Zeline menoleh kemudian hendak berdiri dan pergi dari sana namun langkah Rendy yang panjang berhasil menahannya.“Lin, denger Kakak dulu, please!” Rendy memohon.“Lepas!!” Zeline berseru seraya menghentak tangan Rendy yang mencekal tangannya.“Lin, jangan kaya anak kecil! Selesaikan masalahnya baik-baik, tuh ngobrolnya di taman,” Rendra memberi nasihat.Rendra memang sempat ragu dengan ketulusan Rendy pada adiknya, dia juga bisa melihat beberapa bentuk perhatian Rendy kepada Rahma ketika mereka bertemu.Tapi Rendra percaya bentuk perhatian itu hanya lah rasa bersalah Rendy yang masih bercokol di hatinya.Rendra juga yakin Rahma kini telah jatuh cinta kepada Kenzi hanya saja Rahma dan Kenzi terlalu pengecut untuk mengakuinya.Rahma terlalu menjaga hatinya karena tidak ingin mengalami sakit yang kedua kali mengingat Kenzi tidak lebih baik dari pada Rendy.Sedangkan Kenzi tidak punya nyali untuk mengakui telah jatuh cinta kepada Rahma.Apalagi Rahma selalu ketus dan galak padany
Jangan dikira Kenzi santai-santai saja tinggal di Bandung, lelaki itu sekarat layaknya ikan tanpa air.“Mas ...” panggil sang Oma dan hanya beliau satu-satunya yang memanggil dirinya Mas sebagai panggilan sayang.“Bukannya Oma sakit? Oma dirumah aja, biar Mas yang urus semua kerjaan di resto,” kata Kenzi seraya memburu sang Oma yang baru saja masuk ke ruangannya.“Ga apa-apa, akhir-akhir ini kamu sibuk bekerja ... Oma senang kamu fokus dan bisa memajukan perusahaan Oma.” Kenzi menghembuskan nafas pelan sambil membantu sang Oma duduk di sofa yang berada disudut ruangan, “Kalau bukan Mas, siapa lagi Oma?” balasnya bijak.Padahal apa yang dirasakannya sungguh menyiksa karena di berikan tanggung jawab mengurus perusahaan dengan banyak cabang dan jenis usaha dibidang kuliner.Setiap hari Kenzi disibukan dengan laporan harian yang begitu banyak membuat dirinya tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri tapi herannya bayangan Rahma masih saja menghantui.Ia heran bagaimana bisa seorang Oma
Kenzi menatap layar ponselnya, memastikan kembali pesan yang dikirim sang adik ipar yang mengabarkan kalau Rahma pulang ke Bandung malam ini.Hampir satu jam dia menunggu Rahma di depan rumah orangtuanya.Sengaja Kenzi juga berganti mobil agar Rahma tidak mengetahui kalau dia yang berada di dalam mobil yang diparkir di depan rumahnya.Kenzi duduk dengan gelisah, tidak berminat membuka email untuk melihat laporan yang dikirim Asti beberapa menit lalu.Dia juga malas membuka aplikasi pesan instan karena dari notif yang dia baca sekilas terdapat pesan dari Misya, akan aneh jika statusnya online tapi tidak membalas pesan dari gadis itu.Tidak sengaja Kenzi membuka galery ponselnya, kemudian jempolnya bergulir melihat satu persatu foto-foto di sana.Dia tidak sadar kalau hampir satu tahun hidupnya dipenuhi oleh Rahma.Sering kali diam-diam dia mengambil foto Rahma yang dia sendiri pun tidak mengerti kenapa melakukan hal itu.Ada juga foto mereka berdua hanya untuk formalitas meyaki
“Ra, jangan lemes gitu donk! Semangat!!” kata Rendra menatap istrinya dari pantulan cermin sambil mengepalkan tangan di udara dengan mata mengerling.Aura menghembuskan nafas kasar sambil mendelik tajam ke arah suaminya lalu kembali mengaplikasikan setting spray sebagai sentuhan akhir makeup flawlesh-nya malam ini.Sungguh, Aura enggan menjawab karena lelaki itu telah membuatnya lelah seharian penuh.Bila seluruh keluarga Gunadhya dan keluarganya berkumpul di Villa grandpa, Rendra malah menyewa hotel dengan alasan lebih dekat ke tempat acara.Acara pernikahan Naffesa digelar selama dua hari, yang pertama akad nikah yang diselenggarakan malam minggu di suatu resto terkenal di Bandung dan acara resepsi di gelar di sebuah hotel megah masih di kota yang sama.Lelaki itu tanpa malu dan terang-terangan mengatakan kalau acara Nafeesa mengganggu proses program kehamilannya sehingga dengan sangat menyesal tidak bisa bergabung di Villa grandpa dan memutuskan untuk menginap di hotel.Bayan
“Kenalin sayang, ini Tante Ningsih, Om Bram juga anaknya Misya dan semua ... perkenalkan ini Rahma, calon istrinya Kenzi dan calon menantu saya.” Tentu saja ucapan luar biasa dahsyat yang keluar dari mulut mami membuat semua yang mendengar terperangah dengan mata membulat sempurna.Mami tidak akan membiarkan nasib anak-anaknya ditentukan oleh sang mama mertua.Kali ini dirinya yang akan mengambil peran untuk masa depan anak-anaknya, mami tidak akan membiarkan Kenzi terpaksa menikahi gadis yang tidak dicintainya karena mami sebagai ibu tahu percis perasaan Kenzi.Entah apa masalah yang membuat Rahma dan Kenzi berpisah hanya yang pasti mami bisa melihat kalau Rahma begitu tulus mencintai Kenzi sementara Kenzi mengubah sifat buruknya kepada perempuan setelah mengenal Rahma.Kenzi berhenti mempermainkan perempuan setelah bersama Rahma karena mami sudah berhenti di datangi oleh para mama dari gadis yang Kenzi sakiti.Rahma telah mengubah sifat anaknya dan mami yakin bila perubahan
Mata Rendra tidak lepas dari sosok Aura yang sangat cantik berbalut atasan berbahan brukat bercampur tile berwarna nude, memamerkan pundak putihnya yang mulus.Dipadukan dengan rok kain motif batik yang melebar dari pinggang sampai lutut. Kaki jenjangnya berbalut heels, membuat Aura semakin menjulang dengan bentuk tubuh ideal. Sanggul modern dan riasan ringan melekat sempurna di wajah Aura semakin memancarkan kecantikannya.Aura dan para sepupu perempuan juga Nafeesa yang menjadi Ratu hari ini sedang melakukan sesi pemotretan.Dari yang paling Kiri ada Alisha, Zeline dan ditengah-tengah Nafeesa-si empunya hajat lalu Akila, Arabella dan Aura disisi paling kanan.“Istri siapa sih, cantik banget?” kata Rendra yang sedari tadi tidak sabar ingin menyentuh sang istri.Pasalnya semenjak pagi tadi Aura sudah diculik bersama para sepupu yang lain untuk melakukan perawatan tubuh, sarapan bersama hingga sesi make up oleh make up artis sebagai persiapan acara resepsi yang dilakukan siang
Tidak berselang lama, seorang pria berjas yang merupakan anggota wedding organizer menginstruksikan mereka untuk segera bersiap karena acara akan segera dimulai.Rendra dengan gagah menggandeng Aura yang terlihat muda dan segar.Ekspresi dingin di wajah tampannya dia tunjukan di hadapan orang lain membuat lirikan wanita dari para tamu undangan langsung tertuju padanya namun saat itu juga mereka harus merasakan patah hati karena perempuan beruntung yang digandeng Rendra secantik bidadari.Acara siang berlangsung lancar dan penuh kegembiraan, banyak moment mereka abadikan begitu bahagia memiliki keluarga besar dengan banyak sepupu yang tidak jauh usianya.Perut mereka pun dibuat kenyang dengan beragam jenis hidangan dessert, main course hingga appetizer dan minuman pendukung.Hingga sampailah pada acara malam yang menjadi acara penutup dan diperuntukan bagi kalangan tertentu saja yang hadir.Mereka semua hanya diberi waktu satu jam untuk membersihkan tubuh, berganti pakaian dan me
Alisha melihat keadaan sekitar, meski banyak yang tidak bersama pasangan seperti Keenan-salah satu sepupu kembar Rendra tapi tetap saja dia merasa tidak nyaman.Akila dan Arabella begitu kompak saling membantu mengambil beberapa pose di setiap sudut ruangan ballroom hingga bagian luar yang telah dihias sedemikian rupa bermandikan bunga hidup.Alisha yang bosan pun beranjak untuk mencari kudapan atau berjalan-jalan menghirup udara segar di luar.Langkahnya perlahan menyusuri stand di bagian luar ballroom hingga menemukan makanan yang disukainya.Hanya ada beberapa orang yang mengantri dan satu piring sushi sudah siap untuk disantap.Setelah menghabiskan satu piring sushi, Alisha mencari minuman untuk melegakan tenggorokannya.Pilihannya tertuju pada thai tea yang berada di stand paling ujung.Dia mengangkat gaun panjangnya yang menyentuh tanah agar memudahkan berjalan karena gaun dan sepatu tinggi itu begitu menyiksanya.Alisha berharap waktu cepat berlalu agar bisa mengganti p
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k