Entah kenapa Jacob tidak fokus saat diajak mertuanya membicarakan hal yang selama ini dia begitu harapkan akan ada keajaiban yang terjadi di dalam hidupnya. Yang ada dalam pikiran Jacob pada saat itu adalah Ara. Sekilas pada saat itu Jacob melihat raut wajah Ara sedih.
"Kau harus menjaga hubungan baik dengan Mandy. Jangan membuat dia marah dan selalu manjakan dia. Untuk wanita yang sedang dalam program hamil itu sangat penting." Nyonya Merry menatap Jacob dengan tersenyum simpul.Jacob kembali menengerutkan keningnya. "Bukankah ini sangat aneh. Sejak awal kau bilang jika aku yang bermasalah dan tidak bisa membuat Mandy hamil dan sekarang tiba-tiba kau meminta pada kami untuk melakukan program hamil? Jika dengan cara yang kau pikirkan akan berhasil, kenapa kau tidak melakukan dari dulu," cerca Jacob.Dari situ si wanita paruh baya itu mulai kelabakan menjawab pertanyaan dari Jacob, tetapi wanita licik itu selalu punya cara untuk segera menjawabnya, "karenaPagi telah datang dan menjemput semua orang untuk kembali beraktivitas. Saat itu Ara bangun lebih awal. Dia sengaja tidak membangunkan Jacob lantaran ingin memberikan kejutan untuk Jacob. Oleh karena itu dia berusaha sepelan mungkin bergerak dari ranjang untuk menurunkan kedua kakinya. Ara berjalan mengendap-endap menuju ke kamar mandi dengan membawa alat test kehamilan yang dia beli kemarin.Saat Ara sedang berada di kamar mandi, Jacob mendadak dikejutan dengan ponselnya yang terus bergetar. Getaran ponsel Jacob yang terus menerus membuatnya terbangun dengan terpaksa. Dengan menahan rasa ngantuk yang masih menyerangnya Jacob mengangkat panggilan telepon itu."Sayang ... sayang!!" Suara Mandy yang terlihat bergetar di seberang sana sambil berteriak menahan rasa sakit serta menangis tersedu-sedu membuat Jacob tersadar dari rasa ngantuknya dan terlihat bingung."Ada apa?""Perutku sakit sekali, sayang. Cepat ke kamar sekarang juga!" rintih Mandy.
"Nyonya sepertinya anda sudah mengetahui tentang penyakit kanker rahim yang diderita oleh pasien," ungkap dokter tersebut pada Nyonya Merry. "Iya. Mungkin aku hanya butuh obat pereda rasa sakit agar putriku tidak kesakitan seperti tadi," balas wanita paruh baya tersebut. "Tidak bisa, Nyonya. Anda harus memeriksanya lebih lanjut. Penyakit yang menyerang putri anda harus segera mendapatkan penanganan langsung. Kanker itu telah berkembang sangat lama dan jika tidak segera ditangani maka akan membahayakan nyawa pasien. Maka dari itu harus segera diangkat," lanjut sang dokter. "Itu berarti putriku tidak akan memiliki rahim, dok?" "Bahkan sekarang pun dia tidak akan bisa hamil lagi karena rahimnya telah digerogoti sel kanker," jelas sang dokter. "Jika begitu, aku perlu berpikir untuk itu."Nyonya Merry hanya bisa menunduk lesu melihat keadaan anaknya yang sedang sakit, akan tetapi penyakit itu selalu dia tutupi di depan Mandy ataupunJacob. Kanker rahim yang di derita oleh Mandy adalah p
Mendengar penuturan Nyonya Merry, Nyonya Ashley terlihat sangat terkejut. Sesak napasnya kambuh hingga membuatnya tidak mampu untuk berdiri dengan sempurna. Nyonya AShley tampak memegang dadanya yang terasa sangat nyeri akibat mendengar kata-kata tersebut."Hentikan! Kau benar-benar keterlaluan!" Tobey yang tidak tega melihat keadaan Nyonya Ashley berusaha untuk menyudahi perdebatan yang tidak akan ada pangkat selesainya jika sudah membahas yang namanya perselingkuhan."Hei, anak muda. Kau tidak tahu apa yang dilakukan si pel*c*r ini dulu? Jadi, jangan pernah ikut campur!" ungkap Nyonya Merry.Hal itu membuat Nyonya Ashley tidak kuat berada di sana terlalu lama. Dia menarik tangan Tobey mengisyaratkan untuk segera pergi dari sana. Tobey yang paham dengan keadaan ibunya Ara segera menuntun wanita paruh baya itu untuk keluar dari ruangan tersebut.Dengan perasaan kecewa dan hancur, Nyonya Ashley keluar dari ruangan itu sambil menangis dengan tangan memegang dadanya yang terasa sangat sa
Hubungan yang baru berusia seumur jagung dan sudah terlampau jauh, kini diambang kehancuran. Ara tidak pernah menyangka jika ibunya akan datang dan mengetahui semuanya. Ara juga tidak sadar jika dia telah melakukan kesalahan yang sama seperti ibunya dahulu. Ara baru menyadari dan menyesali segalanya begitu sudah terlanjur serta nasi sudah menjadi bubur. Jatuh cinta di waktu dan dengan orang yang salah. Namun, Ara sendiri tidak kuasa menahan hasrat dan perasaannya untuk mementingkan egonya. Ara tidak menyangka jika dia akan jatuh cinta pada Jacob dan dia tidak bisa mengendalikannya karena itu terjadi begitu saja.Kesalahan fatal yang Ara lakukan kini telah membuahi nyawa yang tidak berdosa di dalam rahimnya. Ara tidak kuasa menahan nasib yang akan menimpa anaknya kelak jika dia sudah dewasa nanti. Nasib yang sama dengan penderitaannya yang sedang dia alami saat ini.Ara membawa Albert masuk ke dalam kamarnya dan menyuruh maid lain untuk menggantikan posisi dia untuk menjaga Albert. Tad
Tobey menarik Ara agar tidak ketinggalan kereta malam. Di waktu mereka hendak keluar dari gerbang, dari arah depan tampak mobil mewah yang dikendarai Jacob memasuki gerbang. Mereka berpapasan dan sama-sama sadar, akan tetapi Jacob terkejut melihat Ara malam-malam di luar rumah bersama dengan seorang pria dan membawa koper. Jacob langsung menghentikan mobilnya dan keluar dari dalam mobil. Jacob melangkah cepat dan menyusul Ara."Ara ...!" panggilnya. Panggilan itu seketika menghentikan langkah Ara."Ara, kita sudah tidak ada waktu lagi karena kereta akan berangkat dalam dua puluh menit lagi," sela Tobey."Ata, kau hendak pergi ke mana malam-malam begini." Jacob yang semakin berjalan mendekati Ara.Tobey langsung pasang badan mencegah langkah Jacob, "Ara akan menikah denganku," sahut Tobey dengan nada tegas."Apa? Minggir kau!" Jacob mendorong Tobey dengan kesal dan marah, akan tetapi lagi-lagi Tobey menghadang dan membuat Jacob geram."Jangan ganggu Ara lagi! Urusi saja kehidupanmu dan
Nyonya Merry melirik Mandy sambil tersenyum. Sementara Jacob hanya terdiam dengan wajah datar tanpa ekspresi membalikkan badan menatap keduanya. "Hasil pemeriksaan hari, dokter bilang bahwa Mandy hamil. Kalian akan memiliki keturunan sebentar lagi," ujar Nyonya Merry tersenyum sumringah. Mandy dibuat bengong. Dia terlihat bodoh mendengar pengakuan dari sang ibu. Mandy terlihat bingung dan tidak percaya, "Ha-hamil? Aku hamil?" "Ini hasil alat test kehamilannya. Dokter menunjukkan bahwa Mandy positif hamil," timpal Nyonya Mandy menunjukkan alat test kehamikan kepada keduanya. Keduanya bingung, seolah tidak percaya dengan pengakuan sang ibu, "Kau hamil, anakku sayang. Selamat," sambungnya dan memberikan alat test kehamilan tersebut pada Mandy. Mandy menerima alat tersebut dengan kebengongannya yang belum selesai. Walaupun seperti itu, Mandy masih saja tidak menyadari kebodohannya. Kehidupan Mandy yang selalu disetir oleh ibun
Akibat ego dari keduanya justru menyengsarakan orang-orang di dekatnya. Meskipun Ara dan Jacob saling mencintai, tapi pada akhirnya mereka sadar bahwa cinta mereka salah. Meskipun didasari oleh cinta, tapi yang namanya perselingkuhan tidak akan berujung baik. Pada dasarnya perselingkuhan diakibatkan adanya salah seorang pihak membuka hati untuk datangnya sebuah cinta, tapi terkadang kita harus sadar bahwa rumah tangga harmonis dengan pondasi yang kuat itulah yang dibutuhkan dalam membangun sebuah keluarga. Jacob dan Mandy menikah tanpa adanya cinta. Pernikahan mereka berumur delapan tahun. Mereka mengarungi rumah tangga yang sulit dan tidak sehat. Perselingkuhan, pertikaian sering mengisi perjalanan rumah tangga mereka. Tujuan pernikahan untuk memiliki keturunan tidak dapat diwujudkan, itulah yang menjadi penyebab utama adanya rasa bosan dan saling egois. Selama delapan tahun Mandy terus berusaha membuat Jacob jatuh hati padanya. Walaupun kadang dia merasa sangat lelah dan memutu
Sebuah mobil menghadang Ara dan juga ibunya. Mereka berdua sangat terkejut. Terlebih lagi jalanan malam yang mulai agak sepi, apalagi mereka berdua wanita semua. Yang satu sedang hamil dan satunya sudah tua serta sakit-sakitan. Saat lampu merah belakang menyala dan mobil berhenti, Ara memegang erat tangan ibunya. Wajah keduanya sangat pucat, karena mereka memikirkan hal negatif yang akan terjadi pada keduanya. Saat seseorang keluar dari dalam mobil dan mengetahui siapa dia, mereka berdua menjadi lega. Mereka sangat beruntung karena di tengah jalan Tobey-lah menghadang mereka berdua. Tobey tidak sengaja sedang melintas di sekitar sana. Seperti biasa Tobey selalu ada saat sedang dibutuhkan. Seolah Tobey tahu jika mereka sedang butuh bantuan. Tobey seperti magnet tersendiri untuk Ashley dan Ara. Kehadirannya selalu tidak bisa disangka-sangka. "Kalian kenapa berjalan kaki? Ayo, masuk ke dalam mobil," pinta Tobey. Tanpa memberi alasan pada Tobey, Ara dan Nyonya Ashley langsung masuk ke
Setelah drama dilematik di dalam keluarga Ara dan hal itu membuat pernikahan Ara diujung tanduk atau bahkan tidak bisa diselamatkan lagi.Ara sendiri juga tidak bisa menahan Tobey, karena pria itu sudah bersikeras memilih untuk bercerai dengannya. Ara pun tidak bisa berbuat apa-apa pada pernikahannya. Memohon meminta diberi kesempatan pun Tobey tidak menolak."Begitu berat cobaan ini dan aku harus menjalaninya sendirian." Ara mengelus perutnya beberapa kali.Sementara itu Jaden sendiri akhirnya bertemu dengan sosok seorang Jacob Chase.Siang itu Jacob diantar oleh Ara ke asrama tempat Jaden menjalani pelatihan selama ini. Jaden yang begitu bahagia karena rasa rindu terhadap ibunya pun segera berlari bergegas dengan wajah ceria menuju ruang jenguk. Namun, ekspresinya berubah saat melihat ibunya datang bersama pria lain yang terlihat sangat mirip dengannya."Jaden, perkenalkan dia adalah Tuan Jacob?" kata seorang guru yang memperkenalkan Jaden pada sosok yang sangat mirip dengannya. Pri
Di dalam kamarnya Ara terus menangis. Dia menyesali semua perbuatan dan juga kesalahannya. Dia benar-benar telah salah mengartikan cinta Dan menyia-nyiakan permata berharga dalam hidupnya. Ara tidak bisa menahan perasaan dan pikirannya yang tidak sejalan. Ara masih teramat mencintai Jacob, tetapi dia juga tidak tega atas kebaikan Tobey selama ini.Cinta yang didasari rasa belas kasih dan budi adalah penyebab dirinya tersiksa dalam pernikahannya selama ini.Andai waktu bisa diputar, Ara benar-benar tidak ingin menyakiti hati Tobey sejauh ini. Harusnya dia tidak boleh egois atas perasaan yang tidak bisa diubah oleh waktu. Ara benar-benar merasa gagal dalam menjalani kewajibannya sebagai seorang istri.Dia tergoda oleh cinta yang tidak semestinya."Mengapa cinta selalu datang di waktu yang tidak tepat?"Hari-hari dilalui Ara sendirian dan sosok seorang Jacob yang selalu membayangi hidupnya."Pergi!""Ara ...,""Pergi dari hidupku!""Maafkan, aku ...," ucap Jacob lirih."Semua sudah terla
Ara tidak pernah menyangka jika Tobey akan datang hari itu. Dia pun merasa kecolongan, kenapa Tobey tidak memberi kabar terlebih dahulu pada dirinya dan sekarang Ara pun tidak bisa mengelak, bersembunyi, ataupun berbohong lagi pada Tobey. Begitu sungguh ironis, Tobey yang datang jauh-jauh dari kota Daeson hanya untuk menemui istri tercinta dan juga Putra kesayangannya Justru malah melihat kejadian yang mungkin Jika dia tidak datang ke kota tersebut, hal itu akan terus berlanjut entah sampai kapan. Namun, pada akhirnya yang namanya kebohongan pasti akan terbongkar juga. Mungkin jika tidak terbongkar pada hari itu, Tobey akan terus merasa dibodohi oleh Ara. Pria berhidung mancung dan memiliki suara deep voice itu telah memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada sang istri, tapi justru arah telah menghianati kepercayaan yang telah diberikan Tobey olehnya. Adapun langsung menunduk dan bersimpuh di kaki Tobey. Dia menangis kencang, meskipun Tobey terus menjauh dan menolak itu darinya.
Nasi memang sudah menjadi bubur dan semuanya tidak bisa dikembalikan atau diulang kembali. Semua sudah berlalu dan hanya ada rasa penyesalan yang bergelut di dalam hati Ara.Ara merasa dosanya semakin bertambah banyak. Hal itu sudah terjadi dan tidak mungkin bisa dicegah. Lambat laun pun akan cepat terlihat karena seiring bertambahnya bulan, perut Ara akan semakin membesar.Bagi Ara mungkin tidak masalah, tapi bagaimana cara dia akan menjelaskan pada suaminya dan lagi apakah Tobey akan menerimanya. Tangisan Ara tidak berhenti pada saat itu."Kenapa hidupku serumit ini? Hiks ... Kenapa setiap aku dekat denganmu, aku selalu siap," rintih Ara. Jacob mendekat Ara dengan kuat."Aku janji, aku akan selalu menjaga dan melindungimu," kata Ara."Haruskah aku menggugurkan kandungan ini?"Jacob merenggangkan pelukannya dan menatap tajam wanita yang ada di depannya. Ekspresi pria itu yang terlihat tidak begitu suka dengan kalimat yang baru terlontar dari bibir Ara."Tidak!" seru Jacob pada Ara. "
Dada Ara terasa sesak saat mendengarkan kalimat Jacob. Terasa sakit seperti tersayat pisau berkali-kali, tapi tidak berdarah.Ingin menyangkal, tapi Ara tertampar oleh kenyataan bahwa Jacob adalah ayah biologis Jaden. Hal itu tidak bisa dibantah lagi karena jikalau diproses secara DNA pun hasil akan akurat."Dia sungguh putraku!?" Ara hanya diam seribu bahasa. Dia merasa sudah sangat lelah untuk beradu mulut dengan Jacob yang nyatanya memang semuanya sesuai dengan fakta yang ada."Pulanglah. Aku sudah sangat lelah!" usir Ara secara halus pada Jacob. Namun, pria itu kekeh ingin tetap tinggal untuk menemani Ara.Justru Jacob khawatir jika nanti dirinya pergi, Ara akan berbuat nekat. Tentunya Jacob tidak ingin terjadi apa-apa pada Ara, terlebih calon bayi yang ada dalam kandungan Ara."Aku akan tetap ada di sini. Jangan pernah menyuruhku untuk pergi jika keadaanmu seperti ini," tegas Jacob.Ara kembali diam. Dia tidak ingin berdebat, akan sangat sulit jika pria itu sudah mengucapkan kat
"Surat dari Mandy. Dia hanya berpesan padaku untuk menyampaikan langsung pada orangnya."Setelah menerima surat tersebut, Ara langsung berbalik arah sambil membuka surat itu. Namun, dia urungkan. Ada rasa ragu pada surat yang tengah dia pegang sekarang. Ara justru berpikir jika isi surat itu akan membuatnya semakin tergoncang hebat. Si pria yang mengantarkan surat tersebut juga tidak banyak bicara. Dia hanya bicara seperlunya saja dan setelah mengantar surat itu dia pun langsung pergi.Ara kembali teringat akan kata-kata Jacob waktu itu.'Statusku sudah berubah. Sekarang aku sudah duda karena Mandy sudah meninggal.'"Benarkah itu? Ah, sepertinya mustahil." Ara merenung untuk sesaat. "Atau pria itu berbohong padaku? Mungkin———jangan-jangan surat ini yang menulis nenek lampir itu?" Ara teringat pada sosok wanita paruh baya yang begitu sangat menakutkan. "Tapi, jika tidak aku baca, aku pun tidak tahu apa isi surat ini."Wanita itu memberanikan diri kembali membuka surat tersebut. Ara ber
Jacob berdiri di depan sebuah nisan bertuliskan Mandy Feehily, beberapa kali pria itu menghela napas panjang tanpa sedikit pun untuk berkata pada orang yang sedang tertidur pulas di dalam sana. Sejujurnya pria itu masih sedikit kesal dengan mendiang sang istri yang terlalu bodoh dan dengan mudahnya diperalat oleh ibunya sendiri. Hal yang juga membuat Yosep heran adalah dia datang, tapi tidak membawa bunga sama sekali sekedar untuk menghiasi makamnya."Setelah istrimu meninggal pun kau sama sekali tidak romantis padanya ish ... ish ...," ejek Yosep."Lain kali aku akan datang ke sini lagi. Untuk sekarang aku hanya ingin tahu di mana makam mendiang istriku. Terima kasih sebelumnya kau sudah merawatnya dan membuat dia berubah, jadi dia meninggal tidak sia-sia. Dia meninggal sudah dalam keadaan menjadi orang baik," ungkap Jacob membalikkan badannya dan menatap Yosep."Uh, aku tidak berbuat banyak padanya, bahkan aku sering berkata kasar mengusirnya," balas Yosep."Baiklah. Aku pamit dul
Yosep berdiri terkejut saat membukakan pintu untuk sang tamunya. Tamu yang memang tidak asing lagi bagi Yosep karena beberapa hari sebelumya dia sudah pernah bertemu dengannya. Yosep mempersilakan Jacob untuk masuk ke dalam rumahnya. Jacob pun masuk ke dalam rumah dan duduk setelah tuan rumah mempersilahkan dia untuk duduk. Jacob menyebarkan pandangannya ke seluruh rumah tersebut. Awal mulanya Jacob agak sedikit risih dengan keadaan rumah Yosep, karena rumah tersebut lumayan cukup berantakan. Tuan rumah pun bergegas merapikan sedikit barang-barang yang berserakan di ruang tamu, dia membersihkan ruang tamu dengan tersenyum dan agak sedikit malu. "Maaf, rumahku agak berantakan. Ya, memang begini-lah keadaannya." Yosep menatap Jacob yang tidak berekspresi sama sekali. "Kau mau minum apa? Aku hanya punya air mineral dingin," lanjut Yosep menawarkan minuman untuk sang tamu. Jacob memperhatikan Yosep dengan seksama, lalu dia tersenyum, "Boleh." Yosep pun mengambil dua botol air mineral
Nyonya Merry masih bisa berkeliaran bebas dan keluar masuk ke dalam rumah Jacob, tapi si empunya rumah pun sudah punya taktik tersendiri untuk mengawasi si musuh dalam selimut. Jacob pun tidak membiarkan seseorang yang berhati iblis tinggal di rumahnya lebih lama lagi. Terlebih lagi status dia bukan lagi mertuanya, tapi anehnya si wanita paruh baya itu belum juga menyadarinya.Dia masih bisa menemui bawahannya atau mungkin sedang berusaha merencanakan sesuatu."Nyonya, apa kita harus tetap mencarinya?" ujarnya memberanikan diri untuk bertanya karena sebelumnya dia merasa takut karena wajahnya sudah tidak bersahabat.Nyonya Merry mengangkat kepalanya. "Apa penjelasanku kurang jelas! Kalian dibayar untuk melakukan tugas ini. Aku membayar kalian semua dengan nominal yang cukup besar. Aku tidak mau tahu, kalian harus selesaikan tugas itu dan kalian harus bisa mendapatkan apa yang ku maksud. Paham!" Wanita tua itu menggebrak meja dan begitu saja pergi dari sana.Empat orang bawahannya yang