meraup kerah baju Arjuna dan tangan kirinya terangkat mengepal, siap untuk memberikan Arjuna sebuah bogem mentah.Arjuna berdiri dan menangkap kepalan tangan Rizal dengan cepat. Kemudian menurunkannya dengan gerakan pelan."Santai, Zal! Bini tuamu ini, salah tempat ngamuk. Nih, rambutku dipentung pake sutil panas dan pedas, jangan takut! Aku cuma minta dia bertanggung jawab aja!" ucap Arjuna sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang masih dialiri sedikit air.Rizal langsung melepas kerah baju Arjuna. Ia percaya langsung, karena melihat sutil dan sedikit sambal berceceran di lantai ketika melewati dapur tadi. Perlahan emosi Rizal mulai menurun, dan ia melepas Arjuna begitu saja sambil berbalik menatap Lily."Ngapain lagi bengong di sini! Lanjutin masaknya," sentak Rizal pada Lily yang masih berdiri dengan raut tegan

  • Main Cantik   Siasat

    Hampir sebulan sudah Nessa menjadi nyonya Rizal yang kedua. Selama itu juga Lily tidak pernah disibukkan dengan kegiatan memasak untuk suaminya yang luar biasa tersebut. Ia lebih banyak mengurung diri di kamar, sambil melakukan perawatan. Kapan lagi, ia memiliki waktu sesantai saat ini.Setiap hari, Nessa dengan pongahnya memperlihatkan pada Lily, bagaimana mesranya dia dan Rizal berangkat kerja berdua, pulang berdua. Makan pun kerap hanya berdua. Nessa selalu berharap Lily merasa panas dan akhirnya keluar sendiri dari rumah tersebut.Untuk sarapan pagi Rizal benar-benar sepenuhnya disiapkan oleh Nessa. Lily sendiri hanya memasak makanan untuknya dan anak-anak. Itu pun sangat jarang. Ia lebih sering membeli makanan saat mengantar dan menjemput anaknya sekolah. Untuk malam lebih sering memesan secara online. Cemohan dan nyinyiran dari Bu Erna yang mengatakan dirinya sok kebanyakan uang tak lagi digubrisnya. Menurut Lily, selama yang dia lakukan tidak mengurangi is

  • Main Cantik   Pelakor Kena Sial

    Rizal yang sudah sebulan merasa jauh dengan Lily, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia melangkah dengan tergesa kembali ke kamarnya untuk mencari keberadaan Nessa. Jujur saja, dalam hati ia memuji Lily yang saat ini terlihat lebih fresh dan cantik dari sebelumnya."Aku akan melakukan apapun agar Lily mau tidur denganku bukan hanya malam ini saja," pikir Rizal penuh semangat.Sampai di kamarnya pun Rizal terus terbayang wajah Lily dan perlakuan manisnya hari ini. Nessa yang tengah asik memainkan ponsel sambil berbaring langsung menegakkan badan sambil menatap suaminya penuh keheranan. Tidak biasanya Rizal seceria itu masuk kamar."Nes, aku mau minta tolong boleh?" Rizal langsung mengutarakan keinginannya tanpa basa-basi."Apasih yang enggak buat seorang suami, Mas? Bilang aja. Kamu mau minta tolong apa?" tanya Nessa langsung menyanggupi sambil menyunggingkan senyum. Rizal pun bal

  • Main Cantik   Gelisah

    "Ada apa, ini Mas? Habis Jogging kamu kok bonyok-bonyok gini sih, Nes?" Lily langsung mendekat untuk memegang bagian pipi Nessa yang nampak mengenaskan, namun Nessa langsung menjauhkan wajahnya dari jangkauan Lily."Dia dijambret pas lagi lari. Ngeledek kamu, Ly? Orang lagi kena musibah juga!"Ibu mertuanya yang langsung naik pitam mendengar pertanyaan Lily yang dianggap mengejek menantu kesayangannya."Orang nanya, Kok dibilang ngeledek sih, Bu. Ya sudah sini aku bantu bersihin memarnya, hitung-hitung ucapan terima kasih, karena kamusudah kerja keras seharian ini membersihkan kamar untukku secara gratis tadi," Lily meraih lengan Nessa untuk berdiri. Nessa mendengkus sebal mendengar ucapan Lily mengingatkan dirinya soal membersihkan kamar tadi. Sial sekali nasibnya hari ini."Ya sudah, Nes. Biar Lily bersihin tuh, luka kamu dulu. Kalung sama gelangmu yang putus kasih ke Rizal dulu biar disimpan, n

  • Main Cantik   Akibat Serakah

    "Egois kamu, Mas!"Nessa mendengkus kesal. Rizal mengusap tengkuknya berulang kali."Nes! Kamu yang egois. Aku sudah sebulanan sama kamu, masih enggak puas juga!" jawab Rizal membuat Nessa langsung menatapnya tajam dengan mata memerah."Kamu yang enggak pernah puas, Mas!" balasnya tak kalah kasar membentak."Nes, jangan lupa. Lily itu juga istriku!""Aku tahu, Mas. Tapi bukan berarti, kamu harus ninggalin aku yang lagi sakit begini, Mas! Aku ini lagi dapat musibah. Enak aja, kamu malah mau enak-enakan sama istri tua!" sanggah Nessa tak mau kalah alasan."Sakit begitu doang, dasar kamunya aja, yang cengeng," ujar Rizal sembari menegakkan tubuh.Mata Nessa terbeliak mendengar ucapan yang keluar dari mulut suaminya. Hatinya mulai merasa kesal pada Lily. Sepertinya Lily mulai mengalihkan perhatian Rizal kembali. Nessa tidak akan membiarkan

  • Main Cantik   Siapakah Dia?

    Rasa-rasanya, baru saja Rizal memejamkan mata, tapi suara bising Abidzar dan Hessein sudah memenuhi kedua telinganya. Sambil mengerjap-ngerjapkan matanya yang terasa perih karena tidak bisa tidur dengan tenang semalaman, Rizal bangkit lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.Ternyata hari sudah pagi. Abi dan Husen sudah mengenakan seragam sekolah masing-masing, meskipun masih belum rapi total."Kok Papa tidurnya di sini?" Abi dan Husen mendekat. Di belakang kedua bocah polos tersebut Bu Erna dan Nessa sama-sama menatap pada Rizal dengan arti yang berbeda.Bu Erna meminta menatapnya meminta penjelasan sedangkan Nessa menatap Rizal tajam seolah berkata 'awas kamu!' Rizal mengusap tengkuk mencari alasan."Oh, i-iya. Ketiduran. Tadi malam ... Papa kepanasan di kamar. Iyakan, Nes?" Rizal menatap Nessa sambil tersenyum. Nessa yang tak mau terlihat egois di depan Bu Erna pun langsung tersenyum sok bijak.

  • Main Cantik   Ternyata Dia Pemiliknya

    Lelaki tersebut membalikkan badan."Kak Juna!" tanpa sadar Lily menyebut nama kakak iparnya dengan suara tercekat.Tubuh Lily kembali membeku saat menyadari lelaki yang berbicara dengan nada ketus itu benar-benar Arjuna, kakak ipar yang memang tak pernah ramah terhadapnya. Sekilas tadi pagi Lily melihat Arjuna mengenakan baju senada, kemeja lengan panjang berwarna biru malam. Arjuna memang tadi terlihat berangkat pagi-pagi sekali meninggalkan rumah, sampai-sampai dia melewatkan sarapan begitu saja.Ah, Lily menepuk jidatnya. Tadi di luar, kenapa dia hanya memperhatikan warna mobil, dan tidak memperhatikan nomor platnya.Nomor ponsel pun, sangking tak pentingnya seorang Arjuna, Lily tak pernah bertanya apalagi menyimpannya. Arjuna pun nampaknya sampai hari ini tidak menyimpan nomor ponselnya karena itu mereka tidak bisa membaca bahwa Lily calon penyewanya. Selain itu, Lily juga telah menyetting foto profilnya hanya bisa dilihat oleh

  • Main Cantik   Syarat dari Kakak Ipar

    Sial bagi Lily. Niat mencari tempat melepaskan diri dari rumah lama, malah menjeratnya ke dalam masalah baru yang diciptakan oleh Arjuna."Apa-apa'an sih, Kak Juna? Jangan mengambil kesempatan!"Gantian Lily yang berdiri, menatap Arjuna yang malah mengeluarkan ponsel dari saku celana."Aku sih, punya dugaan sendiri. Tapi, aku mau dengar langsung dulu dari mulutmu. Hitung-hitung buat ngukur tingkat instingku," ucap Arjuna membuat Lily mulai penasaran. Tapi ia tetap memilih bungkam. Apalagi ia melihat Arjuna memegang ponsel. Lily takut, Arjuna merekam dan melaporkan pada adik dan ibunya bila harus berbicara jujur. Bisa mati digantung dia."Masih enggak mau ngomong? Ya sudah enggak usah pulang! Aku telpon Mang Dirman, biar enggak usah bukain pintunya sampai besok pagi!" ucap Arjuna acuh sambil mengusap layar ponsel, bersiap menghubungi Mang Dirman yang diduga Lily adalah lelaki paruh baya yang menyambut kedatangannya tadi."Jangan macam-macam Kak Juna,

Latest chapter

  • Main Cantik   Akhir Sebuah Cerita

    "Waduh!" Rizal garuk-garuk kepala."Ta-pi, saya bukan suaminya, Mbak," tolak Rizal."Oh, Maaf! Suaminya kemana?""Suaminya di tempat kerja. Hapenya ketinggalan, tapi, nanti ada ibu saya datang dampingin," jelas Rizal. Perawat akhirnya mengerti. Rizal kembali menelpon ibunya yang tak kunjung tiba. Tapi tak di angkat-angkat. Beberapa saat kemudian, wajah Rizal berubah cerah saat Bu Erna sudah tiba di pintu ruang bersalin.Rizal segera membawa Ayezha menjauh, dan Bu Erna langsung masuk dan mendekat pada Lily, yang mulai mengejan. Ia langsung memegang tangan Lily dan menyapu bulir keringat yang menempel di dahinya."Oooeeek ... oeeeek ...."Karena ini pengalaman ke empat kalinya Lily melahirkan, tak perlu waktu lama mengejan, terdengar suara tangis bayi. Lily langsung terkulai lemas. Bayi yang sangat mungil karena lahir di bulan ke tujuh itu diangkat oleh perawat untuk dibersihkan. Bu Erna sendiri, membantu membersihkan anggota

  • Main Cantik   Semua Atas KehendakNya

    Rizal mengangkat wajahnya pelan-pelan mengikuti arah ekor mata Lily, melirik-lirik pada pasien yang mengisi di satu bagian ruangan mereka."Iya. Kayaknya iya!" jawab Rizal setengah berbisik juga.Mereka semua penasaran apa yang terjadi dengan Nessa. Kenapa yang menjaganya bukan ayah atau ibunya. Kenapa dia didampingi oleh dua orang asing yang sebaya dengan mereka? Nessa sendiri begitu menatap mereka dengan tatapan kosong. Seolah mereka tidak pernah saling mengenal.Rizal jadi penasaran. Arjuna pun mendukungnya untuk mendekat. Nampaknya ia juga sangat penasaran. Begitu wanita yang ikut menjaga Nessa tadi keluar, Rizal mewakili mereka semua mendekat."Permisi Pak. Dia Nessa kan?""Iya," jawab lelaki tadi singkat sambil menoleh."Dia sakit apa? Perempuan yang tadi disini siapanya? Ibu sama Bapaknya kemana?" Rizal memberondong lelaki tersebut dengan pertanyaan beruntun."Oh, tadi itu istri saya. Orang tuanya Nessa meninggal sa

  • Main Cantik   Jumpa Mantan

    Arjuna mandi secepat kilat. Rengekan Ayezha memanggil-manggil dari luar memaksanya buru-buru untuk menyelesaikan mandinya.Baru keluar dari kamar mandi, Ayezha sudah menunggunya di pintu. Alhasil, masih menggunakan handuk ia mengangkat dan membawa Ayezha duduk di pangkuannya."Papa pakai baju dulu ya, sama mama dulu ya?" bujuk Arjuna. Ayezha menggeleng, ia malah berpegangan erat di leher Arjuna.Arjuna memandang istri dan anaknya bergantian dengan gemas. Lily tertawa senang melihat wajah Arjuna yang lucu, menghadapi tingkahnya dan Ayezha. Tiba-tiba ponsel Arjuna berdering. Panggilan dari Bu Erna."Assalamu'alaikum Bu ....""Wa'alaikumsallam, Juna. Ibu mau ngabarin, istrinya Rizal sudah melahirkan," ucap Bu Erna langsung."Alhamdulillah, ini di mana sekarang, Bu?""Masih di rumah sakit," jawab Bu Erna."Oh, Ya Bu! Sebentar kami ke sana ya, Bu ... mau dibawakan apa?" suara Arjuna terdengar bersemangat."E

  • Main Cantik   Semua Ada Masanya

    "Ngomong apa sih, Mas? Iya. Sejak ketemu Rizal tadi, hatiku berubah. Berubah makin saayaaang sama suamiku yang luar biasa dan baik hati ini. Peduli sama adeknya yang dulu cuma bisa nyusahin dia aja," jawab Lily manja membuat Arjuna tersenyum bahagia."Bagaimanapun, dia adekku. Dalam tubuh kami ada aliran darah yang sama kan? Walaupun beda ibu? Seburuk-buruknya Rizal, sifat baiknya yang kuacungi jempol itu sayang sama ibu. Coba kamu ingat, pernah enggak Rizal berbicara kasar sama ibu? Enggak pernah kan? Meskipun dulu dia berlebihan sampai ngabaikan istrinya karena patuh sama ibu. Tapi kalau dulu dia enggak begitu, bisa jadi yang duduk di sampingku hari ini bukan kamu. Iyakan?"Arjuna bertanya sambil melirik pada Lily yang mengangguk sambil memandangnya penuh cinta. Kekagumannya atas kebijakan Arjuna bertambah besar."Ternyata memang semua ada sisi baik dan hikmahnya ya," gumam Lily begitu Arjuna mulai menjalankan kendaraan mereka."

  • Main Cantik   Kekhawatiran Arjuna

    Sesaat kemudian Rizal seperti tersadar akan sesuatu, lalu melangkahkan kaki masuk ke dapur untuk mengangkat menu makanan keluar.Lily merasa bersalah melihat tatapan Rizal. Arjuna memperhatikan perubahan raut wajah Lily, seperti gelisah. Ia menarik Lily menjauh sebentar."Kamu merasa bersalah, ya?" tanya Arjuna. Lily hanya diam. Ia sendiri tak tahu kenapa ia harus merasa bersalah."Minta maaflah pada Rizal. Atas kebohonganmu selama jadi istrinya dulu. Bagaimanapun, yang namanya bohong apalagi saat itu dia berstatus suamimu, tetaplah dosa," ucap Arjuna lembut. Lily hanya diam. Ia ragu dan takut. Lily masih saja berpikir, Rizal masih sama seperti yang dulu."Ly! Euumm, boleh aku ngomong sebentar?" tiba-tiba Rizal muncul dari belakang.Arjuna langsung masuk meninggalkan Lily dan Rizal yang duduk di kursi pel Keduanya duduk berhadapan. Jantung Lily berdegup kencang. Ia berpikir pasti Rizal akan menanyakan soal kebohongannya.

  • Main Cantik   Ternyata Ini yang Mereka Sembunyikan

    "Mas, kenapa sih aku enggak boleh ke ruko lagi? Mbak Fi juga kayaknya takut banget aku ke sana? Kenapa?" Lily mencoba kembali memancing pembicaraan setelah penolakan Mbak Fi sebulan yang lalu."Enggak apa-apa. kan aku sudah bilang, alasannya. Aku pengen kamu cepat hamil. Enggak perlu capek-capek lagi," Arjuna bersikukuh dengan alasan lamanya."Yaelah! kalo ke sana kan nengok doang, gak ngapa-ngapain! Gak capek. Gak ngaruh, Mas!" protes Lily."Pokoknya enggak boleh!""Kalau aku sudah hamil, baru boleh berarti ya?" tanya Lily. Arjuna diam, nampak masih enggan mengiyakan. Lily jadi makin penasaran melihat tingkah laku suaminya."Maaaas! Kalau sudah hamil, jangan kurung aku lagi, ya!" Lily mulai merengek."Heeeeeemmm. Hamil aja dulu!" Arjuna akhirnya mulai tak tega mendengar rengekan Lily."Bener, Mas?" Lily berbalik menatap suaminya. Arjuna hanya menaikkan alis sebagai jawaban."Mas. Liat deh!" Lily mengambil ses

  • Main Cantik   Keanehan Mbak Fi

    Tiga minggu berlalu begitu cepat.Lily bersiap tidur mengenakan piyama lengan panjang. Ia menyusun bantal seperti biasanya. Arjuna masih menggosok gigi di kamar mandi.Setelah semuanya beres, Lily memilih-milih kaset yang sudah hampir semuanya ditonton."Yaaaah!"Suara Lily terdengar kecewa."Kenapa?" tanya Arjuna yang baru keluar dari kamar mandi."Ngadat semua kasetnya! Padahal tinggal ini aja yang belum diputar. Besok kita cari kaset-kaset baru yang banyak, ya!" ucap Lily.Arjuna diam saja, tak menjawab. Lily menuju pembaringan, sambil membuka ponsel ia berbaring. Jari-jarinya langsung berselancar di youtube. Tiba-tiba Arjuna berbaring dan langsung merampas ponsel Lily."Mau ngapain?" ucapnya sambil meletakkan kembali ponsel Lily di dekatnya."Mau cari tontonan. Kan kasetnya rusak, besok kita cari lagi kaset baru, ya?" sahut Lily sambil bertanya."Enggak perlu! Mulai sekarang sebelum

  • Main Cantik   Menahan Diri

    Arjuna menurut saja pada ajakan Lily. Begitupun saat Lily memaksanya duduk sambil menatap wajahnya."Jadi, dulu itu aku melakukan sterill enggak dipotong. Cuma diikat, dan masih bisa dibuka lagi," terang Lily membuat Arjuna sangat terkejut."Emang bisa?" Arjuna menampakkan ketidakpercayaan."Kenapa enggak? Jaman udah semakin canggih. Tubektomi yang kulakukan hanya sebatas menutupi saluran indung telur kanan dan kiri supaya tidak terjadi pembuahan, jadi masih bisa dibuka. Prosedur membuka ikatan itu namanya anastomosis tuba, yaitu menggabungkan bagian saluran indung telur yang masih sehat," terang Lily sambil mengingat ucapan Dokter yang membantunya beberapa tahum silam.Arjuna menatap Lily penuh rasa syukur. Tetapi sesaat kemudian senyumnya meredup. "Tapi, apa enggak ada resiko kalau dibuka lagi ? Kalau membahayakan kamu, sebaiknya enggak usah. Kita sudah punya Husen dan Abi. Aku enggak masalah punya anak tiri aja. Bukankan selama aku ja

  • Main Cantik   Surprise Untuknya

    Setelah Rizal keluar, Arjuna langsung menutup pintu dan menguncinya. Ia tak ingin Rizal kembali mengusik mereka berdua. Arjuna merasa tak tega, melihat Lily selalu menangis bila berurusan dengan Rizal.Di luar kamar mereka, Rizal serasa tak mampu melangkah. Tulangnya seperti tak mampu menopang tubuh. Rizal bergeser dari pintu kamar Arjuna dan Lily, untuk bersandar di dinding. Ia meremas dadanya yang terasa sakit luar dalam. Berkali-kali ia menyapu matanya yang kabur, karena aliran air mata yang tak mampu dibendung.Rizal baru tahu rasa dan arti sebuah kehilangan, setelah hartanya yang paling berharga kini dalam genggaman orang yang tepat. Dia tak lagi memiliki alasan untuk memintanya kembali.Menyesalkah dia? Sangat! Tapi, kini Rizal sadar. Sesal tinggallah sesal. Mungkin memang sudah tiba waktu dan garis jodohnya dengan Lily terputus, dan tak bisa disambung lagi. Jodoh mereka sudah habis, tak akan bisa ia paksakan untuk bersatu lagi.Bu Erna mengha

DMCA.com Protection Status