Share

Sorry 3

Author: IfaZuzu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Malam ini Reyna tak bisa tidur lagi. Lewat tengah malam dan matanya tak bisa terpejam barang lima menit saja. Pernyataan om Anjas tentang rencana kepergian om Hans ke Jerman sudah pasti berpengaruh pada mood ku. Demi apa, aku baru memberi jeda pada perasaanku tapi kenapa om Hans melangkah semakin jauh dari jangkauanku. Yeah, memang dari awal om Hans tak pernah mendekat ke arahku tapi aku kan berusaha. Hey, jangan menghakimiku, aku memang masih labil umurku belum genap 18 okey jadi wajar.

Tapi membayangkan om Hans pergi jauh dari jangkauan udah buat aku senewen apalagi disana ada rivalku. Dan layaknya sepasang kekasih yang habis LDR mereka pasti melakukan.... Uhh... aku tak mau mengatakannya tapi kalian pasti paham maksudku. Tolong otakku yang cerdas come on mulai berpikir. Tapi sekeras apapun aku berpikir tidak akan merubah apapun. Om Hans sudah pergi.

"Kenapa loe pucet banget sih? Itu apaan mata panda?" cerca Rayan saat menjemputku.

"Diem deh g usah bawel pagi-pagi. Kaya' mama gue aja loe. Tambah pusing gue."

Rayan cuma geleng-geleng kepala menimpali ocehanku. Kami berangkat naik motor kesayangan Rayan. Kepo kan siapa Rayan? Dia itu sahabatku dari orok. Eits... jangan mikir ada friendzone di antara kami ya? Itu g akan pernah! Never! Bayangin aja dari orok dah bareng-bareng udah liat luar dalemnya dia, liat dia ngompol, ingusan bahkan sewaktu kecil kami renang bareng... euw. Lagian tipe Rayan itu cewek lemah lembut kaya' softener pakaian sedangkan aku kan 'pecicilan' kata dia. Tapi lumayan lah sahabatan ama dia berasa kaya' sultan dong contohnya ya ini fasilitas antar jemput wajib tiap hari meskipun dia ada cewek tetap aku yang diutamain. Dan ceweknya g boleh nglarang-nglarang atau cembokur. Kalau itu sampai terjadi udah pasti cewek itu berganti status jadi mantan dalam hitungan detik.

"Ray, emang gue g pantes ya, kalo jalan sama om Hans?" tanyaku saat sampai di kelas.

Ha...ha...ha...

Bukannya menjawab Rayan malah ketawa ngakak.

"Reseh banget sih loe! Diem g?"

"Aduh... duh... ampun Rey!" teriaknya setelah kupukul-pukul bahu dia. 

"Makanya punya mulut dijaga!"

"Ok ok. Loe butuh pendapat gue kan? Mending loe cari gebetan yang lain deh, yang seumuran kita gitu kan enak. Ini om-om yang kalau diajak have fun bareng kita-kita g bakalan nyambung."

"Tapi gue udah terlanjur cinta sama dia, Ray. Dan dia belum tua!" aku g terima dengan penilaian Rayan soal om Hans.

"Demi Tuhan dia udah seumuran sama om Anjas, Rey. Dan loe bilang dia belum tua!"timpal Rayan dengan mimik wajah seperti orang frustasi.

"Dia g setua itu, Ray. Kami cuma selisih 13 tahun aja kok," aku masih ngotot g terima.

"Serah loe deh, Rey!"

-

-

-

-

"Siang om!" sapaku pada om Anjas yang tengah menunduk mengamati sesuatu di atas meja kerjanya.

"Rey? Kamu udah datang? Sini Om mau minta pendapat kamu."

"Apa Om?"

"Ini sketsa rumah untuk teman Om. Dia minta tolong dibuatin rumah tapi Om bingung dia maunya yang beda dari yang udah ada."

"Rewel banget jadi orang?"

"Namanya klien Rey, ya tetap harus dituruti kan?" om Anjas menjawab masih dengan menekuri sketsanya.

Aku mengabaikan om Anjas yang masih sibuk dan langsung membaringkan tubuhku di sofa.

"Kamu kenapa Rey?" melihat keponakannya yang termenung Anjas beranjak dari pekerjaannya.

"Suntuk aja Om," jawabku ogah-ogahan.

"Kapan kamu ujian?"

"Minggu depan."

"Kamu udah ngerencanain mau kuliah dimana?"

"Entahlah Om, UGM maybe," jawabku acuh sambil angkat bahu.

"Kok kaya' g semangat gitu sih? Ada masalah?"

"Hhhh... bingung Om," jawabku seperti orang yang putus asa.

"Bingung kenapa?" om Anjas mengerutkan dahinya mulai memberikan atensinya terhadapku.

"Dari dulu pengen kuliah di luar negeri kaya' om, papa sama mama. Tapi Reyna berat ninggalin...," kata -kataku sengaja ku jeda.

"Ninggalin siapa? Kamu udah punya cowok emangnya? Kok g dikenalin sama Om?" berondong om Anjas.

Kutatap om Anjas lama dan dia balik menatapku serius. "Aku berat ninggalin...om Hans," nama om Hans kuucapkan seperti bisikan.

Om Anjas bengong menatapku tapi sepersekian detik berikutnya suara tawa om Anjas memenuhi ruangan.

"Ha ha ha... Reyna... Reyna. Kamu becandanya kelewatan. Ha...ha...." om Anjas masih terus tertawa.

"Ih Om, jangan gitu kenapa? Rey jadi sebel deh, Rey ngambek deh ini," rajukku manja pada om Anjas.

Om Anjas menghentikan tawanya sambil menyusut air mata di sudut matanya. Tapi saat melihat bibirku yang masih cemberut om Anjas sudah hampir menyemburkan tawanya kembali. Saat tanganku sudah siap mencubit om Anjas angkat tangan tanda menyerah.

"Ok. Om g ketawa lagi." Om Anjas diam sejenak menatapku sebelum lanjut berucap. "Reyna sayang, baby darling nya Om, sweetheart... om Hans itu terlalu tua untukmu sayang. Memang dia belum setua Om tapi selisih umur kami tidak banyak, kami hanya selisih 2 tahun," om Hans memberikan penjelasan.

Aku hanya menunduk sambil memilin ujung baju seragamku mendengarkan penjelasan om Anjas.

"Lagi pula om Hans akan segera menikah. Om Hans kembali ke Jerman untuk melamar calon istrinya," om Hans berucap lembut masih menatapku dengan sorot mata penuh kasih sayang seperti memberi pengertian kepada anak kecil.

Hatiku serasa berdesir perih mendengar penjelasan om Anjas mengenai kepergian om Hans ke Jerman. Jadi om Hans akan segera menikah dengan model itu?' Aku menatap om Anjas sayu.

"Baby....," melihatku masih terdiam om Anjas terdengar semakin melembut.

Kutatap mata om Anjas yang masih terus menatapku. Aku bisa melihat kasih sayang yang nyata disana dan aku tak pernah meragukannya.

"Tapi boong! Ha ha ha...," gantian aku yang tertawa ngakak bahkan aku sampai guling-guling di sofa sambil memegangi perutku.

"Kamu ngerjain Om?" om Anjas berteriak murka sambil menggelitiki pinggangku.

"Ampun Om, ampun, ha ha ha...."

"Hhh...Reyna," om Anjas terlihat kesal.

Aku bangkit dan kucium pipi om Anjas untuk meredakan kesalnya.

"By the way makasih ya, Om, udah perhatian banget sama Reyna," ucapku sambil tersenyum menatap om Anjas.

"Kamu tahu Rey, Om sudah beneran ketakutan kalau sampai hal itu terjadi," om Anjas menatapku serius membuatku speechless.

"E... emang kenapa kalau beneran?" tanyaku tergagap.

"Kamu tahu, Om sayang banget sama kamu. Sementara Hans itu temen deket Om, rekan kerja Om. Kalau sampai itu terjadi Om g tahu apa yang harus Om lakukan," ucap om Anjas masih sambil menatapku.

Aku tersenyum menatap om Anjas. "Makasih ya Om, udah sayang sama Reyna," kemudian kupeluk erat om Anjas.

Biar saja om Anjas menganggap semua ini hanya becandaanku. Aku tidak akan tega mengatakan kalau perasaanku ini adalah nyata. Aku tidak mau om Anjas tahu. Dan membuatnya kesulitan dalam menempatkan diri nantinya.

"Lagian daripada kamu sama Hans, Om punya kandidat yang lebih baik," kata om Anjas disela-sela pelukan kami.

"Siapa?" tanyaku penasaran sambil melepaskan pelukan kami.

"Aku," ucap om Anjas singkat yang membuatku terpaku.

"Ha ha ha.... ogah banget!" teriakku.

"Kenapa? Om ganteng gak kalah ganteng sama Hans. Pekerjaan mapan dan yang terpenting satu."

"Apaan?"

"Aku masih single."

Aku memutar bola mataku.

"Om itu bukan single tapi jomblo akut. Lagi pun Om itu udah tua!" ledekku.

"Eh eh berani ya kamu ngatain Om!"

"Biarin. Lagian kalau aku sama Om entar rugi," ledekku lagi.

Om Anjas mengangkat sebelah alisnya tanda tidak mengerti.

"Warisanku nanti g bertambah!" jawabku sambil bangkit berlari menghindarinya.

"Anak nakal jangan lari kamu! Sudah berani ngomongin warisan ya sekarang?" teriak om Anjas mengejarku mengitari sofa di ruangannya.

Beginilah keluargaku, penuh kehangatan kami tidak segan saling mengungkapkan perasaan masing-masing dan aku tak akan tega menghancurkannya dengan mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya kepada om Hans yang mereka anggap sebagai cinta monyet. Biar saja kukubur perasaan ini sampai saatnya nanti perasaan ini memudar dan seseorang menggantikannya. Selamat tinggal cintaku... selamat tinggal om Hans.... 

-

-

-

-

Dua minggu berlalu sorak sorai teman-temanku bergema di kelas masing-masing. Ujian kelulusan telah kami lewati dan tinggal menunggu pengumuman kelulusan. Mereka bisa sebahagia itu sementara aku masih meratapi cintaku yang bertepuk sebelah tangan. Memang menjalani tak semudah teori. Kemarin aku sanggup bilang akan mengubur perasaanku tapi kenyataannya tiap malam datang bayangan wajahnya semakin nyata. 

Tak jarang sampai terbawa mimpi. Bukan, bukan mimpi indah seperti yang kuharapkan tapi mimpi buruk, sangat buruk. Om Hans menatapku dengan tatapan kebencian yang begitu besar tak jarang ia berteriak memakiku. Aku tidak tahu salahku apa sampai om Hans memendam kebencian terhadapku. Karenanya aku sering terbangun di tengah malam dengan keadaan berpeluh dan tak akan bisa tidur sampai pagi. Itu semua membuatku hampir gila. Untung saja om Anjas menawariku liburan bareng setelah selesai ujian ini. Semoga aja di sana nanti aku bisa jumpa temen om Anjas yang lebih ganteng dari om Hans. 

"Jadi lanjut di mana loe?" Rayan menoleh padaku yang masih menunduk tidur dilipatan tangan di atas meja.

"Gak tahu gue masih bingung," jawabku ogah-ogahan.

"Gimana sih loe? Kemarin-kemarin semangat banget mau kuliah di luar sekarang kok jadi loyo gini sih?"

"Emang loe udah tahu mau kemana?" kutanya balik Rayan yang udah kelihatan kesel.

Bukannya menjawab dia membuka tasnya dan memberiku selembar kertas yang terlipat rapi. 

"Ini apaan?" tanyaku cengo tak mengerti maksudnya.

"Buka aja!" suruhnya singkat.

Kubuka lipatan kertas itu dan kubaca kata demi kata di kertas tersebut. Setelah paham isinya mataku terbelalak.

"Loe diterima di Monash?" teriakku girang. Aku ikut bahagia mengetahui hal ini.

"Seperti yang loe baca," jawabnya masih terlihat kesel. "Trus loe gimana?"

"Kalau gitu gue ambil yang disana juga. Biar gue gak perlu susah-susah nyari temen disana," jawabku sumringah.

"Dosa apa gue punya temen kayak loe. Nempel mulu dari orok!"

"Ha ha ha... takdir loe emang udah ditulis sama gue, Ray!"

                                  TBC

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tami Andriani
yeahhhh... slow but curious
goodnovel comment avatar
Iis Karlina
line flow watery west ...silky cloud break by the east wind
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 4

    "Baliiiiii......! I love you so damn much!""Jangan norak Rey, bikin Om malu aja!""Biarin, yang penting Rey seneng!"Tanpa menghiraukan omelan om Anjas aku berlari menyongsong air di tepian pantai. Aku sengaja menggunakan bikini one piece dibalik kain pantaiku. Makanya dari tadi om Anjas tidak berhenti mengomel bahkan mengumpat sedangkan aku hanya tertawa menanggapinya.Ombak bergulung-gulung di kejauhan menuju pantai. Di sini emang surganya para peselancar. Sayang aku gak bisa surfing. Kulupakan sejenak kegalauan tentang om Hans. Biarlah dia bahagia dengan pilihannya dan aku akan belajar melupakannya. Aku sudah mantap untuk lanjut di Monash. Jarak yang membentang semoga bisa membantuku untuk berproses, proses melupakannya tentu saja. Insomniaku semakin parah, aku bisa tiba-tiba terbangun di tengah malam karena mimpi buruk tentangnya. Bukan, bukan tentang om Hans yang celaka atau semacamnya tapi senyum mengejek om Hans atau tatapan mata taj

    Last Updated : 2024-10-29
  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 5 (21+)

    Wanita itu mengangguk dan terus terisak sambil menggumamkan terimakasih. Beberapa saat kemudian wanita itu pergi meninggalkan Reyna yang menatap kepergiannya dengan tatapan kosong.'Mbak harus cepet masuk, ya. Mas yang di dalem butuh bantuan banget,' pesan wanita yang barusan pergi dan meletakkan card akses masuk ke kamar Hans. Tak mau membiarkan Hans menunggu terlalu lama Reyna bergegas membuka pintu dengan card yang diberikan wanita tadi.Dengan tangan gemetar dan perasaan gamang Reyna masuk ke kamar hotel. Saat masuk pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah pakaian yang berserakan di lantai tapi Hans tak terlihat. Suara gemericik air terdengar dari balik pintu di sisi kanan ranjang yang ia yakini adalah kamar mandi.Saat masih bingung memikirkan apa yang harus dilakukannya tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan muncul Hans hanya dengan mengguna

    Last Updated : 2024-10-29
  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 6

    Reyna menangis tanpa suara. Tidak hanya fisiknya yang terluka tapi hatinya juga. Hari ini keperawanannya direnggut. Memang orang yang dicintainya yang mengambil keperawanannya tapi prinsipnya ia tak mau melakukannya sebelum menikah. Dan sekarang ia melanggar prinsipnya sendiri. Dia datang bermaksud menolong tapi dirinya sendiri tak tertolong.Terdengar dengkuran halus dari arah belakang tubuhnya, yang menandakan Hans sudah terlelap. Diraihnya tas tangan yang tadi dibawanya dan mengambil ponsel yang ia simpan di dalamnya. Waktu menunjukkan pukul 2 dini hari, beberapa misscall dan pesan dari Anjas menanyakan keberadaannya.Sorry om, Reyna udah tidur SendTak lama kemudian notifikasi pesan berlogo hijau muncul, balasan dari Anjas masuk.Ok. Lanjutkan tid

    Last Updated : 2024-10-29
  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 7

    "Menikmati harimu, Rey?"Suara itu membuat Reyna menegang dan mengangkat pandangannya dari ponsel yang sedari tadi berada di tangan kirinya. Matanya bersiborok dengan mata hitam legam yang menatap tajam ke arahnya dan smirk yang tersungging di bibir seksi pria di depannya. Seketika tubuhnya meremang.Reyna masih membisu dan berusaha fakus pada makanannya yang tiba-tiba terasa hambar padahal sebelumnya terasa nikmat."Beresi barang- barangmu aku sudah pesan tiket untuk kita berdua," kata Hans sedikit kesal karena sejak tadi diabaikan oleh Reyna.Reyna berhenti menyuap dan mengangkat wajah berusaha terlihat tenang. Dia tidak mengatakan apapun tapi keningnya yang berkerut menjelaskan bahwa ia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Hans."Anjas tak memberitahumu?" sekarang giliran Hans yang heran karena Reyna tetap bergeming."Apa?" satu kata meluncur dari bibir Reyna.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 8

    "Loe harus bantuin gue lah.""Bantuin apaan?"Seketika senyum smirk terukir di bibir Reyna. Perasaan Rayan tidak enak melihat senyum itu. Jelas sekali Reyna punya rencana licik untuknya."Perasaan gue gak enak, Rey.""I love you too, Ray," ucap Reyna full senyum sambil mengedipkan sebelah matanya."Uhh... gue tahu loe pasti numbalin gue lagi," Rayan cemberut dan kembali menelentangkan tubuhnya kembali sambil memikirkan kata- kata apa yang harus diucapkannya pada orang tua Reyna nanti."Udah gak usah banyak mikir, ayo kita ke bawah sekarang," Reyna menyeret tubuh Rayan untuk segera bangkit. Tapi tubuh Rayan yang segede gaban tak beranjak sedikit pun."Biarin gue cari wangsit dulu, Rey," Rayan menyentak tubuh Reyna hingga tubuhnya menindih tubuh Rayan yang masih terbaring telentang.Tepat saat itulah pintu kamarnya dibuka dari luar dan muncul Anjas serta Hans di belakangnya. Empat pasang mata yang saling

    Last Updated : 2024-10-29
  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 9

    Reyna tidak berani menceritakan peristiwa di Bali hampir satu bulan lalu kepada siapapun. Termasuk keluhan mual yang dialaminya akhir- akhir ini. Dia berharap apa yang dipikirkannya salah. Dia tidak mau mengecewakan semua orang terlebih lagi ia tak mau hidup bersama seorang pria bermulut sampah seperti Hans. Kalau apa yang dipikirkannya benar maka ia memilih pergi.Dengan tangan gemetar Reyna mengambil test pack yang ia beli kemarin secara sembunyi- sembunyi. Dibacanya dengan teliti tata cara penggunaannya sebelum menyobek bungkus dan mengeluarkan isinya. Lima belas menit paling menegangkan dalam hidupnya saat menunggu hasil dilaluinya dengan mondar- mandir di dalam kamarnya. Saat melihat hasilnya dia tak kuasa menahan isak tangis yang menyesakkan di dadanya. Reyna merosot duduk di ujung ranjang, mengacak rambutnya frustasi sesekali memukul dadanya yang sesak.Bagaimana masa depan anak yang dikandungnya adalah hal pertama yan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 10

    Aku menyadari om Hans sesekali mencuri pandang ke arahku melalui spion tengah. Aku pura- pura tidak peduli dengan menyandarkan kepala pada jok mobil dan memejamkan mata. Sebelum memejamkan mata sekilas kulihat om Hans melepas jasnya, gerah mungkin. "Humb..." tiba- tiba rasa mual yang aku rasakan saat pagi kembali kurasakan di saat yang tidak tepat. Spontan om Hans menoleh ke belakang diikuti om Anjas yang menatapku dengan cemas. Aku menutup mulut dan mengangkat kepala bertemu pandang dengan mata hitam kelam yang menatap mataku menyelidik. "Kamu kenapa, Rey? Sakit?" suara om Anjas terdengar cemas. "Ah enggak Om, cuman ini kan udah lewat jam makan siang, perutku sedikit gak enak mungkin maagku kambuh," dengan lancar aku berbohong, ya akhir- akhir ini aku sering berbohong. Setiap pagi aku tidak ikut sarapan bersama karena menyembunyikan rasa mual dan saat ditanya aku harus berbohong dengan mengarang berbagai

    Last Updated : 2024-10-29
  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 11

    "Terima kasih Om," Reyna menerima dengan ragu dan pandangan yang masih menunduk. Masih tidak mengerti dengan tindakan Hans, berlebihan untuk sebuah basa basi sepertinya."Jaga diri baik- baik di sana."Reyna hanya mengangguk."Rey, buruan!" Rayan memanggilnya.Reyna menatap keluarganya satu persatu, merekam sebanyak- banyaknya keberasamaan hari ini dan terakhir ia menatap Hans yang berdiri menjulang di hadapannya. Tanpa mengatakan apapun Reyna melambaikan tangan sambil tersenyum kemudian berbalik. Di depan sana Rayan menunggunya dengan cemberut."Lama banget sih, Rey? Kalau liburan kan kita bisa pulang. Gak perlu banyak drama gitu," gerutu Rayan membuat Reyna tersenyum."Kita gak tahu apa yang akan terjadi nanti, Ray," Reyna menimpali masih sambil tersenyum dan menggamit lengan Rayan agar sahabatnya itu tidak cemberut lagi.'Tidak Ray, entah

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Extra Part 2

    Hans mengecupi kening Reyna yang tengah berbaring di ranjang mereka."Terima kasih Sayang, terima kasih," ucapnya berulang- ulang.Tadi pagi Reyna merasakan mual dan muntah yang membuat Hans panik dan memanggil dokter keluarga ke rumah. Dan menurut hasil pemeriksaan dokter Reyna positif hamil 5 minggu. Semua orang di rumah Reyna bersorak senang namun orang yang paling berbahagia tentu saja sang ayah si jabang bayi. Hans tak bisa berkata- kata, matanya berkaca- kaca dan langsung menghambur memeluk tubuh sang istri membuat semua orang mencibirnya terlebih Anjas."Ck... kamu ini memang pria brengsek yang beruntung Hans," cemooh Anjas yang mendapat hadiah cubitan di perut oleh sang istri.Ya, akhirnya Anjas dan Laila memutuskan menikah setelah enam bulan pernikahan Reyna dan Hans. Bahkan saat ini Laila tengah hamil 4 bulan. Wanita itu bersyukur perilaku buruknya di masa lalu tak mempengaruhi kesehatan rahimnya. Justru Reyna yang memang harus sedikit bersabar karena baru mendapatkan kabar

  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Extra Part

    Hans menatap Rayan penuh permusuhan. Kesuksesan Reyna mengelabuhinya di malam pengantin mereka ternyata ada sutradara amatir di balik layar. Ya, Rayan menyuruh Reyna bersandiwara untuk menolak Hans dan berpura- pura masih trauma. Namun sang istri yang tidak tega padanya akhirnya memilih jujur di malam keempat dan menyerahkan diri sepenuhnya pada sang suami. Bahagia tak terkira tentu saja memenuhi dadanya tapi tak bisa dipungkiri, Hans menyimpan secuil dendam pada Rayan.Dan disinilah mereka sekarang. Duduk saling berhadapan di kursi tunggu bandara. Hans mengajak Reyna untuk mengunjungi putra mereka di Australia sambil honeymoon tentu saja. Tapi Faira dan Rayan sepertinya akan merusak rencananya. Karena mereka memutuskan untuk ikut dengan alasan rindu pada teman- teman mereka di negara itu."Ngapain kamu ngelihatin Rayan seperti itu?" tanya Faira sinis setelah beberapa kali memergoki Hans yang menatap Rayan penuh permusuhan."Punya mata kok, emang salah? Kalau gak boleh dilihat masukin

  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Epilog

    Hans keluar dari kamar mandi hotel dengan rambut basah. Istrinya tengah tertidur nyenyak dengan posisi meringkuk di sisi kanan ranjang. Dengkuran halusnya membuat Hans tak bisa kembali tidur. Sekali lagi dirinya kembali diuji. Entah ujian atau karma lain atas dosa- dosanya di masa lalu. Namun dirinya tak peduli. Seperti yang pernah ia katakan sebelumnya bahwa ia rela menjalani karmanya yang tentu saja sepaket dengan anugerah terindahnya. Beberapa jam lalu saat Hans sudah siap meng-unboxing istrinya dengan penuh semangat, tiba- tiba istrinya yang terlihat gugup meminta izin ke kamar mandi. Dengan raut pasrah, terpaksa dirinya mengangguk lemah. Memandang lesu ke arah juniornya yang menggeliat. Menggaruk kepalanya frustasi karena acara buka puasanya tertunda. Sampai hampir 30 menit tetapi sang istri tak juga keluar dari kamar mandi membuatnya khawatir terjadi apa- apa dengan Reyna.Tok tok tok"Sayang? Kamu baik- baik aja kan di dalam?" tanya Hans khawatir."I.. iya! Reyna baik- baik aj

  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 122 (END)

    Tak ada yang tidak mungkin bagi Hans. Meskipun membuat EO kualahan karena mengubah konsep pertunangan menjadi pernikahan namun dengan menyodorkan check kosong tak bisa membuat pihak EO mundur. Uang memang punya kuasa tertinggi.Tak hanya EO, Riana pun tak kalah heboh karena harus menambah list tamu undangan dan mengecek segala persiapan lainnya. Maklum Reyna anak satu- satunya jadi perhelatan harus sebaik mungkin. Si pengantin wanita ngambek karena semua terkesan mendadak bahkan Faira yang menerima undangan pertunangan dan kemudian menerima undangan pernikahannya mencecar dan mengira bahwa dirinya kembali dihamili oleh Hans sebelum menikah. Yang terlihat santai hanya Rashad sementara Anjas uring- uringan karena merasa dilangkahi.Dan disinilah mereka sekarang, berdiri di pelaminan yang megah dan mewah menyalami tamu undangan setelah tadi pagi melangsungkan akad nikah di tempat yang sama. Senyum tak pernah luntur dari bibir Hans yang kebahagiaannya tak terkatakan. Di sampingnya Reyna se

  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 121

    Jessica tersenyum lebar saat menerima pesan dari Hans tadi malam. Pria itu memintanya datang siang ini ke kantornya bersama Joane. Mungkin Hans merasa bersalah pada Joane akan sikapnya pada Joane kemarin lalu dan sekarang ingin meminta maaf, pikir Jessica.Seperti biasa Jessica merias diri secantik mungkin dan mendadani Joane agar terlihat lebih menggemaskan dari biasanya. Dengan dagu terangkat dan langkah mantap, Jessica memasuki lobi kantor sambil menenteng bag berisi makan siang di tangan kanannya dan tangan kirinya menggandeng tangan Joane. Dirinya tadi sempat mampir ke restoran ternama untuk membeli makan siang untuk Hans.Tak ada yang melarangnya masuk termasuk resepsionis karena Hans memang sudah berpesan bahwa dirinya memang ada janji dengan Jessica. Keluar dari lift di lantai ruangan Hans, Jessica tak mendapati sekertaris Hans di mejanya karena ini memang jam makan siang.Tok tok tokTak mau kembali menimbulkan penilaian buruk dirinya di depan Hans, Jessica memilih mengetok pi

  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 120

    Hans tersenyum lebar saat menerima pesan dari Reyna. Tanpa membalas pesan Reyna, Hans bergegas pergi. Sampai di taman kota, netranya mencari sang pujaan hati."Daddy!" terdengar suara bocah yang tidak asing di telinganya.Selang beberapa detik seorang bocah memeluk kakinya erat. Hans mengetatkan gerahamnya melihat Jessica yang tersenyum ke arahnya."Hai Hans, maaf aku minta tolong Reyna tadi karena Joane rindu padamu."Hans tahu tak sesederhana itu makna dari 'minta tolong' yang diungkapkan Jessica. Sesuatu yang tidak beres pasti terjadi."Dimana Reyna sekarang?" tanya Hans menahan amarah."Dia tidak mengatakan akan pergi kemana," jawab Jessica.Hans melepas pelukan Joane di kakinya."Kumohon Hans, bermainlah dengan Joane sebentar. Dia rindu padamu," Jessica mendekati Joane yang menatap Hans takut- takut."Baru kali ini aku menemukan wanita menjijikkan sepertimu, Jes. Kamu tega memanfaatkan anakmu untuk kepentinganmu. Entah bagaimana aku bisa jatuh cinta padamu dulu," Hans menatap Jes

  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 119

    "Aku akan tetap bersikap adil. Seperti yang Reyna katakan tadi bahwa dia juga bersalah. Hukuman untukmu Rey, kamu tidak boleh lagi bertemu dengan Hans....""Pa...," Reyna memotong perkataan papanya dengan mata berkaca- kaca."Bukannya kamu sendiri yang minta dihukum tadi?" Rashad memicing ke arah Reyna.Bahu Reyna merosot dengan kepala tertunduk."Dan kamu...," Rashad menatap tajam ke arah Hans, "Kamu lepaskan Reyna jika....""Tidak!" Hans menggeleng tegas memotong ucapan Rashad membuat papa Reyna itu menggeram marah."Kenapa kalian berdua hobi memotong perkataanku?!" tanya Rashad marah.Hans dan Reyna saling lirik sambil menunduk takut- takut."Lepaskan Reyna jika kamu tak segera melamarnya!" ucap Rashad tegas.Ruangan itu seketika hening. Hans orang yang paling pertama sadar dari situasi horor itu spontan berdiri dan melonjang girang membuat perhatian semua orang beralih padanya."Yesss, kita direstui Sayang!" teriak Hans membuat wajah Reyna merona karena panggilan Hans padanya.Hans

  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 118

    "Apa?!" teriak Rashad dan Anjas bersamaan."Tapi kata Reyna...," kata- kata Rashad menggantung karena mengingat sesuatu.Kemarin dirinya hampir saja kembali menghajar Hans jika tak dicegah oleh Anjas.Flashback on"Masuk!" seru Rashad saat pintu ruangannya diketuk."Maaf Pak, ada Pak Hans yang ingin bertemu," kata sekertarisnya.Rashad hanya mengangguk singkat sebagai jawaban. Hans masuk dengan langkah percaya diri meski disambut tatapan mengintimidasi dari Rashad. Anjas yang kebetulan berada di ruangan yang sama hanya menghela napas lelah. Hans seperti masuk ke sarang harimau tanpa senjata."Ada perlu apa?" tanya Rashad tanpa basa- basi. "Saya ingin melamar Reyna, Pak," Hans pun menjawab terus terang dengan bahasa yang lebih sopan.Anjas terperanjat dengan keberanian Hans sementara Rashad memicingkan matanya disertai senyum sinis."Omong kosong apa yang sedang kamu bicarakan?" Rashad bangkit dari kursi kebesarannya."Ini bukan omong kosong Pak. Saya serius ingin melamar Reyna," Hans

  • Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu   Sorry 117

    Sudah beberapa hari Reyna begitu semangat menjalani hari- harinya. Meski harus terpaksa menjalani hubungan backstreet dengan Hans tapi tak mengurangi kebahagiaan yang ia rasakan."Sayang, kok gak pulang ke rumah? Mama kangen lho," tanya mamanya saat berkunjung ke kantor."Maaf ya Ma, kerjaan lagi banyak banget ini," jawab Reyna yang tak sepenuhnya bohong.Dirinya memang jarang pulang karena sering menghabiskan waktunya di apartemen bersama Hans. Bukan sekedar berduaan karena sedang kasmaran mereka juga saling support dalam beberapa proyek yang berbeda. Karena masalah pribadi mereka, perusahaan papanya jarang mengambil proyek yang ada keterlibatan Hans di dalamnya. Namun ide- ide brilliant Reyna ditambah kejelian dan dieksekusi dengan baik oleh Hans akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa."Jas, bisa gak kalau Reyna jangan dikasih kerjaan banyak- banyak?" pinta Riana pada sang adik."Ya gak bisa gitu dong, Ma. Gaak enak sama yang lain. Anggap aja ini rejeki Reyna," jawab Reyna membuat

DMCA.com Protection Status