Share

BAB 97

Penulis: Anisah97
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU

BAB 97

[Aku lihat mereka di Srikandi hotel, Mir. Aku sengaja merekam mereka barang kali kamu butuhkan]

Amira membaca pesan dan rekaman video yang dikirimkan oleh Lilis. Dia sangat shock saat melihat Tyson bermesraan dengan perempuan lain. Sebagai sesama perempuan, Amira tak tega melihat adik kandung mertuanya itu dikhianati, tapi dia juga geram saat mengingat betapa jahatnya Bu Tiara pada Anton dan keluarganya.

"Mas, lihat ini." Amira menunjukkan rekaman yang dikirim Lilis pada Anton yang baru keluar dari kamar mandi. Anton masih mengeringkan rambut basahnya dengan handuk.

"Aih, bule sesat ini, bisa juga dia mengkhianati Tante Tiara. Dasar benalu tak tahu diri. Siapa perempuan itu?" tanya Anton mengernyit. Dia menatap lekat video rekaman di layar handphone Amira lalu kembali mengingat-ingat siapa perempuan itu.

"Wajahnya tidak asing, ya, Mas? Aku seperti pernah melihat wanita itu, tapi di mana?" Amira pun merasakan hal yang sama. Dia sepe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 98

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 98"Mama mau tulis apa?" tanya Anton lirih sembari melihat tangan mamanya yang mulai terangkat. Perlahan, Anton melihat mamanya berusaha untuk menggerakkan jarinya, tapi berulang kali pena yang dipegangnya terjatuh. Tangannya seperti lemas dan tak bertenaga karena tak bisa menulis apapun di selembar kertas itu. 'Tante Tiara yang sudah mendorong Mama, Nak. Dia yang membuat mama seperti ini bahkan berencana ingin menghilangkan nyawa mama,' batin Bu Raheni dengan tatapan sendu.Setelah berusaha berulang kali tak membuahkan hasil, akhirnya Bu Raheni menyerah. Dia tak lagi berusaha menulis dan menjatuhkan penanya kembali ke ranjang. "Mama lelah?" Anton kembali bertanya lalu mengambil kertas dan pena itu. "Ti?" Anton bergumam heran, melihat tulisan di kertas yang bertuliskan dua huruf saja. Tulisan itupun seperti ditarik begitu saja karena Bu Raheni tak mampu mengangkat tangannya. "Ada apa, Anton?" tanya Pak Sugi, yang melihat Anton denga

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 99

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 99"Sekarang bantu mereka, Mas. Aku tidak tega melihat Alda dilecehkan preman itu. Meskipun mereka sudah jahat sama kita, tak sepantasnya kita biarkan kejahatan di depan mata. Sebagai sesama muslim kita berkewajiban membantu dalam kebaikan. Semoga saja setelah ini Alda sadar jika kita tak sejahat yang dia kira."Amira kembali menghela napas panjang. Dia sangat cemas saat melihat Alda sudah terbaring dan diseret di rerumputan menuju semak-semak tak jauh dari taman. "Kamu memang baik, Sayang. Peduli dengan siapa pun meski dia sering menyakitimu. Aku benar-benar bersyukur bisa memilikimu," balas Anton sembari mengusap pelan puncak kepala istrinya. Anton dan Amira saling tatap beberapa saat lalu Anton lekas melepas sabuk pengaman."Kamu tunggu di sini, kunci pintu mobilnya. Telepon polisi sekarang." Anton berpesan. Dia menuruti permintaan sang istri tercinta untuk membantu Alda dan bapaknya. "Baik, Mas. Kamu hati-hati." Amira langsung men

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 100

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 100"Alda, ayo, sini duduk." Pak Arwan memanggil Alda yang datang dari dapur dan ingin masuk ke kamar."Ada apa, Pak? Bapak perlu sesuatu?" tanya Alda lalu duduk di samping bapaknya. "Tidak. Bapak cuma mau tanya hubunganmu dengan Romi bagaimana? Kenapa sampai sekarang dia belum datang juga?" Pak Arwan menatap lekat anak perempuannya. Alda tersenyum meski begitu jelas setengah terpaksa. "Biarkan saja dia sesuka hatinya, Pak. Alda juga sudah capek," balas Alda sembari menghela napas panjang. "Capek?" tanya Pak Arwan lagi. Alda mengangguk. "Alda mau berpisah, Pak. Percuma selalu berkorban dan setia, sementara dia semena-mena dan seenaknya sendiri. Alda sudah terlalu sakit menahan segala keegoisan dan pengkhianatannya selama ini, Pak. Cukup. Alda nggak mau terus disakiti." Alda mengusap bulir bening yang mulai menetes ke pipi. Pak Arwan mengusap punggung Alda yang mulai terguncang karena tangis. Selama ini Alda berusaha memaafkan kesal

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 101

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 101"Saya mau memeriksa pasien, silakan menunggu di luar." Perawat itu berkata dengan sopan. Meski dia curiga dengan sikap Bu Tiara, tapi dia tetap menghargainya sebagai keluarga korban. Tanpa banyak tanya, Bu Tiara melangkah tergesa keluar kamar rawat Bu Raheni. 'Untung perawat itu tidak curiga. Huh, syukurlah.' Bu Tiara membatin dengan perasaan lega. 'Aku harus lebih berhati-hati. Aku nggak mau kejadian seperti tadi terulang. Semua bisa runyam kalau perawat itu melaporkan kejadian tadi pada Anton atau Mas Sugi.' Bu Tiara kembali menggumam. Bu Tiara duduk di kursi tunggu sembari mengirimkan pesan pada Sony. Dia membutuhkan bantuan tangan kanannya itu. Namun, berulang kali ditelepon, tak ada jawaban dari seberang. Pesan-pesan yang dikirimkan Bu Tiara pun tak mendapatkan balasan. 'Kemana anak itu. Bisa-bisanya tak membalas pesanku. Nomornya juga tak aktif!' omel Bu Tiara lagi. 'Nanti kucari saja ke rumahnya atau base campnya. Awas sa

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 102

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 102 "Ti-- Tiara. Tiara!" Bu Raheni kembali memanggil adik perempuannya yang telah menghilang di balik pintu. Anton dan Pak Sugi mendekati Bu Raheni. Mereka sama-sama menenangkannya. "Tiara," ucap Bu Tiara lagi sembari memegangi lehernya. "Apa yang sakit, Ma?" tanya Anton kembali mengusap kening mamanya yang berkeringat. Degup jantung Bu Raheni berdebar lebih kencang dibandingkan biasanya. Wanita itu menatap anak dan suaminya bergantian lalu kembali menunjuk keluar kamar. "Mama bicara pelan-pelan. Papa dan Anton akan mendengarkannya." Pak Sugi ikut menimpali lalu mengusap kepala istrinya pelan. Kedua laki-laki itu berdiri dengan sedikit menunduk menatap Bu Raheni. "Tiara." Satu kalimat yang sama kembali keluar dari mulut Bu Raheni dengan tangan yang masih memegangi lehernya. Dia hanya ingin menceritakan pada Anton dan suaminya kalau Tiara nyaris mencekik lehernya."Anton tahu yang mama maksud. Mama tenang ya, jangan takut. Anton ak

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 103

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 103Bu Tiara benar-benar terlelap. Dia tak lagi berontak seperti sebelumnya membuat Tyson tercekat. Dia buru-buru melepaskan cengkeraman di leher perempuan itu. Tubuh Bu Tiara seketika luruh ke lantai. Perlahan, Tyson menepuk-nepuk pipi Bu Tiara beberapa kali. Tyson mendadak gelisah saat melihat istrinya terdiam tak bergerak. Dia buru-buru memeriksa nadi dan degup jantung Bu Tiara. 'Aku tidak boleh membuatnya mati. Kalau dia mati, aku akan kehilangan mesin ATM dan aku pasti akan mendekam di penjara.' Tyson membantin. Dia memberi napas buatan untuk istrinya. Tak selang lama, mata Bu Tiara terbuka perlahan lalu mencoba bernapas seperti biasanya. "Kau mau membunuhku, hah?!" Dengan terbatuk-batuk Bu Tiara kembali nyolot. Wanita itu geram setelah merasakan cekikan Tyson terlalu keras di lehernya. Dia benar-benar emosi karena Tyson nyaris membunuhnya. Bu Tiara menjauh dari Tyson yang jongkok di depannya. Dia takut menghadapi suami yang saa

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 104

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 104 "Cepat bawa ke rumah sakit. Takut terjadi apa-apa kalau lama mendapatkan perawatan." Tetangga Bu Tiara berseru.Seorang tetangga laki-laki yang ada di sana ikut membantu Anton untuk mengangkat Bu Tiara dan membawanya ke mobil, sementara Satpam dan anak buah Anton mengawal Tyson yang sudah lemas itu ke kantor polisi. "Kalian urus dia ke kantor polisi, saya bawa Tante Tiara ke rumah sakit. Kalau ada sesuatu, lekas hubungi saya. Paham?" Pengawal Anton dan satpam itu mengangguk. Mereka membawa Tyson ke mobil Pak Sugi lalu mengantarnya ke kantor polisi. "Ke rumah sakit mana, Bos?" tanya salah seorang pengawal Anton yang kini menjadi supirnya. "Sama seperti mama saja. Biar saya mudah untuk menjenguk keduanya," balas Anton setelah duduk di samping supir. "Siap, Bos." Laki-laki yang memegang kemudi itu pun mulai melajukan mobil Anton perlahan. Di jok belakang, Bu Tiara tak bergerak sama sekali. Dia memejamkan kedua matanya. Meski kebe

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 105

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 105 "Tasya, kamu bisa keluar sebentar. Ada yang menjenguk," ujar seorang penjaga pada Tasya yang masih duduk bersandar di tembok sembari melipat kedua lututnya. Beberapa hari belakangan, Tasya memang sangat sedih karena mamanya tak pernah datang menjenguk. Sejak pertemuan terakhirnya dengan sang mama waktu itu, Tasya sudah memiliki firasat tak mengenakkan.Pasalnya, mamanya bilang akan jarang menjenguk dan membiarkannya menanggung hukuman atas semua yang pernah dia lakukan. "Siapa yang jenguk, Mbak? Apa mama saya?" tanya Tasya dengan suara bergetar. Ada rasa kesal, benci dan rindu yang menggelayut dalam hatinya. "Lihat saja sendiri," ucap penjaga itu sembari membuka pintu sel. Tasya melangkah perlahan menuju ruang tunggu. Dia mengira mamanya yang menjenguk karena selama ini memang hanya dia yang sering datang. Namun, langkahnya terhenti seketika saat melihat Anton sudah duduk di kursi menunggu kedatangannya. "M-mas Anton?" Tasya t

Bab terbaru

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   ENDING

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU[EXTRA PART]Tahun demi tahun berlalu dengan sangat cepat. Empat tahun mengenyam bangku perkuliahan, kini Zayn Al Fatih dan Nayyara Almahyra telah lulus dengan gelar masing-masing.Zayn mengambil bidang manajemen bisnis, sementara Nayyara memilih bidang pendidikan. Dia ingin menjadi tenaga pendidik untuk mencerdaskan anak bangsa. Kedua buah hati Amira dan Anton itu semringah saat keluar dari gedung tempat mereka wisuda. Nayya pamit pada keluarganya untuk bergabung dengan teman-temannya sebentar. Amira pun mengizinkan.Dia melihat anak perempuannya yang tumbuh semakin dewasa itu setengah berlari ke arah wisudawan yang sedang bergerombol. Mereka berfoto ria sebagai kenang-kenangan sembari melempar toga ke atas pertanda kelulusan. Senyum dan tawa terdengar. Mereka begitu bahagia karena telah menempuh pendidikan ini dengan sempurna.Gelar sarjana tersemat di pundak mereka. Setelah ini mereka akan berpisah dan mungkin akan jarang bertemu. Semua

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 117

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 117Hari berganti hari. Bulan pun berganti tahun. Kebahagiaan keluarga Amira semakin bertambah. Semua tak lepas dari keikhlasan dan kesabaran mereka menghadapi tiap ujian dariNya. Mereka saling menguatkan satu sama lain, saling mendoakan dan membantu tiap kali masalah datang. Kedua mertua Amira adalah mertua idaman banyak menantu. Tak hanya memiliki keluarga yang diidamkan banyak orang, bisnis kuliner mereka pun berkembang dengan pesat. Tiga cabang restoran telah dibangun di Jakarta. Pak Sugi juga membangun bisnis di bidang jasa ekspedisi, sementara Bu Raheni dan Amira membuat sebuah butik ternama tak jauh dari kantor ekspedisi mereka. "Rasanya, baru kemarin kita menikah ya, Mas. Tak menyangka usia kita tak muda lagi," lirih Amira saat menyiapkan dua cangkir teh untuknya dan Anton di taman belakang rumah mereka. Anton duduk di sebuah kursi rotan dan kini Amira pun ikut menduduki kursi sebelahnya. Meja rotan berbentuk bulat sebagai pe

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 116

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 116 "Mbak Ambar, apa kabar?" tanya adik iparnya Bu Ambar. Dia langsung mendekat dan bersalaman dengan Bu Ambar dan keluarga Anton."Mau ngapain kalian datang ke sini?" tanya Pak Arman dengan ekspresi dingin. Laki-laki itu masih belum terima dengan perlakuan adik dan keluarga besarnya di masa lalu karena mempermalukan bahkan menghina Amira sedemikian rupa. "Bang, kami keluargamu, kenapa Abang bertanya begitu? Sepertinya Abang tidak suka kalau kami datang." Pak Dolah, adik laki-laki Pak Arman berbicara sambil memandang ke arah Amira dan Anton yang masih berdiri di depannya."Iya, Bang. Kami datang untuk bertemu denganmu dan Amira. Sudah bertahun-tahun kita tidak bertemu." Bu Saroh adik perempuan Pak Arman ikut menimpali. Tak seperti dua tahunan lalu saat mereka menatap Amira dengan pandangan jijik dan angkuh, kini mereka datang dengan wajah sendu. Wajah orang-orang yang berduka dan menyesali perbuatannya. Entah apa yang akan dilakukan

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 115

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 115 "Lisa sekarang dirawat di rumah sakit." Bu Raheni berbicara pada keluarganya setelah menyelesaikan pembicaraannya dengan Bu Laras di telepon."Dirawat? Sakit apa, Ma?" tanya Pak Sugi yang masih menyeruput secangkir kopinya. "Mama tidak tahu, Pa. Kata Laras, Lisa drop setelah sidang perceraiannya dengan Heru," jelas Bu Raheni."Cerai? Jadi, Lisa sama Mas Heru benar-benar berpisah, Ma?" Kini giliran Amira yang bertanya. Dia tak menyangka jika pernikahan Lisa kandas di tengah jalan, padahal sebelumnya dia sangat membanggakan suaminya itu. "Mertuanya Lisa menuntut Heru untuk cepat ngasih cucu. Jadi, Heru nikah lagi tanpa izin dari Lisa. Lantas Lisa memilih cerai dari pada dimadu." Bu Raheni menjelaskan sesuai dengan cerita Bu Laras barusan. "Aneh-aneh saja. Masa sampai segitu terobsesinya untuk memiliki cucu. Apa nggak mikir kalau Lisa itu baru keguguran dan belum pulih. Butuh waktu untuk mengandung lagi. Perempuan itu bukan mesin p

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 114

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 114"Lisa, kamu kenapa? Kenapa tadi kamu tiba-tiba pingsan?" cecar Bu Laras ketika Lisa baru sadar setelah dibawa ke klinik terdekat."Mas Heru, Ma." Kedua mata Lisa berkaca-kaca saat mengingat foto yang dikirimkan sahabatnya itu. "Kenapa? Memangnya ada apa dengan Heru?" Bu Laras bertanya lagi dengan sedikit panik. Lagi dan Lagi Lisa menyeka kedua pipinya yang basah. Rasa nyeri dan sesak kembali menghimpit dadanya. Terlalu sakit jika dibayangkan apalagi diceritakan. "Kenapa dengan suamimu, Lisa?" ulang Bu Laras sambil mengusap kening anaknya yang basah oleh keringat. Lisa menatap lekat mamanya yang tampak begitu khawatir dan penasaran. "Mas Heru," lirih Lisa sambil menghela napas berat. Dia memejamkan mata sesaat untuk mengontrol emosinya yang nyaris meledak. "Heru Kenapa? Apa terjadi sesuatu dengannya? Dia baik-baik saja 'kan? Cepat katakan, Lisa. Jangan bikin Mama makin penasaran." Bu Laras sedikit mendesak karena terlalu khawatir

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 113

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 113"Silakan lanjut menikmati hidangannya, Jeng. Saya ajak dua cucu saya ke kamar dulu," ucap Bu Raheni dengan senyum tipis lalu mengajak Bu Ambar kembali ke kamar Amira. "Jadi orang kok julid terus," lirih Bu Raheni saat melangkah pergi. "Namanya manusia. Benar pun rasanya selalu salah di mata pendengki." Bu Ambar menyahut. "Benar, Bu Ambar. Mereka memang begitu. Makanya saya sengaja nggak bilang kalau punya cucu kembar laki-laki dan perempuan. Mau coba mereka julid apa nggak. Eh ternyata memang sudah wataknya begitu, ya susah berubah. Lihat saja mereka sekarang shock setelah tahu saya punya cucu kembar sekaligus." Bu Raheni sedikit menoleh ke belakang di mana kedua temannya masih saling bisik. Bu Ambar pun melakukan hal yang sama."Ekspresi mereka langsung berubah setelah melihat cucu laki-laki kita." Bu Ambar dan Bu Raheni saling tatap lalu tersenyum tipis. Keduanya kembali melanjutkan langkah ke kamar Amira. Bu Raheni mengetuk pi

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 112

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 112 Perut Amira semakin membukit. Kini, hari perkiraan lahir sudah di depan mata. Amira begitu cemas dan takut akhir-akhir ini.Masa lalunya kembali lalu lalang di depan mata saat dia kehilangan anak pertamanya. Amira benar-benar takut kejadian serupa terulang kembali. "Amira, jangan ketakutan begitu. InsyaAllah semua akan baik-baik saja. Allah akan memberikan keturunan yang shaleh dan shalehah untukmu." Bu Raheni mengusap puncak kepala menantu kesayangannya. Mendengar keturunan shaleh dan shalehah Amira tersenyum tipis. Dia kembali mengingat saat keluar dari ruangan dokter kala itu.Mama mertuanya begitu khawatir melihatnya tergugu pasca pemeriksaan dokter. Suaminya pun ikut berkaca-kaca setelah tahu kondisi kehamilan Amira.Bu Raheni pikir ada hal buruk yang menimpa Amira saat itu sampai membuat anak dan menantunya menangis, padahal mereka terharu karena ternyata ada dua janin yang berkembang di perut Amira. Dokter bilang jika kemu

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 111

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 111"Lisa kamu kenapa, Nak?!" pekik Bu Laras saat melihat anaknya jatuh di lantai. Dia tampak begitu lemas. Baju yang dia pakai banyak bercak-bercak merah, bahkan di lantai pun ada tetesan darah. Lisa tak membalas pertanyaan mamanya. Dia masih memejamkan mata sesaat untuk menahan perih yang mulai menjalar di area bawah perutnya. Lisa terlihat meringis sambil memegangi perutnya. Bu Laras mulai terisak melihat anaknya merintih kesakitan. "Tenang, Ras. Biar Anton bawa Lisa ke klinik," ujar Bu Raheni saat mengusap punggung adiknya perlahan."Iya, Mbak. Kasihan sekali Lisa. Aku takut dia dan bayinya kenapa-kenapa. Ya Allah, mana ada darahnya begini." Bu Laras merapikan baju anaknya yang sedikit terbuka. "Anton sini! Cepat bawa Lisa ke klinik terdekat." Bu Raheni melambaikan tangannya ke arah Anton yang masih berdiri di belakang Amira. Lisa diam saja saat Anton menggendongnya ke luar rumah. Bu Laras pun gegas mengikuti anak dan keponakan

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU   BAB 110

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 110 "Sayang, kamu kenapa?" Anton menyusul Amira dari belakang.Saat tengah sarapan bersama, tiba-tiba Amira mual dan berjalan cepat ke arah wastafel. Dia teramat mual dan ingin memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Keringat dingin mulai muncul di kening. Amira terlihat lemas dan pucat. "Aduh, Mas. Sebelumnya nggak mual-mual, tapi akhir-akhir ini kok mual terus ya? Bukannya morning sickness biasanya saat hamil trimester pertama? Sekarang sudah trimester kedua malah mual nggak karuan." Amira berucap sembari membasuh mulut dan berkumur di wastafel."Tenang, jangan khawatir, Amira. Mama dulu waktu hamil suamimu juga begitu. Awal-awal belum terasa mualnya, masuk usia kandungan tiga atau empat bulan baru mual dan muntah." Bu Raheni menimpal sambil memijit punggung Amira perlahan. "Benarkah, Ma?" tanya Anton antusias.Dia mengusap kening istrinya yang basah oleh keringat. Aroma minyak kayu putih menguar. Bu Raheni memij

DMCA.com Protection Status