Share

Part 14

Penulis: Nisa Noor
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aksan terlihat tak nyaman sepanjang perjalanan, wajahnya menunjukan kekhawatiran tentu saja itu membuat Nilam semakin curiga, ia berharap begitu sampai rumah bisa memergoki hal yang selama ini ia curigai.

"Kenapa mas?" tanya Nilam.

"Nggak sayang, Mas telepon Mbak Tami dulu ya ngabarin kalau kita gak jadi pergi."

Tebakan Nilam benar, Aksan takut di rumah sedang tidak baik keadaannya jadi dia harus memastikan semua aman. Nilam tidak setuju dengan apa yang dikatakan Aksan.

"Gak perlu lah mas, kan nanti juga kita sampai rumah."

Namun Aksan tetap merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel, Nilam membiarkannya seberapa besar pum cara Aksan menyembunyikan hal itu bagi Nilam jika sudah waktunya terbongkar akan terbongkar.

Selesai mengirim pesan pada Mbak Tami, Aksan menggenggam tangan Nilam dan tak terlepas hingga sampai di depan rumah.

"Walah, ini yang mau liburan sudah pulang lagi."

Mbak Tami sudah memyambut mereka pulang dengan senyum sumringah yang bagi Nilam itu adalah senyum kemun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Siti Raehan
penasaran nih lanjut dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 15

    "Alasan apalagi yang akan kamu ucapkan mas?" tanya Nilam.Aksan menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan berat. Pikiran Aksan melayang pada peristiwa itu, peristiwa di mana kehancuran bermula. Dengan berat Aksan menceritakan semua yang terjadi pada Nilam.Satu bulan setelah Aksan melamar Nilam, tiba-tiba seorang perempuan datang ke rumahnya dan mengaku sebagai simpanan papanya. Nyaris semua dibuat tak percaya akan hal itu hingga akhirnya papa mengakuinya.Saat itu terjadi pertengkaran hebat antara mama dan papa Aksan, hingga akhirnya papa membela perempuan itu dan mama memilih peegi dari rumah, Mama Indri adalah selingkuhan papa yang papa simpan dan jaga dengan baik, kepergian mama bukan membuat papa Aksan berpikir atau menyesal, justru dia melegalkan pernikahannya bersama Mama Indri tak ada yang menghadiri pernikahan itu, Mbak Tami, Aksan dan Ikhsan-kembaran Aksan memilih berfokus mencari mama kandung mereka. Aksan diliputi rasa sakit yang sungguh pedih, kenyataan pahit har

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 16

    "Dia yang kamu cari?" Mbak Tami mendorong kursi roda dengan seorang perempuan yang duduk di atasnya. Nilam terperangah dan mendadak memiliki kekuatan untuk berdiri meski tangannya menempel berpegangan ke dinding. Aksan terlihat pasrah saat melihat kakaknya datang bersama perempuan yang selama ini ia sembunyikan."Siapa dia Mas? Siapa?" teriak Nilam.Perempuan di atas kursi roda itu menatap Nilam dengan tatapan sinis dan mendelik lalu tiba-tiba tersenyum membuat Nilam merinding sendiri. Ada yang aneh dari perempuan itu, lalu dia melihat ke arah Aksan dengan senyum bahagia dan kembali melihat ke arah Nilam dengan melotot."Jangan dekati suamiku, pergi ... Pergi ...."Perempuan itu ikut berteriak seperti Nilam tapi suaranya parau, Nilam terhenyak mendengar ucapan perempuan itu. Dia menatap ke arah Aksan."Apa dia bilang Mas? Suami? Kamu suaminya? Iya? Jawab mas?" Nilam tak kuasa menahan emosinya dia memukuli Aksan yang sejak tadi hanya terdiam, melihat Aksan dipukuli perempuan diatas

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 17

    "Bohong ...."Seketika semua mengarah ke arah suara, Mama Indri sudah berdiri di pintu, tak ada yang menyadari kedatangannya karena sibuk dan hanyut dalam suasana menyakitkan."Tante ...."Mbak Tami menoleh dan terkejut, begitupun Aksan dan Nilam, tak ketinggalan Bi Jum yang sejak tadi mengintip di balik dinding. Tak ada mata yang tak menoleh ke arah Mama Indri.Mama Indri menghampiri Nilam yang masih terduduk lemas, dia ikutan duduk di hadapan Nilam. "Kalau dia benar mencintaimu seberapa tentu dia akan ingat syarat yang kamu ajukan, kalau dia benar mencintaimu tentu dia akan takut untuk berpisah darimu dan memilih membiarkan perempuan gila itu sendirian, kalau dia ...."Tetiba tangan kekar itu menyambar rambut Mama Indri hingga Mama Indri kesakitan, Aksan mengangkat tubuh Mama Indri dengan sekuat tenaga lalu menghadapkan wajahnya ke hadapannya."Belum puas kamu menghancurkan rumah tangga orang tuaku hah? Belum puas kamu melihat keponakanmu sendiri menderita? Sekarang kamu mencoba me

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 18

    Sepanjang perjalanan air mata Nilam tak bisa dibendung, mengalir deras membasahi pipi mulusnya. Betapa tidak, lelaki yang ia cintai sepenuh hati, ia curahkan semua kasih sayang yang selama ini dijaganya hanya untuk lelaki yang halal baginya dinodai oleh sebuah kebohongan yang cukup lama.Nilam merasa dirinya bodoh, ya bodoh karena mau tertipu dengan sikap manis yang selalu ditampakkam oleh Aksan, dia sama sekali tak pernah mencurigai suaminya itu karena sikap Aksan tak pernah mencurigakan tapi nyatanya berbulan-bulan dia telah dibohongi.Memorinya memutar kembali saat-saat pertama kali ia mendengar suara aneh itu, perasaannya kuat dan tajam ada sesuatu yang tak beres, andai Nilam tak memiliki perasaan curiga atas suara itu mungkin dia akan terus hidup dalam sebuah kebohongan yang kekal. Aksan adalah lelaki pertama yang Nilam cintai, yang padanya Nilam berharap kebahagiaan yang luas dan besar, berharap ketulusan dan keikhlasan dalan memcintai, berbaur menjadi suami istri yang saling j

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 19

    Meninggalkan sejenak Aksan yang sedang berupaya membujuk Nilam agar mau memberikannya kesempatan untuk merubah segala hal negatif tentang dirinya di hadapan Nilam. Ada kisah yang tak bisa terlepas dari masalah yang hadir diantara Nilam dan Aksan.Kepergian Aksan mengejar Nilam ke rumahnya, membuat Bi Jum mematung di balik jendela, ia merasa sangat sedih dan berduka melihat itu semua. Bagaimanapun Aksan adalah anak majikannya yang sejak kecil sudah diurusnya. Bi Jum, pembantu di rumah keluarga Pak Adi Jaya-Papa Aksan sudah menemani perjalanan kehidupan Aksan sejak usia lima tahun. Saat itu, Aksan dan Ikhsan sudah mulai kerepotan karena harus antar jemput si kembar, akhirnya dengan berat hati meski sebetulnya tak ingin ada ART mama Aksan terpaksa menerima seorang pekerja. Atas saran dari saudaranya, mama Aksan menerima Bi Jum, saat itu Bi Jum masih muda tapi usianya tiga tahun lebih tua dari usia Mama Aksan. Awalnya Bi Jum dipanggil Mbak oleh Mama Aksan, tapi Bi Jum lebih nyaman dipan

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 20

    "Ibu benci sama kamu ...."Aksan terdiam, ucapan Ibu Nilam seakan bom yang menghantam jiwanya. "Bu, maafkan Aksan bu. Mohon beri kesempatan pada Aksan untuk memperbaiki semuanya, menjelaskan semua yang terjadi karena semua tak seperti Nilam pikirkan.""Pergilah, biarkan Nilam sendiri dulu.""Tapi bu, aku ingin pergi dari sini bersama Nilam bu ...."Aksan terus mencoba merengek pada Ibu, bersimpuh memohon maaf pada ibu mertuanya. Bagi Aksan apa yang dilakukannya bukanlah kesalahan yang besar, malah baginya dia sudah berbuat baik karena menolong adik iparnya.Tak sedikit pun ibu goyah, ia tetap teguh pasa pendiriannya. Ibu bangkit dari duduk, berjalan menuju jendela. Pandangannya ia arahkan ke depan, Aksan masih terduduk."Ibu membesarkan Nilam dengan penuh tanggung jawab, ada cinta dan kasih sayang di dalamnya tapi ada juga ketegasan agar disiplin dalam segala hal. Dalam keluarga kami, satu hal yang tak boleh dilakukan yaitu berbohong. Kami meyakini tak ada satu alasan apapun yang dap

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 21

    Nilam merebahkan tubuhnya di atas ranjang, memejamkan mata berharap esok akan lebih baik, kepalanya masih terasa berat apalagi dengan kedatangan Aksan yang mencoba membujuk ibunya agar mempertemukan dengan dirinya. Beruntung ibu memiliki pendirian yang kuat sama seperti Nilam.Perjalanan beberapa hari kebelakang membuatnya sangat lelah, terutama kondisi hati yang sedang terpuruk. Ibu benar, sejak kecil Nilam dipupuk oleh kejujuran dari kedua orang tuanya, mereka sangat benar-benar menjungjung hal itu, tak ada alasan apapun tentang sebuah kebohongan karena bohong tetaplah sebuah kesalahan mana ada alasan dalam sebuah kesalahan. Samar-samar Nilam mendengar adzan berkumandang, lalu ia membuka mata perlahan, tak terasa ia hanyut dalam dekapan siang menuju sore yang tak terlalu panas. Nilam beranjak dari tidurnya lalu menuju kamar mandi. Ia nyalakan sower membiarkan tubuhnya diguyur air, melepaskan semua kesedihan dan duka yang ia rasakan, bersama air yang mengaliro tubuhnya Nilam membuan

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 22

    "Kenapa bu lari-lari?" tanya seorang perempuan pada Mama Aksan yang terlihat ketakutan."Ada anak ibu," ucap Mama Aksan.Perempuan itu mengernyitkan dahinya, lalu memberikan segelas air pada Mama Arkan. Dan Mama Arkan meraih gelas itu lalu mereguk airnya hingga habis, ia kemudia mengatur nafasnya membuat dirinya tenang. Pertemuan dengan Aksan tanpa sengaja itu membuat Mama Aksan terkejut dan belum ingin menemui Aksan. Perempuan itu tampak menunggu kondisi Mama Aksan baik dulu, paras cantik dan lembutnya membuat siapa yang memandangnya terpesona. Dia adalah Namira, Namira adalah orang yang menemukan Mama Aksan terlunta-lumta di jalan, hingga jiwanya iba lalu mengajaknya tinggal di kost an yang ia tempati, Namira merantau ke daerah itu, umurnya tak jauh beda dengan Nilam, ia seorang psikolog di sebuah lembaga pendidikan. "Kenapa ibu menghindar?" tanya Namira."Ibu belum siap kalau harus bertemu, apalagi Aksan itu sangat mirip dengan suami ibu. Jadi ibu belum bisa ketemu Aksan." Nam

Bab terbaru

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 25 (End)

    Perjalanan panjang setiap manusia yang bernapas di dunia sejatinya hanyalah sementara, seberapa lama dan panjang pun perjalanan itu tentu akan memiliki akhir yang sama yaitu kematian. Setiap yang bernyawa akan mati, itu janji Tuhan dalam kitab suci. Apa yang kita lakukan selama menempuh perjalanan di dunia, akan diminta pertanggungjawaban di alam akhirat nanti. Jika baik maka akan berbuah baik, jika buruk maka itupun yang akan kita terima. Dan semua manusia akan berharap kebaikanlah yang akan mereka terima. Aksan, sudah merasakan perjalanan hidup yang beragam. Mulai dia yang tergoda mendua hingga dia sendiri yang diduakan, mulai merasakan jatuh cinta, dicintai lalu jatuh cinta lagi dan terluka lagi. Seolah semua yang dilakukannya sudah dibayar lunas oleh takdir yang menyapanya. Genap dua tahun Aksan meninggalkan Negara ini dengan segala cerita yang sudah pernah terjadi, cerita yang membuat kehidupannya beragam dan begitu kompleks. Aksan menikmati setiap kehidupan yang diamanahkan p

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 24

    "Assalamualaikum, Ma.""Waalaikumsalam, ah akhirnya anak mama menelpon juga. Gimana kabar kamu, nak?" "Baik, Ma. Mama gimana?" "Alhamdulillah, baik."Percakapan antara anak lelaki dan seorang ibu yang terpisah jarak dan waktu itu selalu terjadi setiap waktu dengan waktu yang berbeda. Ya, akhirnya Aksan memutuskan untuk pergi, menyetujui dengan saran sang Mama untuk meraih kebahagiaan, melupakan semua peristiwa yang terjadi di tanah air dalam hidupnya. Aksan mengambil keputusan yang tepat setelah melakukan perenungan yang cukup panjang. Sebulan dari ucapan sang Mama, Aksan baru berani memutuskan setelah memastikan semua urusan di tempat tinggalnya selesai. Mendengar keputusan sang buah hati tentu Mama Aksan sangat bahagia kala itu, tak ada yang menjadi penghalang kebahagiaannya selain kebahagiaan anak semata wayangnya. Satu-satunya anggota keluarga yang masih dimiliki Mama Aksan. "Baik-baik kamu disana, ya nak." "Iya Bu, ibu juga. Bi, tolong kabari soal Mama apapun itu," ucap Aks

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 23

    "Kok kamu bisa bawa Nilam?" tanya Mama saat di jalan menuju ke rumah. "Aku lagi di kafe Dani habis menemui Jelita. Jelita akan tetap bertahan dengan suaminya ma, meski aku menawarkan untuk melunasi semua hutang Budi itu.""Apa? Kamu akan mengambil dia gitu?" tanya Mama tampak terkejut. "Ma, aku sudah lelah. Aku lelah mencari wanita untuk bisa kujadikan sandaran ketika aku lelah dengan pekerjaan dengan kehidupan ini, aku sudah semakin tua Mama juga kita butuh seseorang untuk melewati masa-masa ini. Aku butuh istri, Ma." "Lalu kamu berharap Jelita bisa jadi istri yang baik untuk kamu," ucap Mama. "Setidaknya, perempuan yang terakhir aku cintai dan masih bisa aku perjuangkan hanya Jelita." "Kamu ini, sekarang repot cari istri dulu sudah punya istri baik dan cantik kamu abaikan begitu saja." "Ma," lirih Aksan. Mama tak berucap lagi, begitupun dengan Aksan yang memilih diam. Ucapan mamanya mungkin kena ke dalam hatinya. Apa yang dikatakan sang Mama betul adanya. Dulu Aksan beruntung

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 22

    Jelita masih mengingat pertemuannya dengan Aksan, dia akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal bersama Boby. Keputusannya sudah bulat, meski kini perlakuan Boby terkadang cukup membuatnya bingung tapi setidaknya kehidupannya jauh lebih aman di tangan Boby. Tetiba ingatannya meluncur saat pertemuan pertama dengan Aksan, membuat Jelita tersenyum sendiri mengingatnya. Tapi tak jarang menangis bukan karena menangisi kebersamaan mereka tapi menangisi restu orang tua yang tak kunjung hadir. Orang tua Jelita tak menyetujui kedekatan mereka itulah sebabnya Jelita tak pernah mengajak Aksan. "Dia itu duda, Jelita. Kamu ini masih gadis, pantas mendapatkan jejaka." Itu yang terlontar dari mulut sang ayah, mereka menginginkan anak gadisnya mendapat jejaka bukan duda hingga keputusan besar karena sebuah keterpaksaan pun diambil. Orang tua Jelita terlilit hutang, Boby membantunya dengan syarat Jelita mau menikah dengannya karena Boby memang sudah mengincar Jelita sejak lama. Lelaki anak juragan k

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 21

    "Kamu tahu bagaimana perasaan aku sama kamu, aku menjaga kamu. Gak pernah sekalipun aku berani menyakitimu, oke mungkin aku salah karena tak begitu perhatian sama kamu. Selama ini aku selalu melihatmu baik-baik saja, aku kira semua nyata ternyata semu belaka, kamu pandai menyembunyikan semuanya dan aku terlalu percaya dengan semua itu. Harusnya kalau kamu menganggap aku ini kekasihmu bicarakan apapun tentang kamu jangan kamu sembunyikan." Aksan terus memburu Jelita, sedangkan yang diburu hanya semakin menundukan kepala, meremas jari-jarinya. Jelita mungkin tak pernah menyangka jika ia akan bertemu dengan Aksan lagi. Boby sudah membawanya jauh pergi dari kota dimana Jelita dan Aksan bertemu, tapi kini nyatanya mereka bersitatap untuk pertama kalinya setelah enam kali purnama tanpa berdua."Aku sudah lama akan menikahi mu, berkali-kali aku meminta kamu untuk membawaku pada orang tuamu tapi kamu selalu menolak, aku rasa bukan ini alasannya. Kamu memang gak pernah mencintaiku kan, jawab?

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 20

    Aksan tercengang mendengar semua hasil laporan orang yang disuruhnya mencari tahu soal Jelita, semua fakta dan peristiwa sudah didapat dari orang itu. Aksan rela menggelontorkan uang banyak untuk melakukan hal ini, bukan soal cinta saja tapi rasa sayang yang sudah mendalam pada Jelita. Ya, memang Aksan kalau sudah jatuh cinta maka akan mendalam sama seperti dulu jatuh cinta pada Qonita hingga setelah menjadi janda rela menikahi diam-diam dan mengkhianati Nilam. Aksan berencana menemui Jelita tanpa sepengetahuan suaminya, ia pun pamit pada sang Mama. "Kamu serius?""Serius ma, aku merasa perlu menyelamatkan Jelita terlepas nanti dia masih mau dengan ku atau tidak. Aku sudah salah menilainya, dia terpaksa melakukan selama ini. Berarti memang Jelita adalah perempuan baik hanya saja keadaan yang membuatnya seperti itu.""Mama terserah kamu, tapi ingat jangan lakukan kesalahan lagi.""Baik ma, terima kasih. Oh, ya. Qonita gimana?" tanya Aksan. "Alhamdulillah, semua sehat kembali. Suamin

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 19

    "Kenapa masih mencari dia? Bukankah sudah cukup jelas, dia sudah menikah dan membohongi kamu?" Aksan terdiam dengan pertanyaan Sesil, setelah menemui Sesil dan Sesil menerima dengan baik kedatangan Aksan. Aksan menceritakan semuanya, terlihat Sesil tak terkejut mendengar semua cerita tentang Jelita. Hingga Aksan mengira Sesil tahu semuanya. "Kamu tahu semua ini?" tanya Aksan. Sesil menghela napas, lalu membuang pandangannya. "Kamu itu sudah jadi pacarnya satu tahun tapi belum mengenal dia dengan baik, jadi selama ini ngapain aja? Cuma datang untuk berkencan saja dengan dia, cuma datang ketika kamu kesepian atau cuma berpikir dia butuh duit kamu saja?" Sesil menjeda kalimatnya, Aksan semakin terasa sesak, ya memang selama berpacaran dengan Jelita, Aksan selalu memberikan apapun yang dia mau, Aksan selalu berusaha meluangkan waktu tapi memang ia mengakui Aksan tak pernah bertanya apapun soal kehidupan Jelita. Dan jelita pun tak pernah bertanya apapun atau bercerita apapun. "Tidak

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 18

    "Qonita itu dari dulu memang istri yang sangat baik, bagaimana pun kondisi suaminya ia tetap bisa menerima semua kekurangan itu. Dulu adik kamu sangat bahagia bisa menikah dengan dia, sejak bercerita saat masih sekolah dulu Mama bisa melihat kebaikan dalam diri anak itu makanya Mama setuju ketika Ikhsan ingin menikahi Qonita."Aksan terdiam, selera makannya tiba-tiba hilang entah kemana mendengar cerita Mamanya, entah kenapa harus bagian itu yang Mama ceritakan, sejak dulu Aksan selalu tak suka mendengar soal kedekatan Qonita dan adik kembarnya, karena Aksan pun memiliki perasaan yang sama pada perempuan itu bahkan dia pernah berbuat gila dan nekat bukan? "Ma, kalau Mama sayang sama Qonita seharusnya Mama biarkan dia tetap jadi menantu Mama, lagi pula kemana suaminya itu. Selalu saja gak ada," ucap Aksan ketus. Mama terlihat menghela napas, lalu ia menatap dalam pada putra yang tinggal Aksan yang dimilikinya. "Mama bisa saja melakukan itu, tapi kamu tahu setelah sembuh dari masa tr

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 17

    Perempuan itu segera menunduk dan pergi begitu saja, sementara Aksan masih terpaku pada perempuan yang barusan bertabrakan dengannya, tak terlihat jelas wajahnya tapi sepertinya Aksan begitu mengenali perempuan itu. Aksan segera menyadarkan diri dan menuju ruang pendaftaran, bagaimanapun Raja adalah anak Qonita mantan adik ipar sekaligus mantan istri sirinya. Lagipula mama Aksan masih sangat menyayangi Qonita dan masih menganggapnya seperti anak, hubungan keduanya masih dekat apalagi karena Qonita tak punya keluarga lain, selain Mama dan keluarga suaminya yang jauh di luar kota sana.Selesai melakukan pendaftaran, Aksan kembali ke IGD memberikan bukti pendaftaran lalu kembali menunggu Mama yang masih menemani Qonita bersama Raja. Suster melewati Aksan dan Aksan segera menghentikan langkah suster itu. "Sus, bagaimana kondisi keponakan saya?" tanya Aksan terpaksa mengakui Raja sebagai keponakannya kalau tidak dia bisa disangka bapaknya lagi. "Sejauh ini sudah ditangani dengan baik, p

DMCA.com Protection Status