Aura memainkan ponsel saat rasa bosan menguasai, rasa kecewa itu telah hilang karena jauh di lubuk hati yang paling dalan Aura sudah menyiapkan mental untuk kenyataan ini.Jadi Aura dengan mudah menguasai diri kembali.Tanpa Aura sadari, dari jauh ada sepasang mata yang sedang mengawasi.Dia melihat bagaimana menggemaskannya Aura yang duduk sendiri menikmati rasa bosan menunggu namanya di panggil untuk resep vitamin yang diberikan dokter.Aura menggigit bibir bawahnya kemudian memajukan bibirnya setelah itu mengetuk-ngetukan ponsel ke kepala.Kakinya sengaja dia luruskan kemudian menyandarkan punggung pada sandaran kursi.Tidak berapa lama tubuhnya menegak dengan kaki di tekuk, lalu diluruskan kembali tanpa merubah ekspresi wajah bosan yang menggemaskan.Ben yang sedari tadi memperhatikan, tersenyum geli dari sudut ruangan.Aura masih belum menyadari kalau Ben juga ada di sana sedang melakukan hal yang sama menunggu obat yang sedang diracik oleh apoteker.Kebetulan yang tidak
“APA YANG KAMU LAKUKAN DI RUMAH SAKIT DENGAN BEN? HAH? KENAPA SI BRENGSEK ITU SAMPAI MELUK KAMU? JAWAB AURA!! JAWAB!!!” teriak Rendra dari sebrang sana tanpa mendahuluinya dengan kata ‘hallo’. Aura langsung menjauhkan ponsel dari telinga dengan kening terlipat dalam.Apa Rendra memiliki CCTV yang tersambung pada satelit sehingga bisa melihat apapun yang dilakukannya?“Sayaaaaang, Aura telat datang bulan,” ucapnya tanpa dosa.Sejujurnya dia bingung kenapa sang suami mengetahui dirinya ada di rumah sakit. Oh, mungkin Jerry memberitahunya yang kebetulan dihubungi Rendra saat itu. Aura berpikir demikian.Tapi tidak mungkin kalau Jerry melihatnya sedang berpelukan dengan Ben kemudian melaporkannya kepada Rendra.Aura baru ingat melihat wajah Jerry pucat pasi.Apa Jerry tidak sengaja mengadukannya?Besok dia harus menanyakannya kepada Jerry dan jika benar, Jerry harus mendapatkan amarahnya.Tidak terdengar jawaban apapun dari sebrang sambungan telepon karena memang tidak ada per
“Selamat pagi anak Mama tersayang,” sapa Mama disertai senyum.“Pagi Ma, Pa, Zeline, Alisha...,” balas Rendra menyapa semua orang yang telah berada di meja makan menunggu dirinya.Sudah dua malam Alisha menginap di rumah ini karena kebetulan sedang melakukan internship di Rumah Sakit milik pemerintah di Jakarta.Sesuai janji, papi Edward membantu Alisha agar tidak ditempatkan di Rumah Sakit di luar daerah apalagi di luar pulau.Dua hari itu juga Rendra mengabaikan Alisha, hanya sapaan selamat pagi seperti ini dan senyum kecil ketika mereka berpapasan di tangga.Alisha merasakan perubahan perlakuan Rendra kepadanya yang begitu drastis.Sempat berpikir mungkin mereka akan terlibat perbincangan seru saat malam hari ketika lelaki itu pulang kerja.Tapi belum terjadi hingga saat ini bahkan ekspresi Rendra terlihat tidak bersemangat, apa mungkin istrinya tidak bisa membuat Rendra tersenyum?Alisha mendengus di dalam hati, kemudian meraih gelas dan mengisinya dengan air kopi untuk Re
Hampir tengah malam ketika Rendra sampai di rumah, wajah tampan lelaki itu terlihat kusut sekusut pakaiannya.Suasana rumah sudah gelap dan sunyi lantaran para penghuni telah terlelap mengistirahatkan tubuhnya setelah berjuang melewati hari.Tidak seperti dirinya yang menghabiskan hari dengan tidak melakukan apapun.Mondar-mandir di kantor sambil memikirkan Aura dengan jutaan kekesalan apa termasuk sebuah pekerjaan?Semalaman hingga seharian ini, hanya itulah yang dilakukannya.Rendra menginginkan Aura menghubunginya berkali-kali, memohon maaf, mengucapkan kata cinta, menggombal seperti yang sering dilakukan wanita itu, menenangkannnya hingga moodnya kembali baik.Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Aura seolah meledek Rendra dengan mendiamkannya.“Nyebeliiiin kamu Auraaa!” Rendra menggeram di dalam hati.Tenggorokan yang terasa serat membuat langkah Rendra mengayun menuju dapur.Menyalakan lampu kemudian membuka kulkas dan menghabiskan satu botol air mineral dari dalamnya.
“Siapa yang mengirim bunga ini?” Rendra bertanya di dalam hati.Perlahan langkahnya berbelok mendekati ranjang.Balon bening bertuliskan ‘Sorry' yang besar berwarna hitam dengan beberapa balon kecil berwarna merah di dalamnya.Di bawahnya ada satu pot kaleng bunga mawar cantik dan satu bungkus coklat yang melambangkan permintaan maaf, tertata rapih diselingi bunga edeilweis yang melambangkan keabadian.Rendra mengambil satu pucuk kertas yang terselip di sana.“Percalah padaku seperti aku yang akan selalu mempercayaimu” -Lovely Wife-Kertas di tangan Rendra terjatuh ke atas ranjang, jantungnya berdetak kencang disertai rasa nyeri karena telah mengkhianati Aura dengan mencium wanita lain.Meskipun itu dilakukannya atas dasar emosi tanpa rasa cinta untuk membuktikan kepada Alisha kakau dia sudah tidak mencintai gadis itu lagi tapi tetap saja Rendra merasa telah berkhianat.Apa yang dilakukan Ben dan Aura adalah ketidaksengajaan tidak sebanding dengan apa yang baru saja dilakuka
Aura telah mengetahui isi hati Alisha yang sebenarnya. Perempuan itu sebenarnya tidak jahat kepada keluarga Gunadhya, hanya saja masih menyimpan rasa untuk Rendra dan Aura membenci itu.Para orang tua kecuali mami menyukai Alisha karena selain baik dan ramah, Alisha juga merupakan anak yatim piatu.Papi Edward sengaja membantu Alisha didasari atas rasa bersalah telah membuat Alisha kehilangan cinta karena Aura-anak bungsunya.Ketika mengetahui Alisha tinggal di rumah papa Andra sementara Rendra juga tinggal di rumah yang sama, semua orang mendapat amukan mami.Apalagi mama Rena dan papa Andra yang mengijinkan Alisha tinggal di mereka.Bukan hanya mama Rena yang diteror, mami juga sampai menghubungi papa Andra melalui sambungan telepon untuk meluapkan kekesalannya.Beruntung saat itu papa sedang mengajak mama makan siang bersama, sehingga ketika mami berbicara terus menerus tidak karuan tanpa jeda, papa langsung memberikan ponselnya kepada mama.Tidak lucu apabila papa Andra y
Pesawat komersial yang ditumpangi Aura telah mendarat mulus beberapa menit lalu di Bandara Soekarno Hatta.Empat belas jam berada di udara dalam burung besi yang membawanya dari London ke Jakarta tidak membuat Aura merasakan jetlag sedikitpun, pasalnya dia begitu antusias ingin memberi kejutan kepada Rendra dan seluruh keluarga.Sengaja dia juga tidak memberitahu siapapun tentang kepulangannya ke Indonesia karena yang mereka tahu Aura baru menyelesaikan masa perkuliahannya itu bulan depan.Satu koper ukuran kabin dia tarik melewati gerbang kedatangan.Tidak ada keluarga yang menyambut tapi bukannya sedih, Aura malah tertawa geli di dalam hati membayangkan bagaimana ekspresi seluruh keluarga ketika melihatnya di Indonesia.Apalagi sang suami yang sudah di pastikan akan sangat senang sekali.Hampir tiga bulan mereka tidak bertemu karena Rendra begitu disibukkan dengan urusan kantor.Setiap kali melakukan video call atau panggilan telepon yang dikeluhkan Rendra adalah dirinya yang
Setan membisikan sesuatu di hati Risa, jiwa iblisnya keluar memicu pikiran licik yang ingin memberi pelajaran kepada Aura. Dia masih dendam karena Aura sering bersikap ketus padanya dalam sambungan telepon.“Kalau kamu istrinya, saya selingkuhannya! Kamu mau apa?” Risa sengaja memancing Aura, ingin membuat istri dari bosnya mengamuk dan setelah itu dia akan memanggil sekuriti untuk mengusir Aura.Nanti pasti Rendra menegur tapi dia akan berdalih kalau tidak mengenali Aura sebagai istrinya dan hanya sedang berusaha menjaga Rendra dari tamu tidak penting yang akan mengganggu.“Enggak mungkin suami aku selingkuh sama tante-tante menor kaya kamu, seleranya Abang tuh tinggi,” tukas Aura sengit.Hati Risa kontan memanas, belum pernah ada yang menghinanya karena selama ini teman pria atau pun wanitanya selalu memuji dirinya cantik. “Memang kamu pikir pak Rendra mau sama perempuan kerempeng kaya kamu? Mana mungkin beliau terpuaskan dengan tubuh kamu yang kurus kering,” ledek Risa ya
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k