Pramudya.
Bola matanya terbelalak lebar, nyaris meloncat keluar ketika membaca notifikasi dari bank di layar ponselnya. Tertera jelas nominal dua puluh juta rupiah masuk ke dalam rekening bank atas namanya yang terkirim dari PT Andromeda Persada Land, sebagai pembayaran gajinya bulan ini.
Tenggorokannya pun seketika mengering, hingga salivanya tercekat begitu hebat. Beberapa kali dia mengerjapkan mata, seolah tak percaya dengan fungsi indera penglihatannya. Dan membesarkan layar ponselnya untuk memastikan apakah nominal itu benar atau salah.
“Pasti salah kirim,” desisnya meyakinkan diri.
Kemudian beranjak dari kursi kerjanya dan merapikan sejenak safari hitam yang dia kenakan, lalu melangkah lebar keluar ruangan.
Tiba di depan pintu kaca yang bertuliskan Financial Manager, langkahnya terhenti sebentar demi melihat seorang wanita yang sedang duduk berhadapan dengan Burhan di dalam ruangan. Dia berdiri di samping pintu menunggu Burhan men
“Yang baju kuning terlalu kurus. Dadanya rata, bokongnya juga. Nggak enak untuk di jamah. Skip, ah!”“Kalau yang baju hitam boleh juga, tuh. Lesung pipinya bikin manis. Tuh liat, dia senyum-senyum pula ke kita.”“Aku lebih suka yang lagi jalan itu, yang bawa anak kecil. Seksi banget!”Ketiganya kompak menoleh ke arah luar dari balik jendela kaca Moonback Cafe. Mengikuti telunjuk Lukas yang terarah pada seorang wanita cantik usia tiga puluhan sedang menggandeng bocah laki-laki menyusuri pelataran parkir.“Itu sih Mahmud. Mamah Muda. Tumben? Biasanya selera kamu ABG, Luk?” seru Baldi enteng.“Bosan. Pengen coba varian lain,” celetuk Lukas sambil terkekeh. Baldi dan Burhan hanya mencibir lalu kembali mengedarkan pandangan ke dalam ruangan, mencari wanita yang akan menjadi korban penilaian mereka. Sementara Pram hanya mengulum senyum mendengar celotehan para pria dewasa yang sudah berkel
Cinta.Sambil melambaikan tangan pada beberapa kru dan cium pipi kanan kiri dengan beberapa rekan artis yang dia temui, Cinta menyusuri pinggiran kolam renang sebuah rumah megah tempat lokasi syutingnya hari ini. Bersama Sabrina yang melangkah di belakangnya dengan langkah tergopoh-gopoh membawa gaun Cinta yang dia sampirkan di lengan dan sebuah tas besar di tangan lainnya.Melihat Sabrina yang kepayahan membawa perlengkapan syutingnya, Cinta hanya menoleh sesaat, lalu tersenyum lebar tanpa sedikit pun berniat membantu. Sabrina yang menangkap senyum jahil itu, hanya bisa mencibir kesal pada punggung Cinta.Sementara Bastian, pengawal pribadinya yang bertubuh bak Hercules, berjalan di belakang mereka dengan mengedarkan sorot mata penuh waspada ke sekitarnya. Titah Pak Abraham sudah menancap di otaknya, “Begitu melihat Pramudya mendekat, langsung sikat!” Perintah Pak Abraham itu bagai sebuah doktrin untuknya. Cinta sangat tahu itu. Tapi d
Pramudya.Beberapa hari ini suasana hati Pram memang tak terkendali. Karena otaknya dipaksa berpikir untuk mencerna apa yang terjadi di Jakarta. Orang-orang terkasih satu per satu tak dapat dia hubungi. Dimulai dari Cinta yang tak bisa dia dapatkan nomor pribadinya, lalu Sabrina yang kontaknya tiba-tiba tidak aktif, dan kini Ibu Ocha yang menghilang tanpa meninggalkan pesan.Semuanya seakan mengisyaratkan mundur perlahan dari hidupnya. Serasa hidupnya kembali sebatang kara.Sementara kini dia semakin optimis menjajaki jalan menuju masa depan di pulau Kalimantan. Dimana dia memperoleh jabatan yang cukup diperhitungkan, gaji yang besar dan rekan-rekan kerja yang menyenangkan. Apa yang dia dapatkan saat ini bagaikan sebuah keajaiban dalam hidupnya.Sebenarnya, dia sudah membayangkan bahagianya dia ketika kenikmatan ini juga dirasakan oleh Cinta, Bu Ocha dan juga Sabrina. Tapi kenyataannya pagi ini dia hanya terpekur sendiri memandangi sec
Setelah memberikan briefing selama lima belas menit pada tiga puluh anggota pengamanan yang bertugas pagi ini, Pram melaksanakan inspeksi keliling menyusuri setiap bagian di lima lantai pusat Andromeda City Mall. Memastikan anggotanya sudah bersiaga di setiap titik krusial yang tersebar di area dalam.Dan terakhir keluar gedung untuk memeriksa anggotanya yang melaksanakan tugas di sektor luar. Lalu masuk kembali ke dalam area lantai dasar setelah tugas rutinnya itu selesai.Jam operasional mall tersebut dimulai pukul sepuluh pagi, tapi beberapa tenant sudah membuka gerai satu jam sebelumnya. Sehingga sudah tampak kesibukan di dalam sana.Dengan ramah dan sopan dia membalas sapaan beberapa pegawai tenant yang sudah mengenalnya. Tak terkecuali para pegawai wanita yang menyapanya sambil menggoda dan tertawa. Pram pun tak sungkan balas tertawa ketika mereka melemparkan canda.Bahkan ada seorang SPG gerai kosmetik yang terang-terangan minta bantuannya mendoron
“Om, kasih statement dong, Om. Sedikit aja.”“Benar nggak yang kemarin itu pacar barunya Cinta, Om?”“Bagaimanan tanggapan Om dengan reputasi Cinta yang sering gonta-ganti pacar untuk menaikkan popularitas, Om?“Statement, dong, Om. Please, Om ...”Rentetan pertanyaan dari beberapa reporter kala Pak Abraham keluar dari lobby hotel Swastika menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan.Menurut security yang berjaga, belasan pencari warta infotainment itu sudah berada di area lobby hotel sejak sore tadi. Sepertinya mereka sengaja menunggu Pak Abraham keluar hingga pukul tujuh malam ini.Pak Abraham hanya melempar senyum kecil pada mereka yang berdesakkan di belakang sembari menyorotkan kamera dan microphone ke arahnya.Masih terdengar serbuan kata-kata pemburu berita itu bergantian. Hingga tak jelas lagi apa yang mereka tanyakan.“Apa benar itu salah satu trick Cinta untuk menaikka
Sebesar apapun sakit hati kita pada orangtua, mereka pernah merasakan jutaan kali lipat rasa sakit demi menghadirkan kita ke dunia.Di sudut sana, di ujung lorong serba putih itu, Cinta terpekur duduk di lantai. Kedua kaki terlipat dengan lutut di depan dada. Punggung bersandar pasrah di dinding yang dingin. Bola mata layu dan sembab menatap lurus ke depan, pada titik cahaya yang menyelinap dari celah tirai.Rasa bersalah dan penyesalan yang begitu mendalam kini seakan menampar wajahnya. Mengoyak egoismenya. Dan meremukkan kekerasan hatinya.Lantaran dustanya yang didorong oleh kemarahan yang menggila, hingga terlontar begitu saja, dia nyaris kehilangan mama selamanya.Mendengar vonis dokter Hardi, specialis Jantung yang mengatakan mama terkena serangan jantung mendadak, lantaran shock yang demikian hebat, membuat dirinya mengerdil dan dihantui dosa yang kini mencekiknya.Walaupun masih dalam kategory ringan, namun bisa sangat membahayakan jika tid
Cinta bukanlah tentang memiliki dan dimiliki. Namun cinta adalah pengorbanan dan perjuangan.Cinta.Semenjak seorang pria bernama Pramudya hadir mengisi catatan takdirnya, ia merasa seperti baru saja terlahir ke dunia. Seperti pupa yang berubah menjadi kupu-kupu bersayap indah. Seperti gurun yang sekian lama gersang tiba-tiba di sirami hujan. Dan seperti senja yang dihiasi bianglala dengan sejuta warna.Tanpa dia sadari sosok Pramudya yang telah singgah di hidupnya benar-benar mampu merubah dirinya. Hingar -bingar kehidupan malam yang selalu memacu gairah kini tak mampu menarik perhatiannya lagi. Minuman alkohol yang seakan paling berjasa dalam menenangkan jiwanya kini terasa hambar tanpa rasa.Dari sekian banyak pria yang melanglang buana dihidupnya hanya Pram laki-laki yang bisa menyadarkan dirinya bahwa ia begitu berharga. Itulah satu hal yang paling menyentuhnya. Sehingga ia merasakan bagaimana berharganya ia, bagaimana dirinya sangat di
Orang bilang, patah hati itu ibarat cermin yang pecah. Lebih baik ditinggalkan dalam keadaan hancur, daripada akan melukai diri sendiri jika diperbaiki.Bagi seseorang yang patah hati tanpa permisi, seharusnya Pram melakukan itu. Balik badan, meninggalkan, lalu melupakan.Namun sepertinya ia terlalu menikmati rasa sakitnya. Sehingga ia sama sekali tak mampu untuk menghapus bayang-bayang Cinta dari ingatan.Meskipun ada wanita cantik yang dijuluki ‘bunga’ di hadapan, tetap saja wanita itu tak sanggup meluruhkan pesona Cinta dari lamunan.Hingga Natalie si’bunga’ itu terpaksa menepuk punggung tangannya dan membuyarkan bayangan indah yang sejak tadi menari-nari di dalam pikiran.“Ya sudah, aku balik ke ruangan. Dihabiskan ya.” Natalie beranjak dari duduknya setelah menggeser kotak makan yang bertumpuk dua lebih dekat ke hadapan Pram.Seolah sudah menjadi rutininitas, wanita cantik mirip Bae Suzy itu selalu me