Mobil Devin memasuki garasi rumah persembunyian barunya. Setelah mematikan mesin, sejenak dia terdiam. Teringat bagaimana Levin dan Bella berciuman, membuatnya tak percaya bahwa selama ini Bella menyukai Levin. Padahal Devin yakin, Bella menyukainya dan selalu berusaha menghindari Levin.
Hanya saja selama ini, Devin tak pernah membuka hatinya pada wanita itu, meski logikanya berjalan normal. Kedekatan Artwater dan Chayton, kadang lintasan pikirannya menduga bahwa ayahnya dan ayah Bella akan menjodohkan mereka berdua. Meski mereka punya pemikiran terbuka, tapi kerapnya dua ayah itu mendekatkan segala urusan Devin dengan Bella, membuat Devin pernah terbetik pikiran seperti itu.
Tapi Bella lebih tua darinya, dan itu adalah salah satu kriteria yang akan dijadikannya alasan, bila ada wanita lain yang sudah memenuhi hatinya. Dan dia adalah Beverly Brennon. Entah kena
Semua pekerja dan pelayan sudah berkumpul di ruang kerja Andrew Chayton. Hari ini adalah jadwal pemeriksaan kesehatan rutin semua penghuni Mansion Batista. Bella membantu Cleve memeriksa pegawai sebelum dia pergi ke kandang untuk melakukan pengecekan hewan ternak.Selama Cleve memeriksa pegawai dan pelayan satu per satu, dia sesekali melirik Levin yang duduk di sofa, memperhatikan Bella. Andrew dan Devin tampak sibuk dengan kertas di hadapan mereka. Sedangkan Marcus bertugas mengabsen satu demi satu pekerja dan pelayan.“Sepertinya Levin sudah tidak sabar untuk diperiksa,” ucap Cleve lalu memberi kode pada Levin untuk mendekat. Levin tersenyum dan bangkit dari sofa menuju istri dan mertuanya. Bersamaan dengan itu, giliran Beverly masuk ke dalam ruangan. Memakai baju pelayan dengan rambut terikat rapi seperti pelayan lainnya.
Andrew memindai semua wajah di hadapannya. Makan siang kali ini begitu menegangkan, membuatnya keheranan. Terlebih setelah kalimat terakhir yang diucapkannya. Bella terpaku seperti patung lilin, dan Cleve menunduk dalam. Hanya Levin yang berkeringat, menganak sungai di pelipisnya. Devin tidak usah ditanya, dia selalu bisa menguasai gejolak perasaannya.“Cleve, kau terlihat pucat. Apakah, aku salah?” tanya Andrew hati-hati. “Aku hanya mengingatkan janji kita berdua dulu. Dan kurasa, sekarang sudah saatnya mereka berdua tahu.”“Perjodohan itu tidak bisa dilaksanakan!” ucap Levin tiba-tiba. Dia meraih gelas susu dan menandaskannya dalam hitungan detik. Devin sangat ingin melongok ke dalam hati adiknya, pasti badai berkecamuk di sana.Andrew menoleh ke si bungsu.
Umpan Bella termakan Devin. Wanita yang dimaksudnya ternyata memang menjadi prioritas atau setidaknya perhatian Devin. Nampak lelaki itu tidak suka Bella menyebutnya.Langkah Devin mendekat ke arah Bella, hingga jarak mereka sejengkal saja. Tatapan lelaki itu tajam ke sepasang mata Bella yang juga menatapnya tak berkedip. Wanita itu hendak menantang Devin, menunjukkan bahwa dia sekarang berada di atas angin. Rahasia Devin ada di tangannya, dan dia bisa menjadikannya kartu As. Meski lelaki itu tampak tak menyukainya."Katakan," ucap Devin, tiba-tiba begitu dingin. Lelaki ini kembali ke wujud aslinya. Pada Bella, dia tak pernah bersikap sedingin ini, meski tak bisa dikatakan selalu ramah dan menyenangkan. Sikap dingin Devin inilah yang membuat Bella selama ini selalu kebat kebit. Levin adalah lelaki yang panas dan mudah membakarnya. Tapi Devin, entah kenapa lebih
Kedatangan Komisaris pengganti Komisaris Hoggart mendapat sambutan hangat dari Andrew Chayton, meski kedua anaknya sangat tahu bahwa akting ayah mereka benar-benar luar biasa. Andrew tak pernah menyukai segala hal yang berbau dengan penegak hukum. Dan untuk menghindari keluarganya dari hukum, dia memilih untuk membiayai kepolisian. Dalam hal ini, Hoggart adalah orang yang sangat senang mendapatkan uang dari Chayton.Komisaris Aland Walker adalah komisaris pengganti yang dikirim gubernur ternyata jauh lebih muda dari mendiang Hoggart, namun tampak lebih cerdas dan teliti. Sepanjang interogasi ketiga Chayton--yang Andrew bersikukuh tidak ingin dipisah dari kedua anaknya, dia mengamati gerak tubuh ketiga lelaki di hadapannya. Sementara ketiga anak buahnya--yang sebelumnya adalah anak buah Hoggart, kali ini harus bekerja mengikuti irama atasan baru. Mereka sibuk mencatat, merekam dan mengambil gambar seolah ru
Berita digelandangnya Levin ke Kantor Polisi merebak dengan cepat. Baik Cleve maupun Bella tidak mengetahuinya dari Batista, padahal baru kemarin mereka berdua berkunjung ke sana. Para pegawai klinik Cleve dan cafe Bella sibuk berbisik-bisik tentang Levin Chayton yang dikaitkan dengan kematian Cindy Lau.Nyaris semua orang tahu, bahwa Levin kerap kepergok sembunyi-sembunyi di sudut cafe bersama Cindy Lau. Gadis itu juga teman berkendaranya. Entah hubungan mereka serius atau tidak, tapi reputasi Chayton sudah jelas tercemar bila memang benar. Namun bila menilik rekam jejak Levin yang juga kerap menggandeng gadis-gadis lain, maka hanya gelar mata keranjang yang disandangkan padanya.Levin belum enam jam di Kantor Polisi, Andrew sudah meminta anak bungsunya itu dipulangkan. Karena dia tidak yakin Levin tidak tenggelam dalam keringatnya sendiri selama di Kantor Pol
Beverly membuka mata perlahan. Beberapa kecupan lembut di wajahnya telah memaksanya bangun dari tidur, meski kedua matanya masih terasa berat. Devin menatapnya mesra. Rambutnya berantakan, tapi tetap tidak mengurangi ketampanannya. Tentu saja dia ingat tatapan seperti itu adalah tatapan perpisahan, dalam arti mereka harus kembali ke Batista dan berpura-pura menjadi majikan dan pelayan. Namun Beverly berharap, tatapan itu hanya tatapan kerinduan yang belum terpuaskan.“Apakah sudah saatnya kembali ke Batista?” tanya Beverly sembari membalas kecupan suaminya. Devin tak akan membangunkannya bila tidak ada hal yang mendesak. Dia bisa membiarkan Beverly tidur seharian. Dan saat Beverly membuka mata, sudah ada hidangan di meja sebelah ranjang.Siapa yang majikan, siapa yang pelayan? Tidak ada istilah itu bila mereka hanya berdua saja.
"Sekali jalang tetap jalang," rutuk Devin demi melihat wajah Sabrina Brice di teropong kecilnya.Andai bisa memilih, dia tak akan mau dilahirkan oleh wanita yang melihat tingkahnya saat ini membuatnya begitu jijik. Jangan-jangan, darah Chayton tidak mengalir dalam tubuhnya. Bisa jadi, darah semua lelaki di kota ini yang sebaya ayahnya-lah yang mengalir dalam tubuhnya.Dua kilometer dalam jarak pandangnya, senapan MacMillan kesayangannya bersiap memuntahkan peluru pada sosok Sabrina Brice. Wanita yang sedang mengalungkan kedua lengannya pada leher seorang lelaki di dalam sebuah kamar hotel.“Ini terlalu mudah,” batin Devin.Untuk perbuatan yang seharusnya dirahasiakan dari publik, kenapa lelaki yang tampak tak bisa menahan diri mendapat rangsanga
Bella merasa takdir baik sedang memayunginya. Andrew Chayton menelpon dan menyuruhnya menjemput Levin di Kantor Polisi. Tidak ada bukti yang mengaitkan dia dengan kematian Cindy Lau, maka dia pun dibebaskan.“Andrew menyuruhmu?” tanya Cleve, “Bukan menyuruh Marcus?”Bella mengangguk. Tangannya masih gemetar. Sejak melihat nama penelpon di ponselnya, tangannya sudah gemetar sebelum mengangkatnya. Cleve melihat gemetar tangan Bella, pertanda anak gadisnya itu tak percaya suaminya bisa bebas dengan mudah. Siapapun di kota ini pasti bersorak dalam hati ketika koran-koran dihiasi wajah Levin yang digelandang ke Kantor Polisi. Banyak suara miring dari wanita-wanita mantan Levin. Cleve nyaris tidak yakin Bella bisa bertahan menghadapi semua pemberitaan itu dalam diam.“Itu tanda