Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 262 Nasi Sudah Jadi Bubur

Share

Bab 262 Nasi Sudah Jadi Bubur

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-03-13 11:32:57
“Rumah sakit? Wulan?” gumam Fakhri.

Ia sudah mengantuk, konsentrasinya sudah berkurang dan sama sekali tidak berminat dengan pembicaraan ini. Fakhri menguap lebar sambil meraup wajahnya dengan kasar.

“Ma, kenapa Mama gak hubungi pengacaranya saja? Kenapa harus dengan saya? Saya sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Wulan!!”

Fakhri meninggikan intonasi suaranya dan terdengar sedikit kesal. Bisa jadi semua yang dilakukan Wulan kali ini hanyalah sandiwara, akal-akalannya saja supaya mendapat simpatik Fakhri. Dia sudah berulang kali terbujuk oleh hal seperti itu dan Fakhri tidak mau mengulangnya lagi.

“Tapi, Fakhri … Wulan butuh kamu. Bagaimanapun kamu pernah menjadi suaminya. Mama mohon kamu datang.”

Fakhri tidak bersuara. Ia menghela napas panjang kemudian gegas mengakhiri panggilannya tanpa berpamitan ke Bu Vita. Fakhri meletakkan ponselnya di nakas dan mencoba kembali terlelap.

Namun, sepertinya ia kesulitan untuk melakukannya. Meski dia kesal, jengkel dan marah dengan semua ula
Aira Tsuraya

Hayooo tebak!! Siapa sosok itu?? Yang pasti dia bakalan jadi salah satu clue penemuan anak Aina dan Fakhri. Penasaran??? Kepoin kelanjutannya, dong. Btw, terima kasih yang sudah kasih comen, review dan gift. Love you so much, guys.

| 20
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Tia Dea
alexx mungkin
goodnovel comment avatar
Aira Tsuraya
hehehe... Tungguin besok jawabannya, Kak
goodnovel comment avatar
Aira Tsuraya
hayooo anak sapa, tuh?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 263 Bertemu Rival

    “Siapa kamu?” tanya Bu Vita.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat seorang pria tiba-tiba datang dan mengajukan diri akan menanggung semua biaya perawatan Wulan. Pria misterius berkulit sawo matang itu tersenyum sambil menganggukkan kepala memberi salam ke Bu Vita.“Anggap saja, saya teman lama Wulan. Dia sudah banyak membantu saya dan kini giliran saya membantunya,” ujar pria itu lagi.Bu Vita, Devi dan Amar menatap penuh curiga ke arah pria tersebut. Pria tersebut tersenyum, mengulurkan tangan memulai perkenalan.“Saya Reza. Apa Tante sudah lupa?”Bu Vita terdiam sejenak. Teman Wulan sangat banyak dan dia tidak hapal satu persatunya. Apalagi Wulan acap kali berganti pasangan usai putus dengan Fakhri saat itu. Mungkin saja Reza salah satu dari mereka.“I—iya, Tante lupa.”Bu Vita tersenyum meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Namun, mengapa saat melihat Reza

    Last Updated : 2025-03-14
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 264 Rival Masa Lalu

    “Reza Nugraha? Kamu Reza Nugraha yang itu?” gumam Fakhri.Reza tersenyum masam sambil menganggukkan kepala. Ia langsung duduk di kursi depan meja Fakhri, sementara Susi sudah berlalu pergi dari ruangan Fakhri.“Jadi pada akhirnya kamu bisa sukses juga. Aku pikir selamanya kamu jadi pecundang,” imbuh Fakhri.Reza tertawa, menautkan kedua tangannya dengan mata yang tajam menatap Fakhri.“Aku memang pecundang saat SMA, tapi aku sudah sukses sekarang. Bahkan mungkin bisa dikatakan sama denganmu saat ini.”Fakhri berdecak sambil menggelengkan kepala. Ia ingat Reza Nugraha adalah temannya SMA. Dia dan Reza adalah rival. Mereka selalu bersaing dalam segala hal, termasuk ketika memperebutkan Wulan saat itu. Sayangnya, Wulan lebih memilih Fakhri ketimbang Reza.“Jadi maksud tujuanmu ke sini untuk apa? Pamer atau bagaimana?” Fakhri kembali bertanya dan langsung dijawab tawa sengau Reza.“Aku

    Last Updated : 2025-03-14
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 1 Maafkan Aku

    “KATAKAN PADAKU SIAPA AYAHNYA? Siapa ayah Zafran, Aina!!” seru Fakhri penuh amarah.Aina hanya diam, menundukkan kepala dan tak bersuara sedikit pun. Dia benar-benar shock saat suaminya bertanya seperti itu. Semua berawal saat Zafran, putra pertama mereka masuk rumah sakit akibat penyakit demam berdarah.Trombosit Zafran turun drastis dan membutuhkan transfusi darah secepatnya. Tadi siang, pihak rumah sakit menghubungi mereka mengatakan jika stock darah golongan B habis dan meminta Fakhri serta Aina segera mendapatkannya di luar sana. Fakhri terkejut mendengar hal itu dan setibanya di rumah, Fakhri malah mencercah pertanyaan seperti ini.“Kenapa diam saja, Aina?? Kamu tidak mau menjawab pertanyaanku?”Aina masih membisu, ia bingung harus menjawab apa. Fakhri pasti terkejut saat tahu golongan darah putra mereka adalah B, sementara kedua orang tuanya bergolongan darah A. Harusnya Zafran memiliki golongan darah A juga atau O. Ini malah berbeda. Tentu saja menimbulkan tanya seperti itu pa

    Last Updated : 2024-11-12
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 2 Kejutan untuk Fakhri

    “ENGGAK, MAS!!! Aku gak mau!!” seru Aina.Fakhri tidak menggubris seruan Aina. Ia malah langsung mengibaskan kaki agar Aina melepas pelukannya. Tanpa berkata apa pun, Fakhri berjalan keluar kamar. Aina gegas bangkit mengejar Fakhri. Ia tidak mau pernikahannya berakhir seperti ini. Ini kesalahannya dan Aina akan menjelaskan semuanya malam ini.“MAS!! TUNGGU!!” Aina menarik lengan Fakhri.Namun, Fakhri malah menepis tangan Aina bahkan mengibaskannya hingga Aina terpental.“Cukup, Aina!!! Aku tidak mau dengar lagi. Kamu sudah dengar ucapanku, kan?”Aina menggeleng, wajahnya semakin berantakan. Riasannya pudar dengan rambut hitam kelamnya yang acak-acakan. Aina tidak menyerah, dia mengekor langkah Fakhri.“Aku gak mau, Mas. Aku gak mau cerai. Kamu dengar dulu penjelasanku. Aku ---”Fakhri mengangkat tangannya ke udara dan menatap Aina dengan tajam. Sontak kalimat Aina terjeda, bibirnya bergetar hebat. Air matanya semakin luber. Namun, pria tampan di depan Aina ini hanya membisu. Wajahnya

    Last Updated : 2024-11-12
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 3 Apa Kamu sedang Menghukumku?

    “Hamil? Istri saya hamil?” ucap Fakhri mengulang keterangan dokter tadi.“Iya, benar, Tuan. Sepertinya sudah jalan tiga minggu,” kata sang Dokter menambahkan.Fakhri hanya diam dan tercenung untuk beberapa saat. Ia melirik ke arah Aina yang sedang terbaring di atas brankar. Wanita cantik itu tampak masih memejamkan mata dengan infus yang tertancap di tangannya.Pukul delapan pagi saat Aina membuka mata. Ia melihat Fakhri sedang duduk di samping brankar. Kepalanya menunduk dengan tumpuan tangan yang bersandar di tepi brankar tempat Aina terbaring. Aina tersenyum saat tahu suaminya mau menjaga sepanjang malam ini. Ia pikir Fakhri akan meninggalkannya, tapi ternyata tidak.Hati-hati, Aina mengulurkan tangan dan membelai lembut rambut suaminya. Banyak kerinduan yang sedang Aina tumpahkan. Gara-gara kebodohannya, ada jurang lebar yang terbentang di antara dia dan suaminya. Rambut Fakhri yang sedikit gondrong terasa lembut di tangan Aina.Dulu Fakhri paling suka jika dibelai seperti itu, sa

    Last Updated : 2024-11-12
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 4 Hukuman Untukku

    “APA??!!” tanya Aina.Alih-alih menuruti keinginan Fakhri, Aina malah mengajukan pertanyaan. Aina tahu ini hari pernikahan kedua Fakhri dengan Wulan. Kenapa malah Fakhri datang kepadanya? Lebih parah lagi malah meminta jatah padanya.“Kamu tuli atau gimana, sih? Buruan buka bajumu!!” ulang Fakhri.Aina masih bergeming di tempatnya. Ia ingat jika suaminya masih marah padanya. Jangankan untuk melakukan hubungan suami istri, memandangnya saja tidak mau. Mengapa kini malah ingin meminta jatah?“Duh, lelet banget, sih.”“Tapi, Mas ---"Fakhri tidak menggubris ucapan Aina malah langsung mencium bibir Aina dengan kasar. Aina berulang menolak, menepis wajahnya, tapi Fakhri terus memaksanya membuat Aina tak berdaya. Sejujurnya Aina memang merindukan sentuhan Fakhri, tapi tidak seperti ini juga.Setelah beberapa saat, Fakhri menjeda kecupannya. Matanya menatap aneh ke arah Aina. Aina bahkan bingung mengartikan tatapan suaminya. Kemudian Fakhri bangkit dan melucuti semua bajunya. Ia tersenyum me

    Last Updated : 2024-11-12
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 5 Menjadi Bahan Gosip

    BRUK!!Fakhri langsung melepaskan cengkramannya sembari mendorong tubuh Aina hingga ia terjatuh ke lantai. Fakhri melihat Aina dengan sudut matanya, lalu tanpa berkata apa-apa sudah berlalu pergi meninggalkan Aina.Aina terdiam, menahan sakit di dada sambil mengelus pipinya yang memerah. Buliran bening berjatuhan tak tertahan. Ini salahnya. Wajar jika suaminya bersikap seperti itu. Mana ada suami yang diam saja saat tahu istrinya punya anak dengan benih orang lain.Aina menarik napas sambil menyeka air mata. Ini kebodohannya dan mulai hari ini dia harus mulai menikmati semua imbas dari kesalahannya.“Bunda … .”Suara Zafran tiba-tiba menyeruak masuk ke kamar Aina. Aina mendongak dan melihat putranya tampak menatap Aina dengan sendu. Untung dia sudah menghapus air matanya tadi.“Iya, Sayang. Ada apa? Ini masih malam, kenapa Zafran bangun?”Zafran terdiam sambil menatap Aina. Aina langsung bangkit menghampiri dan memeluknya. Aina menggiring Zafran duduk di sofa dalam kamarnya. Bocah ber

    Last Updated : 2024-12-03
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 6 Pertemuan Tak Terduga

    “Enggak!! Aku gak menguntitmu!!” sergah Aina.Aina berdecak sambil menatap Fakhri dengan kesal. Padahal tujuannya datang ke sini untuk menemui klien bukan menguntitnya.“Jadi kamu penasaran dengan istriku?” Fakhri kembali bersuara.Aina pura-pura tidak mendengar dan melanjutkan makannya. Dia tidak berminat untuk berkenalan dengan istri kedua suaminya. Sudah cukup dia dihina semalam dan Aina tidak akan membiarkan suaminya terus merundungnya.“Sayang … sini!!” Tiba-tiba Fakhri berseru dan kini sambil meminta Wulan mendekat. Wulan berdiri berjalan dengan gemulai ke arah Aina.Wanita cantik berkulit putih bersih bak porselen dengan rambut hitam sepinggang sedang berdiri menatap Aina dengan sinis.“Jadi ini istri yang sudah selingkuh di belakangmu sampai punya anak, Mas?” ucap Wulan. Fakhri tidak menjawab hanya melihat Aina dengan dingin.Aina membalas tatapan sinis Wulan kemudian berdiri.“Iya, benar sekali. Saya Aina dan Anda pasti Wulan. Wanita yang mau menjadi madu dalam pernikahan kam

    Last Updated : 2024-12-03

Latest chapter

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 264 Rival Masa Lalu

    “Reza Nugraha? Kamu Reza Nugraha yang itu?” gumam Fakhri.Reza tersenyum masam sambil menganggukkan kepala. Ia langsung duduk di kursi depan meja Fakhri, sementara Susi sudah berlalu pergi dari ruangan Fakhri.“Jadi pada akhirnya kamu bisa sukses juga. Aku pikir selamanya kamu jadi pecundang,” imbuh Fakhri.Reza tertawa, menautkan kedua tangannya dengan mata yang tajam menatap Fakhri.“Aku memang pecundang saat SMA, tapi aku sudah sukses sekarang. Bahkan mungkin bisa dikatakan sama denganmu saat ini.”Fakhri berdecak sambil menggelengkan kepala. Ia ingat Reza Nugraha adalah temannya SMA. Dia dan Reza adalah rival. Mereka selalu bersaing dalam segala hal, termasuk ketika memperebutkan Wulan saat itu. Sayangnya, Wulan lebih memilih Fakhri ketimbang Reza.“Jadi maksud tujuanmu ke sini untuk apa? Pamer atau bagaimana?” Fakhri kembali bertanya dan langsung dijawab tawa sengau Reza.“Aku

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 263 Bertemu Rival

    “Siapa kamu?” tanya Bu Vita.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat seorang pria tiba-tiba datang dan mengajukan diri akan menanggung semua biaya perawatan Wulan. Pria misterius berkulit sawo matang itu tersenyum sambil menganggukkan kepala memberi salam ke Bu Vita.“Anggap saja, saya teman lama Wulan. Dia sudah banyak membantu saya dan kini giliran saya membantunya,” ujar pria itu lagi.Bu Vita, Devi dan Amar menatap penuh curiga ke arah pria tersebut. Pria tersebut tersenyum, mengulurkan tangan memulai perkenalan.“Saya Reza. Apa Tante sudah lupa?”Bu Vita terdiam sejenak. Teman Wulan sangat banyak dan dia tidak hapal satu persatunya. Apalagi Wulan acap kali berganti pasangan usai putus dengan Fakhri saat itu. Mungkin saja Reza salah satu dari mereka.“I—iya, Tante lupa.”Bu Vita tersenyum meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Namun, mengapa saat melihat Reza

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 262 Nasi Sudah Jadi Bubur

    “Rumah sakit? Wulan?” gumam Fakhri.Ia sudah mengantuk, konsentrasinya sudah berkurang dan sama sekali tidak berminat dengan pembicaraan ini. Fakhri menguap lebar sambil meraup wajahnya dengan kasar.“Ma, kenapa Mama gak hubungi pengacaranya saja? Kenapa harus dengan saya? Saya sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Wulan!!”Fakhri meninggikan intonasi suaranya dan terdengar sedikit kesal. Bisa jadi semua yang dilakukan Wulan kali ini hanyalah sandiwara, akal-akalannya saja supaya mendapat simpatik Fakhri. Dia sudah berulang kali terbujuk oleh hal seperti itu dan Fakhri tidak mau mengulangnya lagi.“Tapi, Fakhri … Wulan butuh kamu. Bagaimanapun kamu pernah menjadi suaminya. Mama mohon kamu datang.”Fakhri tidak bersuara. Ia menghela napas panjang kemudian gegas mengakhiri panggilannya tanpa berpamitan ke Bu Vita. Fakhri meletakkan ponselnya di nakas dan mencoba kembali terlelap.Namun, sepertinya ia kesulitan untuk melakukannya. Meski dia kesal, jengkel dan marah dengan semua ula

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 261 Ada Suka, Masih Ada Duka

    “Heh??” gumam Fakhri.Pria tampan itu terkejut saat mendengar ucapan Aina. Ia tidak menduga jika Aina akan berkata seperti ini. Apa mungkin penantiannya untuk bisa kembali rujuk akan terwujud?Aina tersenyum sambil mempererat genggamannya dan menatap Fakhri dengan lembut.“Aku bersungguh-sungguh. Aku ingin memberimu kesempatan.”Fakhri tidak menjawab. Ia hanya tersenyum dengan mata coklatnya yang berbinar indah. Tanpa banyak bicara, Fakhri mendekat, menarik dagu Aina dan langsung mencium bibirnya.Aina gelagapan mendapat serangan dari mantan suaminya. Namun, ia tidak menolak. Dengan rileks, Aina melingkarkan tangannya di leher Fakhri dan meneruskan pagutan mereka.Entah berapa lama mereka saling berbagi saliva, yang pasti keduanya kini tampak terdiam dengan bibir yang memerah. Sesekali terdengar desah napas memburu dari keduanya. Meski pagutan mereka sudah terurai, tapi keduanya masih bergeming dengan kening yang mene

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 260 Aku Ingin Jatuh Cinta Lagi Padamu

    “Kamu kenapa, Mas? Kok pucet gitu?” tanya Aina.Mereka baru saja keluar dari studio bioskop dan kali ini Aina tampak terkejut melihat raut wajah Fakhri yang pucat pasi. Hari ini tanpa sengaja Fakhri membeli tiket film genre horror. Hanya itu tiket film yang tersisa dan karena Fakhri tak mau kehilangan momen kebersamaannya dengan Aina. Dia terpaksa menonton film horror meskipun tidak menyukainya.“Gak papa. Aku hanya kedinginan di dalam. Ac-nya kenceng banget,” jawab Fakhri.Ia berkata sambil memeluk tangan dan mengelus lengannya. Aina hanya manggut-manggut sambil mengulum senyum. Padahal dia tahu jika Fakhri ketakutan sepanjang menonton tadi. Dia terus menutup wajahnya dengan kedua tangan dan Aina berani taruhan, Fakhri tidak tahu jalan cerita film tersebut.Mereka terus berjalan keluar dari gedung bioskop itu. Harusnya sesuai rencana, mereka akan makan malam bersama Robby dan Rini. Namun, karena tidak ada kabar berita dari mereka,

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 259 Dua Momen Dua Cinta

    “Eng … enggak. Memangnya apa yang aku sembunyikan dari Ibu?” ucap Fakhri.Sebenarnya Fakhri tidak mau mengatakan hal ini, tapi dia terpaksa berbohong kali ini. Belum saatnya Bu Rahma tahu mengenai kasus penukaran putranya. Ia akan memberi tahu jika semuanya sudah terungkap.Bu Rahma hanya diam dengan mata yang penuh selidik. Fakhri mengulum senyum kemudian mengelus lembut bahu ibunya.“Udah, Ibu jangan mikir aneh-aneh. Tahu, gak? Aku punya kabar baik buat Ibu.”Fakhri sudah mengalihkan topik pembicaraan. Bu Rahma masih terdiam dan fokus menatap Fakhri. Fakhri mengulum senyum sambil memperhatikan ibunya.“Aku mau kencan ama Aina akhir pekan ini. Jadi minta tolong Ibu jaga Zafran, ya?”Sontak sebuah senyuman terkembang lebar di raut wanita paruh baya itu.“Beneran kalian mau kencan?” ulang Bu Rahma menyakinkan.“Iya. Semoga saja setelah ini akan membawa hasil yang memua

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 258 Kemelut dari Masa Lalu

    “A-amar!! Sejak kapan kamu datang?” tanya Devi balik bertanya.Seorang pria berwajah manis sedang menatap Devi dengan tajam. Dia adalah Amar Fauzi, suami Devi. Wajahnya terlihat tegang, matanya yang kelam semakin menghitam menatap Devi tanpa kedip. Rambutnya yang ikal tampak berantakan, belum lagi baju kerjanya yang terlihat tidak rapi. Kelihatan kalau dia baru saja melalui hari yang melelahkan.“Jawab pertanyaanku!! Siapa Ryan?”Wajah Amar semakin menegang, bahkan terlihat guratan nadi melintang di lehernya. Devi terdiam sejenak, dadanya kembang kempis dengan bahu naik turun mengolah saliva. Dia ragu harus menjawab apa kali ini.“Eng … bukan, bukan siapa-siapa.”Devi menunduk dan buru-buru menyimpan ponselnya. Namun, tangan Amar lebih dulu menyambar lengannya dan merampas ponsel Devi. Devi terbelalak kaget. Dia ingin mengambil kembali ponselnya, tapi Amar lebih cepat menghindar bahkan kini berjalan menjau

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 257 Ayo, Kita Kencan!!

    “Kok dadakan sih, Rob. Aina mana mau,” ucap Fakhri.Sore itu Fakhri sangat terkejut saat Robby tiba-tiba menelepon mengajak double date. Fakhri sudah menduga jika sahabatnya menaruh hati pada adik iparnya. Rini sangat manis dan menyenangkan sama seperti Aina, pasti Robby juga tertarik padanya.“Ayolah, Fakhri. Usahain bujuk Aina untuk ikut nonton. Aku udah terlanjur bilang ke Rini kalau kita double date.” Suara Robby di seberang sana terdengar memohon.Fakhri mengulum senyum sambil menggelengkan kepala. Baru ini dia melihat Robby memohon seperti ini padanya. Biasanya selalu dia yang melakukannya. Untung saja Aina sedang keluar sehingga tidak mendengar pembicaraannya dengan Robby.“Jangan khawatir, aku bayarin semuanya, deh. Please, ya … .”Fakhri tertawa sambil menggelengkan kepala.“Emang kamu pikir, aku gak mampu bayar tiket nonton dan beli popcorn, gitu.”Robby berdecak sambil

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 256 Alasan Robby

    “Entahlah … namanya tidak asing, tapi aku lupa di mana mengenalnya,” gumam Robby. Rini tersenyum sambil menggelengkan kepala. Di dunia ini banyak orang yang memiliki nama sama, rasanya itu hal wajar jika Robby berkata begitu. Sementara Krisna tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Tenang saja, aku akan melacaknya sampai tuntas,” ucap Krisna. Robby tersenyum lebar. Ia beruntung mempunyai banyak teman yang bisa membantunya. Ya … meskipun ia tidak akan cuma-cuma memakai jasa mereka. “Lalu tentang perawat yang aku minta kamu lacak. Sudah ketemu?” “Nah, itu. Dia seperti hilang tanpa jejak. Aku bahkan sudah mencari ke beberapa rumah sakit di kota ini. Siapa tahu dia bekerja di sana, tapi nyatanya gak ada.” Robby terdiam sambil menganggukkan kepala. Ia juga sudah minta tolong ke Rendy, tapi hingga saat ini Rendy belum memberi kabar. Bisa jadi, dia juga tidak menemukan jejak perawat itu. “Aku akan mencari ke rumah sakit di luar kota. Siapa tahu dia bekerja di sana. Aku mulai dari kota

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status