Share

Part 71

Pramudya.

Dengan kepala setengah tertunduk dia menatap layar gawainya yang pecah parah. Batangan itu nyaris terbelah dua. Bahkan baterainya pun sudah retak di bagian tengah. Bukan hanya tak bisa menghubungi orang-orang yang menurutnya penting. Namun yang lebih menyesakkan, foto-foto wajah Cinta pun yang tersimpan tak bisa lagi dia pandang.

Walaupun dua hari lalu, dia masih berkesempatan bicara dengan Cinta melalui ponsel Sabrina. Namun jelas dia merasa tak puas karena Cinta tidak bisa datang menemuinya lantaran Pak Abraham mengurung gadisnya itu hingga saat ini.

Saat itu, Pram hanya bisa memandangi bola mata Cinta yang terus menerus meneteskan air mata. Serta wajah yang sembab tanda gadis itu menangis untuk waktu sekian lama. Padahal hatinya gemas ingin sekali menyentuh pipi yang basah dan menghapus air mata itu. Namun apa daya dia tengah terbaring lemah dan juga terhalang oleh perintah Pak Abraham yang begitu keras memisahkan dirinya dengan Cinta.

&l

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status