Share

Part 13

Author: vivi vanila
last update Last Updated: 2021-05-07 10:58:16

Malam, walaupun gelap, tapi dirinya bisa menunjukkan bahwa mendung tengah menyelimuti, dan siap memuntahkan air yang sudah bergelayut di balik awan. Terbukti tak tampak bintang di atas sana dan disertai suhu udara yang lambat laun menghangat.

Begitu juga dengan Pram. Walaupun wajah tampannya dia kondisikan setenang mungkin, namun aura kesedihan itu tak mampu dia sembunyikan. Tak tampak lukisan semangat dan lesung pipit samar sisa senyuman yang menjadi ciri khasnya. Bu Ocha menangkap jelas aura tak menyenangkan itu.

Terlebih lagi melihat Pram memasukkan motornya dengan langkah gontai dan juga keranjang berisi buah yang masih terbungkus rapi teronggok di atas meja tepat disampingnya. Buket buah yang sama yang di bawa Pram ke rumah Hani sore tadi saat Pram berpamitan padanya. Tak perlu banyak interogasi, Bu Ocha sudah bisa menerka bahwa lamaran Pram untuk sang kekasih tak sesuai dengan harapan.

Pram kembali menghampiri Bu Ocha, lalu menempatkan dirinya di atas temb

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 14

    “Ke rumah Pak Abraham. Sekarang juga.”Begitu isi pesan WhatsApp dari Pak Darto, komandannya, tepat di pukul lima pagi tadi, setelah Pram baru selesai menuntaskan ibadah wajib Shubuhnya. Tentu saja bingung dan heran menyapa diri Pram setelah membaca pesan itu. Karena sejak pembicaraan satu bulan lalu, baik Pak Darto maupun Pak Abraham, boss besarnya, tidak pernah menghubunginya lagi satu kali pun. Hanya notifikasi tranferan gaji saja yang dia terima dari sekertaris Pak Abraham di tanggal satu, beberapa hari yang lalu.Pram yakin, pasti ada sesuatu yang sangat penting hingga dirinya diminta untuk segera datang ke rumah Pak Abraham pagi ini juga.Karena itulah kini Pram berdiri tegak di hadapan Pak Abraham dan juga Pak Darto di ruang kerja Pak Abraham. Menunggu siapa diantara kedua orang berwibawa itu membuka suara lebih dulu.“Pramudya, Mbak Cinta kecelakaan dini hari tadi.”Degh!“Astagfirullah! Bu Cinta .

    Last Updated : 2021-05-09
  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 15

    Sesuai yang diperintahkan oleh Pak Abraham, agar Sabrina mengosongkan agenda acara Cinta untuk dua hari ini, mereka pun mematuhi. Hari kedua pasca kecelakaan itu, Cinta dan Sabrina hanya mengisi waktu mereka dengan istirahat dan sesekali memanjakan mata mereka dengan menyaksikan cowok-cowok aduhai di serial drama Korea yang tayang berjilid-jilid lewat koleksi DVD.Pak Abraham dan Ibu Viola hampir setiap dua jam sekali menghubungi Cinta lewat telepon dan panggilan video WA dengan tujuan mengecek apakah putrinya itu benar-benar berada di dalam unit apartementnya dan memulihkan kondisi tubuh pasca kecelakaan itu.Walaupun ada Pram yang berinisiatif menginap di sana, tapi kedua orang tua itu tetap saja waspada dengan akal bulus Cinta. Mereka takut Pram ‘kecolongan’ lagi mengawasinya. Karena mereka sangat tahu siapa putri mereka itu, seorang night society pecandu hingar bingar diskotik dan mendekati gejala alcoholic.Pram yang merasakan nikmatnya tidur du

    Last Updated : 2021-05-09
  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 16

    Pram merasakan tubuhnya segar kembali setelah membersihkan diri. Dia sudah tampak rapi dengan setelan hitamnya, kemeja dengan lengan tergulung sampai siku, dipadukan dengan celana yang sama dengan yang kemarin dia pakai. Rambutnya dia sugar asal saja, namun tampak serasi membingkai kulit kecoklatannya yang segar merona. Bulu-bulu halus di sekitar rahang dan dagunya dia biarkan tumbuh subur, namun justru membuat pria itu terlihat lebih macho dan dewasa. Bisa dipastikan akan membuat lawan jenis yang menatapnya menahan nafas karena terpesona. Satu kata untuk menggambarkan sosok Pram. Tampan. Tubuhnya tinggi tegap nan proporsional disertai dengan rupa perpaduan ras melayu dan sekilas ras kaukasoid yang tercetak di matanya yang dalam dan hidungnya yang tegak. Hingga sejak dulu banyak yang menyarankan Pram untuk mendaftarkan diri menjadi seorang foto model atau peragawan. Tapi secuil pun Pram tidak tertarik dengan saran itu. Karena baginya itu terlalu berle

    Last Updated : 2021-05-10
  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 17

    Tiga bulan tidak bertemu. Terpisah jarak ribuan mil. Hanya bertukar kabar melalui komunikasi udara. Itu pun tak seintensif sewaktu berada di satu kota yang sama. Membuat Cinta dan David terkungkung kerinduan yang begitu menyiksa. Keduanya saling menatap mesra. Disertai sentuhan di titik-titik tubuh yang dipercaya mampu membangkitkan gairah yang terpendam. Tak cukup hitungan detik bibir mereka saling memagut dan menyecap, bahkan bermenit-menit hingga keduanya saling memperebutkan oksigen yang sama. Hasrat alamiah pun tak terhindari lagi datangnya, bagai gelombang Tsunami yang menggulung akal sehat mereka. David, dengan keahlian bibir dan jemarinya membuat Cinta mendesah frustrasi berkali-kali. Begitupun Cinta, dengan liukan dan desahan manjanya membuat jantung David memompa lebih cepat karena rangsangan gairah yang kian meninggi. “Sweety, aku ... nggak tahan lagi,” desah David di leher Cinta setelah pria modis itu menyesap kulit leher Cinta yang meruak

    Last Updated : 2021-05-11
  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 18

    Tak banyak kata lagi, tak hendak menanggapi ocehan Sabrina lebih lama lagi, tak juga dia hiraukan Sabrina yang masih meledeknya dengan sebutan kudet dan kurang pergaulan, Pram langsung beranjak dari duduknya dan bergegas pergi meninggalkan nasi gorengnya yang teronggok lesu karena tak tersentuh, meninggalkan Sabrina yang ikut beranjak dan setengah berlari mengejar langkah lebarnya. Semua itu karena Cinta penyebabnya. Otaknya dipenuhi dengan fantasi liar tentang si nona muda yang tengah berbuat tak pantas di dalam kamar dengan sang pacar. Walaupun resiko pribadi Cinta bukan urusannya, tapi nalurinya sebagai pengawal keamanan seketika memberontak dan tak rela jika sesuatu yang buruk terjadi pada Cinta. Dan itu terjadi di bawah tanggung jawabnya. Langkahnya mantap menuju meja kasir, lalu memesan seporsi Vegetable Sandwich dan Beef Sandwich beserta Coffee Latte dan Mochachino. Tak lama menunggu, makanan dan minuman dalam kemasan elegant itu sudah berada di tanganny

    Last Updated : 2021-05-12
  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 19

    Kangen kontrakan. Begitu yang terpikir di benak Pram setelah menginap dua malam di unit apartement Cinta. Walaupun keadaan kontrakannya terbilang sangat sederhana, namun suasananya yang tenang membuat Pram susah untuk meninggalkannya lebih lama. Karena itu, setelah mengantarkan Sabrina belanja keperluan dapur di supermarket dekat apartement mereka sore ini, Pram minta ijin pulang sebentar untuk menengok kontrakannya dan mengambil pakaian bersih untuk pakaian ganti jika sewaktu-waktu menginap di apartement lagi. Dari jarak sepuluh meter menuju kontrakannya, netra Pram menangkap dua orang wanita beda usia tengah duduk di kursi rotan tepat di samping pintunya. Begitu mendekat, tampak Bu Ocha tengah melingkarkan lengannya ke bahu Hani. Bergegas Pram memarkirkan motornya, melepas helmnya, lalu menghampiri keduanya. “Hani? Sudah lama datang?” sapa Pram setelah mendekat dan membelai pucuk kepala Hani sejenak, kemudian beralih mencium punggung tangan Bu Ocha. Lalu me

    Last Updated : 2021-05-13
  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 20

    Sejujurnya, Pram sudah menyadari harapan untuk mendapatkan restu dari kedua orang tua Hani nyaris sirna. Namun perasaan cinta pada Hani masih kokoh terpatri di dalam hatinya. Dan Pram yakin Hani pun demikian. Itulah yang membuatnya masih menyimpan keinginan kuat untuk memperjuangkan Hani. Namun apakah keyakinan itu akan tetap bertahan, walaupun berkali-kali dia mendapat penolakan. Bahkan dengan sangat kasar dan arogan? Siang ini, Pram duduk di kursi panjang berhadapan dengan kolam renang di sebuah hotel berbintang lima, tengah menunggu Cinta menyelesaikan jadwal pemotretan untuk produk herbal pelangsing tubuh dari merk lokal yang cukup terkenal. Pram yang semula menghubungi Hani lewat sambungan telepon untuk mengetahui keadaannya, kembali mendapat semprotan kata-kata pedas dari Ibu Prapti ketika suara Hani berganti menjadi suara ibunya. Pria itu hanya terdiam mendengar semua sumpah serapah, caci maki dan hinaan yang Bu Prapti lontarkan tanpa perasaan.

    Last Updated : 2021-05-13
  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 21

    “Kamu sudah ngopi, Pram?” Suara wanita setengah baya itu mengejutkannya. Pram menoleh ke asal suara di belakang punggungnya dan mendapati Ibu Viola berdiri di teras sambil membenahi penampilannya yang tampak sudah paripurna. Dengan mengenakan blazer dan celana basic merah tua dan wajah yang sudah segar dengan polesan make up sedikit menyala, ditambah rambut yang di cepol tinggi dengan anak rambut menjuntai di samping pipi. Bu Viola tampaknya sudah bersiap untuk pergi. “Belum, Bu,” jawab Pram jujur. Memang pagi ini tenggorokannya belum tersentuh minuman kegemarannya itu. Karena sejak pukul enam tadi dia harus sudah tiba di rumah mewah itu untuk menemui Pak Abraham sesuai pesan dari aplikasi yang diterimanya tadi malam. “Kamu ngopi dulu sana di dapur, abis itu langsung temuin Bapak di ruang kerjanya.” Setelah memerintahkan itu pada Pram, Bu Viola melangkah cepat menuju Mercedes Benz hitamnya yang sudah menunggunya dengan pintu samping yang terbu

    Last Updated : 2021-05-15

Latest chapter

  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 110 - Epilog

    Pramudya.Dari tempatnya berdiri, di balkon Presidential Suit Room lantai dua puluh hotel Swastika, ia memandangi barisan gedung yang diterangi oleh lampu-lampu aneka warna. Seakan bangunan-bangunan menjulang itu tengah berlomba-lomba memamerkan keindahan di antara langit kelam.Jalan raya ibukota di bawah sana masih tampak sibuk menggeliat walau hari telah beranjak gelap.Diiringi semilir angin malam yang sejuk dan tak menusuk, ia menyandarkan pinggang di pagar balkon bersama secangkir kopi hitam di tangan. Diseruputnya beberapa teguk, lalu ia letakkan kembali ke atas meja kaca.Satu jam lalu, setelah seluruh rangkaian acara akad nikah dan resepsi digelar, sebenarnya ia ingin segera membawa Cinta pulang ke rumah. Namun, Pak Abraham, ayah mertuanya sudah mempersiapkan satu kamar termewah di hotel ini untuknya dan Cinta beristirahat beberapa hari. Tentu saja ia tak mampu menolak. Ia berpikir beginilah cara ia menghargai permintaan ayah mertua

  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 109

    Seseorang tidak bisa memaksakan dengan siapa ia akan jatuh cinta. Tapi hati lebih tahu siapa yang pantas untuk diperjuangkan dan siapa yang pantas didapatkan.Jadi, jangan pernah berhenti mencintai hanya karena pernah terluka. Karena tak ada pelangi tanpa hujan, tak ada cinta sejati tanpa tangisan.Pramudya dan Cinta sudah membuktikan itu semua. Setelah melewati segala rintangan, kepedihan dan kekecewaan, kini saatnya mereka berhak merayakan penyatuan cinta yang sejatinya awal melangkah menuju kehidupan baru.Cermin memang tidak pernah berdusta. Ia menampilkan apa yang ada di hadapannya. Disana terlihat seorang gadis cantik tinggi semampai dalam balutan kebaya putih berkerah rendah. Kalung rantai platina berliontin bentuk matahari melingkar di leher jenjangnya. Rambutnya disanggul dan ditaburi butiran kristal yang berkilau ketika ditimpa cahaya. Wajahnya yang sehalus porcelein dihias dengan warna-warna muda, terkesan alami namun tetap menggetarkan hati saa

  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 108

    Satu minggu kemudian, kesepakatan kerjasama antar dua perusahaan itu akhirnya terlaksana. Dikukuhkan dengan penandatanganan sejumlah dokumen perjanjian oleh Aura Cinta Anastasia sebagai Direktur Utama PT Swasti Karya Utama dan Rosalinda Cattleya Aji Pratama sebagai Direktur Pelaksana PT Andromeda Persada Land.Disaksikan sejumlah jajaran manager dari kedua perusahaan, pengacara masing-masing pihak dan notaris independen.Cinta seakan enggan berkedip ketika menatap sosok Pram yang tampak begitu mempesona di hari istimewa ini. Pria dengan keelokan fisiknya itu semakin menawan dengan setelan jas hitam yang begitu pas membalut tubuh tegapnya. Rambut klimisnya tertata rapi membingkai wajahnya yang segar dengan rahang licin kebiruan. Senyuman tipisnya yang selalu mengembang sepanjang acara tak ayal lagi membuat para kaum hawa melelehkan air liur kala memandangnya.Benar-benar seorang pria dengan pesona yang tak terbantahkan!Demikian juga Pram yang begitu menik

  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 107

    Untung saja Pram sigap menangkap tubuh Cinta yang tiba-tiba lunglai seperti daun kering yang lepas dari tangkai. Sehingga tubuh gadisnya itu tak sampai jatuh menghantam lantai.Lima menit tadi, ruangan lantai tiga mendadak gempar bagai diguncang gempa bumi. Lantaran pekikan panik Juwita saat melihat ibu direktrisnya yang cantik itu tiba-tiba tak sadarkan diri.Para karyawan langsung berhamburan keluar dari kubikel mereka menuju ruang kerja Direktur Utama untuk mengetahui apa yang terjadi.Tapi ketika melihat Pram membopong tubuh Cinta ke atas sofa dan mendekap begitu posesifnya, para karyawati yang melongo ke dalam ruangan justru berharap diri mereka yang pingsan saat itu, demi bisa bertukar tempat dengan Cinta, berada dalam dekapan hangat pria menawan itu.Burhan dan Baldi, serta Juwita akhirnya berhasil menggiring mereka kembali ke kubikel masing-masing, dan menghempaskan harapan semu mereka.Cinta mengerjap-ngerjapkan kelopak mata lemah, menyesu

  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 106

    Pramudya.“Apa kabar?” Terdengar begitu lugu, berbulan-bulan tak jumpa tapi hanya pertanyaan itu yang mampu terucap dari bibirnya.Perlahan Cinta mengurai dekapan dari tubuh tegapnya, kemudian mendongak untuk menjangkau pandangan tepat ke bola matanya yang juga menghangat. Lalu seulas senyum menghiasi wajah gadisnya yang basah.“Kangen.” Singkat, namun menggambarkan sejuta rasa indah.“Sama.” Begitu juga Pram yang seketika kehilangan kata-kata mesra yang sudah ia persiapkan sejak dari rumah. Karena ia terlalu sibuk menjinakkan hati yang kini melonjak-lonjak hendak melambung tinggi.Tanpa ia duga, Cinta menangkup wajahnya, menariknya untuk mendekat, lalu mengecup bibirnya begitu dalam dan lama. Walau terperanjat, ia berharap mampu membekukan waktu untuk menikmati kecupan hangat itu.Belum juga harapannya terkabul, Cinta melerai kecupan panjang di bibirnya. Lalu begitu tergesa-gesa gadis

  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 105

    Cinta.Ia mematut diri sejenak di depan cermin meja rias setelah tubuh semampainya terbalut blazer magenta dan celana panjang dengan warna sama, rambut coklatnya ia biarkan terurai bergelombang, serta riasan wajahnya natural, namun terkesan elegant.Lalu menyungging senyum puas ketika dirasa penampilannya saat ini sudah cukup paripurna. Pasalnya ia menganggap hari ini adalah hari penentuan bagi hidup mati perusahaan. Karena siang nanti ia akan bertemu dengan calon investor yang tertarik menanamkan dana besar pada proyek yang sedang ia perjuangkan. Setidaknya ia ingin memberikan kesan pertama yang positif lewat penampilan.“I’m gonna get dressed for success,” gumamnya sambil tersenyum dan mengerlingkan mata pada pantulan dirinya di cermin.Bergegas ia raih tas tangannya dengan brand terkenal dunia, lalu lekas melangkah keluar kamarnya.“Morning, Pa, Ma.” Ia menyapa setelah berada di kamar kedua orangtuanya.Pak A

  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 104

    Aura Cinta AnastasiaAtmosfere Meeting Room Hotel Swastika saat ini membeku. Dingin, kaku, dan membuat semua peserta internal meeting perusahaan itu mendadak diam membisu. Terlebih saat dua orang anggota tim konsultan bisnis memaparkan sejumlah temuan dan analisa di hadapan mereka.Yang intinya bahwa pembangunan proyek apartement yang akan dibangun oleh Pak Abraham dan rekannya Pak Derry Nugraha terpaksa dihentikan untuk sementara waktu. Dan perusahaan harus mengembalikan keseluruhan dana konsumen yang sudah masuk, juga semua kewajiban perbankan yang sudah jatuh tempo. Sementara sumber keuangan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut berada di titik rawan.Untuk mengatasi kendala tersebut, tak ada cara lain yaitu mencari investor atau menjual semua aset perusahaan bahkan aset pribadi pemilik untuk mendapatkan sumber pendanaan. Sedangkan para calon investor yang dianggap berpotensi saat ini sepertinya mundur teratur setelah berita mengenai masalah pr

  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 103

    “Selamat pagi, Sayang ... “Pram terlihat memutar bola matanya, sedikit jengah mendengar sapaan ibunya itu saat ia melangkah masuk ke ruang kerja dimana sang ibu sedang berkutat dengan beberapa dokumen di belakang meja kaca.“Jangan panggil ‘sayang’, Bu. Nggak suka!”Dari balik kacamatanya, Bu Ocha melirik Pram yang langsung menempatkan diri di kursi seberangnya. Lalu ia mengulum senyum.“Kan emang sayang,” godanya, karena suka melihat wajah puteranya yang tertekuk sebal itu.“Ibu ... please. Udah setua ini dipanggil ‘sayang’ sama Ibu, bikin malu aja,” gerutu Pram sambil memainkan pena di atas meja.Bu Ocha terkekeh ringan sambil melirik Mak Ayu yang duduk di sofa di tengah ruang kerja itu. Demikian juga Mak Ayu yang ikut tersenyum melihat interaksi ibu dan anak itu, lalu menyeruput secangkir teh hangat di tangannya.“Kalo nggak mau dipanggil ‘sayang&r

  • MR. CINDERELLA (INDONESIA)   Part 102

    Pramudya.Ia tertegun menatap sesosok wajah yang tergambar di dalam bingkai foto berukuran besar di salah satu dinding kamar. Kelopaknya sedikit memicing mengamati wajah teduh namun terkesan bijaksana itu. Ia tak menampik bahwa tampilan sosok itu memiliki banyak persamaan dengan dirinya. Sepasang mata yang dalam di kawal dengan kedua alis yang legam. Bibir yang tipis dengan sudut tajam saat tersenyum. Dan garis rahang yang sangat menawan menggambarkan ketegasan. Ia memandangi foto itu seperti sedang bercermin.“Itu Pratama, cinta pertama Ibu, ayah kamu.” Dibelakangnya, Bu Ocha melingkarkan tangan di bahunya, kemudian meletakkan kepala di sana sambil ikut memandangi wajah di dalam bingkai foto warna kuning keemasan di hadapannya.“Ganteng,” Ia memuji tanpa mengalihkan tatapan pada foto itu.“Iya, persis kayak kamu. Wajah kamu seperti copy paste ayah kamu, Pram. Ibu cuma kebagian mewarisi bentuk hidung ke kamu,&rd

DMCA.com Protection Status