Share

22. Lupa Cara Bersyukur

Mereka berdua masuk ke dalam mobil. Hardi yang mengemudikan mobil. Revan tampak sedang memainkan ponselnya dengan sangat serius. Dahi cucu bos Adhyatsa grup itu tampak mengernyit dalam saat ini.

"Halo, jadi bagaimana perkembangannya?" Revan sedang menghubungi seseorang yang entah siapa.

"Surat-surat rumah itu ada di tangan kakek Anda. Kami tidak bisa memintanya saat ini."

"Apa?! Rumah yang dibeli dari hasil curian uang perusahaan itu harus segera diamankan surat-suratnya. Paksa orang tidak tahu diri itu!"

Wajah Revan memerah karena menahan amarah. Sesuka hati saja sang kakek tidak mau menyerahkan rumah itu. Tunggu saja, Revan akan menggunakan tangan besinya untuk membuat Adhyatsa bertekuk lutut. Susilo memang benar-benar membuat semuanya menjadi runyam.

"Di, antar saya ke rumah saja. Besok pagi informasikan jika akan ada rapat mendadak. Hari ini saya mau urus uang yang diambil Kakek itu. Setidaknya jika sertifikat itu berada di tangan kita, perusahaan masih ada jaminan." Revan menga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status