MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 46"Ini pasti perbuatan Sarah!" geram Zoni, tangannya terkepal erat setelah menyebut nama Sarah.Tasya yang gugup langsung bisa mengendalikan diri agar terlihat lebih tenang."Ha, iya, aku pernah mendengar Sarah ingin menyakiti Amira, aku ingat betul, Sarah pasti dendam kepada Amira, karena Amira pernah memarahi Sarah saat mencoba untuk mempermalukanku di tempat umum." Tasya menimpal dengan cepat."Jangan menuduh tanpa bukti, jatuhnya fitnah," timpal Bu Raheni."Bukan fitnah, Ma. Memang itu kenyataannya," sahut Tasya.Tanpa berkata apa-apa pun lagi, Zoni gegas memapah ibunya untuk masuk ke dalam mobil. Dia akan menemui Sarah dan berharap tebakannya dan ucapan Tasya adalah benar adanya.Tasya tidak mau ketinggalan, dia bergegas masuk ke belakang mobil dan memeluk Bu Ambar._______"Apa? Apa aku tidak salah dengar?" tanya Sarah heran sekaligus marah."Jangan banyak drama, katakan di mana adik iparku!" bentak Tasya sambil bersedekap dada.S
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 47"Apa uang yang dijanjikan untuk kami berdua sudah disiapkan?" tanya salah satu laki-laki yang berpenampilan preman dengan wajah yang bertato dan sangar."Ini bayaran untuk kalian, ambil dan pergilah jauh! Jangan pernah kalian berdua berkeliaran di sini, karena polisi sudah memulai pencarian, dan ingat! Apa pun yang terjadi kepada kalian berdua, jangan pernah menyeret nama saya, mengerti?" ucap Tasya sambil meletakkan amplop coklat keatas meja, amplop itu tampak tebal karena berisi uang tunai sebesar seratus lima puluh juta."Aman! Yang penting uang ini tidak kurang dengan apa yang sudah dijanjikan." "Tidak perlu dihitung, uang itu sudah saya lebihkan dari yang saya janjikan. Sekarang, pergilah, sebelum ada yang melihat kita!" ucap Tasya dan mengusir dua orang suruhannya untuk membantunya menjalani misi dan menyekap Amira."Sip, kami pergi sekarang. Kalau membutuhkan pekerjaan seperti ini lagi, telpon saja kami.""Sudah, sana pergi! B
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 48"Maksud Mbak Dian apa?" tanya Zoni."Entahlah, yang pastinya, Mbak tidak yakin kalau pesan itu Amira yang mengirimnya. Coba kalian semua pikir sendiri, tidak mungkin 'kan? Amira kabur dan pergi dengan laki-laki lain. Sedangkan Anton mempunyai segalanya, Anton baik begitu juga kedua orangtuanya. Intinya sih, kejadian masa lalu Amira sudah bisa membuatnya berpikir seratus kali untuk melakukan hal sekonyol itu."Dian menjelaskan tentang pendapatnya mengenai pesan yang dikirim dari nomor Amira."Ibu juga berfirasat kalau pesan itu bukan Amira yang mengirimnya," timpal Bu Ambar."Zoni, kamu harus mencaritahu, jangan karena pesan ini, kamu langsung lepas tangan. Cari tahu di mana saat dia pergi sebelum dia tidak pulang, atau pergi ke salon yang kamu katakan itu, siapa tahu, kamu bisa mendapatkan petunjuk dari orang-orang yang melihat Amira, rambut sama hitam, tapi hati siapa yang tahu? Bisa saja baik di luar dan jahat di dalam, betul 'kan?"
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 49"Amira, di mana lagi kakak harus mencari informasi tentangmu?" ucap Zoni lemah, sambil membawa langkah gontai menuju parkiran.Semua orang tidak ada yang melihat Amira saat Zoni menunjukkan foto Amira, dengan menyebutkan hari dan tanggal saat adiknya berbelanja di pusat perbelanjaan itu."Es teh manisnya, Om," tawar anak perempuan kecil yang mengarahkan dagangannya ke Zoni."Tidak, terima kasih." Dengan lemah Zoni menolak, lalu duduk dibawah pohon jambu di dekat parkiran.Pandangannya menyapu ke seluruh jalan dan bangunan. Penjelasan dari petugas yang berjaga, di parkiran mau pun di tempatnya duduk tidak akan dijangkau oleh cctv, Karena letak lokasinya yang terlalu jauh.Pandangan Zoni beralih ke arah anak perempuan yang tengah menawarkan dagangannya ke tukang parkir, seketika matanya memicing melihat sapu tangan yang diletakkan gadis kecil itu diatas kepalanya untuk melindungi dari panasnya matahari.Sapu tangan itu terlihat sangat
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 50"Kenapa? Kenapa kalian menatap Tasya seperti itu?" tanya Tasya dengan mengerutkan kening.Dia kembali membawa langkah dan duduk di samping Bu Raheni."Katakan, di mana kamu menyembunyikan adikku?" tanya Zoni, matanya menatap Tasya tajam."Tunggu, kamu ... nuduh aku menyembunyikan Amira gitu?" Tasya menunjuk dirinya sendiri. "Demi Allah, aku tidak mengerti dengan semua ini," lanjutnya yang berpura-pura tidak mengerti."Jangan bawa-bawa nama Allah untuk menutupi kebusukanmu, Tasya!" ucap Zoni yang mulai emosi."Cukup! Jangan menuduh anakku yang tidak-tidak," tampik Bu Raheni."Saya sama sekali tidak menudu-""Lalu apa kalau tidak menuduh?" sela Bu Raheni marah."Sudah, Zoni. Mungkin anak itu salah lihat, tidak baik menuduh orang seperti itu, Tasya tidak mungkin berbuat jahat kepada Amira," cegah Bu Ambar saat Zoni ingin menjawab ucapan Bu Raheni."Kalau tidak punya kepentingan lagi, silakan kalian angkat kaki dari sini!" usir Bu Raheni.
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 51"Apa ini? Kau ... sudah tidak perawan lagi?" Zoni langsung menyudahi aktivitasnya yang baru saja ingin dia mulai. Dengan cepat Zoni kembali memakaikan pakaiannya dan melepaskan tali yang mengikat tangan Tasya.Zoni memandang wajah Tasya yang cantik dan hampir tidak ada cela, lalu Zoni tertawa terbahak-bahak sambil memukuli kursi mobil."Diam! Brengsek!" hardik Tasya. Dia geram melihat Zoni yang belum berhenti tertawa. Tasya meraih pakaiannya yang di lempar Zoni ke depan kemudi."Kau sungguh menjijikkan, Tasya. Ha-ha-ha!" Zoni tertawa keras."Diam!" bentak Tasya. Wajahnya sudah merah padam. "Ck! Ternyata kau hanya sampah, kau menyebut adikku kotor, seolah-olah dirimu bersih dan suci! Dengan siapa kau melakukannya? Ha-ha-ha!" decak Zoni dan tertawa lagi. "Aku sama sekali tidak habis pikir, bahwa gadis yang menghina adikku justru sudah tidak perawan lagi!""Kau akan menyesal dengan perbuatanmu ini, Zoni. Kau akan menyesal!" teriak Tasy
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 52Drrrtttt....Kesal! Ya, itu yang dirasakan Tasya saat menuju ke tempat di mana dua preman itu berada, sebelum mendapatkan uang yang mereka inginkan, ponsel Tasya tidak akan berhenti bergetar."Bisa sabar tidak? Jalanan sekarang lagi macet!" ketus Tasya saat benda pintar berlogo apel itu menempel di telinganya."Situasi sedang tidak aman, Boss. Karena ada seorang perempuan yang gerak geriknya mencurigakan, dia duduk di warung sambil memandang ke arah kita berdua terus," jelas preman itu di seberang telepon."Perempuan? Siapa perempuan itu?""Yaahh, mana saya tahu, Boss. Cari aman saja, Boss. Uangnya transfer ke rekening saya saja." "Kenapa tidak minta transfer dari tadi? Menyusahkan! Cepat kirim nomor rekeningnya, setelah ini, jangan lagi mengganggu hidupku!" Tasya langsung mematikan sambungan telepon. Bibirnya tidak berhenti bergerak mengumpati nasibnya yang tidak tenang."Semenjak Amira masuk di kehidupan keluargaku, semuanya menja
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 53Tasya meneguk ludah melihat ke arah Runa yang berjalan ke arah mereka semua."Ini Kakak yang memintaku untuk memberikan es teh kepada Kakak yang hilang itu, sebelum itu, Kakak ini mencampurkan yang katanya adalah gula halus."Runa berkata sambil menunjukkan jari kecilnya ke arah Tasya duduk. Jangan ditanyakan apa ekspresi wajah Tasya saat ini. Yang jelasnya, dia sangat terkejut.Dia berdiri dan menatap tajam ke arah Runa yang langsung berlindung dibalik tubuh ibunya, karena ketakutan dengan Tasya."Hei! Jangan menuduhku anak miskin!" hardik Tasya, menghina. Plak!Dengan keras Bu Raheni langsung menampar pipi Tasya. Tasya memegang pipinya dengan perasaan yang sudah kacau dan gelisah."Periksa ponselnya!" perintah Bu Raheni, yang langsung menyambar tas Tasya dan memberikannya kepada Anton."Tega sekali Mama menamparku, padahal belum tentu apa yang dikatakan anak kecil itu benar. Mama mudah sekali percaya dengan kata-kata anak kecil, ti
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU[EXTRA PART]Tahun demi tahun berlalu dengan sangat cepat. Empat tahun mengenyam bangku perkuliahan, kini Zayn Al Fatih dan Nayyara Almahyra telah lulus dengan gelar masing-masing.Zayn mengambil bidang manajemen bisnis, sementara Nayyara memilih bidang pendidikan. Dia ingin menjadi tenaga pendidik untuk mencerdaskan anak bangsa. Kedua buah hati Amira dan Anton itu semringah saat keluar dari gedung tempat mereka wisuda. Nayya pamit pada keluarganya untuk bergabung dengan teman-temannya sebentar. Amira pun mengizinkan.Dia melihat anak perempuannya yang tumbuh semakin dewasa itu setengah berlari ke arah wisudawan yang sedang bergerombol. Mereka berfoto ria sebagai kenang-kenangan sembari melempar toga ke atas pertanda kelulusan. Senyum dan tawa terdengar. Mereka begitu bahagia karena telah menempuh pendidikan ini dengan sempurna.Gelar sarjana tersemat di pundak mereka. Setelah ini mereka akan berpisah dan mungkin akan jarang bertemu. Semua
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 117Hari berganti hari. Bulan pun berganti tahun. Kebahagiaan keluarga Amira semakin bertambah. Semua tak lepas dari keikhlasan dan kesabaran mereka menghadapi tiap ujian dariNya. Mereka saling menguatkan satu sama lain, saling mendoakan dan membantu tiap kali masalah datang. Kedua mertua Amira adalah mertua idaman banyak menantu. Tak hanya memiliki keluarga yang diidamkan banyak orang, bisnis kuliner mereka pun berkembang dengan pesat. Tiga cabang restoran telah dibangun di Jakarta. Pak Sugi juga membangun bisnis di bidang jasa ekspedisi, sementara Bu Raheni dan Amira membuat sebuah butik ternama tak jauh dari kantor ekspedisi mereka. "Rasanya, baru kemarin kita menikah ya, Mas. Tak menyangka usia kita tak muda lagi," lirih Amira saat menyiapkan dua cangkir teh untuknya dan Anton di taman belakang rumah mereka. Anton duduk di sebuah kursi rotan dan kini Amira pun ikut menduduki kursi sebelahnya. Meja rotan berbentuk bulat sebagai pe
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 116 "Mbak Ambar, apa kabar?" tanya adik iparnya Bu Ambar. Dia langsung mendekat dan bersalaman dengan Bu Ambar dan keluarga Anton."Mau ngapain kalian datang ke sini?" tanya Pak Arman dengan ekspresi dingin. Laki-laki itu masih belum terima dengan perlakuan adik dan keluarga besarnya di masa lalu karena mempermalukan bahkan menghina Amira sedemikian rupa. "Bang, kami keluargamu, kenapa Abang bertanya begitu? Sepertinya Abang tidak suka kalau kami datang." Pak Dolah, adik laki-laki Pak Arman berbicara sambil memandang ke arah Amira dan Anton yang masih berdiri di depannya."Iya, Bang. Kami datang untuk bertemu denganmu dan Amira. Sudah bertahun-tahun kita tidak bertemu." Bu Saroh adik perempuan Pak Arman ikut menimpali. Tak seperti dua tahunan lalu saat mereka menatap Amira dengan pandangan jijik dan angkuh, kini mereka datang dengan wajah sendu. Wajah orang-orang yang berduka dan menyesali perbuatannya. Entah apa yang akan dilakukan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 115 "Lisa sekarang dirawat di rumah sakit." Bu Raheni berbicara pada keluarganya setelah menyelesaikan pembicaraannya dengan Bu Laras di telepon."Dirawat? Sakit apa, Ma?" tanya Pak Sugi yang masih menyeruput secangkir kopinya. "Mama tidak tahu, Pa. Kata Laras, Lisa drop setelah sidang perceraiannya dengan Heru," jelas Bu Raheni."Cerai? Jadi, Lisa sama Mas Heru benar-benar berpisah, Ma?" Kini giliran Amira yang bertanya. Dia tak menyangka jika pernikahan Lisa kandas di tengah jalan, padahal sebelumnya dia sangat membanggakan suaminya itu. "Mertuanya Lisa menuntut Heru untuk cepat ngasih cucu. Jadi, Heru nikah lagi tanpa izin dari Lisa. Lantas Lisa memilih cerai dari pada dimadu." Bu Raheni menjelaskan sesuai dengan cerita Bu Laras barusan. "Aneh-aneh saja. Masa sampai segitu terobsesinya untuk memiliki cucu. Apa nggak mikir kalau Lisa itu baru keguguran dan belum pulih. Butuh waktu untuk mengandung lagi. Perempuan itu bukan mesin p
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 114"Lisa, kamu kenapa? Kenapa tadi kamu tiba-tiba pingsan?" cecar Bu Laras ketika Lisa baru sadar setelah dibawa ke klinik terdekat."Mas Heru, Ma." Kedua mata Lisa berkaca-kaca saat mengingat foto yang dikirimkan sahabatnya itu. "Kenapa? Memangnya ada apa dengan Heru?" Bu Laras bertanya lagi dengan sedikit panik. Lagi dan Lagi Lisa menyeka kedua pipinya yang basah. Rasa nyeri dan sesak kembali menghimpit dadanya. Terlalu sakit jika dibayangkan apalagi diceritakan. "Kenapa dengan suamimu, Lisa?" ulang Bu Laras sambil mengusap kening anaknya yang basah oleh keringat. Lisa menatap lekat mamanya yang tampak begitu khawatir dan penasaran. "Mas Heru," lirih Lisa sambil menghela napas berat. Dia memejamkan mata sesaat untuk mengontrol emosinya yang nyaris meledak. "Heru Kenapa? Apa terjadi sesuatu dengannya? Dia baik-baik saja 'kan? Cepat katakan, Lisa. Jangan bikin Mama makin penasaran." Bu Laras sedikit mendesak karena terlalu khawatir
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 113"Silakan lanjut menikmati hidangannya, Jeng. Saya ajak dua cucu saya ke kamar dulu," ucap Bu Raheni dengan senyum tipis lalu mengajak Bu Ambar kembali ke kamar Amira. "Jadi orang kok julid terus," lirih Bu Raheni saat melangkah pergi. "Namanya manusia. Benar pun rasanya selalu salah di mata pendengki." Bu Ambar menyahut. "Benar, Bu Ambar. Mereka memang begitu. Makanya saya sengaja nggak bilang kalau punya cucu kembar laki-laki dan perempuan. Mau coba mereka julid apa nggak. Eh ternyata memang sudah wataknya begitu, ya susah berubah. Lihat saja mereka sekarang shock setelah tahu saya punya cucu kembar sekaligus." Bu Raheni sedikit menoleh ke belakang di mana kedua temannya masih saling bisik. Bu Ambar pun melakukan hal yang sama."Ekspresi mereka langsung berubah setelah melihat cucu laki-laki kita." Bu Ambar dan Bu Raheni saling tatap lalu tersenyum tipis. Keduanya kembali melanjutkan langkah ke kamar Amira. Bu Raheni mengetuk pi
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 112 Perut Amira semakin membukit. Kini, hari perkiraan lahir sudah di depan mata. Amira begitu cemas dan takut akhir-akhir ini.Masa lalunya kembali lalu lalang di depan mata saat dia kehilangan anak pertamanya. Amira benar-benar takut kejadian serupa terulang kembali. "Amira, jangan ketakutan begitu. InsyaAllah semua akan baik-baik saja. Allah akan memberikan keturunan yang shaleh dan shalehah untukmu." Bu Raheni mengusap puncak kepala menantu kesayangannya. Mendengar keturunan shaleh dan shalehah Amira tersenyum tipis. Dia kembali mengingat saat keluar dari ruangan dokter kala itu.Mama mertuanya begitu khawatir melihatnya tergugu pasca pemeriksaan dokter. Suaminya pun ikut berkaca-kaca setelah tahu kondisi kehamilan Amira.Bu Raheni pikir ada hal buruk yang menimpa Amira saat itu sampai membuat anak dan menantunya menangis, padahal mereka terharu karena ternyata ada dua janin yang berkembang di perut Amira. Dokter bilang jika kemu
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 111"Lisa kamu kenapa, Nak?!" pekik Bu Laras saat melihat anaknya jatuh di lantai. Dia tampak begitu lemas. Baju yang dia pakai banyak bercak-bercak merah, bahkan di lantai pun ada tetesan darah. Lisa tak membalas pertanyaan mamanya. Dia masih memejamkan mata sesaat untuk menahan perih yang mulai menjalar di area bawah perutnya. Lisa terlihat meringis sambil memegangi perutnya. Bu Laras mulai terisak melihat anaknya merintih kesakitan. "Tenang, Ras. Biar Anton bawa Lisa ke klinik," ujar Bu Raheni saat mengusap punggung adiknya perlahan."Iya, Mbak. Kasihan sekali Lisa. Aku takut dia dan bayinya kenapa-kenapa. Ya Allah, mana ada darahnya begini." Bu Laras merapikan baju anaknya yang sedikit terbuka. "Anton sini! Cepat bawa Lisa ke klinik terdekat." Bu Raheni melambaikan tangannya ke arah Anton yang masih berdiri di belakang Amira. Lisa diam saja saat Anton menggendongnya ke luar rumah. Bu Laras pun gegas mengikuti anak dan keponakan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 110 "Sayang, kamu kenapa?" Anton menyusul Amira dari belakang.Saat tengah sarapan bersama, tiba-tiba Amira mual dan berjalan cepat ke arah wastafel. Dia teramat mual dan ingin memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Keringat dingin mulai muncul di kening. Amira terlihat lemas dan pucat. "Aduh, Mas. Sebelumnya nggak mual-mual, tapi akhir-akhir ini kok mual terus ya? Bukannya morning sickness biasanya saat hamil trimester pertama? Sekarang sudah trimester kedua malah mual nggak karuan." Amira berucap sembari membasuh mulut dan berkumur di wastafel."Tenang, jangan khawatir, Amira. Mama dulu waktu hamil suamimu juga begitu. Awal-awal belum terasa mualnya, masuk usia kandungan tiga atau empat bulan baru mual dan muntah." Bu Raheni menimpal sambil memijit punggung Amira perlahan. "Benarkah, Ma?" tanya Anton antusias.Dia mengusap kening istrinya yang basah oleh keringat. Aroma minyak kayu putih menguar. Bu Raheni memij