MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 38"Mbok Ning, tolong buatin jus alpukat untuk Amira. Yang original saja, jangan dikasih apa-apa, karena itu baik untuk program hamil." Bu Raheni meletakkan kantong plastik berisi alpukat di samping Mbok Ning.Mbok Ning yang tengah memotong sayur pun langsung melempar pandangan ke arah Amira, wanita paruh baya itu menjadi tidak suka kepada Amira, setelah melihat video yang ditunjukkan Lisa padanya."Mbok, kenapa memandang menantu saya seperti itu?" tanya Bu Raheni.Mbok Ning gelagapan sambil meraih kantong berisi buah alpukat dan mencucinya. "Mbok!" Suara Bu Raheni naik satu oktaf. Karena geram melihat Mbok Ning tidak kunjung menjawab pertanyaannya.Tasya yang ingin masuk ke dapur langsung bersembunyi dibalik kulkas. Dia menguping pembicaraan Bu Raheni dan asisten rumah tangganya itu."Tidak ada apa-apa, Nyonya. Saya hanya melihat Non Amira saja," jawab Mbok Ning berkilah, dengan suara bergetar karena takut."Jangan coba-coba untuk memu
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 39Amira dan Anton sudah tiba di depan rumah sakit. Dia langsung turun dari mobil dan segera berjalan cepat menuju ruang ICU."Ibu, apa yang terjadi?" tanya Amira.Dia dibuat takut sekaligus bingung melihat ibunya dan ibunya Salwa sudah menangis di depan ruang ICU. Sedetik kemudian ranjang rumah sakit di dorong keluar dari ruang ICU.Amira menutup mulutnya, melihat penutup wajah Salwa dibuka oleh ibunya."Salwa! Maafkan, Ibu!" teriak ibunya Salwa dan meraung menangis. Berkali-kali dia memukul kepalanya sendiri saat dokter mengatakan bahwa Salwa sudah meninggal dunia.Dengan menangis dan berteriak histeris ibunya Salwa mencium wajah Salwa sambil mengguncang tubuh yang terbujur diatas ranjang rumah sakit, berharap Salwa bisa hidup kembali dan memaafkan perbuatannya."Salwa sudah meninggal," lirih Bu Ambar yang juga tak kuasa menahan tangis."Innalillahiwainnailaihiraji'un," ucap Amira dan Anton bersamaan.Mereka berdua ikut sedih dan tidak
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 40"Ngapain kamu di kamar ini?" Bu Raheni menatap Tasya penuh selidik."Nyari Mas Anton, Ma." Dengan cepat Tasya mendapatkan jawaban, dan membuat Bu Raheni percaya dan tidak mencurigainya lagi."Keluarlah, Mama dan Mbok Ning mau menghiasai kamar ini, sebentar lagi Mas kamu pasti pulang, tadi dia telpon mau ngelayat dulu.""Siapa yang meninggal, Ma?""Temannya kakak iparmu.""Syukurlah, kirain keluarga kita." "Sudah, sana pergi," ujar Bu Raheni sembari membawa langkah masuk dan meminta Mbok Ning untuk melepaskan sprei dan menggantinya dengan yang baru.Tasya melihat Bu Raheni sejenak, lalu membawa langkah keluar dari kamar Anton. Dia bisa bernapas lega karena apa yang ingin dia lakukan tidak ketahuan.'Duh, gagal deh, hm .... tidak apa-apa, nanti akan aku pikirkan cara yang lain,' gumam Tasya di dalam hati.________"Duh, kepalaku pusing," keluh Amira. Dia merasakan kepalanya sakit, sekaligus merasa tidak enak badan."Kenapa, Sayang?" An
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 41"Jangan dijual 'kan sayang. Biar Ibu saja yang menjaga tokomu itu. Masa iya mau dijual. Jaman sekarang ini sudah susah untuk mencari lokasi yang cocok untuk berniaga, biar Ibu yang jaga dan kamu tinggal terima bersih saja."Ibuku memberikan protes saat aku ingin menjual toko sembako. Karena sudah berbulan-bulan ditutup dan aku berniat untuk menjualnya saja."Berikan saja toko itu kepada Ibu, nanti uangnya aku kasih ke kamu." Mas Anton menimpal."Maksudnya?" tanyaku."Aku beli untuk Ibu, kamu 'kan mau jual tokonya," jelas Mas Anton."Oh, he-he, tidak usah, Mas. Biar Ibu yang kelola, kan lumayan ada pemasukan.""Tidak, anggap ini sebagai hadiah untuk Ibu kita, karena sudah melahirkan seorang anak perempuan yang sudah menjadi istriku, yang sebentar lagi juga akan melahirkan seorang anak untukku," ucap Mas Anton yang mulai membuatku gemas dan ingin mencubit bibirnya."Kamu hamil, Amira?" Pertanyaan antusias langsung Ibu lontarkan padaku.
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 42"Mas, nanti pulang bawa rujak ya? Pengen rujak," ucapku manja melalui telepon yang kuhidupkan pengeras suaranya."Ada yang lain sayangku? Nanti akan suamimu carikan." "Es buah kayaknya enak, sama bakso juga ya, Mas.""Lagi, apa lagi? Katakanlah, biar dicatat supaya tidak terlewatkan satu pun.""Apa lagi ya? Hmm ... kayaknya itu aja dulu, nanti dipikirkan lagi." "Oke, Sayang. Sampai ketemu nanti ya. Assalamualaikum." Telepon berakhir setelah aku menjawab salamnya. Pasti Mas Anton sedang tertawa sekarang. Karena apa yang kupesan sama sekali tidak pernah bisa kumakan habis, selalu Mas Anton yang menghabiskannya.Tok!Tok!"Boleh aku masuk?" Mataku langsung tertuju pada Tasya yang sudah berdiri di depan pintu kamarku. Entah apa lagi maunya anak itu? Sudah beberapa Minggu setelah tahu aku hamil, dia jarang berada di rumah dan sering keluar bersama teman-temannya.Tanpa kupersilakan dia masuk, Tasya langsung menuju ke arahku dan duduk d
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 43Tepat jam tujuh malam, saat sedang bersantai di teras sembari menunggu tamu yang akan datang untuk makan malam bersama kami, sebuah mobil yang sangat kukenali terlihat memasuki gerbang rumah Mama mertuaku."Papa kalian ke mana sih? Mereka sudah datang, Papa kalian belum juga pulang!" Terdengar Mama mertuaku menggerutu.Iya juga, ke mana Papa mertua? Biasanya jam empat sudah ada di rumah. Lalu, ke mana Papa sekarang? Hari sudah malam dan sepertinya akan turun hujan, sebab terlihat dari kilat yang sesekali bercabang menerangi langit.Mobil yang kukenali itu sudah berhenti di depan halaman, ternyata penumpangnya keluargaku, aku pikir calon suami Tasya dan keluarganya."Mama ngundang ibuku juga, Mas?" tanyaku pada Mas Anton yang duduk di sampingku. "Ya, 'kan tamunya memang keluarga kita." Aku menoleh ke arah Mas Anton."Apa maksud dari jawabanmu itu, Mas?" tanyaku heran."Ayo, Besan. Masuklah!" Mama mertua terlihat antuasias menyambut ke
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 44Aku memejamkan mata kembali. Terdengar pintu terbuka, mungkin Mas Anton langsung membawaku ke kamar. Sesaat kemudian tubuhku sudah terasa berpindah keatas ranjang."Semuanya tunggu diluar, Anton bisa menyadarkan Amira," ucap Mas Anton, lalu terdengar pintu kamar di tutup.'Waduh, apa jangan-jangan Mas Anton tahu kalau aku sedang pura-pura pingsan? Ah, kacau!' batinku.Kecupan hangat terasa mendarat ke keningku, lalu turun ke hidung dan aku langsung membuka mata."Tuh, 'kan? Ketahuan bohong," kekehnya, dan langsung mencium seluruh wajahku."Nggak asik, padahal pengen balik nge-prank!" Aku menggerutu kesal sambil membawa langkah keluar dari kamar."Itu Amira, sudah berhasil diobati sama Mas Anton." Tasya berkata sambil cengengesan melihatku."Kalian jangan suka nge-prank, Amira pikir beneran kalau Papa kecelakaan, Amira tidak suka orang nge-prank seperti ini, ini sama sekali tidak lucu!" "Idenya Tasya tuh, marahin dia," timpal Mas Anto
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 45PoV Author"Pernikahannya di adakan di rumah ini, tiga hari tiga malam di rumah saya, selanjutnya, baru di rumahmu," ucap Pak Sugi kepada ayahnya Amira."Baiklah, semuanya diatur saja bagaimana baiknya, saya hanya bisa nurut dan tidak akan membantah," sahut Pak Arman dan tertawa.Dua keluarga sedang membicarakan tentang acara pernikahan Tasya dan Zoni. Mereka semua duduk bersantai di teras sembari menunggu Amira dan Tasya pulang dari berbelanja."Anton, kapan waktu pemeriksaan kandungan Amira? Mama mau ikut, karena kalian selalunya pergi berdua tanpa mengajak Mama. Mama juga mau tahu apa jenis kelaminnya cucu Mama.""Ibu juga mau ikut, tolong kabarin kalau waktu USG nya sudah tiba," sambung Bu Ambar, dengan senyum kebahagiaan di wajahnya, karena akan memiliki cucu pertama baginya dan akan membuat kehidupannya lebih berwarna dan bahagia."Kita semua ikut pokoknya, Papa juga mau melihat calon cucu Papa, calon pewaris di keluarga besar k
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU[EXTRA PART]Tahun demi tahun berlalu dengan sangat cepat. Empat tahun mengenyam bangku perkuliahan, kini Zayn Al Fatih dan Nayyara Almahyra telah lulus dengan gelar masing-masing.Zayn mengambil bidang manajemen bisnis, sementara Nayyara memilih bidang pendidikan. Dia ingin menjadi tenaga pendidik untuk mencerdaskan anak bangsa. Kedua buah hati Amira dan Anton itu semringah saat keluar dari gedung tempat mereka wisuda. Nayya pamit pada keluarganya untuk bergabung dengan teman-temannya sebentar. Amira pun mengizinkan.Dia melihat anak perempuannya yang tumbuh semakin dewasa itu setengah berlari ke arah wisudawan yang sedang bergerombol. Mereka berfoto ria sebagai kenang-kenangan sembari melempar toga ke atas pertanda kelulusan. Senyum dan tawa terdengar. Mereka begitu bahagia karena telah menempuh pendidikan ini dengan sempurna.Gelar sarjana tersemat di pundak mereka. Setelah ini mereka akan berpisah dan mungkin akan jarang bertemu. Semua
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 117Hari berganti hari. Bulan pun berganti tahun. Kebahagiaan keluarga Amira semakin bertambah. Semua tak lepas dari keikhlasan dan kesabaran mereka menghadapi tiap ujian dariNya. Mereka saling menguatkan satu sama lain, saling mendoakan dan membantu tiap kali masalah datang. Kedua mertua Amira adalah mertua idaman banyak menantu. Tak hanya memiliki keluarga yang diidamkan banyak orang, bisnis kuliner mereka pun berkembang dengan pesat. Tiga cabang restoran telah dibangun di Jakarta. Pak Sugi juga membangun bisnis di bidang jasa ekspedisi, sementara Bu Raheni dan Amira membuat sebuah butik ternama tak jauh dari kantor ekspedisi mereka. "Rasanya, baru kemarin kita menikah ya, Mas. Tak menyangka usia kita tak muda lagi," lirih Amira saat menyiapkan dua cangkir teh untuknya dan Anton di taman belakang rumah mereka. Anton duduk di sebuah kursi rotan dan kini Amira pun ikut menduduki kursi sebelahnya. Meja rotan berbentuk bulat sebagai pe
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 116 "Mbak Ambar, apa kabar?" tanya adik iparnya Bu Ambar. Dia langsung mendekat dan bersalaman dengan Bu Ambar dan keluarga Anton."Mau ngapain kalian datang ke sini?" tanya Pak Arman dengan ekspresi dingin. Laki-laki itu masih belum terima dengan perlakuan adik dan keluarga besarnya di masa lalu karena mempermalukan bahkan menghina Amira sedemikian rupa. "Bang, kami keluargamu, kenapa Abang bertanya begitu? Sepertinya Abang tidak suka kalau kami datang." Pak Dolah, adik laki-laki Pak Arman berbicara sambil memandang ke arah Amira dan Anton yang masih berdiri di depannya."Iya, Bang. Kami datang untuk bertemu denganmu dan Amira. Sudah bertahun-tahun kita tidak bertemu." Bu Saroh adik perempuan Pak Arman ikut menimpali. Tak seperti dua tahunan lalu saat mereka menatap Amira dengan pandangan jijik dan angkuh, kini mereka datang dengan wajah sendu. Wajah orang-orang yang berduka dan menyesali perbuatannya. Entah apa yang akan dilakukan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 115 "Lisa sekarang dirawat di rumah sakit." Bu Raheni berbicara pada keluarganya setelah menyelesaikan pembicaraannya dengan Bu Laras di telepon."Dirawat? Sakit apa, Ma?" tanya Pak Sugi yang masih menyeruput secangkir kopinya. "Mama tidak tahu, Pa. Kata Laras, Lisa drop setelah sidang perceraiannya dengan Heru," jelas Bu Raheni."Cerai? Jadi, Lisa sama Mas Heru benar-benar berpisah, Ma?" Kini giliran Amira yang bertanya. Dia tak menyangka jika pernikahan Lisa kandas di tengah jalan, padahal sebelumnya dia sangat membanggakan suaminya itu. "Mertuanya Lisa menuntut Heru untuk cepat ngasih cucu. Jadi, Heru nikah lagi tanpa izin dari Lisa. Lantas Lisa memilih cerai dari pada dimadu." Bu Raheni menjelaskan sesuai dengan cerita Bu Laras barusan. "Aneh-aneh saja. Masa sampai segitu terobsesinya untuk memiliki cucu. Apa nggak mikir kalau Lisa itu baru keguguran dan belum pulih. Butuh waktu untuk mengandung lagi. Perempuan itu bukan mesin p
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 114"Lisa, kamu kenapa? Kenapa tadi kamu tiba-tiba pingsan?" cecar Bu Laras ketika Lisa baru sadar setelah dibawa ke klinik terdekat."Mas Heru, Ma." Kedua mata Lisa berkaca-kaca saat mengingat foto yang dikirimkan sahabatnya itu. "Kenapa? Memangnya ada apa dengan Heru?" Bu Laras bertanya lagi dengan sedikit panik. Lagi dan Lagi Lisa menyeka kedua pipinya yang basah. Rasa nyeri dan sesak kembali menghimpit dadanya. Terlalu sakit jika dibayangkan apalagi diceritakan. "Kenapa dengan suamimu, Lisa?" ulang Bu Laras sambil mengusap kening anaknya yang basah oleh keringat. Lisa menatap lekat mamanya yang tampak begitu khawatir dan penasaran. "Mas Heru," lirih Lisa sambil menghela napas berat. Dia memejamkan mata sesaat untuk mengontrol emosinya yang nyaris meledak. "Heru Kenapa? Apa terjadi sesuatu dengannya? Dia baik-baik saja 'kan? Cepat katakan, Lisa. Jangan bikin Mama makin penasaran." Bu Laras sedikit mendesak karena terlalu khawatir
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 113"Silakan lanjut menikmati hidangannya, Jeng. Saya ajak dua cucu saya ke kamar dulu," ucap Bu Raheni dengan senyum tipis lalu mengajak Bu Ambar kembali ke kamar Amira. "Jadi orang kok julid terus," lirih Bu Raheni saat melangkah pergi. "Namanya manusia. Benar pun rasanya selalu salah di mata pendengki." Bu Ambar menyahut. "Benar, Bu Ambar. Mereka memang begitu. Makanya saya sengaja nggak bilang kalau punya cucu kembar laki-laki dan perempuan. Mau coba mereka julid apa nggak. Eh ternyata memang sudah wataknya begitu, ya susah berubah. Lihat saja mereka sekarang shock setelah tahu saya punya cucu kembar sekaligus." Bu Raheni sedikit menoleh ke belakang di mana kedua temannya masih saling bisik. Bu Ambar pun melakukan hal yang sama."Ekspresi mereka langsung berubah setelah melihat cucu laki-laki kita." Bu Ambar dan Bu Raheni saling tatap lalu tersenyum tipis. Keduanya kembali melanjutkan langkah ke kamar Amira. Bu Raheni mengetuk pi
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 112 Perut Amira semakin membukit. Kini, hari perkiraan lahir sudah di depan mata. Amira begitu cemas dan takut akhir-akhir ini.Masa lalunya kembali lalu lalang di depan mata saat dia kehilangan anak pertamanya. Amira benar-benar takut kejadian serupa terulang kembali. "Amira, jangan ketakutan begitu. InsyaAllah semua akan baik-baik saja. Allah akan memberikan keturunan yang shaleh dan shalehah untukmu." Bu Raheni mengusap puncak kepala menantu kesayangannya. Mendengar keturunan shaleh dan shalehah Amira tersenyum tipis. Dia kembali mengingat saat keluar dari ruangan dokter kala itu.Mama mertuanya begitu khawatir melihatnya tergugu pasca pemeriksaan dokter. Suaminya pun ikut berkaca-kaca setelah tahu kondisi kehamilan Amira.Bu Raheni pikir ada hal buruk yang menimpa Amira saat itu sampai membuat anak dan menantunya menangis, padahal mereka terharu karena ternyata ada dua janin yang berkembang di perut Amira. Dokter bilang jika kemu
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 111"Lisa kamu kenapa, Nak?!" pekik Bu Laras saat melihat anaknya jatuh di lantai. Dia tampak begitu lemas. Baju yang dia pakai banyak bercak-bercak merah, bahkan di lantai pun ada tetesan darah. Lisa tak membalas pertanyaan mamanya. Dia masih memejamkan mata sesaat untuk menahan perih yang mulai menjalar di area bawah perutnya. Lisa terlihat meringis sambil memegangi perutnya. Bu Laras mulai terisak melihat anaknya merintih kesakitan. "Tenang, Ras. Biar Anton bawa Lisa ke klinik," ujar Bu Raheni saat mengusap punggung adiknya perlahan."Iya, Mbak. Kasihan sekali Lisa. Aku takut dia dan bayinya kenapa-kenapa. Ya Allah, mana ada darahnya begini." Bu Laras merapikan baju anaknya yang sedikit terbuka. "Anton sini! Cepat bawa Lisa ke klinik terdekat." Bu Raheni melambaikan tangannya ke arah Anton yang masih berdiri di belakang Amira. Lisa diam saja saat Anton menggendongnya ke luar rumah. Bu Laras pun gegas mengikuti anak dan keponakan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 110 "Sayang, kamu kenapa?" Anton menyusul Amira dari belakang.Saat tengah sarapan bersama, tiba-tiba Amira mual dan berjalan cepat ke arah wastafel. Dia teramat mual dan ingin memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Keringat dingin mulai muncul di kening. Amira terlihat lemas dan pucat. "Aduh, Mas. Sebelumnya nggak mual-mual, tapi akhir-akhir ini kok mual terus ya? Bukannya morning sickness biasanya saat hamil trimester pertama? Sekarang sudah trimester kedua malah mual nggak karuan." Amira berucap sembari membasuh mulut dan berkumur di wastafel."Tenang, jangan khawatir, Amira. Mama dulu waktu hamil suamimu juga begitu. Awal-awal belum terasa mualnya, masuk usia kandungan tiga atau empat bulan baru mual dan muntah." Bu Raheni menimpal sambil memijit punggung Amira perlahan. "Benarkah, Ma?" tanya Anton antusias.Dia mengusap kening istrinya yang basah oleh keringat. Aroma minyak kayu putih menguar. Bu Raheni memij