Beranda / Thriller / MISTERI LIONTIN VAMPIR / BAB 24-HARUS MENCARI DI MANA LAGI?

Share

BAB 24-HARUS MENCARI DI MANA LAGI?

Penulis: Mirva Celestira
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-15 12:01:07
Tiba-tiba, Lucius melihat seorang pria mengenakan jubah hitam yang sedang berjalan di depannya. Pria itu memiliki tampilan yang agak misterius dan Lucius merasa bahwa ia mungkin merupakan orang yang dicari-cari. Lucius memutuskan untuk mengikutinya dari jarak yang cukup jauh agar tidak terlihat mencurigakan.

"Hei, berhenti!" teriak Lucius keras. Namun pria Itu tetap berlari kencang tanpa memperhatikan panggilan Lucius.

"Hei, kau!"

Setelah beberapa menit mengikuti pria itu, Lucius tiba-tiba kehilangan jejaknya. Disugarkannya wajah dan rambutnya hingga ke belakang, "Sial! Aku kehilangan jejaknya!"

Ia berputar-putar di sekitar Diagon Alley mencari tahu di mana pria itu pergi, tetapi tidak berhasil menemukannya. Lucius akhirnya memutuskan untuk kembali ke mobilnya dan pergi ke rumahnya.

pemuda itu

Sampai di rumah, Lucius terus memikirkan tentang keberadaan pria misterius itu dan apa yang akan dilakukannya dengan artefak kuno yang dicarinya. Ia merasa bahwa ia harus melakukan sesuatu u
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 25-MIMPI LUCID DREAM SEORANG LUCIUS DAMIEN

    (Aku tak mengira hari itu aku bertemu dengan berbagai keberuntungan yang tidak kuduga.) Lucius tiba di kediamannya dengan wajah yang penuh sumringah. Diletakkannya tas dan jas kerjanya. Dan dibukanya dasi yang selama ini membuatnya merasa sulit bernafas lega. Dia menghempaskan badannya ke sofa dan mengambil ponselnya. Mengetikkan pesan pada sebuah nama yang tadi siang ia temui. [+1 7935xxx:] “Tuan Damien, ada laporan dari pihak museum bahwa ada artefak yang hilang.” Lucius Damien mendapatkan laporan dari pihak museum cagar budaya bahwa telah hilang sebuah artefak lagi di museum itu. Lagi-lagi moodnya kembali kusut saat ia melihat pesan singkat dari sang anak buah tentang artefak yang hilang. Tiba-tiba ponsel Lucius kembali menerima notifikasi pesan. Kali ini dari nama yang ia temui tadi siang. (A..lena Ramphet?) Dibukanya isi pesan itu dan dilihatnya bahwa Alena memang mengirimkan pesan hangat padanya. [Alena:] “Ini aku. Sudah pesankan makanan lewat daring. Rumahmu masih yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 26-PERTEMUAN DENGAN DR. JONES SAVORY

    Sebuah portal ingatan Lucius tiba-tiba terbuka dan sesosok wajah wanita cantik muncul sekilas"Lucius Damien..."Lucius merasa mulai memasuki alam lain ketika sebuah suara memanggilnya.Lorong ingatannya berhenti pada satu sosok.(Seorang pria?)Lucius semakin panik karena mimpi itu. Dengan sekuat tenaga dia berusaha membuka kedua matanya dan tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi."Ugh...hhhh...rupanya ini sebuah mimpi." gumamnya. Disugarkannya wajahnya untuk menghapus rasa kantuk semalam.Alarm dari ponselnya membangunkan Lucius tepat waktu. Diambilnya ponsel itu dan dia melihat ada banyak pesan. [Alena Ramphet:]"Bagaimana tidurmu?"[Anak buah Damien:]"Tuan Damien, ada laporan kehilangan artefak di museum."[Tuan Bell:]"Damien, ke mana saja kau?"Lucius tidak terkejut melihat perangai atasannya yang cenderung selalu menyalahkan kinerjanya."Hhh, dari semua pesan ini hanya nama Alena yang menarik minatku."Saat ia sedang membuat sarapan roti bakar dan segelas kopinya, s

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 27-KELOMPOK RAHASIA

    Lucius dan Dr. Jones sepakat untuk memulai penyelidikan mereka dengan mengunjungi lokasi temuan peti mati. Mereka pergi ke situs arkeologi di mana peti mati itu ditemukan dan bekerja sama dengan tim peneliti untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.Di situs arkeologi, mereka menemui Dr. Emily Collins, seorang ahli arkeologi yang telah melakukan ekskavasi dan penelitian awal terhadap peti mati tersebut. Lucius dan Dr. Jones berbagi dengan Dr. Collins teori-teori mereka mengenai keterkaitan peti mati yang rusak dengan kasus pencurian artefak di museum.Dr. Collins mempertimbangkan informasi tersebut dan menambahkan pemahaman mereka dengan pengetahuan dan wawasannya sebagai ahli arkeologi. Dia menyampaikan bahwa peti mati itu memiliki signifikansi sejarah yang besar, dan ada keyakinan bahwa di dalamnya terdapat artefak yang memiliki kekuatan magis."Masyarakat kuno yang terkait dengan peti mati ini percaya bahwa artefak-artefak di dalamnya dapat memberikan kekuatan dan pengaruh yang lua

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 28-MEMULAI PENYERANGAN KE MUSEUM(1/1)

    Atmosfir di sekitar Lady Celeste ketika ia berhasil menghisap darah pertama korban barunya, David, sangatlah mencekam dan menakutkan. Suara gemeretak gigi Lady Celeste terdengar sangat jelas, mencerminkan kepuasannya saat ia menikmati rasa darah segar yang mengalir ke mulutnya. Udara terasa sangat dingin dan suram, menciptakan kesan bahwa kehadiran Lady Celeste merusak segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Mungkin ada bau darah yang kental dan menusuk hidung, menciptakan perasaan mual dan tidak nyaman pada Oliver yang menyaksikannya. Akhirnya, Oliver berhasil melarikan diri dari Sang Lady Vampir dan berlari secepat mungkin dari tempat itu. Dia berjanji untuk tidak kembali lagi ke Diagon Alley Cemetery atau berurusan dengan Sang Lady Vampir.***Setelah mendapatkan asupan darah yang cukup, vampir wanita merasa perlu untuk memperhatikan keamanan dirinya agar tidak terdeteksi oleh pemburu vampir atau manusia. Ia memutuskan untuk mengubah penampilannya dengan menyamar sebagai seorang wan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 29- MEMULAI PENYERANGAN KE MUSEUM (1/2)

    Para pengikut Lady Elizabeth mengangguk dan bersiap untuk mencari liontin vampir yang dicuri. Mereka mengumpulkan informasi dan melacak jejak para tersangka yang mungkin terlibat dalam pencurian tersebut. Sementara itu, Lady Elizabeth melanjutkan minum dan bersenang-senang di bar bersama pengikutnya. Meskipun ada ancaman yang mengintai, dia merasa yakin bahwa pengikut setianya akan membantunya mengembalikan liontin vampir itu dan menjaga keamanan mereka. Malam berlanjut dengan suasana yang semakin hidup dan riuh. Para pengunjung di bar bergembira dan menikmati waktu mereka. Lady Elizabeth, meskipun sedang bersenang-senang, tetap waspada terhadap sekelilingnya, siap untuk menghadapi situasi apa pun yang mungkin timbul. Beberapa jam kemudian, salah satu pengikutnya memberikan laporan bahwa mereka telah menemukan jejak dan petunjuk yang mengarah pada pencuri liontin vampir. Lady Elizabeth menyambut berita itu dengan senang hati dan memutuskan untuk segera melacak dan menghadapi pencuri

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 30-KEGELAPAN ADA DI DALAM KALIAN

    Suara raungan kelelawar itu kemudian menghilang seketika saat Dr. Jones Savory berhasil mengamankan dirinta dan Rufus ke lantai bawah tanah museum, tempatnya bekerja selama ini. Kelompok vampir itu mengalami kekalahan telak dari Rufus yang sudah terlanjur menunjukkan jati dirinya di depan Dr. Jones. Sang Lady menyadari ada hal yang tidak beres dengan rencana penyerangannya kala itu. Dia melihar jiwa Flanders di dalam seorang pemuda berambut pirang dan berjubah panjang itu. "Flanders, kau pikir kau akan mampu mengalahkan aku? Setelah sekian lama aku 'tertidur' di dalam peti mati itu, kini waktunya aku menagih janji dari kalian." Mata sang Lady dipenuhi amarah yang luar biasa. Merah. Menyala seperti darah yang berkobar-kobar. ***Rufus, yang telah pulih sepenuhnya, melihat pertukaran kata antara Sang Lady dan Dr. Jones dengan rasa heran. Dia mencoba memahami situasi yang rumit ini, namun sebelum dia bisa bertanya, pertempuran berlanjut. Lady Elizabeth, yang masih memegang Sang Ketua

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 31- INI TAK MUNGKIN

    Setelah menemukan laporan petugas keamanan yang menyatakan bahwa Liontin Vampir hilang, Lucius memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang tudung hitam yang digunakan oleh orang yang dicurigai mencuri liontin. Dia kembali melakukan wawancara dengan beberapa orang yang pernah berkunjung ke kastil dan berhasil menemukan beberapa saksi yang melihat seseorang yang mencurigakan keluar dari kastil pada malam hilangnya liontin. Beberapa saksi tersebut juga melihat seseorang yang menggunakan tudung hitam yang sama dengan yang dilaporkan oleh petugas keamanan. Lucius kemudian meminta bantuan ahli forensik untuk menganalisis tudung hitam yang ditemukan di dalam ruangan istimewa. Dari hasil analisis tersebut, ahli forensik berhasil menemukan beberapa serat rambut dan serpihan kain yang menempel pada tudung hitam. Dari serat rambut tersebut, ahli forensik dapat mengetahui bahwa orang yang menggunakan tudung hitam adalah seorang wanita. Sedangkan dari serpihan kain, ahli forensik dapat me

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 32-PETI MATI BERSEJARAH

    Dr. Jones mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Saya percaya bahwa peti mati ini merupakan bagian dari warisan Ksatria Templar. Mereka dikenal sebagai salah satu ordo rahasia yang berperan penting dalam sejarah Eropa pada abad 14. Simbol-simbol dan inskripsi yang ada pada peti mati ini menunjukkan adanya hubungan yang erat dengan ritual dan praktik-praktik mereka."Lucius, yang juga seorang detektif muda yang ahli dalam sejarah abad pertengahan, menyadari arti penting pernyataan tersebut. Ia menatap peti mati dengan rasa kagum dan ketertarikan. "Jadi, apakah Anda berpendapat bahwa peristiwa yang terjadi pada abad 14 dapat berulang atau mempengaruhi masa kini?" tanya Lucius dengan wajah penuh keingintahuan.Dr. Jones mengangguk serius. "Benar, Lucius. Saya meyakini bahwa sejarah tidak hanya sebuah catatan masa lalu, tetapi juga memberikan petunjuk dan pelajaran untuk saat ini. Peti mati ini mungkin memiliki kaitan dengan suatu peristiwa bersejarah yang terulang atau memiliki

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27

Bab terbaru

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 125- FRANK FLANDERS BUNUH DIRI

    Setelah pertemuan dengan Lucius, situasi di rumah sakit jiwa St. Dymphna semakin tegang. Frank Flanders, meskipun sempat merasa lega karena telah menceritakan tentang liontin kepada Lucius, tetap dihantui oleh mimpi-mimpi buruk yang mengerikan setiap malam. Suara-suara yang berbisik dalam mimpinya semakin kuat, memerintahkannya untuk melakukan hal-hal yang tak terbayangkan.Suatu malam, saat petugas rumah sakit berpatroli di lorong-lorong yang sunyi, Frank tampak lebih tenang dari biasanya. Para petugas mengira obat penenang yang diberikan akhirnya bekerja. Namun, di dalam kamar isolasinya, Frank memandang sekeliling dengan mata yang gelap dan penuh keputusasaan. Di sudut ruangan, sebuah kain putih, bekas tirai yang telah disobek, tergeletak tak terpakai. Frank menghela napas dalam-dalam, merasakan beban berat di dadanya. Ia merasa tidak ada lagi jalan keluar dari mimpi-mimpi buruk ini. Dengan tangan gemetar, ia meraih kain tersebut dan mulai mengikatkan salah satu ujungn

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 124-FRANK FLANDERS MASUK RUMAH SAKIT JIWA

    Lucius merasa putus asa setelah pertemuannya dengan Adrian tidak membuahkan hasil. Liontin yang begitu penting baginya ternyata sudah dicuri oleh Frank Flanders, seorang pria yang kini dirundung mimpi buruk setiap malam. Mimpi-mimpi itu begitu mengerikan hingga membuat Frank kehilangan akal sehatnya dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa. Di rumah sakit jiwa, Frank terus meracau tentang liontin yang memanggilnya dalam mimpi, meminta untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Kondisinya semakin memburuk, dan meskipun para dokter berusaha memahami keadaannya, mereka tidak dapat menghilangkan mimpi-mimpi buruk yang menghantuinya. Lucius, yang merasa bahwa liontin itu bukan hanya barang berharga tapi juga memiliki kekuatan mistis, sadar bahwa dia harus menemukan cara untuk mendapatkan kembali liontin itu. Dia tahu bahwa hanya dengan mengembalikan liontin kepada pemilik yang sah, kutukan ini dapat diakhiri. Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana cara masuk ke rumah sakit

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 123-PERPUSTAKAAN TUA

    Lucius meninggalkan rumah Elara dengan berbagai pikiran berkecamuk di benaknya. Perpustakaan tua itu menjadi tujuan berikutnya. Mengemudi melalui jalan-jalan kota yang mulai sepi, ia berusaha mengingat setiap detail yang telah didapatkan sejauh ini. Perpustakaan tua itu terletak di ujung jalan yang jarang dilalui orang. Bangunan batu dengan jendela-jendela tinggi dan pintu kayu besar tampak berdiri megah di bawah cahaya bulan. Lucius memasuki perpustakaan, di dalamnya suasana tenang dan berdebu terasa menyelimutinya. Rak-rak buku yang tinggi dan lampu redup menciptakan suasana yang hampir magis.Di belakang meja kayu besar di tengah ruangan, seorang pria tua dengan rambut abu-abu pendek dan kacamata bundar sedang membaca sebuah buku tebal. Lucius mendekatinya dengan hati-hati. "Victor?" tanya Lucius dengan suara rendah agar tidak mengganggu keheningan perpustakaan. Pria tua itu mengangkat pandangannya dan tersenyum tipis. "Ya, saya Victor. Ada yang bisa saya bantu?" Lucius

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 122-SAKSI MATA KEDUA

    Setelah mengucapkan terima kasih kepada pria tua itu, Lucius bergerak dengan tujuan yang lebih jelas. Dia memindai kerumunan di bar sekali lagi, mencoba menemukan wanita bernama Alicia. Ia memutuskan untuk bertanya pada bartender, yang mungkin lebih mengenal para pelanggan tetap di sana.Lucius mendekati bar dan memanggil perhatian bartender, seorang pria dengan kumis tebal dan tatapan tajam. "Permisi, apakah Anda tahu di mana aku bisa menemukan seorang wanita bernama Alicia? Aku diberitahu bahwa dia sering berada di sini." Bartender itu menatap Lucius sejenak sebelum menjawab, "Alicia, ya? Dia ada di sini tadi. Sepertinya dia sedang duduk di pojok sana, di dekat jendela." Lucius mengikuti arah pandangan bartender dan melihat seorang wanita muda dengan rambut hitam panjang dan mata tajam yang duduk sendirian. Dia sedang menatap keluar jendela, tampaknya tenggelam dalam pikirannya sendiri.Dengan langkah mantap, Lucius mendekati meja Alicia dan memberanikan diri untuk berbicara.

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 121-KABAR PENYELIDIKAN LUCIUS

    Lucius menatap layar ponselnya sejenak setelah mengirim pesan balasan kepada Alena. Keheningan jalanan malam yang terhampar di sekitar Knockturn Alley menambah suasana misterius di sekitarnya. Cahaya lampu jalan yang redup menyala samar-samar di antara bangunan-bangunan kuno yang menjulang tinggi, memberi sentuhan dramatis pada suasana malam itu.Ia menarik napas dalam-dalam saat melangkah keluar dari gedung penyelidikan. Udara dingin malam London menusuk tulang, membuatnya lebih berhati-hati saat berjalan di sepanjang trotoar yang gelap. Langkahnya mantap meskipun hatinya dipenuhi dengan rasa was-was dan antisipasi akan apa yang akan dihadapinya dalam perjalanan ini.Dengan kunci mobilnya yang digenggam erat, Lucius melangkah menuju kendaraannya. Cahaya lampu mobil menyinari jalanan yang sepi saat ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Sejenak, ia duduk di dalam mobilnya, membiarkan dirinya meresapi ketenangan sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah memastikan bahw

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 120-OBROLAN PAGI ITU

    [Marcus:]"Hai Lucius, ada waktu untuk ngobrol sebentar?"[Lucius:]"Halo Marcus, tentu. Ada apa?"[Marcus:]"Aku turut berduka cita atas kematian atasan kita,Tuan Grissham Bell. Bisa ketemu sebentar di tempat biasa?"[Lucius:]"Bisa. Ada masalah apa?"[Marcus:]"Aku ingin mendiskusikan proyek baru. Ada beberapa hal yang perlu dipecahkan."[Lucius:]"Baiklah, aku akan ke sana dalam 15 menit."[Marcus:]"Terima kasih, Lucius. Sampai nanti."[Lucius:]"Sampai nanti, Marcus."Lucius kemudian bangkit dari peraduannya lalu pergi membersihkan dirinya. Dia sadar bobot tubuhnya sudah menurun sedikit namun perut abs-nya tetap terbentuk sempurna. Setelah berpakaian rapi, Lucius keluar dari rumahnya dan menuju tempat pertemuan yang biasa mereka gunakan, sebuah kafe kecil di sudut kota yang tenang.[Kafe Kecil di Sudut Kota]Marcus sudah duduk di meja sudut, menatap ke luar jendela dengan secangkir kopi di tangannya. Ketika melihat Lucius masuk, dia melambaikan tangan dan tersenyum tipis."Lucius,

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 119-PELARIAN YANG GAGAL(1/2)

    Bandara Diagon Alley kini dalam kondisi siaga satu. Petugas keamanan dikerahkan ke setiap sudut, memastikan tidak ada celah bagi pelarian. Kabar tentang hilangnya liontin vampir dari museum membuat situasi semakin tegang. Setiap penumpang yang hendak berangkat maupun baru tiba diperiksa dengan ketat, tidak ada yang luput dari pengawasan.Di tengah keramaian yang penuh dengan ketegangan, terdengar bunyi langkah berat dari sepatu-sepatu bot militer yang menggetarkan lantai bandara. Kepolisian Diagon Alley, yang kini menjalankan operasi militer, menyusuri setiap sudut dengan senjata terhunus. Kapten Marcus, pemimpin operasi, memberikan instruksi tegas kepada timnya melalui radio:"Semua unit, pastikan setiap titik keluar dijaga ketat. Tidak ada yang masuk atau keluar tanpa izin saya. Siapkan pemeriksaan intensif di semua pintu gerbang dan terminal."Frank Flanders, yang baru saja mendengar instruksi melalui radio seluler yang diselundupkan, merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Dia meny

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 118-PELARIAN YANG GAGAL(1/1)

    "Oliver yang malang, mengapa kau tidak memunculkan batang hidungmu di depanku?" dengus pria parlente itu.Frank Flanders duduk sendiri di ruang gelap, merenungi kegagalannya. Walaupun penuh dengan keyakinan awalnya, dia akhirnya tersadar bahwa dia sendirian dalam pencarian Oliver. Dalam kesendirian dan keputusasaan, dia terus mencari dengan tekad yang semakin melemah. Namun, hasilnya tetap nihil. Kegagalan itu menghancurkan semangatnya, meninggalkan dia dalam kesedihan dan penyesalan yang mendalam.Mendengar Oliver Brown tertangkap oleh Kepolisian Diagon Alley, pria gempal itu kemudian bersiap-siap untuk mengambil jalur Britania Raya untuk melarikan diri dari masalah yang diperbuat oleh Oliver Brown. Namun tak disangka, seluruh satuan Kepolisian Diagon Alley telah mencium keberadaannya."CH, sial!" geramnya, menggertakkan giginya dengan frustrasi. Ia tahu bahwa pelarian kali ini akan lebih sulit dari yang pernah dibayangkannya. Dengan setiap langkah yang diambil, bayang-bayang kegelapa

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 117-PENCARIAN LIONTIN BERBAHAYA

    Lucius melangkah keluar dari kamar tidurnya, meninggalkan kehangatan selimut untuk menghadapi hawa dingin malam. Ia menuju ruang kerjanya yang penuh dengan buku-buku tua dan artefak berdebu, peninggalan dari berbagai penelitian yang pernah ia lakukan. Di sudut ruangan, sebuah sakel rusak yang disebutkan dalam mimpinya tergeletak di atas meja, setengah terkubur di bawah tumpukan dokumen.Dengan hati-hati, Lucius membersihkan permukaan sakel, memperhatikan ukiran-ukiran halus yang menghiasi permukaannya. Ia mencoba mengingat setiap detail dari mimpi tadi, berharap menemukan petunjuk yang bisa membantunya membuka sakel ini dalam dunia nyata.(Tidak mungkin ini hanya kebetulan,) pikirnya. (Mimpi itu pasti ada artinya.)Lucius kemudian mengingatkan dirinya pada satu nama: Profesor Aldric, seorang ahli sejarah yang pernah ia temui dalam salah satu konferensi. Profesor Aldric dikenal sebagai seorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang artefak kuno. Dengan cepat, Lucius memutuskan untu

DMCA.com Protection Status