Home / CEO / MY BAD BOSS / Dibalik Percakapan Terakhir

Share

Dibalik Percakapan Terakhir

Author: Erl
last update Last Updated: 2023-12-03 23:26:06

“Brak!"

“Agh!” seru Hana kesal. 

Suara gedubrak dari pintu yang dibanting itu adalah suara keempat kalinya setelah ia mencoba bertanya pada para tetangga yang berada satu lantai dengan bekas rumahnya dahulu.

“Ayah ... Kamu di mana?” keluhnya sambil mengelap keringat yang mulai membasahi wajahnya.

Tapi, jelas nggak ada satu pun yang bakal menjawab keluhan lirihnya. Lalu, ia berjalan dengan gontai sambil menarik tas travel berodanya ke lantai dasar.

“Eh! Bukankah pemilik toko elektronik di depan bangunan ini sahabat ayahku?” cetusnya dalam hati.

Semangat yang sempat surut kembali berkobar. Ia mempercepat langkahnya untuk segera sampai di tempat itu.

“Om,” sapa Hana sembari sedikit membungkukan kepala.

“Oh! Hana!” Laki-laki bermata sipit itu ternyata masih mengingat Hana. 

“Om, tahu nggak ke mana ayah Hana pindah?” Hana menatap laki-laki itu lekat. Ia berharap yang satu ini nggak seperti tetangganya yang lain.

“Ah ...,” desah laki-laki itu lemah. Ia terlihat sedih ketika melihat tas travel yang berada di samping Hana. “Andai om bisa kasih tahu ....”

“Puh!” Hana mengembuskan napas dalam. Kedua bahunya turun dengan pelan. “Ayah itu orangnya ramah dengan tetangga, agak aneh kalau nggak ada satu pun yang tahu ke mana ayah pindah.”

“Tapi, memang orang-orang sini nggak ada yang tahu, Hana,” bela laki-laki itu lirih. Ia merasa sangat kasihan melihat sinar mata Hana yang mendadak redup.

Hana berkacak pinggang ketika mengedarkan pandangannya ke seluruh jalan di antara bangunan bekas rumahnya dan bangunan di mana toko itu berada. “Ayah nggak mungkin tiba-tiba menguap 'kan?”

“Eh!” Tiba-tiba matanya berbinar. “Om, boleh Hana lihat rekaman CCTV-nya?” 

Harapan Hana kembali bersemi saat melihat sebuah kamera milik toko elektronik itu menghadap tepat ke arah rumahnya.

“Ya, masuk aja! Pegawaiku akan membantumu.” Wajah pemilik toko itu ikut terlihat cerah.

Hana bergegas masuk. Seorang laki-laki muda menyambutnya.

“Duduk dulu! Akan aku carikan.” Laki-laki muda itu beranjak dari kursi kerjanya setelah Hana memberitahukan maksudnya.

Hana mengikuti pegawai muda itu dengan pandangan matanya. Ia pergi ke sebuah ruangan yang terlihat rapi. Dan ia kembali dengan membawa rekaman CCTV yang Hana minta.

Hana menyeret kursinya agar lebih dekat dengan pegawai laki-laki yang mulai memutar rekaman itu di layar komputer.

“Mau yang tanggal berapa?” tanya pegawai toko elektronik itu tanpa menoleh ke arah Hana.

Dengan cepat, Hana menyebutkan tanggal yang nggak akan pernah ia lupakan selama empat tahun ini, tanggal percakapan terakhir dengan ayahnya.

Dengan cepat, pegawai itu menuju tanggal yang diminta Hana. “Nah! Kamu bisa lihat sendiri!” Lalu, ia beranjak. “Aku akan meninggalkanmu sendiri. Kalau ada hal lain yang dibutuhkan, bilang saja!”

Hana lupa menjawab, dengan tak sabar, Hana menggeser kursinya tepat di depan layar. Tangannya menekan tombol berbentuk segitiga miring pada rekaman video itu.

Hana merasa tegang saat rekaman itu menunjukan kedatangan dua mobil jeep. Orang-orang dari dalam mobil-mobil itu keluar dengan cepat. Tiga orang standby di dekat mobil, sedangkan yang lain naik ke lantai dua. 

Lalu, mereka bertiga berhenti di depan bekas rumah Hana. Salah satu dari mereka terlihat menggedor pintu.

Hana membesarkan tayangan video itu.

“Itu ....” Ia seperti mengenali postur tubuh salah satu di antara mereka bertiga. “Laki-laki berotot itu ....”

Tapi, mulut Hana kembali terbungkam saat bekas rumahnya terbuka, ayah yang ia rindukan muncul dengan membawa telepon genggam yang masih terangkat.

“Ayah sedang meneleponku,” gumam Hana hampir tanpa suara.

Lalu, laki-laki berotot itu terlihat mengatakan sesuatu dan tak lama kemudian mereka masuk ke dalam bekas rumah Hana.

“Apa yang mereka cari?” tanya Hana dalam hati.

Lalu, mereka keluar dan-

“Agh!” Hana tercekat ketika mereka bertiga langsung memukuli ayahnya. “Ay- yah!” Mulut gadis itu bergerak-gerak, tapi tak ada satu kata pun yang keluar.

Keringat dingin seketika mengalir deras di tubuh Hana.

“Aaa!” serunya tertahan saat beberapa saat kemudian mereka bertiga menyeret ayahnya menuruni tangga.

Dan ketika sampai di dekat mobil-mobil jeep itu, yang lain ikut memukuli, menendang dan menginjak ayahnya.

Hana ingin memejamkan mata, tapi matanya tetap terbuka. Ia membeku.

Lalu-

“Agh!” Hana kembali berseru tertahan ketika laki-laki berotot itu menginjak telepon genggam yang berada dalam genggaman ayahnya.

Rekaman video itu memang tidak memunculkan suara, tapi dari gerak-geriknya, Hana tahu bahwa ayahnya sedang berteriak kesakitan.

Hana merasa mual. Perasaannya campur aduk.

Lalu, pengeroyok ayahnya itu mengangkat tubuh ayahnya yang tak berdaya dan melemparkan tubuh itu ke dalam salah satu mobil jeep. 

Kemudian mobil-mobil itu melesat meninggalkan jalanan di depan bangunan itu.

“Hah ....” Mendadak Hana merasa sesak, seolah stok oksigen di sekitarnya habis.

“Hana, Kamu baik-baik saja?” Suara pemilik toko terdengar dari ambang pintu.

“Y- ya. Ya, Om.” Hana berusaha terlihat baik-baik saja ketika ingat sedang berada di mana dirinya.

Hana teringat dengan apa yang harus dilakukannya. Ia mengambil flaskdisk di tas punggungnya, lalu menyimpan rekaman video penganiyaan dan penculikan ayahnya itu.

Setelah itu, ia keluar dari ruangan itu.

“Sudah?” tanya pemilik toko elektronik itu seraya menatap Hana penuh selidik.

“Ya, Om. Terima kasih.” Hana sedikit membungkukan badan.

“Hana, jangan sampai ada yang tahu kalau Kamu mendapatkan rekaman itu dari aku!” Mendadak raut wajah pemilik toko itu terlihat sangat serius.

“A-” Hana ternganga tanpa sanggup melanjutkan kata.

“Carilah tempat yag nyaman, Hana. Semoga Kamu cepat menemukan ayahmu.” Pemilik toko itu menepuk bahu Hana dengan lembut.

Hana tahu diri ketika menangkap pengusiran secara halus itu dalam kata-kata teman ayahnya itu.

“Ya, Hana janji. Dan sekali lagi, terima kasih, Om.” Hana keluar dari toko itu dengan menyeret tas travel berodanya.

Mendadak Hana menghentikan langkah. Ia mengambil telepon genggamnya dan mencari alamat seseorang yang namanya baru kemarin ia tahu, Zan Ducan.

“Apa ia bisa ditemui di kantornya? Atau harus berkunjung di rumahnya? Kupikir, ia satu-satunya yang bisa membawaku pada laki-laki berotot itu!” Hana terus menggulung layar untuk mencari informasi yang berkaitan dengan Zan Ducan itu.

Layar menyala dalam genggaman tangannya segera menampilkan hasil pencarian berupa gambar gedung korporasi Teta Tech yang besar dan megah. 

Dan ketika Hana menggeser gambar itu, sebuah gambar mansion yang sangat besar dan megah terpampang.

“Uh!” Hana mengerutkan kening. “Gimana caranya seseorang seperti aku bisa langsung menemui bos besar seperti dia?”

Hana bingung.

Tapi, tekadnya nggak surut ketika ia kembali mengingat rekaman CCTV yang baru ia lihat tadi.

“Itu empat tahun yang lalu. Apa kabar ayah sekarang? Apa ia masih hi-” Hana menghentikan apa yang baru saja melintas dalam pikirannya.

“Apa pun caranya, aku harus menemui Zan Ducan. Titik!” 

Related chapters

  • MY BAD BOSS   Klub Victory

    “Bawa ini ke ruang Glorius!” Seorang kepala pegawai laki-laki memerintahkan itu pada bawahannya. Ia menunjuk ke satu set menu yang berada di atas nampan.Pegawai laki-laki yang menerima perintah itu mengangguh patuh dan segera membawa nampan itu ke ruang yang ditunjuk. Glorius adalah satu ruang VIP di klub Victory di pusat kota yang hanya boleh digunakan oleh orang-orang tertentu, seperti pemiliknya dan orang-orang yang dekat dengannya. Itu artinya, pegawai yang membawa nampan itu harus menyajikan apa pun dengan cara yang sempurna.Lalu, ia memasuki ruang itu dengan sikap hormat. “Silahkan Mr. Zan Ducan!” Ia meletakan nampan itu dengan persisi.“Bagaimana dengan kreasi menu baru ini?” Zan mengambil sendok dan mencicipi salah satu menu.“Banyak pengunjung klub yang memesan set menu ini sejak pertama kali menu ini diluncurkan, Bos.” Pegawai laki-laki itu mundur selangkah.Zan mengunyah dan meneliti rasa yang terkandung dalam salah satu makanan itu. “Bagus!”Pegawai laki-laki itu henda

    Last Updated : 2023-12-08
  • MY BAD BOSS   Hanya Ingin Bicara

    “Ting!” Sendok terlepas dari tangan Zan. Dan hening menyapu ruangan itu, hanya suara terengah gadis itu yang terkadang terdengar.“Wow!” seru Zan begitu keterkejutannya berakhir. “Tamu tak diundang yang mengejutkan!”“Aku nggak bermaksud untuk-”“Bos!” Kalimat gadis itu terpotong dengan kedatangan dua orang bodyguard yang menyusul Hana. Mereka berdua hampir saja bertabrakan karena berhenti mendadak.“Kalian gagal?” sindir Zan sinis.“Ma- maaf, Bos.” Mereka menunduk. Lalu, “Kami akan menyeret gadis kurang ajar ini keluar.”“Hm.” Zan menggelengkan kepala. Lalu, mengangkat tangannya sebagai isyarat pelarangan. “Sepertinya ia hanya ingin bicara.”Kemudian Zan menggerakan jarinya untuk meminta gadis itu maju.Gadis itu melirik kesal ke arah dua bodyguard itu, lalu, ia berjalan beberapa langkah kemudian berdiri tepat di depan meja kaca di mana Zan berada.Ia menginsyaratkan kedua bodyguard itu untuk menutup pintu. Keduanya menjalankan perintah itu, tapi nggak meninggalkan ruangan. Mereka b

    Last Updated : 2023-12-08
  • MY BAD BOSS   Sabotase Laporan

    “Bapak nggak bisa gitu dong! Saya ‘kan juga-” “Begini.” Polisi dibalik meja itu mengangkat tangannya untuk menghentikan protes dari mulut Hana. Ia memberanikan diri menatap langsung mata Hana. “Saya tidak bisa menjelaskan secara rinci. Pokoknya, kami nggak bisa memproses laporan ini. Jadi, sebaiknya Anda menunggu kepulangan ayah Anda di rumah.” “Lo?! kok gitu, Pak?! Pak, saya punya bukti kuat tentang penganiayaan dan penculikan ayah saya. Saya akan tunjukan pada Bapak.” Hana merogoh tas punggungnya. “Hei!” Tapi, polisi itu malah memanggil dua rekan kerjanya yang berada tak jauh dari mejanya. Dua orang polisi itu mendekat dan tiba-tiba- “Pak, ini apa?” Hana bingung setengah panik ketika kedua polisi itu menghampiri, mencekal tangannya dan mendorongnya ke arah pintu keluar dan pelan tapi tegas. “Kami nggak bermaksud melakukan ini, tapi percayalah! Ini demi keamanan Anda dan kita semua.” Dua polisi itu membuat Hana berdiri di depan pintu dalam keadaan tercengang. “Saya harap ayah A

    Last Updated : 2023-12-20
  • MY BAD BOSS   Data Identitas Tersadap

    “Panggil dia!” perintah Zan pada sekretaris pribadinya.Laki-laki yang mengenakan stelan jas lengkap berwarna coklat itu mengangguk pelan. “Anak buah Anda akan ke ruangan ini sebentar lagi, Bos.”Zan mengangguk, tapi ia belum memberikan tanda-tanda untuk mengizinkan seketaris pribadinya itu keluar dari ruang kerjanya yang berada di lantai teratas tower Teta Tech Corporation.“Ada lagi yang perlu saya lakukan, Bos?” Laki-laki itu membaca tatapan tajam bosnya.Kedua sudut mata Zan sedikit menyipit. “Apa Kamu yakin telepon genggam atau komputermu nggak dibajak orang?”Seketaris pribadi Zan terlihat terkejut, wajahnya bingung. “Saya pikir semuanya dibawah kontrol, Bos. Semua baik-baik saja.”Zan mengangguk ragu. “Kalau begitu, bagaimana gadis itu bisa menemukanku masih menjadi misteri yang menarik.”“Gadis?” Raut wajah laki-laki itu makin bingung.“Lupakan!” Dengan cepat, Zan menepis udara kosong. “Hanya saja, jika ada sesuatu yang janggal, segera laporkan!”Anak buah Zan itu mengangguk d

    Last Updated : 2023-12-20
  • MY BAD BOSS   Kepingan Masa Lalu

    “Apa sampai bisa kehilangan nyawa?” Andro menatap lekat Hana.Hana mengedikan bahu. “Melihat bagaimana laporan itu diabaikan begitu saja, bahkan aku diusir dari kantor polisi, siapapun yang ada dibelakang semua itu pasti bisa melakukan apa pun, termasuk menghilangkan nyawa orang lain.”“Oh!” Andro menyibakan rambutnya, kemudian menggaruk kepalanya yang tak gatal. Lalu, ia kembali menatap Hana dengan tajam. “Aku tetap akan membantumu, demi pertemanan kita di masa lalu.”Seketika Hana meletakan sendok di tangannya, menatap Andro dengan tatapan penuh rasa terima kasih. “Di sela-sela kekalutan dan ketidakpastian ini, ucapanmu benar-benar menghiburku. Kamu harus tahu kalau aku menghargai kesedianmu.”Andro tersenyum. “Ini bukan hanya untuk pertemanan kita, tapi juga amanat dari Hans.”Hana ternganga ketika nama itu kembali disebut. Dan nama itu juga kembali mencolek rasa sakit yang telah lama berusaha ia kubur rapat-rapat di hatinya.“Ah! Hana, maaf aku benar-benar nggak bermaksud untuk-”

    Last Updated : 2023-12-20
  • MY BAD BOSS   Ketertarikan Makin Dalam

    “Zan, please ....” Max merasa lelah. “Kamu bisa berhubungan dengan siapapun. Shelomita White, Arina Tsarkova, Madeline Smith atau siapapun itu, tapi tidak dengan gadis tanpa nama belakang itu!”“Max, tenang! Apa yang Kamu takutkan,” balas Zan santai.“Ah! Zan. Kita mengenalmu sejak aku baru bisa jalan. Dan aku tahu sekali tanda-tanda jika Kamu sedang tertarik dengan seorang gadis.” Max meletakan kedua jarinya yang membentuk huruf V ke arah matanya, lalu mengalihkan kedua jari itu ke arah Zan.Zan hanya mengedikan bahu. “Aku hanya ingin tahu apa yang membuat gadis itu senekad itu. Itu saja.”“Ah, katakan apa saja. Tapi, Kamu nggak akan pernah bisa membohongiku!” seru Max tegas.Zan mengarahkan pandangannya ke arah kertas yang menyertai foto gadis yang telah menggeruduk klub bergengsinya itu.“Max, kenapa alamat rumah gadis itu nggak diketahui?” Zan mengerutkan kening.“Ah ....” Max kembali menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. “Itu juga yang membuatku kesal! Jadi, ke mana Victory

    Last Updated : 2023-12-20
  • MY BAD BOSS   Menelusuri Jejak Masa Lalu

    “Kamu tahu?” Wajah Hana pias.“Jadi, menurutmu aku nggak tahu?!” Hans mengetuk-ngetukan telunjuknya ke kepala Hana dengan pelan. “Naif. Alex juga tahu.”“Puh ....” Hana mengembuskan napas panjang. Lalu, ia menunduk.“Kevin memang paling lembut di antara kita bertiga. Dan di matanya, ia lebih dari sekadar orang yang mirip ayahmu, Kamu juga mencintainya.” Hans menahan sesak.Sedangkan, Hana makin dalam menunduk.“Aku tahu kalian saling mengasihi. Kevin lebih sekadar dari menjagamu, ia juga mencintaimu. Tapi, jika kalian memang nggak ditakdirkan bersama, bukan berarti pertemanan kita berempat bubar, bukan?” Hans mendorong bahu Hana dengan telunjuknya pelan.Hening menyela di antara keduanya.“Hei!” Hans merangkul bahu Hana. “Kalau nggak ada Kevin, masih ada aku. Em, bukankah kita akan menjadi pasangan petualang yang seru? Hana dan Hans, lihat! Bahkan nama kita saja sudah cocok. Hmm, sepertinya semesta juga mendukung itu.”Seketika Hana mengangkat pandang. Ia menoleh ke arah Hans dan mena

    Last Updated : 2023-12-20
  • MY BAD BOSS   Dalam Penguasaan Ducan

    “Ssst!” Alex meletakan telunjuknya di depan bibir. Lalu, ia meminta Hana untuk kembali duduk dengan tenang. “Ini bukan informasi yang bisa dikatakan dengan suara keras.” Ia melirihkan suara. Alex membuat isyarat untuk tenang dengan kedua tangannya.Hana paham. Lalu, ia kembali duduk seperti semula, tapi ketertarikannya membuatnya mencondongkan badannya ke depan. “Cepat katakan!”“Sepertinya dia teman ayahmu. Dia terlihat ketakutan dan aku menariknya ke satu sudut di bawah rumahmu itu untuk menanyainya. Awalnya, dia menolak untuk mengatakan apa pun. Tapi, aku yakinkan jika aku akan membuatnya lebih susah jika nggak mengatakan apa yang ia tahu,” jelas Alex dengan suara lirih.Hana ternganga. “Lalu apa yang ia katakan?”“Dia bilang bahwa ayahmu berada di tangan seorang ....” Alex menoleh ke kiri dan ke kanan untuk memastikan nggak ada seorang pun yang sedang melihatnya. “Seorang Du-can.”“Ha?!” seru Hana tertahan. Meskipun nama itu disebutkan tanpa suara, tapi gerakan bibir yang sangat j

    Last Updated : 2023-12-23

Latest chapter

  • MY BAD BOSS   Sistem Keamanan Terbajak

    “Zan, para pengunjung adalah orang-orang penting yang juga pemeganga saham Teta Tech Corporation. Apa Kamu nggak khawatir jika mereka menganggap Victory ini salah kelola?” Melanie duduk di sofa tunggal yang ada di samping Zan.Zan diam, sedangkan pendapat itu direspon oleh Max dengan tawa sinis.“Melanie, meskipun Victory terkait dengan Teta Tech, tapi klub ini sepenuhnya ada dalam pengelolaanku. Siapa di antara pengunjung yang berani menghujatku sebagai si salah kelola.” Max menunjukkan telunjukanya dari tangan yang sedang memegang gelas.Melanie mengedikan bahu. “Kalau begitu, bisakah dijelaskan kenapa klub dengan pengelolaan top ini bisa mati lampu.”“Itu karena kesalahan teknis,” sahut Zan dengan cepat.Dan dengan cepat juga Max menoleh ke arah Zan, ia ternganga tak percaya dengan apa yang didengarnya karena ia yakin lampu mati itu berkaitan dengan penggerudukan yang dilakukan oleh gadis bernama Hana itu. “Zan!”“Ah ... Max.” Zan sedikit menelengkan kepala seraya menatap penuh art

  • MY BAD BOSS   Semua Mendapatkan Balasan

    Kenangan itu membuat mata Hana merebak dan air mata mengalir tanpa bisa ditahan lagi.Ia terisak.“Hana ....” Zan meregangkan pelukannya dan melihat wajah Hana dengan bingung. “Apa yang membuatmu menangis?”Hana menatap mata Zan. Kesedihan menggayut di wajahnya. “Kamu tahu? Bahkan, Henry bukan ayah kandungku.”“Ah, itu kenapa catatan tentang hubungan darah kalian nggak ditemukan oleh orang-orangku,” ucap Zan dalam hati di tengah keterkejutannya.“Tapi, lihat apa yang ayah lakukan untukku!” Hana menangis.Zan memeluk gadis itu.Hana mengusap air matanya. “Setelah menemukanku, ia berusaha mencari orang tuaku. Tapi, karena cinta yang ia berikan, aku meminta ia menghentikan itu dan memilih untuk menjadi anaknya.”Zan mempererat pelukannya.“Dan setelah aku dewasa, ia nggak hanya berjuang untuk membuat aku meraih cita-citaku, tapi juga mengorbankan nyawanya untukku.” Hana kembali menangis.“Meskipun fakta bahwa Kamu bukan anak biologis Henry, tapi sekarang aku paham kenapa Kamu merobohkan

  • MY BAD BOSS   Mengetahui yang Tersembunyi

    Hana bergeming ketika pintu ruang operasi terbuka.Petugas medis mendorong ranjang yang membawa Zan yang masih belum sadar.Max menyambut Zan dan mengikuti para petugas medis itu ke bangsal rawat yang akan ditempati laki-laki itu.Hana menatap wajah Zan yang masih terlihat seperti sedang tertidur pulas dan bahu yang dibebat perban ketika ranjang itu lewat di depannya.Max berhenti dan menatap Hana yang masih bergeming di tempatnya.Gadis itu sadar dan segera mengikuti para petugas medis yang membawa Zan. Dan ia harus menahan diri untuk mengatakan apa yang ia tahu karena suaminya itu belum sadar.Gadis menunggu di sofa dengan memeluk lututnya. Sedangkan, Max duduk di samping ranjang pasien.Menit berlalu.Zan tersadar.Max menyambutnya dengan senyum. “Apa karena sekarang sudah punya istri jadi satu peluru saja membuatmu terlihat lemah?” Ia tersenyum mengejek.Zan tersenyum. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari Hana. Dan ia tersenyum ketika melihat gadis itu sedang duduk seraya menatap

  • MY BAD BOSS   Menjadi Perisai Hidup

    Zan melihat Max yang berusaha mengejar mobil yang kedua daun pintu bagian belakangnya belum itu.“Zara, kita selesaikan urusan kita nanti!” Zan menjatuhkan diri seraya mengambil pistol di lantai. Dan ia menodongkan pistol itu ke arah Zara.Zara yang kembali hendak menerjang mengurungkan niat.“Aku nggak punya waktu untuk main-main.” Zan beranjak dan berjalan dengan tergesa.“Set!”Sebuah pisau melesat ke arah Zan. Pisau itu menyasar punggung laki-laki itu.Dengan cepat Zan menoleh, merunduk dan-“Dor!”Peluru dari pistol Zan menyasar dada Zara.“Agh!”Zara menghindar, tapi peluru itu menembus bahunya.Zan tahu jika luka tembak itu nggak akan menghentikan mantan pembunuh bayaran itu.“Dor!”“Dor!”Zan menembak kedua paha Zara.“Agh!”Mantan kepala The Bodyguard itu ambruk.“Orang kita akan segera mengurusmu Zara.” Dan Zan bergerak ke arah mobil anak buahnya yang semula membawa Hana ke tempat itu.Ia melarikan mobil itu dengan kecepatan penuh.Dan sekian meter dari gedung terbengkelai i

  • MY BAD BOSS   Mengirimmu Ke Neraka

    “Dor!”Tembakan dari orang-orang yang menghindar dengan panik itu mengenai kaca depan mobil Zan.Kondisi tanpa pembatas itu justru dimanfaatkan Max untuk menghabisi para penyerang yang berada dalam jangkauan tembaknya.“Dor!”“Dor!”“Agh!”Beberapa penyerang itu roboh di jalan ketika peluru-peluru Max menembus kepala mereka.“Dor!”“Agh! Setan!” Max mengumpat ketika sebuah peluru mengenai bingkai jendela mobil di dekatnya.Dan sisi lain, Zan juga menyasar beberapa penyerang yang berada dalam jangkauan tembaknya.“Dor!”“Agh!”Peluru-peluru Zan tidak terbuang sia-sia. Mangsa-mangsanya bertumbangan di jalan.Dan-“Brak!!”Mobil Zan menabrak sebuah mobil penyerang yang merintangi jalan tanpa ampun. Mobil itu bergeser ke samping jalan.Dan mobil Zan berhasil lolos dari rintangan.“Kejar!” Perintah pengejaran itu terdengar dari arah belakang.Zan mempercepat laju mobilnya.Max menekan earpiece-nya. Lalu, “Orang-orang kita sudah dekat.”“Bagus!” Tapi, kekhawatiran di wajah Zan makin pekat.

  • MY BAD BOSS   Kami Terjebak!

    “Segera, Mr. Ducan. Dan saya meminta Anda terhubung secara khusus dengan saya dan tim untuk perkembangannya,” balas Neo tegas.Zan menyanggupi itu.Max mengamati ketegangan di wajah Zan. “Apa yang terjadi?”“Zara menghilang bersama dengan hilangnya Hana.” Zan menjelaskan itu seraya berjalan keluar ruangan. Langkahnya tergesa menuju lift.Max mengejarnya. “Aku agak bingung. Zara bukan jenis orang yang memiliki dendam pribadi.”“Tapi, dia jenis orang yang akan menjalankan apa yang diperintahkan oleh penyuruhnya dengan sempurna,” timpal Zan cepat.Lift bergerak pelan ke lantai dasar.Zan berharap lift itu bisa lebih cepat bergerak.Lalu, keduanya masuk ke mobil tanpa bicara.Zan memacu mobil itu dengan kecepatan penuh.“Kita akan ke mana?” Max yang berada di samping kemudi menatap Zan yang mengemudi dengan tegang.“The Bodyguard. Aku nggak tahu apa mungkin kita dapat sesuatu di sana. Hanya saja aku nggak tahu harus ke mana kita untuk menemukan titik awal mencari Hana.” Mendung menggelap

  • MY BAD BOSS   Sinyal Tak Terlacak

    Wanita berwajah dingin itu berdiri tepat di hadapan Hana. Ia menatap sinis. “Kali ini kupastikan nggak akan ada lagi yang menolongmu,” sumbarnya dengan penuh keyakinan.Hana mencoba tetap tenang.Tapi-“Hat!” Mendadak tendangan sabit wanita itu menyasar kepala Hana.Dengan cepat Hana mengelak.Wanita itu tak membiarkan serangannya tanpa hasil. Ia terus melancarkan serangan pada titik-titik kritis di tubuh gadis itu.Hana terus berusaha mengelak tanpa bisa membalas serangan bertubi-tubi itu. Ia tak mampu mengimbangi kecepatan serangan maut itu.Gadis itu harus mengakui bahwa perkelahian itu cukup membuatnya ketar-ketir karena ia sama sekali tak memiliki back up seperti perkelahian sebelumnya.Hana terus berusaha bertahan. Tapi, wanita yang memang bukan tandingannya itu menghabiskan energinya dengan cepat. Dan-“Aaa!” Hana menjerit ketika satu tendangan membobol pertahanannya. Tendangan itu membuatnya terlempar beberapa langkah.Gadis itu menahan sakit ketika tubuhnya mendarat di lantai

  • MY BAD BOSS   Ada Dibawah Perintahku

    Hana menahan keterkejutannya. Ia makin mencondongkan badannya ke depan untuk lebih memastikan temuan itu.Tapi, berapa kali pun ia memastikan itu, gadis itu makin yakin kalau pengawal yang sedang membawa mobil mewah itu adalah wanita yang dokter Ann sebut sebagai The Black Poisson.Hana kembali menyandarkan tubuhnya dengan tegang. Ia mulai bertanya-tanya dalam hati apakah pengawal Zan yang duduk di depannya mengetahui fakta itu atau ia juga salah satu dari kaki tangan Si Racun Hitam itu.Alarm tanda bahaya di hati gadis itu menyala.Gadis itu menyentuh layar di gelang pipihnya untuk mengaktifkan alat pelacak. Ia juga mengirim tanda bahaya pada Xenon.Mobil hitam mewah itu menambah kecepatannya hingga dalam waktu sekian menit kendaraan roda empat itu meninggalkan kota.Hana meminta sopir itu untuk membuka jendelanya begitu mobil itu memasuki kota yang berada di tepi pantai itu.Jantung gadis itu berdetak tak karuan seiring dengan angin laut yang menerpa wajahnya.Ia memperhatika bangun

  • MY BAD BOSS   Aku Bisa Membaca Pikiranmu

    Zan menelisik wajah Hana. Ia menyeringai penuh arti dan segera menarik tangan gadis itu dengan lembut.Tarikan lembut itu membuat gadis itu terpaksa berdiri.Lalu, Zan memeluknya dari belakang dan mendekatkan mulutnya di telinga gadis itu. “Jangan sekali pun berpikir untuk berlari dari pernikahan ini! Orang-orang yang mendukungmu itu jaminannya,” bisik Zan lirih.Seketika mata Hana terbelalak. Ia menoleh ke arah dengan cepat ke arah suami barunya itu. “Bagaimana Kamu tahu?!”“Aku bisa membaca pikiranmu,” seloroh Zan santai.Hana hanya bisa menatapnya dengan heran.Lalu, Zan membawa gadis itu ke arah teman-temanya. “Maaf atas ketidaknyamanan ini. Resepsi akan diadakan di Victory beberapa waktu lagi. Aku harap kalian bisa menghadirinya.”Ia mengangguk hormat.Orang-orang Hana beranjak dan membalas anggukan hormat itu.Zan menyentuh puncak kepala Hana dengan lembut. “Aku akan meninggalkan Kamu bersama dengan teman-temanmu. Ada hal penting yang harus kulakukan.”Lalu, ia mengkode Max. Tan

DMCA.com Protection Status