Beranda / Rumah Tangga / Mahar Sepuluh Ribu / 97. Wajah Yang Sama

Share

97. Wajah Yang Sama

Penulis: Rafli123
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-29 19:48:34
Pria itu begitu lelah mencari rumput setelah bekerja sebagai tukang panggul di pasar. Semua ia lakukan untuk keluarganya yang bergantung padanya walau memiliki saudara namun mereka sudah keluarga dan tinggal di kota bersama suaminya tetapi tidak dengan pria itu yang rela merawat ibunya yang kini sakit-sakitan.

"Alhamdulillah, dua karung cukup untuk tiga hari. Ternyata tidak ada apapun di sini, mungkin ini praduga mereka saja," gumam pria itu sebelum mengangkat karung untuk di bawa pulang.

Mengikat tali ke motor dan karung namun ia kesulitan sebab kali ini karung yang dia bawa karung berukuran besar belum lagi rumput yang melebihi karung sehingga ia kesulitan untuk menaikan keatas motor.

Sibuk dengan tumpukan rumput tiba-tiba suara benda terjatuh mengejutkan, benda yang tidak bisa di kenalnya terguling dari atas tebing sesaat tubuhnya kaku pria itu. Ingin berlari meninggalkan karung yang berdiri begitu saja. Tapi sayang sebelum tancep gas benda itu tergeletak tepat di depannya bukan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mahar Sepuluh Ribu    98. Masih Tetap Sama

    Dimas meninggalkan Khandra sudah saatnya untuk melihat kondisi ibunya yang belum ia lihat setelah ia tinggal untuk bekerja dan mencari rumput. Teringat dengan rumput Dimas meminta pada tetangga untuk mengambilnya lebih dulu tidak mungkin kambing dan sapinya kelaparan. "Dim, kamu sudah datang?""Ya, Bu. Ibu sudah makan? Mau aku belikan makanan di luar?""Tidak usah, ibu masih kenyang. Kapan ibu pulang nak? Rasanya ibu lelah sekali, maafkan ibu membuat kamu repot,""Ibu ini bicara apa? Tidak ada yang di remporkan atau merepotkan. Aku baik-baik saja, Bu."Bu Ida menatap sejenak wajah putranya terlihat begitu ada beban bahkan tengah memikirkan sesuatu yang tidak ia ketahui."Ada apa nak? Ibu lihat kamu sedang memikirkan sesuatu?""Bu, aku,"Ferdi menceritakan pertemuannya dengan putri Ajeng yang tidak sengaja yang justru membuatnya kembali pada kenangan masa lalu. Anak yang ia selamatkan adalah putri dari mantan istrinya yang lebih mengejutkan ternyata dia tidak mandul seperti yang ibuny

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Mahar Sepuluh Ribu    99. Aku Lelah Mas!

    "Menurut Ibu, aku harus gimana?""Menikahlah dengan Risma, Ajeng sudah bahagia dengan kehidupannya jangan memikirkan mereka lagi. Apalagi Wulan, kamu tidak lupa kan? Dia perempuan yang sudah mengkhianati kamu anggap saja apa yang menimpa kamu adalah takdir meski semua karena ulah ibu. Ibu harap kamu ikhlas memaafkan kesalahan Ibu hanya karena keegoisan ibu yang ingin punya mantu kaya pada kenyataannya mengorbankan kebahagiaan kamu terlebih setelah mengetahui kalau Ajeng adalah anak orang kaya kalau kamu terima Risma atau tidak Ibu serahkan sama kamu, Dim. Ibu tidak ingin ikut campur hubungan kamu dengan wanita manapun. Kalau kamu bertanya tentang Risma dia sama seperti Ajeng lemah lembut dan selalu menjaga dirinya dengan baik,""Berikan aku waktu untuk memikirkannya bu. Aku tidak ingin kegagalan untuk ketiga kalinya. Aku tahu Risma adalah wanita yang baik aku tidak ingin menyakitinya, tidak di pungkiri perasaanku pada Ajeng begitu dalam Bu. Sekarang ibu jangan khawatir lagi aku past

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Mahar Sepuluh Ribu    100. Paket Misterius

    Wulan memilih pergi mencari makan tidak peduli dengan rumah anaknya yang panas dengan pertengkaran mereka. Memilih makanan yang enak dan sebagian membawanya pulang meski hatinya masih dongkol pada Ferdi dan Bu Winarti tetap saja Wulan membelikan untuk mereka.Kini bukan hanya makanan enak tapi uang yang berjumlah lima juta di tangannya, baru saja Wulan menarik salah satu atm yang tidak jauh dari tempatnya membeli makanan.Sampai di rumah putrinya yang tengah mengayun Ahmad, sepertinya cucunya itu mau tidur."Mama beli makanan. Kamu makan anakmu bisa titipkan pada ibu mertuamu."Wulan meletakan bungkusan di meja tanpa berniat untuk mengambil alih Ahmad."Mas, kamu makan dulu nih. Ibu juga ajak makan bareng sama kita,"Tak lama Bu Winarti bersama Ferdi keluar dari kamar memperhatikan bungkusan yang ada di atas meja makan. "Kamu tidak ngasih racun di makanan ini kan?"Ucapan Bu Winarti mendapat reaksi Wulan yang langsung menyambar bungkusan itu."Kalau kamu takut aku ngasih racun tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Mahar Sepuluh Ribu    101. Kamu Harus Leuw

    "Apa Mama masih terus ngomong seperti ini? Jika ya, maka lanjutkan dan aku akan dengarkan. Aku tidak perlu menjawab karena Mama tahu yang sebenarnya. Jika kembali ke masa sebelum aku bertemu dengan tante tentu hidupku sudah bahagia sampai saat ini. Sayangnya aku terlalu berbakti pada ibu sehingga menerima poligami ini kalau masalah cinta, jauh di dasar hati ini hanya ada Aisha wanita yang kucintai sampai detik ini tapi aku tahu aku tidak mungkin bisa kembali padanya aku ingin mempertahankan rumah tanggaku dengan Esti karena ada anak kami yang harus aku pikirkan masa depannya. Aku bukan orang yang egois, sudah cukup keegoisanku hanya karena menuruti semua keinginan ibu selain itu aku tidak pernah egois.""Terserah kamu mau ngomong apa. Kalau sudah melarat ya melarat aja! Tidak usah sok-sokan ngomong masalah cinta atau apalah aku pikir kamu banyak duitnya taunya cuma Aisha yang banyak duit."Ferdi menggeleng ibu mertuanya tidak jauh berbeda dengan Ibunya yang suka memuja harta dan sama-

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Mahar Sepuluh Ribu    102. Rencana Baru Wulan

    Mengetahui fakta Aisha selamat Wulan berusaha untuk datang ke rumah sakit walau penjagaan ketat di rumah sakit ternama itu namun bukan Wulan namanya kalau tidak bisa masuk.Di tatapnya wanita yang tertidur tanpa seorang pun di sana. Sejak tadi ia mencari kamar rawat Aisha, yang lebih menguntungkan baginya seseorang tanpa sengaja mengatakan di mana Aisha, meski rumah sakit itu memiliki nama yang tidak di padang remeh nyatanya Wulan bisa menerobosnya."Apa kabar Aisha? Kau masih hidup rupanya. Hum, gimana kalau kita main sebentar?" Wulan menyeringai menatap wajah pucat Aisha. Sepertinya dia telah melewati masa kritisnya terlihat dari alat-alat yang sudah tidak menempel di tubuhnya karena ia tahu betul seberapa parah luka yang di alami oleh Aisha saat terjatuh dari tebing."Kenapa nasibmu begitu baik? Aku semakin membencimu dan ibumu. Mereka yang sudah membuat hidupku menderita dan sekarang kamu juga penyebab anakku menderita. Aku ingin kamu pergi dari sini Aisha. Jika kamu mati maka de

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Mahar Sepuluh Ribu    103. Aisha Kembali Di Culik

    Ajeng yang harus bergantian dengan keluarganya yang lain untuk menjaga Aisha namun karena kondisinya yang lemah mengingat Ajeng yang selama hilangnya Aisha tidak pernah teratur makan dan istirahat sehingga saat Aisha di temukan justru tubuhnya Ajeng sakit."Mas tolong satukan kamarku dengan Aisha, aku tidak bisa tenang kalau meninggalkannya sendiri di sana. Aishah butuh kita mas, tapi aku,"Ajeng yang tidak ingin jauh dari putrinya setelah kejadian menimpanya membuat Ajeng semakin positif pada putrinya. "Ya, tapi tidak sekarang. Kamu harus istirahat dulu besok aku minta pada dokter untuk menyatukan kamar kalian.""Beneran ya, Mas. Aku tidak mau kalau sampai berpisah kamar seperti ini. Apa sebaiknya lepas aja infusnya?""Masih ada sayang. Tunggu semalam saja di sini besok kita pindah kebetulan besok dokter melepas infus ini. Kamu istirahat jangan khawatir biar nanti Mas yang akan ke sana untuk melihat putri kita, lagi pula Arga akan datang setelah pulang kantor akan menemani kakaknya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Mahar Sepuluh Ribu    104. Kekesalan Ajeng

    Rekannya pun tertawa terbahak sungguh ironis sekali wanita kaya dengan wajah yang sangat cantik harus mati dengan sia-sia karena ulah seseorang yang begitu membencinya."Apa kita akan membuangnya di sini, sekarang atau kita menyekapnya lebih dulu?""Kita sedap dulu. Besok baru ekskusi, kita tanya bos lebih dulu. Sebaiknya kamu ambil ponselku dan foto beberapa pose setelah itu kita pergi, ingat jangan memberi makan atau minum padanya biarkan dia mati lemas.""Bos wanita itu cantik. Tapi musuhnya banyak, apa ini ada kerja sama seseorang? Nasibnya malang benar. Terkadang aku kasihan sama dia bos, walau gimana pun aku juga punya saudara perempuan,""Kamu jangan lembek. Ingat apa yang kita lakukan sesuai perintah bos.""Aku tahu, lagi pula bayaran kita juga sesuai."Mereka memilih menghabiskan makanan yang sudah mereka beli merayakan keberhasilan telah membawa Aisha tanpa kendala apapun mengingat ada sedikit kesalahan teknis di sana sehingga hal itu menguntungkan mereka berdua.Tubuh Aisha

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Mahar Sepuluh Ribu    105. Tertangkap

    "Mantan maduku? Wulan, Tyas?""Ya, mbak perilakunya mbak Wulan. Aku siap jadi saksi jika di butuhkan. Coba tanya Aisha apakah –""Tyas, kamu tidak apa-apa?"Ajeng dan Tyas saling menoleh kearah pintu di mana pria yang terlihat masih tampan itu berlari tergesa-gesa masuk ke dalam ruang perawatan Tyas. "A – Ajeng?""Mas Dimas,"Dimas terpaku melihat Ajeng di dalam ruang perawatan adiknya. Dimas yang di beri kabar tentang kondisi Tyas dari suaminya tanpa pikir panjang ia datang ke kota untuk memastikan kabar tersebut dan benar saja adiknya terbaring lemah di brankar. Ruang perawatan yang mewah semua ia yakini karena Ajeng. Entah apa hubungan dengannya kejadian yang di alami adiknya dan mantan istrinya di waktu bersamaan."Apa kabar?""Alhamdulillah, baik. Kamu gimana mas?""Alhamdulillah, baik juga. Tyas, sebenarnya kamu ini kenapa? Kenapa bisa kecelakaan seperti ini?" "Mas, sebenarnya –""Sebenarnya Tyas, kecelakaan karena menolong putriku. Maafkan aku, mas. Aku janji akan menanggung

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07

Bab terbaru

  • Mahar Sepuluh Ribu    116. SAH

    "Itu tidak sebanding dengan kamu yang menerima cintaku, Aisha. Aku berjanji akan membuatmu bahagia selamanya. Tidak ada lagi mahar Sepuluh Ribu atau pun nafkah sepuluh ribu padamu. Ingatkan aku jika lalai dalam memberimu nafkah," ucap Khandra lembut."Kamu adalah segalanya untukku. Dan padamu aku berlabuh, menyerahkan segalanya, cintai aku jika aku layak untuk kamu cintai. Sebaliknya jika aku tak layak maka –" Khandra terdiam. Tatapan Aisha tak biasa."Kamu bicara apa, sih, Dra? Ngelantur aja. Aku suka cincin ini, akan aku pakai.""Alhamdulillah, ayok. Kita pulang, jadi mau ke rumah Wina? Apa bunda tadi, ya?""Mas anterin aku ke pabrik aja ya. Tadi ada telpon katanya ada masalah di sana.""Oke. Jangan lupa sebentar lagi kita akan tunangan. Aku tidak mau kamu lelah.""Ya. Kamu jangan khawatir."Wina yang menikmati hari-harinya sebagai istri dari Arga putra bungsu dari keluarga Rayyan. Tidak ada hari terlewat untuk saling berbagi cerita. Seperti siang ini setelah menyelesaikan pekerjaa

  • Mahar Sepuluh Ribu    115. Cincin Berlian

    Jawaban Aisha membuat semua yang ada di ruang keluarga pun bersorak bahagia sebab penantian panjang Khandra berakhir dengan manis. Aisha wanita yang ia cintai sejak lama menerima cintanya tanpa syarat. Tidak ingin menunggu lagi Khandra pun meminta pada kedua orang tua Aisha untuk mempercepat pernikahan mereka tentu saja hal itu disambut bahagia oleh kedua orang tua Aisha dan keluarga besarnya. Mengingat mereka sangat mengenal siapa Khandra yang sebenarnya namun sayang dibalik kabar bahagia itu ada rasa rindu dan sedih Khandra tidak bisa memberitahukan kabar bahagia itu pada sang Ibu sebab wanita yang sangat mendukung hubungannya dengan Aisha telah pergi untuk selamanya tepat Aisha pergi ke luar negeri. Mereka sudah sepakat jika seminggu lagi mereka akan bertunangan keluarga ingin mereka segera menikah namun Aisha menginginkan mereka tunangan untuk sementara waktu sampai tiga bulan. Bukan tidak mungkin Aisha hanya menyiapkan semua bukan hanya hatinya tapi juga kesiapan lahirnya.

  • Mahar Sepuluh Ribu    114. Lamaran

    Suara Aisha kembali terdengar setelah menyelesaikan lantunan ayat suci. Kini wanita bergamis jingga berdiri menghampiri keluarganya yang terdiam di sana menatap tak percaya jika di hadapan mereka adalah Aisha. Keterkejutan dan kesedihan di wajah mereka berubah menjadi air mata bahagia mendapati sosok yang kini tengah berjalan ke arah mereka.Satu tahun mereka menahan rindu, meski mereka mampu untuk datang menemui Aisha namun mereka mengurungkannya mengingat sang putri menolak untuk di temui. Tidak bermaksud untuk membuat kedua orang tuanya tersinggung akan penolakannya tetapi Aisha memiliki alasan sendiri mengapa ia tidak ingin ditemui sebab jika sudah bertemu dengan keluarganya tentu membuat Aisha ingin segera kembali ke rumah. "Sayang kenapa kamu tidak memberi kabar jika pulang?""Kalau aku memberitahu Bunda namanya bukan kejutan. Apa kabar bunda, ayah dan kamu Arga, ah, lupa adik Iparku yang cantik. Bagaimana dengan kalian semua aku merindukan kalian semua.""Kabar kami baik, kak.

  • Mahar Sepuluh Ribu    113. Kejutan

    Perjalanan hidup seseorang tidak ada yang tahu bagaimana kedepannya. Seperti yang dialami oleh Aisha setelah pernikahan adiknya dengan sang sahabat dia pun memutuskan untuk pergi ke luar negeri untuk menyembuhkan luka hatinya akibat pengkhianatan dilakukan oleh suaminya. Walau hal itu terjadi sudah cukup lama namun luka itu sangat membekas di hatinya sehingga ia memilih untuk menenangkan diri. Lamaran dari sahabat kecilnya pun dia abaikan bukan berarti tidak ada perasaan apapun ia hanya ingin menyelami perasaannya apakah ia benar-benar sudah melupakan Ferdi mantan suaminya, apakah hanya rasa iba yang kelak akan menjadi permasalahan baru jika dia menerima cinta Khandra. Satu tahun berlalu setelah dia pergi ke negeri orang bukan untuk menghindari akan tetapi ia ingin mengobati lukanya sendiri. Senyumnya mengembang melihat seseorang yang sudah menunggunya. "Apa aku terlambat datang?" "Tidak. Justru sebaliknya sepertinya kamu terlalu cepat sehingga kamu harus menunggu aku datan

  • Mahar Sepuluh Ribu    112. Pesta

    Kesibukan terlihat di salah satu hotel ternama di ibukota bukan hanya pengantinnya saja tetapi pihak keluarga dari pembelai pria pun sangat sibuk bukan karena tidak percaya dengan orang lain, tetapi mereka ingin memberikan kesan tersendiri untuk salah satu keluarga mereka yang tidak lain adalah Arga yang akan menikah dengan Wina. Pernikahan berlangsung dengan hikmah pagi tadi dan malam nanti dimulainya pesta yang tentu dengan meriah dan mewah. Mengingat Wina hidup sebatang kara sebab sang Bibi yang dulu mengurusnya telah meninggal beberapa tahun yang lalu sehingga semua disiapkan oleh keluarga Ajeng. Aisha orang yang menyatukan hubungan mereka justru kini ia disibukkan dengan segala kerempongan yang dilakukan adik iparnya yang begitu cemas mengingat mereka akan menghabiskan malam untuk pertama kalinya dengan seorang pria. Berulang kali Aisha menjelaskan bahwa hal itu lumrah terjadi karena ia pun pernah merasakan hal yang sama yang kini dirasakan oleh Wina sebab saat itu Aisha begit

  • Mahar Sepuluh Ribu    111. Menikahlah Denganku

    Hari berlalu begitu cepat minggu berganti bulan dan kini setahun sudah setelah kejadian di mana keluarga mantan suaminya datang ke rumah bersama ibu dan istrinya. Aisha sudah memutuskan untuk menjalani kehidupan tanpa ada rasa dendam dalam hati.Kabar hukuman tiga puluh tahun sampai di telinganya, namun Aisha yang diam-diam meminta pihak berwajib untuk mengurangi hukuman jika terbukti Wulan telah sadar dan bertaubat. Semua ia lakukan mengingat wanita yang berusaha untuk menyingkirkan dirinya seusia Ibunya, mana mungkin Aisha tega melakukan hal itu. Menghabiskan waktu lama di dalam penjara hal yang sangat ia takutkan."Kamu yakin nak?""Ya, bund, kasihan. Bund tahu kan Tante Wulan itu sudah cukup umur. Melihat Tante Wulan, aku ingat Bunda,"Ajeng tersenyum begitu beruntung memiliki anak seperti Aisha dan Arga yang selalu memikirkan perasaan orang lain meski hatinya terluka. "Apa Bunda tidak setuju, dengan keputusan yang aku ambil ini?""Tentu tidak sayang. Justru sebaliknya Bunda sang

  • Mahar Sepuluh Ribu    110. Permintaan Maaf Esti

    Seperti yang diucapkan semalam pagi ini mereka pergi ke rumah Aisha. Bersama dengan Bu Wiranti dan tentu Ahmad anak mereka. Taksi yang di pesan Ferdi telah sampai mereka gegas naik. Dalam perjalanan tak ada yang membuka suara mereka memilih diam tanpa ingin mengatakan sesuatu, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.Bukan hanya Esti tapi juga Bu Winarti yang juga merasa bersalah pada keluarga Rayyan. Sejak Ferdi berpisah dengan Aisha hidupnya benar-benar berada di titik terendah, bahkan dulu saat Ferdi masih kerja serabutan hidupnya tidak sesulit sekarang.Menyadari hidupnya hancur karena ulahnya yang berambisi untuk memiliki cucu dan harta ternyata menantunya yang di anggap miskin dan tidak berguna itu adalah seorang wanita kaya raya. Sungguh ironis harta yang dia inginkan ternyata ada di depannya, setelah semua terungkap kehadiran cucu menjadi masalah yang terjadi dalam rumah tangga Ferdi dan lagi semua karena keegoisannya kini semua yang ia inginkan menjadi boomerang untuknya."

  • Mahar Sepuluh Ribu    109. Tes DNA

    Esti tercengang mendengar penuturan dari pria di depan yang tak lain tak bukan adalah Ayah tirinya yang pernah menjadi suami dari ibunya. Benarkah yang dikatakan olehnya? Siapa ibu dan siapa dirinya yang sebenarnya? Jika yang dikatakannya benar lalu apa yang ia dapatkan cerita dari ibunya adalah salah semua. Esti terdiam mencerna setiap kata yang tak coba ia dapatkan jawabannya. "Tidak perlu memikirkan apa yang aku katakan ini. Pergilah jaga keluargamu baik-baik apa yang pernah kamu dapatkan dengan cara merebut sesuatu dari orang lain. Maka kamu akan merasakannya juga entah kapan kamu mengalaminya lebih baik bertobat dan tidak perlu mengusik orang yang sudah kamu sakiti dulu agar hidupmu jauh lebih tenang lagi."Tanpa menjawab Esti pergi dari rumah mewah Aisha. Ya, semua begitu suram tak ada yang bisa menjelaskan padanya termasuk tujuan ibunya waktu itu."Kamu dari mana saja Esti? Ibu kewalahan ngurusin Ahmad."Bu Winarti kesal tiga jam yang lalu menantunya pergi tanpa memberikan ka

  • Mahar Sepuluh Ribu    108. Tuntutan Esti 2

    "Esti, jaga mulut kamu. Lancang kamu sebut anakku, sundal. Ternyata kamu tidak bercermin dari kesalahan ibumu. Kamu hadir dalam rumah tangga putriku dan kamu menyalahkan anakku begitu? Sangat menyedihkan. Kamu perempuan yang baik cantik dan masih muda seharusnya kamu menata hidupmu lebih baik lagi tidak perlu mendengarkan apa yang dikatakan ibumu yang tentu mengarahkan kamu ke dalam curang kehancuran, kamu tidak tahu kisah yang sebenarnya terjadi di masa dulu dan kamu hanya mendengarkan apa yang dikatakan Ibumu tanpa bertanya pada kami permasalahan yang sebenarnya. Lihatlah di sini ada orang-orang yang berhubungan langsung dengan masa lalu ibu kamu bisa dengarkan mereka,""Aku tidak peduli dengan mereka yang aku butuhkan sekarang adalah anakmu dan kamu yang harus bertanggung jawab atas kehancuran rumah tanggaku dan ibuku. Terutama putrimu yang sok cantik itu dia harus membebaskan ibuku. Ibuku tidak bersalah semua ini rekayasa putrimu tidak mungkin Ibuku menyakiti orang,"Dari dalam su

DMCA.com Protection Status