Beranda / Thriller / MISTERI LIONTIN VAMPIR / BAB 110-TERSADARNYA LUCIUS DAMIEN

Share

BAB 110-TERSADARNYA LUCIUS DAMIEN

Penulis: Mirva Celestira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-09 11:29:09
(Banyak para pembasmi berjuang untuk menemukannya,termasuk keturunan Sang Pemburu Savory yang perkasa.)

Mata hazel itu menangkap banyak informasi setelah sekian jam tidak menyadari bahwa takdirnya masih berjalan di masa kini.

Ya,Lucius Damien pelan-pelan tersadar dari pingsannya setelah 12 jam lebih kehilangan kesadarannya.

(Di mana aku?)

Sang Lady berdiri di salah satu pilar yang tidak terkena matahari. Dia merasa sangat tidak suka dengan matahari karena ciptaan Surga itu bisa membakarnya dan membuatnya menjadi abu.

"Anda sudah sadar?" tanya Sang Lady dengan sopan. Lucius berangsuk sambil memijit-mijit pelipisnya yang terasa sakit.

"Kau siapa?" tanyanya,"...dan...mengapa aku berada di sini?Mengapa kau berdiri di balik pilar tembok itu?"

Sang Lady menghela napas lalu berkata,"Kau lupa jika aku ini makhluk malam. Alasanku tidak merubahmu karena-"

"Karena apa? Dan mengapa kau,ugh...."Sekali lagi Lucius memijit kedua pelipisnya.

"Tuan Damien,aku tahu kau mungkin kebingungan. Awalnya aku h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 111-JANJI SANG KEKASIH

    Situasinya semakin rumit dengan keberadaan Elizabeth Celeste dan misteri di sekitar Mata Celeste. Lucius harus hati-hati memilih jalannya di tengah-tengah konflik dan janji-janji yang dibuat.Setelah peristiwa pertemuan dengan Elizabeth Celeste, Lucius pulang ke tempatnya untuk merenungkan semua yang telah terjadi. Di malam yang sunyi, bayangan tentang Liontin Mata Celeste dan kematian David Doe terus menghantuinya. Meskipun Elizabeth menuntut janji, Lucius tetap merasa perlu mencari tahu lebih banyak informasi.Dengan hati-hati, Lucius mencoba menyelidiki lebih dalam tentang sejarah Liontin Mata Celeste dan kemungkinan keterlibatannya dalam konflik yang melibatkan Elizabeth. Namun, setiap langkahnya dihadang oleh ketidakpastian dan ancaman yang mengintai dari kegelapan.Sementara itu, Elizabeth terjebak dalam pertarungan batin antara keinginan untuk melindungi Lucius dan keinginan untuk mendapatkan kembali Liontin Mata Celeste yang dicurigai telah jatuh ke tangan yang salah. Dalam keg

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 112-MIMPI PREKOGNISI (2)

    Kisah ini berlanjut dengan suasana yang penuh ketegangan dan dilema moral yang mendalam. Di tengah konflik dan misteri yang melingkupi Liontin Mata Celeste, Lucius dan Elizabeth terus berjuang dengan ketidakpastian dan ancaman yang mengintai. Lucius, dalam kebingungannya, memilih untuk merenungkan kejadian terakhir di rumahnya. Hantu masa lalu, termasuk kematian David Doe dan pertemuannya dengan Elizabeth, terus menghantui pikirannya. Keputusan untuk menyelidiki sejarah Liontin Mata Celeste merupakan langkah yang diperlukan, meski penuh dengan risiko dan ketidakpastian. Setiap petunjuk yang ia temukan tampak membawa lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, dan bahaya terus mengintai di setiap sudut. Elizabeth, di sisi lain, terjebak dalam pertarungan batin yang sama rumitnya. Keinginannya untuk melindungi Lucius bertentangan dengan hasratnya untuk mendapatkan kembali Liontin Mata Celeste. Liontin ini dicurigai telah jatuh ke tangan yang salah, dan kekuatan misterius yang terkandung

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 113-MARI KITA PERBAIKI INI,LUCIUS!

    Alena merasa cemas dan gelisah setelah perselisihan terakhir dengan Lucius. Ia merasakan kekosongan dalam hatinya, yang semakin hari semakin terasa menyakitkan. Di tengah kesibukannya, pikirannya terus berputar tentang hubungan mereka yang kini terasa renggang.Saat sedang melamun, ponsel Alena berbunyi, menandakan ada pesan masuk. Dengan hati-hati, ia membuka pesan tersebut dan mendapati pesan dari Lucius. Isi pesan itu penuh dengan ketulusan dan niat baik untuk memperbaiki hubungan mereka. Lucius menuliskan tentang rasa bersalahnya dan keinginannya untuk berkomunikasi lebih baik di masa depan.Membaca pesan tersebut, Alena merasa campur aduk. Ia merasakan kelegaan karena Lucius menyadari kesalahannya dan ingin berubah, tetapi juga masih merasakan luka dari perdebatan mereka sebelumnya. Alena merenung sejenak, mencoba memutuskan bagaimana ia harus merespon.Selama beberapa hari berikutnya, Alena merenungkan hubungan mereka. Ia menyadari bahwa kesalahpahaman dan kurangnya komunikasi t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 114-ARTEFAK YANG HILANG

    Frank Flanders semakin cemas saat mengetahui bahwa beberapa artefak menghilang. Ia pun segera menemui Ketua Mafia yang juga menginginkan Liontin Vampir. Frank Flanders berjalan dengan cepat menuju Diagon Alley, jalanan sempit yang dipenuhi toko-toko sihir dan penuh keramaian. Pikirannya dipenuhi oleh kekhawatiran tentang artefak yang hilang. Sesampainya di depan sebuah kedai remang-remang dengan lampu gantung kristal yang memancarkan cahaya redup, ia menarik napas dalam-dalam dan mendorong pintu masuk. Di dalam, suasana terasa tegang dan misterius, dengan bisikan-bisikan lirih dan tatapan penuh kecurigaan dari penghuni lainnya.Frank melihat Ketua Mafia, seorang pria bertubuh tegap dengan tatapan dingin dan senyum setengah mengejek, duduk di sudut ruangan dengan beberapa anak buahnya yang mengelilingi meja. Frank menegakkan bahunya dan berjalan mendekat."Selamat sore, Ketua," sapa Frank, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang.Ketua Mafia menatapnya dengan pandangan tajam sebel

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 115-DEMAM YANG TELAH REDA

    "Lucius... Damien..." sebuah suara menghentakkan kesadaran Lucius yang kala itu sedang mengalami mimpi prekognisi kembali. "Hhhh...." desahnya sambil bergumam, "Syukurlah, ini hanya mimpi." Lucius memegangi dahinya yang terasa sakit dan panas.(Demamku sudah reda rupanya.)Ia mengambil kain persegi empat dan merendamnya dalam air hangat. Lalu, ia mengompreskan kain itu pada area dahinya. Termometer yang berada di mulutnya menunjukkan bahwa ia berhasil melewati demam malam itu.Lucius merasakan rasa lega yang luar biasa. Bayangan mimpi yang barusan dialaminya perlahan memudar, menyisakan kelegaan dalam dirinya. Ia bersandar di kepala tempat tidurnya, memejamkan mata sejenak untuk meresapi momen ketenangan yang jarang dirasakannya akhir-akhir ini.Mimpi-mimpi prekognisi itu selalu datang tiba-tiba, membawa serta potongan-potongan masa depan yang tak selalu bisa ia pahami. Namun, kali ini, suara yang memanggil namanya terasa lebih nyata dan mendesak, seolah ada sesuatu yang penting yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 116-LIONTIN VAMPIR HILANG DICARI

    Frank Flanders melangkah lebih dekat ke meja wanita tua itu, merasa tekanan waktu yang kian mendesak. "Aku mencari seseorang yang baru-baru ini tertarik pada Liontin Vampir," katanya, menekankan pentingnya informasi yang diinginkannya.Wanita tua itu mengamati Frank sejenak, lalu mengeluarkan sebuah botol kecil berisi cairan berwarna ungu dari bawah meja. "Bicara tentang Liontin Vampir di sini berbahaya, Nak. Tapi mungkin ini bisa membantu," katanya sambil mendorong botol itu ke arah Frank.Frank menatap botol itu dengan ragu. "Apa ini?""Cairan Pengungkap," jawab wanita tua itu. "Gunakan di tempat yang kamu curigai menyimpan jejak si pencuri. Jika dia ada di sana, jejaknya akan terlihat."Frank mengambil botol itu dengan hati-hati dan memasukkannya ke dalam saku. "Terima kasih. Ini sangat berharga."Wanita itu mengangguk, lalu mengisyaratkan padanya untuk pergi. "Berhati-hatilah, Nak. Orang yang kau cari tidak akan senang jika tahu kau mengejarnya."Frank mengangguk dan keluar dari t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 117-PENCARIAN LIONTIN BERBAHAYA

    Lucius melangkah keluar dari kamar tidurnya, meninggalkan kehangatan selimut untuk menghadapi hawa dingin malam. Ia menuju ruang kerjanya yang penuh dengan buku-buku tua dan artefak berdebu, peninggalan dari berbagai penelitian yang pernah ia lakukan. Di sudut ruangan, sebuah sakel rusak yang disebutkan dalam mimpinya tergeletak di atas meja, setengah terkubur di bawah tumpukan dokumen.Dengan hati-hati, Lucius membersihkan permukaan sakel, memperhatikan ukiran-ukiran halus yang menghiasi permukaannya. Ia mencoba mengingat setiap detail dari mimpi tadi, berharap menemukan petunjuk yang bisa membantunya membuka sakel ini dalam dunia nyata.(Tidak mungkin ini hanya kebetulan,) pikirnya. (Mimpi itu pasti ada artinya.)Lucius kemudian mengingatkan dirinya pada satu nama: Profesor Aldric, seorang ahli sejarah yang pernah ia temui dalam salah satu konferensi. Profesor Aldric dikenal sebagai seorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang artefak kuno. Dengan cepat, Lucius memutuskan untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 118-PELARIAN YANG GAGAL(1/1)

    "Oliver yang malang, mengapa kau tidak memunculkan batang hidungmu di depanku?" dengus pria parlente itu.Frank Flanders duduk sendiri di ruang gelap, merenungi kegagalannya. Walaupun penuh dengan keyakinan awalnya, dia akhirnya tersadar bahwa dia sendirian dalam pencarian Oliver. Dalam kesendirian dan keputusasaan, dia terus mencari dengan tekad yang semakin melemah. Namun, hasilnya tetap nihil. Kegagalan itu menghancurkan semangatnya, meninggalkan dia dalam kesedihan dan penyesalan yang mendalam.Mendengar Oliver Brown tertangkap oleh Kepolisian Diagon Alley, pria gempal itu kemudian bersiap-siap untuk mengambil jalur Britania Raya untuk melarikan diri dari masalah yang diperbuat oleh Oliver Brown. Namun tak disangka, seluruh satuan Kepolisian Diagon Alley telah mencium keberadaannya."CH, sial!" geramnya, menggertakkan giginya dengan frustrasi. Ia tahu bahwa pelarian kali ini akan lebih sulit dari yang pernah dibayangkannya. Dengan setiap langkah yang diambil, bayang-bayang kegelapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20

Bab terbaru

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 125- FRANK FLANDERS BUNUH DIRI

    Setelah pertemuan dengan Lucius, situasi di rumah sakit jiwa St. Dymphna semakin tegang. Frank Flanders, meskipun sempat merasa lega karena telah menceritakan tentang liontin kepada Lucius, tetap dihantui oleh mimpi-mimpi buruk yang mengerikan setiap malam. Suara-suara yang berbisik dalam mimpinya semakin kuat, memerintahkannya untuk melakukan hal-hal yang tak terbayangkan.Suatu malam, saat petugas rumah sakit berpatroli di lorong-lorong yang sunyi, Frank tampak lebih tenang dari biasanya. Para petugas mengira obat penenang yang diberikan akhirnya bekerja. Namun, di dalam kamar isolasinya, Frank memandang sekeliling dengan mata yang gelap dan penuh keputusasaan. Di sudut ruangan, sebuah kain putih, bekas tirai yang telah disobek, tergeletak tak terpakai. Frank menghela napas dalam-dalam, merasakan beban berat di dadanya. Ia merasa tidak ada lagi jalan keluar dari mimpi-mimpi buruk ini. Dengan tangan gemetar, ia meraih kain tersebut dan mulai mengikatkan salah satu ujungn

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 124-FRANK FLANDERS MASUK RUMAH SAKIT JIWA

    Lucius merasa putus asa setelah pertemuannya dengan Adrian tidak membuahkan hasil. Liontin yang begitu penting baginya ternyata sudah dicuri oleh Frank Flanders, seorang pria yang kini dirundung mimpi buruk setiap malam. Mimpi-mimpi itu begitu mengerikan hingga membuat Frank kehilangan akal sehatnya dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa. Di rumah sakit jiwa, Frank terus meracau tentang liontin yang memanggilnya dalam mimpi, meminta untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Kondisinya semakin memburuk, dan meskipun para dokter berusaha memahami keadaannya, mereka tidak dapat menghilangkan mimpi-mimpi buruk yang menghantuinya. Lucius, yang merasa bahwa liontin itu bukan hanya barang berharga tapi juga memiliki kekuatan mistis, sadar bahwa dia harus menemukan cara untuk mendapatkan kembali liontin itu. Dia tahu bahwa hanya dengan mengembalikan liontin kepada pemilik yang sah, kutukan ini dapat diakhiri. Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana cara masuk ke rumah sakit

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 123-PERPUSTAKAAN TUA

    Lucius meninggalkan rumah Elara dengan berbagai pikiran berkecamuk di benaknya. Perpustakaan tua itu menjadi tujuan berikutnya. Mengemudi melalui jalan-jalan kota yang mulai sepi, ia berusaha mengingat setiap detail yang telah didapatkan sejauh ini. Perpustakaan tua itu terletak di ujung jalan yang jarang dilalui orang. Bangunan batu dengan jendela-jendela tinggi dan pintu kayu besar tampak berdiri megah di bawah cahaya bulan. Lucius memasuki perpustakaan, di dalamnya suasana tenang dan berdebu terasa menyelimutinya. Rak-rak buku yang tinggi dan lampu redup menciptakan suasana yang hampir magis.Di belakang meja kayu besar di tengah ruangan, seorang pria tua dengan rambut abu-abu pendek dan kacamata bundar sedang membaca sebuah buku tebal. Lucius mendekatinya dengan hati-hati. "Victor?" tanya Lucius dengan suara rendah agar tidak mengganggu keheningan perpustakaan. Pria tua itu mengangkat pandangannya dan tersenyum tipis. "Ya, saya Victor. Ada yang bisa saya bantu?" Lucius

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 122-SAKSI MATA KEDUA

    Setelah mengucapkan terima kasih kepada pria tua itu, Lucius bergerak dengan tujuan yang lebih jelas. Dia memindai kerumunan di bar sekali lagi, mencoba menemukan wanita bernama Alicia. Ia memutuskan untuk bertanya pada bartender, yang mungkin lebih mengenal para pelanggan tetap di sana.Lucius mendekati bar dan memanggil perhatian bartender, seorang pria dengan kumis tebal dan tatapan tajam. "Permisi, apakah Anda tahu di mana aku bisa menemukan seorang wanita bernama Alicia? Aku diberitahu bahwa dia sering berada di sini." Bartender itu menatap Lucius sejenak sebelum menjawab, "Alicia, ya? Dia ada di sini tadi. Sepertinya dia sedang duduk di pojok sana, di dekat jendela." Lucius mengikuti arah pandangan bartender dan melihat seorang wanita muda dengan rambut hitam panjang dan mata tajam yang duduk sendirian. Dia sedang menatap keluar jendela, tampaknya tenggelam dalam pikirannya sendiri.Dengan langkah mantap, Lucius mendekati meja Alicia dan memberanikan diri untuk berbicara.

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 121-KABAR PENYELIDIKAN LUCIUS

    Lucius menatap layar ponselnya sejenak setelah mengirim pesan balasan kepada Alena. Keheningan jalanan malam yang terhampar di sekitar Knockturn Alley menambah suasana misterius di sekitarnya. Cahaya lampu jalan yang redup menyala samar-samar di antara bangunan-bangunan kuno yang menjulang tinggi, memberi sentuhan dramatis pada suasana malam itu.Ia menarik napas dalam-dalam saat melangkah keluar dari gedung penyelidikan. Udara dingin malam London menusuk tulang, membuatnya lebih berhati-hati saat berjalan di sepanjang trotoar yang gelap. Langkahnya mantap meskipun hatinya dipenuhi dengan rasa was-was dan antisipasi akan apa yang akan dihadapinya dalam perjalanan ini.Dengan kunci mobilnya yang digenggam erat, Lucius melangkah menuju kendaraannya. Cahaya lampu mobil menyinari jalanan yang sepi saat ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Sejenak, ia duduk di dalam mobilnya, membiarkan dirinya meresapi ketenangan sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah memastikan bahw

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 120-OBROLAN PAGI ITU

    [Marcus:]"Hai Lucius, ada waktu untuk ngobrol sebentar?"[Lucius:]"Halo Marcus, tentu. Ada apa?"[Marcus:]"Aku turut berduka cita atas kematian atasan kita,Tuan Grissham Bell. Bisa ketemu sebentar di tempat biasa?"[Lucius:]"Bisa. Ada masalah apa?"[Marcus:]"Aku ingin mendiskusikan proyek baru. Ada beberapa hal yang perlu dipecahkan."[Lucius:]"Baiklah, aku akan ke sana dalam 15 menit."[Marcus:]"Terima kasih, Lucius. Sampai nanti."[Lucius:]"Sampai nanti, Marcus."Lucius kemudian bangkit dari peraduannya lalu pergi membersihkan dirinya. Dia sadar bobot tubuhnya sudah menurun sedikit namun perut abs-nya tetap terbentuk sempurna. Setelah berpakaian rapi, Lucius keluar dari rumahnya dan menuju tempat pertemuan yang biasa mereka gunakan, sebuah kafe kecil di sudut kota yang tenang.[Kafe Kecil di Sudut Kota]Marcus sudah duduk di meja sudut, menatap ke luar jendela dengan secangkir kopi di tangannya. Ketika melihat Lucius masuk, dia melambaikan tangan dan tersenyum tipis."Lucius,

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 119-PELARIAN YANG GAGAL(1/2)

    Bandara Diagon Alley kini dalam kondisi siaga satu. Petugas keamanan dikerahkan ke setiap sudut, memastikan tidak ada celah bagi pelarian. Kabar tentang hilangnya liontin vampir dari museum membuat situasi semakin tegang. Setiap penumpang yang hendak berangkat maupun baru tiba diperiksa dengan ketat, tidak ada yang luput dari pengawasan.Di tengah keramaian yang penuh dengan ketegangan, terdengar bunyi langkah berat dari sepatu-sepatu bot militer yang menggetarkan lantai bandara. Kepolisian Diagon Alley, yang kini menjalankan operasi militer, menyusuri setiap sudut dengan senjata terhunus. Kapten Marcus, pemimpin operasi, memberikan instruksi tegas kepada timnya melalui radio:"Semua unit, pastikan setiap titik keluar dijaga ketat. Tidak ada yang masuk atau keluar tanpa izin saya. Siapkan pemeriksaan intensif di semua pintu gerbang dan terminal."Frank Flanders, yang baru saja mendengar instruksi melalui radio seluler yang diselundupkan, merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Dia meny

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 118-PELARIAN YANG GAGAL(1/1)

    "Oliver yang malang, mengapa kau tidak memunculkan batang hidungmu di depanku?" dengus pria parlente itu.Frank Flanders duduk sendiri di ruang gelap, merenungi kegagalannya. Walaupun penuh dengan keyakinan awalnya, dia akhirnya tersadar bahwa dia sendirian dalam pencarian Oliver. Dalam kesendirian dan keputusasaan, dia terus mencari dengan tekad yang semakin melemah. Namun, hasilnya tetap nihil. Kegagalan itu menghancurkan semangatnya, meninggalkan dia dalam kesedihan dan penyesalan yang mendalam.Mendengar Oliver Brown tertangkap oleh Kepolisian Diagon Alley, pria gempal itu kemudian bersiap-siap untuk mengambil jalur Britania Raya untuk melarikan diri dari masalah yang diperbuat oleh Oliver Brown. Namun tak disangka, seluruh satuan Kepolisian Diagon Alley telah mencium keberadaannya."CH, sial!" geramnya, menggertakkan giginya dengan frustrasi. Ia tahu bahwa pelarian kali ini akan lebih sulit dari yang pernah dibayangkannya. Dengan setiap langkah yang diambil, bayang-bayang kegelapa

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 117-PENCARIAN LIONTIN BERBAHAYA

    Lucius melangkah keluar dari kamar tidurnya, meninggalkan kehangatan selimut untuk menghadapi hawa dingin malam. Ia menuju ruang kerjanya yang penuh dengan buku-buku tua dan artefak berdebu, peninggalan dari berbagai penelitian yang pernah ia lakukan. Di sudut ruangan, sebuah sakel rusak yang disebutkan dalam mimpinya tergeletak di atas meja, setengah terkubur di bawah tumpukan dokumen.Dengan hati-hati, Lucius membersihkan permukaan sakel, memperhatikan ukiran-ukiran halus yang menghiasi permukaannya. Ia mencoba mengingat setiap detail dari mimpi tadi, berharap menemukan petunjuk yang bisa membantunya membuka sakel ini dalam dunia nyata.(Tidak mungkin ini hanya kebetulan,) pikirnya. (Mimpi itu pasti ada artinya.)Lucius kemudian mengingatkan dirinya pada satu nama: Profesor Aldric, seorang ahli sejarah yang pernah ia temui dalam salah satu konferensi. Profesor Aldric dikenal sebagai seorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang artefak kuno. Dengan cepat, Lucius memutuskan untu

DMCA.com Protection Status