Tristan yang baru saja mengucapkan kata-kata ancaman untuk Raline, tiba-tiba merangkul calon istrinya ini dengan mesra.
"Apa kau sinting, jangan sentuh aku"celetuk Raline. Pak Anton yang berada di belakang mereka mendekati dan menegur Tristan.
"Ini Calon istri saya pak" ucap Tristan dan terus merangkul mesra Raline menuju ke apartemen nya.
Raline mencoba sekuat tenaga untuk melepaskan rangkulan Tristan tapi tidak berhasil karena kalah kuat dibandingkan Tristan yang memiliki tubuh yang tinggi dan berotot ini.
Wajah Raline tampak masam di dalam dekapan Tristan, yang terus menerus mendekapnya di dalam Lift.
"Aku sesak" gerutu Raline
Mendengar Kalimat itu yang keluar dari Raline sontak membuat Tristan melepaskan dekapannya dan membiarkan Raline untuk bernafas.
"Lelaki gila" Gerutu Raline.
Tristan mendekati Raline perlahan. "Ini di dalam lift, aku bisa melakukan apa saja terhadap mu" bisik Tristan di telinga Raline. Sontak saja Raline menjauh dari Tristan yang sedang tersenyum Simpul.
Ting..
Suara lift terbuka.
Tristan Menggenggam Tangan Raline dan mengajaknya ke apartemen miliknya.
"Apa-apaan Lepaskan" Gerutu Raline tetapi genggaman Tristan tidak juga ia lepaskan. Dengan terpaksa Raline menggigit tangan Tristan dan berlari masuk ke apartemen nya.
"Dasar tidak waras" Gerutu Raline sesaat setelah masuk ke dalam apartemen nya.
Di apartemen Tristan.
Tristan masih saja tersenyum simpul mengingat tingkah Raline yang tampak menggemaskan tadi. Walaupun dia tahu bahwa Raline sekarang sangat membenci dirinya.
*
Di Apartemen Raline..
Raline tampak menonton film di ruang tamu. Menonton film dapat meredakan emosi yang ia rasakan sekarang. Sesekali Raline tertawa terbahak-bahak melihat adegan demi adegan dalam film yang ia saksikan.
Suara bell..
"Siapa?" Tanya nya. Tidak terlihat seseorang di kamera Pintu yang terletak tidak jauh dari pintu apartemennya.
Raline membuka pintu dengan perlahan dan mendapati Tristan sudah ada di depan pintunya. Tangan Raline yang ingin menutup pintu sontak kalah cepat dengan tangan Tristan yang menahan pintu agar tidak tertutup.
"Aku ingin memasak untuk calon istriku" ucap Tristan yang terdengar menggoda Raline.
Raline tampak menggerutu terus menerus walaupun Tristan tidak menggubris nya.
Karena ia sudah malas beradu urat, Raline segera menonton kembali Film yang sempat ia hentikan sejenak karena ada bell berbunyi.
Terdengar suara Raline tertawa terbahak-bahak melihat adegan dalam film komedi ini.
Tristan yang sedang sibuk di dapur sesekali memperhatikan Raline yang tidak memperdulikan dirinya.
Tiba-tiba saja suasana menjaadi hening, suara Raline tidak terdengar lagi. Tristan lalu mendapati Raline sudah tertidur di atas sofa dengan televisi yang masih menyala.
Di perhatikannya wajah Raline yang terlihat polos saat tidur, sesekali ia mengusap lembut kepala wanita ini.
Tubuh Raline yang tampak tidak nyaman tidur di sofa , diangkat dan digendong oleh Tristan untuk tidur di ranjang.
Tampak senyum simpul Tristan melihat calon istrinya ini tertidur bak anak kecil yang polos.
"Kalau seperti ini kan lebih enak" ucap Tristan sembari menatap lembut Raline. Di ciumnya kening Raline sebelum ia keluar.
"Good night, baby" ucapnya sembari mematikan lampu dikamar Raline.
*
*
Satu minggu kemudian..
Tubuh Raline yang masih enggan turun dari kasurnya tampak menggeliat. Pagi ini adalah pertemuan nya dengan wedding organizer yang akan mengurusi masalah pernikahan yang dianggapnya tidak penting sama sekali.
Suara ponsel berbunyi,dia melihat panggilan dari Anita sekretaris nya yang sudah ia serahkan tugas untuk mengurusi masalah pernikahan.
"Bu,hari ini ada fitting baju pengantin" ucap Nita di telpon.
"Tidak bisakah kamu saja nit" Ucap ke enggan dari Raline.
"Tidak bisa Bu, karena pengantin nya ibu bukan saya" terdengar suara Aniita sedikit bercanda.
Raline segera bangkit dari tidurnya,ia mulai membersihkan wajahnya. Lalu menuju ke kamar mandi untuk mandi. Karena setengah jam lagi Pak Anton akan menjemputnya, lalu mengantarkannya ke tempat Wedding organizer yang akan mengurusi masalah pernikahannya dan Tristan.
"Kalau bukan untuk melindungi ayah, tidak akan ku terima perjodohan dengan orang jahat itu" gerutu Raline sembari berendam di Bathtub nya.
*
Di dalam kamar..
Wajahnya ia Poles dengan sedikit bedak dan bibirnya ia Poles dengan lipstik berwarna nude.
Suara bell berbunyi..
"Pagi Non"sapa Pak Anton.
"Sudah sarapan Pak?" Tanya Raline ramah.
"Sudah Non tadi dirumah"Jawab Pak Anton.
"Sudah lama tidak makan masakan buat ibu" ucap Raline yang sudah lama tidak makan dirumah pak Anton.
Di dalam mobil Raline terus saja menggerutu
" Pak apa saya batalkan saja pernikahan ini" ucap Raline Kepada Pak Anton.
"Itu terserah Non Raline" Jawab Pak Anton.
Tetapi Raline menarik kembali ucapannya. "Ah tidak-tidak" Ucapnya terdengar uring-uringan.
*
Tristan tampak sudah ada di dalam butik pengantin, yang mengurusi masalah gaun dan tuksedo mereka berdua.
Wajahnya tersenyum simpul saat melihat Raline yang baru datang. Berbanding terbalik dengan Raline yang menampakkan wajah masam nya pada Tristan.
"Ini gaun pengantin nya" Ucap pemilik wedding organizer ini.
Gaun putih dengan Taburan batu Swarovski tampak cantik di gaun mahal ini.
Raline yang belum pernah melihat sama sekali gaun pengantin tampak takjub Melihat keindahan gaun yang akan ia kenakan.
"Pemborosan sekali Ayah" terdengar Raline menggerutu.
Setelah beberapa saat, Raline keluar dari Ruang ganti.
Kecantikan Raline terlihat bak putri dalam dongeng sesaat setelah ia mengenakan Gaun pengantin ini, Tristan tampak menatap penuh takjub melihat calon pengantin nya ini. Dengan Rambut panjang hitam tergerai, kulit putih yang mulus dan wajah yang secantik biasanya membuat Raline terlihat sebagai pengantin paling cantik di Dunia.
Tristan menghampiri Raline dan memeluknya secara tiba-tiba. Raline hanya diam, ia tidak mau terlihat menolak calon pengantin prianya ini di depan orang lain.
"Cantik sekali sayang" bisik Tristan
"Jangan panggil sayang kepadaku panggilan ini lebih pas untuk Kanaya si ibu tiri ku" celetuk Raline dalam pelukan Tristan.
Mendengar perkataan Raline membuat Tristan semakin erat memeluk nya dan mencium kening calon istrinya ini di depan banyak orang. Wajah Raline tampak pura-pura tersenyum di depan banyak orang.
"Kalian pasangan serasi" ucap pemilik wedding organizer ini.
***************
D-DAY, Minggu, Pukul 10:00
Wedding day..
Pernikahan Raline dan Tristan diadakan di taman Bunga milik ibu Raline. Dengan sentuhan bak negeri dongeng, taman ini Tampak lebih indah dari biasanya.
Kursi berjejer rapi menghadap di depan tempat ijab Qabul akan terlaksana. Beberapa pelayan dan juga tim wedding organizer Tampak Sibuk menata dekorasi yang sudah hampir selesai ini.
Ayah yang baru masuk ke kamar pengantin, tersenyum simpul dan terlihat meneteskan air matanya. "Happy always, My Sweety" ucapnya sembari memeluk anak gadisnya yang sudah cantik dengan gaun indah ini.
Sesangkan Para tamu undangan yang hanya terdiri dari sahabat dekat dan juga keluarga tampak sudah duduk menunggu prosesi pernikahan.
Lala yang tidak jadi pulang sebulan lalu, segera menemui Sahabatnya yang sudah ada di kamar pengantin. Tampak ia memeluk sahabatnya dengan penuh rasa sayang. Lala tahu semua yang terjadi, karena setiap saat Raline akan bercerita dengan nya tentang hubungan nya dan Tristan.
"Don't cry,my Sweety" ucap Lala yang menghapus air mata yang hampir jatuh di pipi Raline.
"Sorry, aku baru bisa datang sekarang" kembali Lala memeluk Raline dengan erat.
*
15 menit kemudian..
Suara pembawa acara yang tidak lain adalah Lala sendiri terdengar. Tristan sudah Duduk di bangku yang langsung menghadap ke arah penghulu.
Tidak lama Raline keluar dengan tangan yang sedang digenggam erat oleh sang ayah.
Raline Tampak sangat cantik dengan balutan Gaun pengantin bertabur Swarovski itu. Tristan Menatapi Calon pengantin nya itu dengan Tatapan kekaguman. "Cantik sekali, istriku" Gumamnya Dalam Hati. Langkah kaki Raline bersama Sang ayah mendekati meja Ijab Qabul. Semua yang hadir, memberikan pujian mereka untuk kecantikan Pengantin perempuan Ini. Tangan Tristan lalu menyambut Tangan Raline yang diberikan oleh ayah yang sedari tadi menggenggam tangan anak gadisnya ini. Prosesi Ijab Qabul berjalan dengan lancar hanya dengan satu kali helaan Nafas. Kedua pengantin Tampak meminta restu kepada Masing-masing Orang tua mereka. Sedangkan, Tristan Yang sejak kecil sudah menjadi Yatim piatu membawa Paman dan juga Tantenya yang Sudah membesarkannya untuk memberikan restu. Suara pembawa acara kembali terdengar, Lala sedang Sibuk mengarahkan jalannya Acara hari ini. "Baiklah sekarang saatnya Pengantin pria mencium pengantin wanitanya" Ucap Lala yang terdengar seperti mengerjai Raline. Sontak S
Ayah menggenggam tangan putri cantiknya ini sepanjang perjalanan menuju apartemen. yang akan ditempati oleh Raline dan juga Tristan. "Sweety, Barang-barang sudah Anton Pindahkan ke rumah suamimu"Ucap Ayah yang berada di kursi penumpang bersama Raline. Pak Anton yang Sedang Menyetir mengiyakan perkataan atasannya itu. Sedangkan Tristan sedang duduk di kursi depan di samping kursi kemudi. Raline seperti ingin berteriak sekarang,dia harus pindah ke apartemen Tristan Alih-alih tinggal di apartemennya sendiri. "Apartemen milik Kamu Akan Di sewakan saja" Ucap Ayah. "Jangan disewakan yah"Celetuk Raline yang sedang mencari cara agar apartemen nya tidak jadi disewakan. Sontak ayah menoleh menatap Raline, wajahnya menyiratkan penuh tanda tanya. "Ehmm.. Begini Yah, Lala lagi cari tempat Tinggal yang dekat kantor"Ucap Raline. Setelah Acara pernikahan nya, Raline meminta Lala untuk bekerja dengan nya sebagai penasehat hukum di perusahaannya. Walaupun, sudah ada tim penasehat tetapi Raline i
Mobil Hitam milik Tristan melaju dengan kecepatan sedang. Ia bersama Raline akan pergi ke Mall untuk mengambil Gaun dan juga Tuksedo yang sudah mereka pesan dan yang akan mereka Pakai pada pesta Perayaan pernikahan yang diadakan Oleh para kolega mereka Nanti malam. "Aku ini suamimu bukan supir mu" Celetuk Tristan yang melihat Raline duduk di kursi belakang. Raline hanya melengos setelah Tristan berkata seperti itu. Dirinya sudah lelah sejak pagi bersitegang dengan Suaminya ini. * Hari ini Mall cukup Ramai, karena adalah hari libur. Tristan yang tadinya ingin menggandeng Raline, tetapi ditolak mentah-mentah oleh Istrinya ini. Butik yang menjadi tujuan mereka berada di Lantai dua. Raline yang berjalan di belakang Tristan terus saja menjaga menjaga jarak. "Selamat datang" Sambut pemilik butik dan beberapa Pegawai yang sudah mendapatkan kabar bahwa Raline dan Tristan akan datang Hari ini. Gaun dan tuksedo yang Sudah disiapkan di perlihatkan kepada mereka berdua. Gaun berwarna mera
Raline dan Tristan tampak sangat serasi ketika saling bergandengan bersama. Tristan membantu Raline yang kesulitan berjalan karena kakinya masih terkilir, Sedangkan Raline terpaksa menerima Bantuan Tristan. Satu persatu Tamu yang tidak lain adalah kolega perusahaan miliknya menghampiri Raline dan Tristan untuk mengucapkan selamat atas pernikahan mereka. Tidak lama, tangan besar menepak pundak Raline dengan lembut. "Roy?!" Celetuk Raline, kedua mata besarnya yang berbinar. Raline terlihat senang bertemu dengan Roy. Dia tampak akrab dengan Roy yang tidak lain adalah teman satu kampus nya dulu saat masih di Amerika. "Apakabar Roy?" Tanya Raline antusias. Tristan yang ada disamping Raline menatap tajam kedua orang yang tengah asyik berbincang sendiri. "Ini?" Tunjuk Roy pada laki-laki yang berdiri disamping Raline. "Perkenalkan saya Tristan suami Raline" Ucap Tristan dengan wajah Dingin nya. Raut wajah Raline yang sedari tadi Tampak masam, berubah 180 derajat setelah bertemu dengan
Raline terlihat cantik dengan gaun malam yang tertutup. Raline memang sangat tidak suka berpakaian terbuka, karena itu setiap pakaiannya akan terlihat anggun dan sopan. Tristan yang terlihat sudah menunggu Raline dari tadi tampak terpana melihat penampilan istrinya ini, yang membuatnya selalu berdecak kagum. Raline terkenal sangat cantik sejak dulu, tetapi dia adalah tipe gadis kutu buku sehingga para siswa laki-laki tidak berani untuk mendekatinya. jika dibandingkan dengan kanaya sendiri, Raline masih jauh lebih cantik, tetapi karena kanaya sangat pandai bersolek membuat kanaya lebih di sukai untuk menjadi pacar. "Kenapa melamun? takjub dengan kecantikkan aku" jawab Raline yang terdengar sombong. Tristan yang tadinya duduk,kemudian bangkit mendekati Raline yang baru saja keluar dari kamar. "Kenapa cantik sekali, lipstiknya coba jangan yang merah yang warna kulit saja" Gumam Tristan protes. "kalau waran kulit, pucat dong" ejek Raline
Raline masih mengatur Nafasnya dalam-dalam setelah Tristan menciuminya dengan kasar. Tiba-tiba air mata menetes membasahi pipinya. Raline beranjak dari lamunan nya untuk mengunci pintu kamar dengan rapat. "Bruk....!!" Di hempaskannya pintu kamar... "Tristan kau sudah gila, kenapa kau terus menciumi ku. cium saja Kanaya tercinta mu itu !!" Teriaknya di dalam Kamar. Sedangkan, Tristan Yang duduk di sofa ruang tamu sembari mendengarkan ocehan istrinya itu mengatur emosi nya yang sempat naik. Raline terus saja berteriak dan menyebut-nyebut nama Kanaya diantara pertengkaran mereka. Tristan bangkit dari sofa untuk membuka pintu kamar. Tapi Raline sudah menguncinya dari dalam di tambah dengan pengait pintu sehingga Tristan tidak bisa membuka pintu memakai kunci cadangan. "Sayang, buka dulu" Ucap Tristan yang terdengar lembut. Raline tidak bodoh untuk membukakan pintu untuk Tristan. Bisa saja lebih dari sekedar Ciuman y
Helaan terdengar dari Raline yang baru saja mendapat ancaman dari Tristan. Wajahnya memerah Karena hampir saja terjadi hal yang tidak dia inginkan. Raline mengatur nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan pekerjaanya. "Oke semangat Raline" Pekiknya yang sekarang berada sendiri diruang kerjanya. satu persatu dokumen yang sudah di letakkan di atas meja kerjanya,ia periksa dengan teliti. Suara telpon berdering.. "Ya halo" Jawab Raline sembari masih sibuk memeriksa berbagai dokumen yang harus ia selesaikan hari ini. "Bu,Perwakilan dari DETRAY company sudah datang" Jawab intan di telpon. "Oke baiklah,minta GM untuk menemui mereka sebentar"Jawab Raline "Baik bu" Jawab Intan. Di Ruang Rapat terdengar suara Tamu dan pastinya suara orang yang paling Raline benci,TRISTAN. Diirinya yang baru saja tiba di ruang rapat bersama Nita dan Pak Anton langsung menyambut dengan senyum para koleganya ini. "Terimakasih sudah datan
"AKHHHHHH........"Teriak Raline.Tubuhnya sekarang sudah berada diatas tubuh Tristan. Raline memberontak untuk di lepaskan, tetapi seperti biasa ia kalah kuat dengan suaminya ini.Raline tampak sudah lelah,karena lebih dari lima menit ia terus memberontak untuk dilepaskan. Helaan nafas nya terdengar berat. sedangkan,Tristan masih mendekap tubuh Raline diatas Tubuhnya. "Aku mau mandi" ucap Raline yang terdengar tidak bertenaga lagi.Tristan akhirnya melepaskan dekapanya perlahan,Raline segera turun dari atas tubuh Tristan perlahan. Langkahnya terdengar perlahan menuju ke dalam kamar,sedangkan Tristan baru akan bangkit dari sofa untuk masuk kekamar yang sama dengan Raline.Brukkkk....Cekrekkkkk.....Raline menghempaskan pintu lalu menguncinya dari dalam. Raline tidak akan semudah itu kalah dari seorang Tristan.Tok..Tok..Suara ketukkan terus saja terdengar dari luar. Tristan tidak berhenti mengetuk pintu unt
Hi, Terimakasih untuk para pembaca My Enemy My Husband,yang sudah mengikuti kisah cinta manis antara Raline dan juga Tristan. Terimakasih juga atas Support nya dengan memberikan bintang dan juga memberikan Review yang membuat saya semakin bersemangat untuk menyelesaikan novel pertama saya di GoodNovel.Semoga cerita ini bisa memberikan inspirasi dan membuat kalian menghargai akan keberadaan orang-orang terkasih yang selalu berada bersama kalian, selalu mencintai, dan memberikan yang terbaik untuk kalian.Jangan lupa katakan cinta untuk keluarga, pasangan, dan teman-teman kalian.Jika ada pertanyaan, atau hal lain, kalian bisa kirim melalui komentar.Stay terus untuk menunggu novel kedua saya di GoodNovel ^_^Thank you so much,...Nellamuni
Ballroom Hotel, Pukul 11.00.Baru saja prosesi ijab qabul dilaksanakan, Lala dan juga suami nya Roy tengah mengambil gambar dengan buku nikah yang ada di tangan mereka. Mereka saling merangkul dan memeluk dengan mesra hingga membuat Raline terus tersenyum bahagia melihat kedua sahabatnya itu akhirnya di persatukan dalam ikatan pernikahan.Tristan yang berada disamping sang istri,terus menemani dan menggenggam tangan Raline, yang sudah sibuk sejak tadi pagi hingga menjelang siang ini mengurusi setiap persiapan,karena ia tidak mau pernikahan sahabatnya terjadi satu saja kesalahan."Sayang,duduk dulu" Ucap Tristan yang terus menemani Raline berdiri.Mereka lalu duduk di kursi tamu, Tristan dengan cepat berjongkok dan melepaskan sepatu Raline dengan tinggi 3 cm ini."Sudah aku katakan, jangan pakai High heels. lihat kaki kamu jadi bengkak" Gerutu Tristan."Cuma 3 cm sayang" Jawab Raline"Ya tapi kamu yang susah" Gerutu Tristan sembari mem
Di dalam kamar Apartemen, Pukul 20.30.Raline yang sedang bersender di kasur, sedang memegangi ponselnya. Ia sedang merekam video saat Tristan yang tengah memijat telapak kaki nya.“Tristan Handoko, menurut anda siapa wanita paling cantik di dunia?” Tanya Raline dengan terus memegangi ponsel merah nya ini.Tristan terkekeh, ia ambil minyak zaitun di dalam botol yang terletak diatas nakas lalu ia tuangkan di tangannya. Kemudian ia pijatkan dengan lembut di telapak kaki sang istri.“Ehmm,nama nya Raline Putri Darmawan” Jawab Tristan.Raline mencicit senang, ia lalu mendekatkan ponselnya ke wajah sang suami, lalu ia perlihatkan Tristan yang tampak menggemaskan dengan piyama pasangan yang ia beli tadi sore bersama dengan Lala.Raline lalu membalik ponselnya,lalu ia rekam dirinya sendiri.“Ini dia Raline Putri Darmawan” Ucapnya sembari tersenyum malu.Ia rekam kembali suaminya yang sedang memijat
Di dalam Butik Gaun Pengantin,Pukul 13.30. Raline sudah tampak bosan duduk di sofa hitam,tepat di depan ruang ganti calon mempelai perempuan. Ia tidak henti nya menguap, menunggu Lala yang sejak tadi terlalu banyak protes mengenai gaun nya yang kekecilan. Tidak berapa lama,Lala keluar kembali dengan gaun putih yang sudah diperbaiki. Gaun putih berlengan panjang, dengan Garis leher yang memperlihatkan pundak nya. Sahabatnya itu yang sudah cantik, Semakin mempesona dengan gaun pernikahan dengan bahan terbaik yang ditaburi batu swarovski yang sudah di rancang sejak dari empat bulan lalu ini. Dengan mengacungkan ponsel nya,Raline memeperlihatkan Kecantikan Lala melalui panggilan video ini untuk Roy yang sekarang sedang berada di Amerika. Calon suami Lala itu, sedang melakukan perjalanan bisnis sekaligus akan menjemput Nenek nya untuk menghadiri pesta pernikahan mereka yang akan diadakan dua minggu lagi. "Cantik sekali,pengantin ku" Gumam Roy.
"Raline aku akan membunuh mu !!"Pekik Kanaya.Nafas Raline terasa sesak, hampir saja wanita itu mencengkeram lehernya. Beruntung sang suami, bersama dengan Pengawal pribadi mereka terus menjaganya.Teriakan Kanaya tidak terkendali, entah apa yang membuat ia berpikir kalau semua ini adalah salah Raline. Hingga kedua petugas polisi wanita itu,harus mengamankan Kanaya kembali ke dalam mobil."Kamu tidak apa-apa,sayang?"Tanya Tristan.Raline mengangguk,ia hanya terkejut dengan serangan mendadak dari Kanaya.Tidak lama kemudian Tante Debby dan Om Reinald keluar dari rumah ini. Tante Debby langsung memeluk Raline,sedangkan Om Reinald mendekati Tristan untuk mengetahui tentang apa yang sudah terjadi. Tristan menjelaskan semuanya kepada Paman dan Tante nya ini, lalu ia meminta tolong agar Raline segera di bawah ke rumah lama mereka yang tepat berada di sebelah. karena Tristan akan mengurusi Kanaya terlebih dahulu.***Di dalam Rumah Kanaya..
Lala baru saja masuk ke ruang kerja Presiden perusahaan ini, Raline Putri Darmawan. Ia dengan senyuman khas nya mengajak Sahabat tercinta nya ini untuk segera memeriksakan kandungan nya siang hari ini.Raline yang masih memeriksa beberapa dokumen, langsung menghentikan pekerjaannya.Ia melangkahkan kaki untuk mengambil Blazer panjangnya yang tergantung di pengait pakaian yang ada di ruangan ini, lalu ia kenakan ditubuhnya."Ayo" Ucap Lala,langsung merangkul tangan sahabatnya ini.Mereka berjalan menyusuri lantai 30 ini hingga berpapasan dengan Tristan yang sepertinya baru saja akan menuju ke ruang kerja Raline. Untuk kali ini Tristan akan lebih keras kepala, ia akan ikut untuk memeriksakan kandungan istrinya."La,biar aku saja" Ucap Tristan, lalu ia gantikan Lala menggenggam tangan Istrinya.Raline menatap Lala dengan tajam, dengan bahasa rahasia yang hanya diketahui oleh kedua sahabat ini mengisyaratkan bahwa Raline akan memarahinya nanti.
Dua bulan kemudian..Rumah kediaman Keluarga Darmawan, Pukul 07.00Drrt...Drrt..Drrt..Pesan masuk !Raline yang masih tertidur diatas kasur empuknya, terbangun lalu ia buka pesan yang biasanya dari sang suami yang selalu membangunkannya di pagi hari. Walaupun pesan-pesan yang dikirimkan Tristan tidan pernah ia balas, Raline selalu rutin membaca pesan masuk itu."Good morning, Sayang. Aku hari ini bingung akan memakai Jas yang mana" Pesan masuk dari Tristan.Drrt..Pesan masuk kembali !Tristan mengirimkan foto beberapa Jas yang sudah ia letakkan di atas ranjang besar di kamar Apartemen mereka."Yang Biru malam" Gumam Raline, tanpa ia balas pesan tersebut.Setelah menerima pesan dari sang suami, biasanya ia akan bersemangat untuk mengawali aktifitas pagi ini. Tidak lama setelah ia terbangun, pelayan mengetuk pintu kamarnya."Masuk"Sahut Raline yang masih duduk di atas Ranjang besarnya.Pelayan ini me
Tidak berapa lama setelah itu, Lala mendatangi Tristan dan Raline yang sudah berada di ruangan rawat inap VIP.Pintu Kamar ini ia buka, lalu ia melangkahkan kaki untuk melihat Raline. Tapi, saat ia sudah masuk ke dalam ruangan ini ada pemandangan yang membuatnya harus menarik nafas dalam-dalam. Di lihatnya Raline terus menangis, dan meminta Tristan untuk keluar dari Kamar ini."Aku tidak mau melihat mu Tristan !" Pekik Raline sembari menangis terisak-isak.Tristan terus menjauh dari Istrinya, tetapi kakinya tidak berani melangkah untuk meninggalkan Raline di ruangan ini sendiri. Hingga Lala mendekati Raline yang sedang memarahi suaminya itu. Lala spontan memeluk tubuh Raline dengan erat, ia tenangkan Sahabatnya ini."Line, tenang..Tenang Sweety"Gumam Lala sembari mengusap kepala Raline.Raline semakin menjadi menangis dalam pelukkan Lala, Tristan yang melihat Istrinya yang sedari tadi menangis tanpa sadar meneteskan air mata."La, Ayah menin
Tristan berjalan dengan terburu-buru sembari menggendong tubuh Raline dalam dekapan nya.Setelah masuk Ke rumah sakit, ia langsung membawa Raline menuju ke Ruangan unit gawat darurat.Tangannya bergetar, jantung nya berdetak dengan kencang, ia terus memikirkan hal terburuk yang akan terjadi kepada Istrinya dan calon bayinya.Sejak di dalam mobil tadi, Raline belum juga sadarkan diri.Setelah masuk ke unit gawat darurat, Tristan langsung merebahkan tubuh Raline di atas kasur rumah sakit. Perawat berdatangan, tidak lama kemudian Dokter yang berjaga datang dan langsung memeriksa keadaan Raline."Anda sebaik nya menunggu di luar" Ucap Perawat dengan seragam putih ini.Tristan melangkahkan kaki nya sedikit menjauh, Kevin yang ikut dengannya mendekati Tristan."Langsung lakukan" Ucap Tristan memberi perintah pada Kevin.Kevin segera pergi setelah Tristan Perintahkan, sedangkan Tristan terus gelisah menunggu hasil pemeriksaan is