Share

90. Sepenggal Nasihat

Pukul delapan pagi, Ferdila menuntun istrinya ke mobil untuk menemui ustaz berharap ada jawaban dari teka-teki mereka mengingat semalaman Ardina terus meraung sambil menyebut nama Vidia.

Jika dilihat sekilas, perempuan berparas ayu itu seperti orang gila. Tadi malam saja dia berteriak histeris mengaku melihat kepala tanpa tubuh di jendela kamar. Sebenarnya Ferdila sedikit tidak percaya, tetapi wajah Ardina pucat pasi.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, Ferdila terus memohon kepada Allah agar istrinya dilindungi. Bagaimana tidak karena perempuan itu melotot setiap lima menit. Dia meraung kesakitan dengan sesekali tergelak mengaku melihat bayangan hitam yang menertawakan mereka bertiga.

Sementara Naren, dia mengembus napas kasar berusaha menebak apa yang terjadi dengan Ardina. Ada kemungkinan seseorang mengirim santet atau azab karena memperlakukan ketiga orang jahat itu seperti bin*tang.

"Berapa lama lagi, Ren?" Ferdila akhirnya membuka suara.

"S

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status