Home / Fantasi / MOIROE / CHAPTER 39 : HEART TO HEART

Share

CHAPTER 39 : HEART TO HEART

Author: Zhi
last update Last Updated: 2021-08-08 22:25:48

"Jadi kau sebenarnya Lakhesis? Salah satu dari Moiroe?" 

Evander bertanya sembari meluangkan waktu untuk terus mengamati gadis yang tengah duduk di hadapannya dengan gaun merah tua, dan juga seekor kelinci dewasa tengah tertidur di pangkuannya. Telapak tangannya terus membelai tubuh kelinci dengan lembut. Isaura baru saja mendapati kelinci ini berlarian di antara bunga-bunga di tamannya ketika ia baru kembali dari Pack Sethmolf, jadi ia memutuskan untuk menangkapnya. 

Untuk sementara Archer akan tetap berada di dalam Pack Sethmolf, berjaga-jaga jika para pengejarnya masih berusaha untuk berurusan dengannya. Jika ia mengikuti ke dalam Arkadia, mereka mungkin tidak bisa sepenuhnya melindunginya, dan melihat anggota pack yang di pimpin oleh ayah Neo itu tampaknya mereka cukup mampu untuk berurusan dengan para Dark Elf yang mungkin masih bertahan dengan pengejaran mereka.

"Apa kau pernah menden

Zhi

Terima kasih telah membaca. Jangan lupa tinggalkan support kalian, dan semoga sehat selalu untuk kalian. Zhi.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MOIROE   CHAPTER 40 : PENYUSUP

    "Paman apakah ini mengenai sesuatu yang penting? Mengapa kau bahkan harus mengumpulkan kami di dalm Pack Sethmolf?" Tanya Isaura sambil mengamati raut wajah pria berumur empat puluhan yang tengah duduk berjarak dua kursi darinya itu. Sang Alpha, Ayah Neo sekaligus juga pemimpin dari Pack Sethmolf masih bertopang dagu dengan kedua tangan yang terkepal, wajahnya tampak seperti tengah merenungkan sesuatu sekaligus juga mempertimbangkan apakah ia harus mengungkapkannya atau tidak. Ia melirik Isaura sejenak, lalu beralih kepada putranya yang duduk di sampingnya. Ia menghela nafasnya. "..." Tindakan ini tentunya segera membuat Neo menatap ayahnya dalam sepersekian detik dengan punggung tegak dan lurus. Ia benar-benar tegang saat ini, karena sang ayah memanggilnya tanpa memberikan petunjuk sama sekali, apakah itu sesuatu yang darurat ataukah itu hanya pembicaraan santai, ia tidak bisa menebaknya sebelumnya, tapi kini

    Last Updated : 2021-08-28
  • MOIROE   CHAPTER 41 : BEHIND DARK ELF OR ROGUE

    Reagn yang masih duduk di salah satu dahan pohon memiliki senyum remeh pada sudut bibirnya, tetapi kedua matanya memiliki kilatan tajam ketika mengamati gadis yang berdiri di halaman rumah tepat di depan pohon itu. Ia jelas nampak seperti berusaha mengisyaratkan sesuatu.Cato yang berdiri di depan isaura jelas menangkap tindakan ini, ia menyiptkan matanya dengan penuh aura permusuhan, "sebaiknya kau segera membawa kawananmu untuk keluar dari Pack ini, jangan kau pikir kami akan dengan mudah kalian tindas. Segera kau akan menyesalinya."Dark Elf itu masih tersenyum ke arah mereka, "kalian benar-benar tidak tertarik dengan rahasia yang ingin ku katakan? Jangan menjadi terlalu impulsif, atau kau akan melepaskan sebuah emas yang jatuh dari langit, lalu kau menyesalinya ketika sudah terlambat.""Jangan bertingkah seperti sosok misterius. Apa yang bisa membuat kami yakin kau tidak hanya akan membual

    Last Updated : 2021-09-01
  • MOIROE   CHAPTER 42 : WHO AND WHY

    “Dia mengatakan itu tidak hanya berasal dari dalam pack, bukankah itu berarti kita juga termasuk orang yang bisa disalahkan di dalamnya? Lalu seorang Centaur itu juga masuk dalam hal ini?” Gumaman itu muncul dari balik pohon di luar gerbang, ketika Isaura dan Cato masih tertegun dan berusaha untuk memproses informasi yang baru saja mereka terima dari dark elf yang bersandar dengan tenang di samping pagar, bahwa penghianat sebenarnya berasal dari dalam dan juga di luar pack? Suara pemecah keheningan itu milik Lucien yang masih bertanya-tanya dengan wajah menghadap ke arah pemuda bersurai silver yang berjalan dengan wajah tanpa petunjuk ekspresi sama sekali, itu Evander. Tidak ada yang menyadari sejak kapan lebih tepatnya mereka muncul di sana. Ada raut keheran

    Last Updated : 2021-09-02
  • MOIROE   CHAPTER 43 : HAVE TO GO

    “Jadi saat ini selain dengan kalangan para werewolf ini, kaumku juga memiliki masalah dengan bangsa Centaur? Benar-benar tidak bisa kumengerti.” Reagn berbicara sembari melirik Archer yang masih terpaku di tempatnya, lalu menambahkan, “lalu, apa yang teah dilakukan oleh kaumku kepada bangsamu?” Archer hanya dapat mengepalkan kedua tangannya, dia mengingat kembali salah satu kawannya yang mati dibawah pedang salah satu dark elf, bahkan ia tidak dapat memiliki kesempatan untuk mengangkat pedang miliknya untuk menyelamatkannya. Dan kini, ia masih tidak tahu apa yang mungkin terjadi di Magnesia, akankah keluarganya baik-baik saja? Akankah penghuni Magnesia masih baik-baik saja? Akankah penghianatan itu telah terjadi ataukah masih belum dijalankan? Archer bergelut dengan semua pertanyaan ini dalam diam. Archer bergumam, “Dark Elf menghasut bangsaku untuk berhianat pada pemerintahan saat ini.” &nbs

    Last Updated : 2021-09-03
  • MOIROE   CHAPTER 44 : PROBLEMATIKA MATE

    "Tuan muda akhirnya kami menemukan anda." Kedua centaur yang menjadi utusan dari wilayah magnesia mengambil bentuk mereka sebagai seorang manusia dan memberikan hormat kepada Archer yang termenung, bahkan Lucien memang ke arahnya dengan penuh tanda tanya, mengapa keduanya menyebutnya sebagai tuan muda, dan mengapa archer tidak mengatakan apapun sebelumnya, Lucien mengambarkan semua itu dalam pandangan matanya. "Bagaimana kalian mengetahui aku berada di sini?" tanya Archer setelah tersadar. Keduanya menatap satu sama lain, kemudian salah satunya membuka mulutnya, "kedua pengawal yang mendampingi anda telah berhasil kembali ke dalam inti Magnesia, tetapi dalam keadaan terluka parah, tuan dan nyonya begitu ketakutan dan berusaha untuk menemukan anda. Kami membutuhkan waktu untuk menelusuri hal tersebut dan petunjuk dari kedua pengawal untuk dapat sampai kemari."

    Last Updated : 2021-09-15
  • MOIROE   CHAPTER 45 - INCREDIBLE TRUTH

    "Apakah kau benar-benar melihatku sebagai matemu, Garen?" Semua orang menatap ke arah Garen yang tengah merengkuh Habsa di pelukannya, menunggu konfirmasi tentang semua yang telah dikatakan Habsa. Untuk sesaat, bahkan Isaura mengesampingkan Neo yang tengah terluka, untuk menggali apakah itu yang telah menjadi penyebab Garen membenci tubuh ini begitu lama? Ataukah itu hanyalah salah satu tipu daya yang dikenakan oleh Sada, yang menggunakan tubuhnya. Dihadapan semua orang, Garen menggeleng. "Tidak. Mate ku adalah Habsa, dan itu sudah kenyataan mutlak." "Kau berbohong!" Teriakan datang dari Habsa yang memukul dadanya dan melepaskan diri dari pelukan Garen masih dengan air mata di wajahnya. "Aku mengetahuinya, Garen. Aku jelas mendengarkannya

    Last Updated : 2021-10-05
  • MOIROE   CHAPTER 46 : ENERGI ALAM

    Daun-daun kering yang semula bergantung pada pepohonan rindang di sekitar mereka tiba-tiba berguguran dan menghasilkan pemandangan yang indah, jika saja mereka semua dapat mengabaikan suasana yang agak salah di antara mereka. Itu mungkin saja disebabkan oleh angin yang berhembus terlalu keras, jika saja Evander tidak merasakan sorot mata Isaura yang tampaknya sedikit salah. Ia bergerak untuk mengangkat wajahnya dan mengamati puncak pepohonan, perlahan mereka mulai bergetar, bahkan ia dapat merasakan akar-akar yang mulai menggeliat dan berjuang untuk merayap di bawah sana. Ketika akar-akar itu mulai menembus permukaan tanah, akhirnya ia menyadari bahwa pemandangan ini tampaknya salah. Evander bergerak, merengkuh kedua bahu Isaura, "hei, apa yang kau lakukan? Mereka semua terbangun." Sebelumnya, seorang Isaura akan selalu mendengarkan ap

    Last Updated : 2021-11-06
  • MOIROE   CHAPTER 47 : ALMA

    Isaura duduk di seberang tempat tidur dimana Neo berbaring dengan mata yang masih terpejam rapat, juga wajah pucat yang begitu mencolok. Ia merasa sangat rumit, beberapa saat yang lalu, dirinya yang terbaring karena luka, dan Neo menjaganya. Hanya beberapa saat waktu yang berlalu, dan keadaan berbalik begitu saja. Sebenarnya, ia juga khawatir, bagaimana jika Neo tidak bisa mengalahkan aura kegelapan dari dark elf yang berada di dalam tubuhnya? Bagaimana jika Neo bukan lagi Neo yang ia kenal? Bagaimana ... Puk! Tangan yang menepuk bahunya dengan lembut membawanya keluar dari lamunannya yang terlalu jauh. Ia segera menatap Evander yang berada di belakangnya, dan tersenyum lembut untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. "Dia orang yang kuat." Ucap Evander. "Hm, kau benar." Sahutnya. Lucien yang berada di sudut ru

    Last Updated : 2021-11-14

Latest chapter

  • MOIROE   EPILOG

    Hingga ratusan tahun kemudian, Moiroe masih akan menjadi Dewi yang paling dipuja. Meskipun mereka tidak menghendakinya, namun baik dewa ataupun manusia menghargai mereka begitu banyak. Kisah Sang dewi penengah yang menghilang selama tujuh ratus tahun untuk menghentikan musuhnya pun menjadi kisah yang diceritakan turun temurun dalam berbagai ras. Bangsa Centaur menjadi yang paling menghormati keberadaan sang dewi, sebab salah satu pemimpin mereka yang paling berani, dikenal sebagai Xantha Archer, menjadi yang pertama memegang teguh keyakinannya terhadap sang dewi, kemudian keyakinan ini akan berlangsung hingga generasi setelah dirinya. Niflheim masih terasa sangat dingin dan mencekam, tetapi setelah peristiwa penaklukan, sungai beracun yang ada di dalamnya tidak pernah lagi bergejolak, meninggalkan Ygdrassil dalam kedamaian. Perlahan, bangsa Dark Elf juga tidak lagi memangsa atau menghancurkan ras lain, meskipun keberadaan mereka masih mengalami penolakan oleh beberapa pihak. Kini

  • MOIROE   CHAPTER 68 : AKHIR KISAH

    Ada suara kepakan burung di atas rumah, beberapa dari mereka nampaknya memutuskan untuk hinggap di jendela ataupun pagar rumah. Dari kejauhan terdengar gelak tawa anak-anak yang bermain dan berlarian di sepanjang jalan. Suara ketukan dari kuda yang berlarian dengan santai di Padang rumput juga ikut meramaikan suasana. Kupu-kupu berbagai warna sibuk terbang dan hinggap di antara puluhan bunga yang mekar dengan begitu indah. Salah satu kupu-kupu dengan sayap berwarna biru murni, dan garis-garis keperakan di sepanjang tepian sayapnya terbang sejenak menuju di puncak bunga berwarna putih bersih sebab tergoda oleh baunya yang begitu harum. Nampaknya itu tidak peduli bahwa bunga yang ia tempati tampaknya tengah berada pada tangan seseorang. "Isaura, setelah melewatkan tujuh ratus tahun perpisahan, aku masih tidak menyesal memiliki hatiku untukmu. Sudah begitu lama dan aku belum memiliki kesempatan untuk memberikannya, jadi, Isaura ... Sang dewi yang begitu ku cintai, maukah kau menerima h

  • MOIROE   CHAPTER 67 : VILAEVILS

    Sejak kapan tepatnya ia mulai merasa iri terhadap saudaranya? Jika itu sejak kecil, ia sendiri tidak yakin. Sebab, sepanjang ingatannya, mereka berdua bergaul dengan sangat baik, karena hidup mereka bergantung kepada satu sama lain. "Saudaraku, suatu hari nanti kita akan tinggal di rumah yang hangat, dengan banyak bunga berbagai warna dan juga pepohonan, sehingga kita hanya akan merasakan angin yang segar bergulir, bukan dingin yang begitu mengigit seperti saat ini." Ia mengatakannya dengan penuh keyakinan saat itu, seakan-akan segala yang ia ucapkan sudah pasti. Saudaranya tidak banyak berbicara, tetapi masih mengiyakan. "Um, mari melakukannya." Sahut saudaranya saat itu. Meskipun tidak banyak berbicara, tetapi ia bisa melihat keyakinan yang sama ada di mata saudaranya. Mereka sama-sama ingin mewujudkannya. Mereka selalu tidur bersama, sebab Niflheim bukanlah tempat yang ramah, dan segala sesuatu dapat terjadi yang mungkin bisa memisahkan mereka berdua. Niflheim sangat keras. O

  • MOIROE   CHAPTER 66 : PENAKLUKAN

    "Jadi, inikah yang kau katakan dengan tidak akan ragu-ragu lagi?" Isaura menatap pemandangan dihadapannya, mereka di kelilingi dengan salju yang terhampar di sepanjang mata memandang, udara dingin yang mengigit segera menyelimuti mereka. Tempat ini adalah Niflheim dimana Vidar dan juga Vilaevils pernah tinggal di sini. Tentu saja, Isaura segera berbalik ke arah Forseti, dengan raut penuh tanda tanya. Evander melangkah maju, dengan kewaspadaan di wajahnya, ia berdiri di depan Isaura, "mengapa kau membawa kami kesini?" Forseti menyadari kecurigaan pihak lain, bahkan ia juga melihat bahwa Nouna dan Morta yang mengikuti mereka juga menguarkan udara berbahaya di sekitar mereka. Ia segera angkat bicara, "tunggu dulu, biarkan aku menjelaskannya." Morta membalas ucapannya, "jangan bertele-tele, Forseti." Forseti segera melangkah sejauh sepuluh langkah di hadapan ketiganya, setelah memastikan bahwa jarak di antara mereka baik-baik saja, Forseti mulai berbicara, "alasan mengapa aku membaw

  • MOIROE   CHAPTER 65 : KEJUJURAN FORSETI

    "Lakhesis, beraninya kau baru kembali saat ini!" Teriakan ini bergema bersamaan dengan satu sosok yang melesat dan menabrak Isaura, pelukan erat segera dirasakan olehnya saat itu. Membalas pelukan sosok di hadapannya, Isaura tertawa kecil sebelum kemudian berbicara, "Nouna, bagaimana kabarmu bisa memarahiku seperti ini?" Satu sosok lain yang baru saja muncul menyela keduanya, "meninggalkan kami selama tujuh ratus tahun tanpa ucapan selamat tinggal sama sekali, menurutmu apakah kami akan menyambutmu dengan perayaan?" Isaura melirik ke arah sosok yang baru saja berbicara, Isaura merentangkan satu tangannya dan memberikan isyarat mata kepada pihak lain untuk datang padanya. Sosok itu berjalan dengan teguh, tetapi pada akhirnya ia masih bergabung dalam pelukan itu. Dan mereka bertiga segera jatuh dalam keheningan guna melepaskan rindu yang telah menunggu selama tujuh ratus tahun. Sosok terakhir, Morta, dewi yang menentukan kematian mengusap puncak kepala Isaura setelah melepaskan pe

  • MOIROE   CHAPTER 64 : BANGKITKAN SAUDARINYA

    "Jadi kau bermaksud mengatakan, bahwa aku harus membangunkan saudariku sebelum aku memutuskan untuk menyelesaikan masalahku dengan Vilaevils?" Isaura bertanya, sembari meletakkan cangkir teh pada masing-masing dari mereka. "Kukira keduanya hanya mengasingkan diri dan bukannya tidur abadi." "Tadinya aku juga berpikir demikian," Sang Odin mengambil cangkir teh bagiannya ketika berbicara. "Setidaknya sampai mereka juga ikut menutup sumur Urd bersamanya." Keheningan jatuh untuk beberapa saat. Sampai Isaura bergumam kepada dirinya sendiri, "aku tidak menduga hal itu sama sekali." Sang Odin menanggapi dengan anggukan, "jadi itulah mengapa, sepertinya hanya kau yang bisa membuat mereka memiliki keinginan untuk bangun lagi. Sumur Urd juga sudah mencapai waktunya untuk dibuka kembali." "Um, kurasa juga begitu." Sahut Isaura. "Setelah ini, sepertinya aku harus kembali ke Asgard dan menemukan mereka." Sang Odin segera setuju, "kembalilah bersama denganku nanti." "Haruskah kau segera kembal

  • MOIROE   CHAPTER 63 : FORSETI BERTAMU

    "Isaura, datang dan lihatlah, mereka berkata ingin bertemu denganmu!" Teriakan ini bergema saat Isaura tengah menyajikan beberapa hidangan yang telah ia selesaikan, ia segera menengok ke arah pintu dengan wajah ingin tahu. Siapa yang ingin bertemu dengannya hingga Lucien harus berteriak sedemikian rupa kepadanya? Tetapi, Isaura masih menanggapi, "baiklah, aku akan segera keluar." Beberapa waktu kemudian ketika Isaura akhirnya menunjukan dirinya, tidak ada siapapun di depan Lucien, yang membuat Isaura kebingungan, "Lucien? Bukankah baru saja kau berteriak tentang seseorang yang ingin bertemu denganku?" Lucien mengangguk, lalu ia berkata sambil menunjuk pada suatu arah, "yah, memang. Tetapi aku tidak mengatakan seseorang, aku mengatakan itu mereka." Isaura mengikuti ke arah mana jari telunjuk Lucien terarah, dan menemukan dua ekor burung gagak yang bertengger di salah satu dahan pohon yang berada di halaman rumah. Setelah mencoba mengingat siapa burung gagak itu, Isaura segera me

  • MOIROE   CHAPTER 62 : ASGARD BERTINDAK

    "Wahai, Maha bapa, apakah kau akan terus menjadi penonton dalam kisah Sang dewi utama ini?" Ratu Frigga, kekasih Sang Odin itu tersenyum kecil, tampaknya dia hanya sekedar memberikan pertanyaan yang serupa seperti sebuah basa-basi, namun sebagai pendampingnya, tentu saja Sang Odin merasakan petunjuk dalam perkataan ratunya itu. Sang Odin meraih jemari kekasihnya ketika ia bertanya-tanya dengan heran, "tidak biasa sekali bagimu, Frigga yang tersayang, untuk tiba-tiba mengangkat peristiwa semacam ini terhadapku?" Sang Ratu hanya tersenyum sembari menanggapi genggaman tangan kekasihnya. Namun hal itu membuat Sang Odin semakin bertanya-tanya, ia mengamati wajah Sang ratu dan menebak, "apakah aku telah melewatkan sesuatu yang penting, sayangku?" "Yah, jika ramalanku adalah sesuatu yang penting, maka memang benar kau telah melewatkannya, Maha bapa." Sang Odin segera menepuk dahinya dan tertawa kecil. "Oh, ternyata aku telah melewatkan ramalanmu, ratu yang tersayang. Sekarang, maukah k

  • MOIROE   CHAPTER 61 : PERASAAN CATO

    "Apakah ada dari kalian yang menemukan jejak Neo?" Lucien menanyakan hal itu ketika Cato dan beberapa anggota pack Sethmolf datang mengunjungi rumah Isaura guna memastikan keadaannya. Mereka kini berkumpul di ruang tamu, dan Lucien akhirnya bergabung bersama mereka, menggantikan tuan rumah yang tidak dapat bergabung sementara waktu. Cato masih menunggu Evander dan Isaura yang berada di lantai atas, tetapi dia masih menanggapi pertanyaan pihak lain, "sejauh ini kami tidak merasakan jejaknya sama sekali, bahkan tidak di dekat pack. Tetapi sang alpha tetap meminta semua anggota untuk waspada, dan segera melaporkan selama melihat atau merasakan jejak Neo barang sedikitpun." "Itu bagus," sahut Lucien sembari mengangguk.Cato meliriknya, "apakah sihir yang merasuki Neo sangat berbahaya?" "Yah, dapat dikatakan begitu, sebab yang merasuki tubuh Neo itu, adalah musuh Isaura, mereka memiliki dendam yang cukup rumit."Cato memiliki kerutan di keningnya, "dendam macam apa itu? Mengapa aku tid

DMCA.com Protection Status