Share

Bab 320

Penulis: Ajeng padmi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-05 17:35:54

Laras baru tahu kalau Clara itu pintar memasak dan setiap hari mengirimkan makan siang untuk Pram.

Bukan tanpa sebab hari ini dia datang ke kantor suaminya.

Laras memang sengaja membeli makan siang untuk mereka berdua. Datang ke kantor Pram menurut Laras lebih masuk akal dari pada laki-laki itu harus datang ke kantornya atau mereka makan diluar.

Jujur saja dia tak rela, para cewek itu menuntaskan fantasinya pada sang suami, meski Laras dengan keras kepala mengatakan belum mencintai sang suami tapi tetap saja dia tak suka Pram dikerubungi cewek seperti semut mengerubungi gula.

"Saya Laras ingin bertemu bapak Pramudya, sudah ada janji dengan beliau," kata Laras sopan.

Sengaja dia mengikuti protokol standart penerimaan tamu untuk meminimalisir drama yang akan terjadi lagi pula dia belum siap mengenalkan diri sebagai istri Pram.

"Tunggu sebentar, Bu. Saya hubungi asisten beliau dulu," kata sang resepsionis sopan.

Laras mengangguk dan menunggu sambil mengamati interior lobi kantor in
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
4571c80m48
Clara jadi tukang masak nih ceritanya ...
goodnovel comment avatar
ReNny Ne Vino
blom doble up ya kk,,semakin suka lo dg cerita pram n laras,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 321

    "Istri ayahmu pandai memasak?" tanya Laras tanpa diduga. Aris lebih memilih melarikan diri dengan membawa makanan dari Clara, laki-laki itu beralasan ada janji makan dengan teman di lantai bawah. Jadilah pasangan suamin istri itu makan berdua dalam diam yang canggung. Pram meletakkan sendoknya dan menatap sang istri sambil menghela napas. "Lumayan," jawabnya. "Lumayan enak?" tuntut Laras, sebenarnya dia tidak ingin cari masalah sih tapi entah mengapa dia tidak rela kalau setiap hari Pram makan masakan Clara. "Maksudku tidak seenak masakan Alisya, hanya dalam level yang bisa dimakan kok." "Apa itu salah satu alasanmu bertunangan dengannya?" tanya Laras hati-hati. Sekarang Pram benar-benar meninggalkan makanannya dia menatap Laras lalu menimang sejenak. "Kamu tahu aku sangat mengidolakan ibunya Alisya, dan berharap suatu saat nanti aku bisa mempunyai istri seperti ibu. Dia wanita yang lembut tapi tegar dan penuh prinsip dan yang pasti dia penuh kasih sayang, salah satunya dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 322

    Tak ingin kalah dengan ibu mertuanya, Laras berusaha keras untuk bisa memasak. Mulanya sulit, karena dia bahkan tidak bisa membedakan bawang merah dan bawang putih. Seperti saran Pram, Laras mengambil kelas khusus untuk memasak selain itu dia rajin sekali merecoki Alisya untuk membantunya memasak. Yang jelas Laras tidak sudi kalah dengan ibu tiri suaminya. Pagi ini wanita itu sudah berkutat di dapur bahkan sebelum subuh berkumandang dan Pram yang biasanya keluar kamar di pagi hari melongo tak percaya melihat istrinya berkutat di dapur dengan memakai apron. “Aku kira siapa yang ada di dapur ternyata sedang ada bidadari yang masak untukku,” kata Pram sambil tersenyum sangat manis. Laras melengos pura-pura sibuk dengan masakannya padahal dia hanya ingin menyembunyikan wajahnya yang memerah dan hatinya yang berbunga-bunga. Pram melangkah mendekati sang istri dan memeluknya dari belakang, untung saja Laras sigap menahan keinginannya untuk memukul kepala laki-laki itu. “Lepaskan Pra

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 323

    “Apa papa tidak membawa bekal dari tante Clara?” tanya Laras saat sang mertua malah mengajaknya ke  sebuah restoran di dekat kantornya. “Bekal dari Clara?” tanya sang mertua bingung saat mereka sudah duduk berhadapan di sebuah restoran.“Iya bekal makan siang. Apa papa tidak membawanya hari ini?” “Kenapa kamu bertanya tentang bekal itu?” “Tante Clara pasti akan tambah marah kalau bekal buatannya tidak papa habiskan dan malah makan denganku.” Laras memperhatikan ayah mertuanya yang kemudian terdiam lalu tertawa dengan keras, sampai beberapa orang menatap mereka dengan penasaran. “Kenapa papa malah tertawa?” tanya Laras bingung, dia menundukkan kepala sedikit pada orang di sekitar mereka untuk meminta maaf. “Tidak ada, papa hanya bersyukur kamu yang jadi istrinya Pram.” Laras menatap sang ayah mertua kebingungan tapi gelengan tegas laki-laki itu membuatnya langsung menutup mulut. Makanan pesanan m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 324

    “Aku merasa papamu sangat aneh, Pram,” kata Laras entah untuk keberapa kalinya. Akhirnya memang mereka memutuskan makan siang di restoran yang sama dengan yang didatangi oleh Laras dan mertuanya tadi, tentu saja karena makanan di sini sangat enak menurut Laras. Lagi pula dia juga ingin bicara dengan sang suami mengenai yang terjadi siang tadi. Di mana lagi tempat bicara yang bisa membuat Laras mengingat semuanya selain tempat kejadian tadi. “Papaku memang kadang aneh,” kata Pram cuek. Dia sudah mendengar semua yang dikatakan Laras, meski merasa aneh dengan sang ayah yang tumben mau repot mengeluarkan uang untuk mengatasi masalahnya, tapi Pram segera ingat Clara, mungkin saja ayahnya melakukan itu supaya dia tidak menjalin hubungan lagi dengan wanita itu. Kayak dia mau saja dengan bekas ayahnya, batin Pram sinis. “Apa kamu tidak merasa ada hal yang sedang beliau rencanakan?” tanya Laras.“Mungkin asal dia tidak menganggu aku lagi bukan masalah sebenarnya.” Melihat Pram yang acu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 325

    “Anda yakin dengan isi surat ini?” tanya sang pengacara untuk kesekian kalinya. “Apa ada alasan aku tidak yakin dengan semua ini?” tanya laki-laki paruh baya yang masih tampan itu. “Maaf, maksud saya di sini tidak ada warisan untuk istri anda, bukankah seharusnya dia berhak juga atas harta anda.” “Dia hanya wanita yang baru saja aku nikahi, dan sama sekali tidak ada andil dalam mendapatkan hartaku.” Sang pengacara terdiam, tahu bahwa dia telah salah bicara. “Maaf, saya hanya mengingatkan karena di sini-“ “Aku memberi bagian untuk menantuku.” Sang pengacara mengangguk dengan wajah penasaran. “Itu memang haknya.” “Baiklah, saya mengeti.” “Tolong pastikan anda menjalankan surat wasiat saya, saya percaya anda memang pengacara yang dapat saya andalkan bahkan setelah kematian saya nanti.” Sang pengacara mengangguk dengan wajah tak terbaca lalu meminta diri lebih dulu dengan sopan. Senyum tenang lalu tersungging di bibir laki-laki itu. “Hanya ini yang bisa aku lakukan untuk melindu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 326

    Inikah arti perasaan tak enak yang menghantuinya sejak kemarin. “Aku ikut, kamu akan ke sana bukan,” kata Laras. Bagaimanapun dia merasa akhir-akhir ini ayah mertuanya bukan lagi sosok menakutkan, laki-laki itu bersikap lembut dan hangat seperti kebanyakan seorang ayah yang hanya bisa dia dengar ceritanya dari teman-temannya. Laras bahkan berpikir mungkin saja di masa depan dia akan bisa memperbaiki hubungan dengan ayah mertuanya dan mereka bisa menjalin hubungan seperti ayah dan anak yang baik. Selain tukang kawin dan tidak bisa setia pada satu wanita, menurut Laras tidak ada yang salah dengan ayah mertuanya. Dia masih memperhatikan Pram dengan baik meski hanya dengan membayar orang untuk mengurus semua kebutuhan putranya. Hubungan Pram dan sang ayah secara pribadi memang memburuk karena Pram yang kesal dengan tingkah ayahnya, tapi saat keduanya berbicara tentang bisnis, bisa dibilang kalau Pram begitu kagum pada ayahnya. 

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 327

    “Pembunuh! Ini semua pasti rencanamu! Kalian orang rendahan! Pergi!” Laras terkejut saat tiba-tiba tubuhnya di dorong dengan keras, untung saja Aris yang ada di belakangnya sigap menahan tubuhnya. Clara berdiri di depan pagar dengan mata menatapnya penuh kebencian, sepertinya dia baru saja sampai rumah ini. Ambulance baru saja pergi kemungkinan wanita itu menyusul di belakang dengan mobil pribadi. Meski Laras tak melihat suaminya. “Sudah kubilang bukan, datang ke rumah ini bukan keputusan bijak,” bisik laki-laki itu tapi Laras menggeleng dan melepaskan tangan Aris dia bahunya. Dia menarik napas panjang, dia tidak bersalah. Dia tidak sudi diperlakukan seperti pesakitan dan meski ini masih perlu dibuktikan tapi Laras sangat yakin kalau ayahnya sama sekali tidak bersalah. Laras menatap istri ayah mertuanya itu ditarik paksa oleh beberapa orang yang mungkin kerabatnya. Berita kematian sang mertua itu dia terima sejam yang lalu tepatnya Aris yang mengatakan padanya saat dia masih ad

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 328

    “Untuk apa kamu nekad datang kemari.” Dingin dan menusuk, itulah kata pertama yang didengar dari mulut sang suami setelah seharian ini jiwa dan raganya lelah dihajar kenyataan. Acara pengajian sang mertua baru saja usai dan para kerabat yang datang sudah meninggalkan rumah ini, ada memang beberapa yang tetap tinggal tapi tentu saja sudah masuk kamar yang telah disediakan. Laras bahkan tak tahu sebanyak apa kamar di rumah ini, tapi tentu saja itu sama sekali tidak penting untuknya karena Clara sudah mengatur semuanya, sangat detail dan mewah seperti pesta yang biasa Laras hadiri di rumah ini dulu, seolah kali ini juga acara biasa seperti yang biasa ada.Beberapa kerabat yang dulu dia tahu mencibir Clara karena lebih memilih ayah Pram dari pada Pram yang tunangannya sendiri, kini seolah berdiri terdepan untuk menguatkan wanita itu, bahkan dia melihat Pram memeluk Clara untuk menenangkannya. Laras tahu seharusnya dia tidak merasa marah atau sakit hati, mungkin saja Pram tak tega meli

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11

Bab terbaru

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 356

    “Kamu yakin akan ikut? Apa tidak sebaiknya kamu di rumah saja aku khawatir,” kata Pram untuk kesekian kalinya. Sejak tahu sang istri hamil Pram jadi overprotektif padahal sejak dua minggu yang lalu dokter sudah mengatakan kalau Laras dan bayi dalam kandungannya baik-baik saja, tapi tetap saja tak membuat kekhawatiran Pram surut. “Aku ingin melihat perempuan jahat itu dihukum.” Hari ini memang akan dilakukan sidang kasus pembunuhan ayah Pram yang dilakukan oleh istrinya. Sedangkan untuk Arvin kekasih gelap Clara sudah dijatuhi hukuman seumur dua puluh tahun penjara dengan berbagai tuduhan yang memberatkannya, Pram memang tidak main-main untuk mencari sekecil apapun kesalahan laki-laki itu, apalagi jika ingat hampir saja dia kehilangan istri dan anaknya. Sedangkan keluarga Clara juga tidak luput dari hukuman, meski tak ikut merencanakan tapi mereka tahu dan mendukung rencana Clara melenyapkan suaminya. “Dia tak pantas mendapat perhatianmu sebesar itu, bahkan kalau kita datan

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 355

    “Jangan bangun dulu.” Laras mengerjapkan matanya, bau desifektan langsung memenuhi penciumannya. “Aku dimana?” tanyanya lemah. “Ini di rumah sakit, kamu mau sesuatu biar aku ambilkan?” Laras menoleh dan menatap laki-laki yang sejak tadi menggenggam erat tangannya, keningnya mengernyit saat melihat sang suami tak seperti biasanya. Wajahnya yang biasanya penuh senyum kini berubah mendung, matanya memerah dan rambut serta bajunya acak-acakan. “Apa yang terjadi?” tanyanya pelan. “Arvin dan Clara sudah ditangkap, dan bukti-bukti sudah diamankan polisi,” kata Pram sambil menunduk dalam membuat Laras salah paham. “Kamu menyesal Clara pelakunya?” Pram langsung mengangkat wajahnya dan menatap Laras dengan pandangan tak terima. “Mana mungkin aku berpikir begitu, aku sudah berusaha keras membongkar kejahatannya sampai...”“Sampai?” “Sampai aku harus membuatmu dan dia dalam bahaya, aku sangat menyesal. Maafkan aku.” Pram menunduk mencium tangan Laras dengan penuh kasih, sampai Laras meny

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 354

    Otak Laras langsung berputar dengan cepat. Apa laki-laki ini tahu semuanya sejak awal atau baru saja? Tapi tentu saja hal itu tak ada bedanya untuk saat ini, dia tidak sudi tubuhnya disentuh laki-laki menjijikan ini. Sekuat tenaga Laras memberontak tanganya menggapai apa saja yang bisa dia jadikan untuk pertahanan, tapi sialnya ranjang ini hanya diisi bantal dan guling. "Aku makin suka kalau aku agresif seperti ini," kata laki-laki itu terkekeh memuakkan. Laras makin panik, berteriak minta tolong pun tak akan ada gunanya, dia hanya berharap Pram cepat datang sebelum semuanya terlambat. "Aghh!" Laras berhasil menggigit tangan laki-laki itu, mulutnya bahkan bisa merasakan amis darah tapi Laras tak peduli. "Perempuan sialan!" Jambakan dan di rambutnya dan juga tamparan keras itu membuat Laras merasa kepalanya hampir copot tapi dia sama sekali tidak melepas gigitannya, saat itulah kakinya bergerak cepat menendang di antar kedua laki-laki itu dengan keras. Raungan dan m

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 353

    “Memangnya kamu tidak punya rumah atau apartemen?” tanya Laras memancing Arvin saat mereka makan di restoran hotel. “Tentu saja punya, tapi bukankah lebih baik kita ke hotel.” “Aku tidak terlalu suka di hotel, menurutku banyak mata yang akan melihat kita. Apartemen atau rumah lebih privat menurutku.” “Apa suamimu memberikan apartemen untukmu?” Laras tersenyum dalam hati mendengar pertanyaan laki-laki itu. “Tentu saja,” kata Laras lalu dia berbisik penuh konspirasi. “Mertuaku memberikan rumah dan villa atas namaku tapi aku enggan untuk menerimanya.” Mata laki-laki itu langsung terbelalak. “Kenapa? Apa kurang banyak?” “Bukan tapi aku tidak membutuhkannya, aku lebih suka hidup tenang dengan orang yang benar-benar tulus padaku, dari pada bergelimang harta tapi tukang selingkuh.” Laki-laki itu menggeleng. “Kamu hanya belum beruntung menemukan laki-laki yang cocok untukmu.” “Mungkin saja, aku setelah ini aku akan lebih berhati-hati dalam memilih laki-laki,” kata Laras sam

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 352

    "Hah kenapa kamu bilang begini?" tanya Laras terkejut menatap chat yang dilakukan Pram dan kekasih Clara. Dalam hal rayu merayu Pram memang jagonya, dia bahkan bisa menyesuaikan diri dan dari chat yang terkirim seperti dari Laras sendiri. Laras yang sebelum ini bahkan menyatakan dirinya tak ingin jatuh cinta tentu saja menjadi bingung saat dia harus berpura-pura menerima pendekatan kekasih Clara. "Aku juga mual jawabnya," jawab Pram kesal. Laras menatap chat di ponselnya lalu menatap Pram lagi. "Kamu nggak belok kan gara-gara kecewa pada Clara?" tanyanya asal bunyi. Pram berdecak kesal tapi dia tak menjawab, dia malah berdiri dan berjalan mendekati istrinya dan mencium wanita itu kuat-kuat. Hubungan mereka memang sudah lebih hangat setelah Pram mengatakan semua rencananya dan tentu saja karena mereka jauh dari Clara jadi mereka tak perlu pura-pura. "Pram kamu merasa nggak sih kalau bukan aku yang deketin dia tapi dia memang sengaja dekati aku?" tanya Laras setelah deng

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 351

    "Tuan saya berhasil menemukan jejak racun yang sana seperti yang ditemukan dalam tubuh ayah anda." Pram menggenggam erat ponselnya hingga buku-buku jari tangannya memutih, hampir saja dia tak sanggup mengendalikan dirinya andai tidak melihat kalau sekarang ada di keramaian. Rasa bersalah seolah mencekiknya, hampir saja dia tidak bisa bernapas karena rasa itu. Seharusnya dia yang mati, seharusnya dia yang menerima hukuman ini, mungkin ini karma karena banyak mempermainkan gadis-gadis di luar sana, hingga dia buta menganggap mereka semua gadis sebodoh dan senaif mantannya, hingga tak sadar kalau ada ular yang bersiap menggigitnya. Ayahnyalah yang menyelamatkannya, ayahnya yang dia benci selama ini karena lebih memilih kesenangan sendiri dari pada keluarganya, dari pada dia putra satu-satunya. Pram terjebak dalam permainan yang dibuatnya sendiri hingga dia harus kehilangan satu-satunya orang tua yang dia miliki. Saat bertemu dengan Clara untuk pertama kalinya Pram langsung ter

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 350

    "Sepertinya rencana kita harus dipercepat," kata Pram melalui sambungan telepon."Baik tuan kami akan mencari kesempatan malam ini." "Bagus, lakukan sebaik mungkin." "Baik, Tuan. Kami juga punya laporan yang sudah kami kirimkan ke email tuan." "Baik, terima kasih aku tunggu laporan kalian." Pram menutup ponselnya dan kembali bergabung dengan para karyawannya yang sedang makan malam merayakan keberhasilan presentasi yang mereka lakukan tadi. "Mau makan yang lain?" tanya Pram sambil mengelus belakang kepala Laras. "Idih pak Pram bikin kita-kita iri saja," kata salah satu karyawan Pram sambil tertawa. "Kalian bisa saja, kalian juga boleh tambah kalau ingin makan yang lain," katanya ramah. "Beneran, Pak?" "Benar, asal jangan ganggu aku dan istri kami mau jalan-jalan di sini." Pram mengedip pada sang istri yang langsung disambut sorakan para karyawannya, tapi Pram sama sekali tak peduli dengan sengaja dia mengajak Laras berdiri dan mencari tempat duduk di luar cafe dengan pemandan

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 349

    "Awh panas! apa yang kau lakukan!" Pram melemparkan sendok yang tadinya dia gunakan untuk mencicipi soup buatan Clara. Laki-laki itu berusaha menyeka soup panas yang mengenai kakinya. "Maaf...maafkan aku Pram aku tidak sengaja, itu soup untuk Laras. biar aku bantu untuk-" "Lupakan, lanjutkan saja masakmu," kata Pram yang langsung berlari ke kamarnya, dia menatap sejenak Laras yang berdiri diam dia pintu ruang makan. "Pram, maafkan aku. Aku benar-benar tak sengaja," kata wanita itu mengejar Pram ke kamarnya. "Tante lanjutin masaknya biar aku yang urus Pram," kata Laras mencegah wanita itu masuk ke dalam kamarnya menyusul Pram. Wanita itu menatap Laras tak terima, tapi Laras langsung menutup pintu kamar di depan hidung sang ibu tiri. "Kamu baik-baik saja?" tanya Laras yang bukannya membantu Pram malah duduk di tepi ranjang menikmati kesibukan suaminya. "Malah nonton, ambilin baju ganti kek," kata Laras kesal. "Kenapa marah padaku bukan aku yang menumpahkan soup itu," kata La

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 348

    Pram terbangun dari tidurnya yang tak nyenyak. Berbagai rencana memenuhi pikirannya, dia menatap Laras yang sudah tidur pulas di sampingnya. Semenjak peristiwa di villa waktu itu Pram memang memaksa sang istri untuk tidur satu ranjang dengannya, awalnya memang Laras menolak tapi Pram memang ahli dalam menundukkan wanita berbagai cara dia lakukan dan Laras yang lelah dengan semua perdebatan konyol itu akhirnya menyerah. Kantuk tak lagi menghampirinya, Pram berjalan ke arah balkon kamarnya dan menatap cahaya bulan di atas sana yang bersinar cerah. “Sebenarnya apa yang terjadi, Pa. kenapa semuanya jadi serumit ini?” tanya Pram seolah sang ayah ada di depannya tapi tentu saja hanya desiran angin yang berembus menjawab tanyanya. Pikirannya buntu, dia sudah tahu siapa pelaku pembunuhan ayahnya tapi tentu saja dia tidak bisa gegabah begitu saja, mereka bukan orang-orang kemarin sore yang bisa dia hadapi hanya dengan modal nekad saja. 

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status