Mobil Hitam milik Tristan melaju dengan kecepatan sedang. Ia bersama Raline akan pergi ke Mall untuk mengambil Gaun dan juga Tuksedo yang sudah mereka pesan dan yang akan mereka Pakai pada pesta Perayaan pernikahan yang diadakan Oleh para kolega mereka Nanti malam. "Aku ini suamimu bukan supir mu" Celetuk Tristan yang melihat Raline duduk di kursi belakang. Raline hanya melengos setelah Tristan berkata seperti itu. Dirinya sudah lelah sejak pagi bersitegang dengan Suaminya ini. * Hari ini Mall cukup Ramai, karena adalah hari libur. Tristan yang tadinya ingin menggandeng Raline, tetapi ditolak mentah-mentah oleh Istrinya ini. Butik yang menjadi tujuan mereka berada di Lantai dua. Raline yang berjalan di belakang Tristan terus saja menjaga menjaga jarak. "Selamat datang" Sambut pemilik butik dan beberapa Pegawai yang sudah mendapatkan kabar bahwa Raline dan Tristan akan datang Hari ini. Gaun dan tuksedo yang Sudah disiapkan di perlihatkan kepada mereka berdua. Gaun berwarna mera
Raline dan Tristan tampak sangat serasi ketika saling bergandengan bersama. Tristan membantu Raline yang kesulitan berjalan karena kakinya masih terkilir, Sedangkan Raline terpaksa menerima Bantuan Tristan. Satu persatu Tamu yang tidak lain adalah kolega perusahaan miliknya menghampiri Raline dan Tristan untuk mengucapkan selamat atas pernikahan mereka. Tidak lama, tangan besar menepak pundak Raline dengan lembut. "Roy?!" Celetuk Raline, kedua mata besarnya yang berbinar. Raline terlihat senang bertemu dengan Roy. Dia tampak akrab dengan Roy yang tidak lain adalah teman satu kampus nya dulu saat masih di Amerika. "Apakabar Roy?" Tanya Raline antusias. Tristan yang ada disamping Raline menatap tajam kedua orang yang tengah asyik berbincang sendiri. "Ini?" Tunjuk Roy pada laki-laki yang berdiri disamping Raline. "Perkenalkan saya Tristan suami Raline" Ucap Tristan dengan wajah Dingin nya. Raut wajah Raline yang sedari tadi Tampak masam, berubah 180 derajat setelah bertemu dengan
Raline terlihat cantik dengan gaun malam yang tertutup. Raline memang sangat tidak suka berpakaian terbuka, karena itu setiap pakaiannya akan terlihat anggun dan sopan. Tristan yang terlihat sudah menunggu Raline dari tadi tampak terpana melihat penampilan istrinya ini, yang membuatnya selalu berdecak kagum. Raline terkenal sangat cantik sejak dulu, tetapi dia adalah tipe gadis kutu buku sehingga para siswa laki-laki tidak berani untuk mendekatinya. jika dibandingkan dengan kanaya sendiri, Raline masih jauh lebih cantik, tetapi karena kanaya sangat pandai bersolek membuat kanaya lebih di sukai untuk menjadi pacar. "Kenapa melamun? takjub dengan kecantikkan aku" jawab Raline yang terdengar sombong. Tristan yang tadinya duduk,kemudian bangkit mendekati Raline yang baru saja keluar dari kamar. "Kenapa cantik sekali, lipstiknya coba jangan yang merah yang warna kulit saja" Gumam Tristan protes. "kalau waran kulit, pucat dong" ejek Raline
Raline masih mengatur Nafasnya dalam-dalam setelah Tristan menciuminya dengan kasar. Tiba-tiba air mata menetes membasahi pipinya. Raline beranjak dari lamunan nya untuk mengunci pintu kamar dengan rapat. "Bruk....!!" Di hempaskannya pintu kamar... "Tristan kau sudah gila, kenapa kau terus menciumi ku. cium saja Kanaya tercinta mu itu !!" Teriaknya di dalam Kamar. Sedangkan, Tristan Yang duduk di sofa ruang tamu sembari mendengarkan ocehan istrinya itu mengatur emosi nya yang sempat naik. Raline terus saja berteriak dan menyebut-nyebut nama Kanaya diantara pertengkaran mereka. Tristan bangkit dari sofa untuk membuka pintu kamar. Tapi Raline sudah menguncinya dari dalam di tambah dengan pengait pintu sehingga Tristan tidak bisa membuka pintu memakai kunci cadangan. "Sayang, buka dulu" Ucap Tristan yang terdengar lembut. Raline tidak bodoh untuk membukakan pintu untuk Tristan. Bisa saja lebih dari sekedar Ciuman y
Helaan terdengar dari Raline yang baru saja mendapat ancaman dari Tristan. Wajahnya memerah Karena hampir saja terjadi hal yang tidak dia inginkan. Raline mengatur nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan pekerjaanya. "Oke semangat Raline" Pekiknya yang sekarang berada sendiri diruang kerjanya. satu persatu dokumen yang sudah di letakkan di atas meja kerjanya,ia periksa dengan teliti. Suara telpon berdering.. "Ya halo" Jawab Raline sembari masih sibuk memeriksa berbagai dokumen yang harus ia selesaikan hari ini. "Bu,Perwakilan dari DETRAY company sudah datang" Jawab intan di telpon. "Oke baiklah,minta GM untuk menemui mereka sebentar"Jawab Raline "Baik bu" Jawab Intan. Di Ruang Rapat terdengar suara Tamu dan pastinya suara orang yang paling Raline benci,TRISTAN. Diirinya yang baru saja tiba di ruang rapat bersama Nita dan Pak Anton langsung menyambut dengan senyum para koleganya ini. "Terimakasih sudah datan
"AKHHHHHH........"Teriak Raline.Tubuhnya sekarang sudah berada diatas tubuh Tristan. Raline memberontak untuk di lepaskan, tetapi seperti biasa ia kalah kuat dengan suaminya ini.Raline tampak sudah lelah,karena lebih dari lima menit ia terus memberontak untuk dilepaskan. Helaan nafas nya terdengar berat. sedangkan,Tristan masih mendekap tubuh Raline diatas Tubuhnya. "Aku mau mandi" ucap Raline yang terdengar tidak bertenaga lagi.Tristan akhirnya melepaskan dekapanya perlahan,Raline segera turun dari atas tubuh Tristan perlahan. Langkahnya terdengar perlahan menuju ke dalam kamar,sedangkan Tristan baru akan bangkit dari sofa untuk masuk kekamar yang sama dengan Raline.Brukkkk....Cekrekkkkk.....Raline menghempaskan pintu lalu menguncinya dari dalam. Raline tidak akan semudah itu kalah dari seorang Tristan.Tok..Tok..Suara ketukkan terus saja terdengar dari luar. Tristan tidak berhenti mengetuk pintu unt
"Dia pikir bisa mengalahkan Raline" Gumam Raline yang sudah berada di dalam mobilnya.Pak Anton yang sedang menyetir tampak mencuri pandang kepada Raline yang sedang terkekeh sendiri di kursi belakang."Ada apa Non?" Tanya Pak Anton"Saya senang bisa mengalahkan tristan pak" jawab Raline yang kembali terkekeh."Loh non,Tuan Tristan kan suami non Raline" Ucap Pak Anton yang terdengar menasehati Raline.Raline yang tadinya terlihat tertawa, menutup Mulutnya karena satu kalimat dari Pak anton.Dirinya yang sedari tadi bersemangat karena sudah berhasil mengelabui Tristan, tiba-tiba terdiam tanpa kata di kursi belakang. Raline memikirkan kisah masa lalu nya, yang bisa dibilang dipenuhi oleh cintanya kepada Tristan. Tetapi, setelah Tristan sudah menjadi suaminya,Raline seperti tidak bahagia. Karena, dipikirannya dirinya menganggap Tristan masih menyukai Kanaya hingga sekarang.*************7 Tahun lalu.....
Raline meninggalkan Tristan setelah mengungkapkan semua isi hatinya. Sedangkan Tristan masih tertegun, Setelah mendengar pengakuan Raline yang terasa menusuk jantungnya. Raline beranjak menuju ke Pintu keluar,di dapatinya Tristan masih terdiam di sofa. "Ayo" Ucap Raline memanggil Tristan untuk berangkat ke kantor bersama. Tristan biasanya sangat senang mengajak Raline berbicara, saat ini hanya terdiam membisu dan fokus mengemudikan mobilnya. Sedangkan Raline, duduk termenung menatap Jalanan yang basah karena gerimis. Suasana hening tercipta,tidak seperti biasanya yang selalu berisik karena perdebatan mereka. Sesuatu sedang bergumul di dalam pikiran Tristan,ia sangat menyadari apa yang Raline sampaikan tadi, bukan karena emosi sesaat. Tetapi,ia paham betul kalau itu adalah ungkapan terdalam Raline yang ingin di sampaikan kepadanya. Tristan juga sedang berpikir keras bagaimana caranya harus menjelaskan agar kesalahpahaman yan
Hi, Terimakasih untuk para pembaca My Enemy My Husband,yang sudah mengikuti kisah cinta manis antara Raline dan juga Tristan. Terimakasih juga atas Support nya dengan memberikan bintang dan juga memberikan Review yang membuat saya semakin bersemangat untuk menyelesaikan novel pertama saya di GoodNovel.Semoga cerita ini bisa memberikan inspirasi dan membuat kalian menghargai akan keberadaan orang-orang terkasih yang selalu berada bersama kalian, selalu mencintai, dan memberikan yang terbaik untuk kalian.Jangan lupa katakan cinta untuk keluarga, pasangan, dan teman-teman kalian.Jika ada pertanyaan, atau hal lain, kalian bisa kirim melalui komentar.Stay terus untuk menunggu novel kedua saya di GoodNovel ^_^Thank you so much,...Nellamuni
Ballroom Hotel, Pukul 11.00.Baru saja prosesi ijab qabul dilaksanakan, Lala dan juga suami nya Roy tengah mengambil gambar dengan buku nikah yang ada di tangan mereka. Mereka saling merangkul dan memeluk dengan mesra hingga membuat Raline terus tersenyum bahagia melihat kedua sahabatnya itu akhirnya di persatukan dalam ikatan pernikahan.Tristan yang berada disamping sang istri,terus menemani dan menggenggam tangan Raline, yang sudah sibuk sejak tadi pagi hingga menjelang siang ini mengurusi setiap persiapan,karena ia tidak mau pernikahan sahabatnya terjadi satu saja kesalahan."Sayang,duduk dulu" Ucap Tristan yang terus menemani Raline berdiri.Mereka lalu duduk di kursi tamu, Tristan dengan cepat berjongkok dan melepaskan sepatu Raline dengan tinggi 3 cm ini."Sudah aku katakan, jangan pakai High heels. lihat kaki kamu jadi bengkak" Gerutu Tristan."Cuma 3 cm sayang" Jawab Raline"Ya tapi kamu yang susah" Gerutu Tristan sembari mem
Di dalam kamar Apartemen, Pukul 20.30.Raline yang sedang bersender di kasur, sedang memegangi ponselnya. Ia sedang merekam video saat Tristan yang tengah memijat telapak kaki nya.“Tristan Handoko, menurut anda siapa wanita paling cantik di dunia?” Tanya Raline dengan terus memegangi ponsel merah nya ini.Tristan terkekeh, ia ambil minyak zaitun di dalam botol yang terletak diatas nakas lalu ia tuangkan di tangannya. Kemudian ia pijatkan dengan lembut di telapak kaki sang istri.“Ehmm,nama nya Raline Putri Darmawan” Jawab Tristan.Raline mencicit senang, ia lalu mendekatkan ponselnya ke wajah sang suami, lalu ia perlihatkan Tristan yang tampak menggemaskan dengan piyama pasangan yang ia beli tadi sore bersama dengan Lala.Raline lalu membalik ponselnya,lalu ia rekam dirinya sendiri.“Ini dia Raline Putri Darmawan” Ucapnya sembari tersenyum malu.Ia rekam kembali suaminya yang sedang memijat
Di dalam Butik Gaun Pengantin,Pukul 13.30. Raline sudah tampak bosan duduk di sofa hitam,tepat di depan ruang ganti calon mempelai perempuan. Ia tidak henti nya menguap, menunggu Lala yang sejak tadi terlalu banyak protes mengenai gaun nya yang kekecilan. Tidak berapa lama,Lala keluar kembali dengan gaun putih yang sudah diperbaiki. Gaun putih berlengan panjang, dengan Garis leher yang memperlihatkan pundak nya. Sahabatnya itu yang sudah cantik, Semakin mempesona dengan gaun pernikahan dengan bahan terbaik yang ditaburi batu swarovski yang sudah di rancang sejak dari empat bulan lalu ini. Dengan mengacungkan ponsel nya,Raline memeperlihatkan Kecantikan Lala melalui panggilan video ini untuk Roy yang sekarang sedang berada di Amerika. Calon suami Lala itu, sedang melakukan perjalanan bisnis sekaligus akan menjemput Nenek nya untuk menghadiri pesta pernikahan mereka yang akan diadakan dua minggu lagi. "Cantik sekali,pengantin ku" Gumam Roy.
"Raline aku akan membunuh mu !!"Pekik Kanaya.Nafas Raline terasa sesak, hampir saja wanita itu mencengkeram lehernya. Beruntung sang suami, bersama dengan Pengawal pribadi mereka terus menjaganya.Teriakan Kanaya tidak terkendali, entah apa yang membuat ia berpikir kalau semua ini adalah salah Raline. Hingga kedua petugas polisi wanita itu,harus mengamankan Kanaya kembali ke dalam mobil."Kamu tidak apa-apa,sayang?"Tanya Tristan.Raline mengangguk,ia hanya terkejut dengan serangan mendadak dari Kanaya.Tidak lama kemudian Tante Debby dan Om Reinald keluar dari rumah ini. Tante Debby langsung memeluk Raline,sedangkan Om Reinald mendekati Tristan untuk mengetahui tentang apa yang sudah terjadi. Tristan menjelaskan semuanya kepada Paman dan Tante nya ini, lalu ia meminta tolong agar Raline segera di bawah ke rumah lama mereka yang tepat berada di sebelah. karena Tristan akan mengurusi Kanaya terlebih dahulu.***Di dalam Rumah Kanaya..
Lala baru saja masuk ke ruang kerja Presiden perusahaan ini, Raline Putri Darmawan. Ia dengan senyuman khas nya mengajak Sahabat tercinta nya ini untuk segera memeriksakan kandungan nya siang hari ini.Raline yang masih memeriksa beberapa dokumen, langsung menghentikan pekerjaannya.Ia melangkahkan kaki untuk mengambil Blazer panjangnya yang tergantung di pengait pakaian yang ada di ruangan ini, lalu ia kenakan ditubuhnya."Ayo" Ucap Lala,langsung merangkul tangan sahabatnya ini.Mereka berjalan menyusuri lantai 30 ini hingga berpapasan dengan Tristan yang sepertinya baru saja akan menuju ke ruang kerja Raline. Untuk kali ini Tristan akan lebih keras kepala, ia akan ikut untuk memeriksakan kandungan istrinya."La,biar aku saja" Ucap Tristan, lalu ia gantikan Lala menggenggam tangan Istrinya.Raline menatap Lala dengan tajam, dengan bahasa rahasia yang hanya diketahui oleh kedua sahabat ini mengisyaratkan bahwa Raline akan memarahinya nanti.
Dua bulan kemudian..Rumah kediaman Keluarga Darmawan, Pukul 07.00Drrt...Drrt..Drrt..Pesan masuk !Raline yang masih tertidur diatas kasur empuknya, terbangun lalu ia buka pesan yang biasanya dari sang suami yang selalu membangunkannya di pagi hari. Walaupun pesan-pesan yang dikirimkan Tristan tidan pernah ia balas, Raline selalu rutin membaca pesan masuk itu."Good morning, Sayang. Aku hari ini bingung akan memakai Jas yang mana" Pesan masuk dari Tristan.Drrt..Pesan masuk kembali !Tristan mengirimkan foto beberapa Jas yang sudah ia letakkan di atas ranjang besar di kamar Apartemen mereka."Yang Biru malam" Gumam Raline, tanpa ia balas pesan tersebut.Setelah menerima pesan dari sang suami, biasanya ia akan bersemangat untuk mengawali aktifitas pagi ini. Tidak lama setelah ia terbangun, pelayan mengetuk pintu kamarnya."Masuk"Sahut Raline yang masih duduk di atas Ranjang besarnya.Pelayan ini me
Tidak berapa lama setelah itu, Lala mendatangi Tristan dan Raline yang sudah berada di ruangan rawat inap VIP.Pintu Kamar ini ia buka, lalu ia melangkahkan kaki untuk melihat Raline. Tapi, saat ia sudah masuk ke dalam ruangan ini ada pemandangan yang membuatnya harus menarik nafas dalam-dalam. Di lihatnya Raline terus menangis, dan meminta Tristan untuk keluar dari Kamar ini."Aku tidak mau melihat mu Tristan !" Pekik Raline sembari menangis terisak-isak.Tristan terus menjauh dari Istrinya, tetapi kakinya tidak berani melangkah untuk meninggalkan Raline di ruangan ini sendiri. Hingga Lala mendekati Raline yang sedang memarahi suaminya itu. Lala spontan memeluk tubuh Raline dengan erat, ia tenangkan Sahabatnya ini."Line, tenang..Tenang Sweety"Gumam Lala sembari mengusap kepala Raline.Raline semakin menjadi menangis dalam pelukkan Lala, Tristan yang melihat Istrinya yang sedari tadi menangis tanpa sadar meneteskan air mata."La, Ayah menin
Tristan berjalan dengan terburu-buru sembari menggendong tubuh Raline dalam dekapan nya.Setelah masuk Ke rumah sakit, ia langsung membawa Raline menuju ke Ruangan unit gawat darurat.Tangannya bergetar, jantung nya berdetak dengan kencang, ia terus memikirkan hal terburuk yang akan terjadi kepada Istrinya dan calon bayinya.Sejak di dalam mobil tadi, Raline belum juga sadarkan diri.Setelah masuk ke unit gawat darurat, Tristan langsung merebahkan tubuh Raline di atas kasur rumah sakit. Perawat berdatangan, tidak lama kemudian Dokter yang berjaga datang dan langsung memeriksa keadaan Raline."Anda sebaik nya menunggu di luar" Ucap Perawat dengan seragam putih ini.Tristan melangkahkan kaki nya sedikit menjauh, Kevin yang ikut dengannya mendekati Tristan."Langsung lakukan" Ucap Tristan memberi perintah pada Kevin.Kevin segera pergi setelah Tristan Perintahkan, sedangkan Tristan terus gelisah menunggu hasil pemeriksaan is