Mira berjalan mendekat ke arah Mamanya dan memeluk mamanya agar tidak sedih dengan kepergiannya.
"Mama jangan sedih yah, Mira janji setelah berkeluarga Mira akan sering bermain kesini," janji Mira kenapa Nyonya Giani Mira mengusap pelan punggung Mamanya.
"Iya sayang, Mama hanya senang kamu dapat kembali menemukan orang yang tepat, semoga ini menjadi yang terakhir yang sayang," ujar Nyonya Giani kemudian mengusap air matanya yang terjatuh.
"Amin Ma," jawab Mira kemudian melanjutkan membereskan bajunya.
Setelah semuanya beres Mira membawa koper miliknya dan meletakkan diruang tamu, malam ini mereka makan bersama ada juga Leo dan Cila disana.
"Mir," panggil Ibu Atun saat mereka sudah selesai makan.
"Iya Bu," jawab Mira.
"Sepertinya Ibu sudah terlalu lama disini, kalau boleh Ibu mau pamit kembali ke kampung besok pagi terlalu lama disini kasian juga rumah yang disana tidak ada yang mengurus," ujar Ibu Atun dengan menatap
Tring... Tring...Ponsel Mira berbunyi, Mira langsung mengangkat sambungan teleponnya 'Bu Mira, Saya sudah berada dibandara,' ujar seorang diseberang sana."Baik Anton, oh iya rencana penerbangan untuk Ibu Atun jam berapa?" tanya Mira yang lupa dengan jadwal keberangkatan Ibu Atun."Jam tujuh Bu," jawab Anton diseberang sana."Oke, nanti setengah jam lagi kami pastikan akan sampai disana ya," setelah berkata seperti itu Mira mematikan sambungan teleponnya.Bertepatan dengan itu mobil yang dikendarai Adelio juga sampai di rumah, Ibu Atun sudah menunggu di depan rumah setelah berpamita kepada Mama dan Papa Ibu Atun masuk ke dalam mobil.Mama dan Papa tidak bisa ikut mengantar karena mereka akan ada meeting pagi, Adelio mulai menjalankan kembali mobilnya."Mas nanti kita sarapan dulu ya dibandara bareng Ibu juga, Ibu pasti belum sarapan kan?" tanya Mira dengan memutarkan kepalanya melihat ke belakang.
"Ayo berangkat kita ke rumah Oma dulu baru kita pergi ke mal," Mira memberitahukan kepada Mbak Tika, setelah itu mereka masuk ke dalam mobil kali ini Mira yang membawa mobil kebetulan ada mobil jaz yang disediakan khusus untuk dirinya oleh Adelio.Lima belas menit kemudian mereka sudah sampai di rumah Oma, Azmar langsung berlari ke arah Mama yang sedang duduk di ruang televisi."Oma," teriak Azmar lalu duduk dipangkuan Omanya."Eh cucu Oma sudah ganteng, mau kemana?" tanya Nyonya Giani dengan melihat ke arah Mira."Besokkan Azmar mau masuk ke sekolah Ma, hari ini aku rencana mau ke mal beli barang-barang buat dia sekalian mau ngajak Mama kalau nggak sibuk," jawab Mira kemudian duduk disamping Mamanya dan mengambil toples berisi keripik dan mulai menyantapnya."Wah kebetulan kalau begitu, Mama juga mau belanja bulanan," ucap Nyonya Giani."Ya udah Mama mau ganti baju dulu ya, mumpung hari masih siang takut nanti
"Kurang lama," ujar Adelio dengan berjalan maju ke arah Mira, Mira mundur mengikuti langkah suaminya sampai Mira terpojok, kemudian Adelio melingkarkan tangannya dipinggang Mira dan mendekatkan wajahnya ke wajah Mira.Cukup lama Adelio bermain dibibir Mira kemudian dirinya melepaskannya, dan mendorong pelan tubuh Mira, Adelio menghela nafas."Lanjut nanti malam di rumah ya, aku mau mandi terlebih dahulu," ucap Adelio kemudian meninggalkan Mira disana.Mira menghela nafas dirinya merasa kecewa, karena ulah Adelio yang melepaskan saat dirinya mulai menikmatinya.Setelah menenangkan hatinya Mira keluar dari kamar dan duduk dikursi ruang makan, Mira mengambil roti dan melahapnya akhir-akhir ini dirinya menjadi sering lapar, Mira tidak peduli jika timbangan badannya naik.Azmar terbangun jam setengah tujuh, dan langsung turun menghampiri Mama dan Papanya yang sedang menonton televisi."Mama, Azmar lapar," keluh Azmar.
Ting....Ponsel Mira berbunyi, dirinya langsung membuka pesan yang dikirimkan oleh Mamanya, yang mengingatkan Mira bahwa malam ini mereka akan makan malam bersama disalah satu restoran, dan sekalian merencanakan acara empat bulan kehamilan Cila.'Iya Ma, nanti Mira datang ke rumah Mama dulu ya,' Mira menegtik beberapa kata lalu mengirimnya ke Mamanya.Karena hari masih pagi setelah mengantar Azmar dan Adelio langsung berangkat kerja, Mira tidak memilik aktivitas lain karena hari ini dirinya sedang tidak ada yang memesan kue, dan jam menjemput Azmar nanti jam sepuluhKarena merasa bosan di dalam rumah Mira ingin jalan-jalan ke mal setelah menjemput Azmar nanti, tidak terasa waktu begitu cepat Mira bersiap-siap untuk menjempur Azmar.Kali ini dirinya kaos polos warna putih dan celana jeans biru, setelah semua siap Mira keluar dari kamar dan mulai mengendarai mobil ke arah sekolah Azmar.Lima belas menit kemudian Mira suda
Setelah menikmati satu gelas teh buatan istrinya, Adelio berjalan ke arah kamar dirinya ingin mandi dan bersiap-siap.Begitu juga dengan Mira dirinya masuk ke dalam kamar untuk mengganti baju, setelah memerintahkan Mbak Tika untuk membangunkan Azmar dan memandikannya.Jam tujuh mereka berangkat ke restoran tempat acara berlangsung, Mira tidak jadi mampir ke rumah Mamanya karena hari sudah malam jadi mereka bertemu di restoran saja.Tepat jam delapan mereka sampai di restoran, restoran sudah ramai oleh keluarga besar dari Cila maupun Leo dan setelah kedatangan Mira, mereka langsung memulai kegiatan, berakhir dengan makan bersama.Jam sebelas malam Mira baru pulang, badan yang terasa lelah jadi tidak membutuhkan waktu lama Mira sudah tertidur.Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun tidak terasa pernikahan Mira dan Adelio sudah memasuki tahun kedua, mereka belum juga diberikan Momongan kedua."Mas kenap
Deg...Mira meremas baju yang dirinya kenakan jantungnya berdetak lebih cepat, giginya bergemelutuk karena menahan emosi."Si Mila jeng, kan masih muda masa mau jadi yang kedua?" tanya Nyonya Kim dengan nada tidak percaya."Ahh sudah ya aku mau masuk ke dalam dulu, sampai lupa belum bikin minum," pamit Nyonya Kim.Karena takut ketahuan Mira mendengar perkataan Maminya, dengan pelan Mira berjalan ke arah pintu dan berpura-pura seperti dirinya tidak mendengar apapun."Mi, Mami sehat?" tanya Mira dengan mencium punggung tangan Nyonya Kim."Seperti yang kamu lihat, bagaimana sudah ada hasil belum?" tanya Nyonya Kim."Hasil apa Mi?" tanya Mira yang belum tahu apa maksud pembicaraan Maminya.Nyonya Kim melihat ke arah perut Mira, Mira menghela nafas kemudian menggelengkan kepalanya perlahan."Sudah Mami duga, Oh iya jangan lupa ke depan ya Mami lagi ada tamu," perintah Nyonya Kim.
"Ap.. Apa Mi," ucap Mira tergagap bagaimana bisa Maminya berbicara seperti itu padanya.Nyonya Kim kembali masuk ke rumah tanpa mempedulikan Mira yang sedang kacau diluar rumah, dengan perasaan yang kacau Mira masuk ke dalam mobil dan mulai meninggalkan pekarang rumah Tuan Kim.Jika dirinya tahu akan mendengar pembicaraan Maminya tadi Mira memilih tidak akan datang ke rumah Maminya, tapi semua sudah terjadi dan dirinya hanya bisa menangis.Karena terkena macet Mira sampai disekolah Azmar jam setengah dua siang, karena Azmar sudah makan siang disekolah jadi dirinya tidak mengkhawatirkan anaknya kelaparan.Sampai di rumah Mira menitipkan Azmar ke Mbaknya dan dirinya mulai menguci dirinya di dalam kamar, Mira butuh sendiri untuk menenangkan hatinya dan mencerna kembali ucapab Maminya.Karena kelelahan menangis Mira sampai tertidur dan tidak tahu kalau Adelio sudah pulang, Adelio yang tahu Mira menguci diri di kamar langsung panik karena in
Lagi-lagi perkataan Mira semakin membuat Adelio bingung, Adelio meletakkan sapunya dan berjalan ke arah Mira, lalu mengajaknya untuk duduk disofa yang ada di kamar."Sebenarnya kamu ada apa? Mas perhatikan dari tadi kamu bertingkah aneh," tanya Adelio dengan nada lembut."Mas, seandainya ini seandainya ya," ujar Mira dan Adelio mengangguk."Seandainya ada seorang wanita muda dan cantik dia jatuh cinta padamu, apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Mira setelah bertanya seperti itu Mira tidak berani menatap ke arah Adelio."Kamu ngomong apa sih Mir, setelah begitu panjang perjuanganku mendapatkanmu maka aku akan mempertahankan keluarga kita, memangnya ada apa, kenapa kamu bertanya seperti ini?" tanya Adelio."Hehe tidak apa-apa Mas, Aku hanya ingin mendengar jawaban darimu saja," jawab Mira dengan memeluk kembali tubuh Adelio.Hatinya merasa lega saat mendengar jawaban dari Adelio, dirinya yakin Adelio tidak akan berpaling ke w
"Ngga Mas, biar Azmar di antar Pak Agu saja ya," pinta Mira, Adelio tidak bisa menolak kemauan istrinya jadi dirinya hanya bisa mengangguk dan naik kembali ke atas ranjang.Setelah itu Adelio menelepon sekolah Azmar, agar menyiapkan makan siang untuk Azmar setelah itu Adelio keluar kamar untuk memberitahukan kepada Azmar kalau Mamanya lagi sakit, dan Papanya tidak bisa mengantarnya ke sekolah, untungnya Azmar sudah bisa mengerti dan sudah mandiri.Adelio kembali ke kamar dengan membawa satu mangkok berisi bubur ayam, Adelio mengambil satu sendok dan menyuapi Mira.Baru suapan yang ke dua perut Mira seperti menolak bubur itu, Mira langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang ada diperutnya sampai tidak tersisa.Adelio langsung berlari ke kamar mandi dan membantu Mira, Mira kembali ke ranjang dengan berpegangan tangan Adelio."Dek kamu mau periksa ke dokter, kayanya sakitmu parah dan tidak seperti biasanya," sara
Bibir Mira tersenyum, dirinya sangat mengharapkan allah memberika zuriat padanya, tangan Mira mengusap perutnya kemudian meletakkan kembali sepatu bayi itu pada tempatnya, dan kembali keliling menemani Azmar bermain.Dua jam mereka keliling mal dan kaki sudah mulai terasa lelah apalagi Cila yang sedang hamil muda, mereka langsung berbelanja yang mereka butuhkan, setelah itu mereka pulang.Tut... Tut... Tut...Mira menelepon Adelio setelah mereka sudah sampai di rumah Mamanya, panggilan kedua baru diangkat oleh Adelio."Halo... Ada apa Dek?" tanya Adelio yang masih duduk diruang kerjanya."Mas nanti pulangnya ke rumah Mama ya, aku lagi main ke rumah Mama," perintah Mira."Iya oke sayang, mulai besok kamu jangan jemput Azmar lagi ya, tadi kata Mbak Tika kamu yang jemput Azmar, benar?" tanya Adelio dengan nada lembut."Iya Mas, kan kemarin aku sudah janji sama Mama setelah jemput Azmar aku mau main," jelas Mir
"Ngga apa-apa Kok Pah, kan Azmar sudah besar," jawab Azmar kemudian mereka makan malam dengan diam.Selesai makan malam Mira dan Adelio langsung masuk ke dalam kamar, saat pintu baru saja terkunci Adelio langsung menggendong tubuh Mira."Ya ampun sayang," ucap Mira dengan kaget karena tidak siap dengan apa yang dilakukan Adelio."Kenapa?" tanya Mira ketika Adelio sudah membaringkannya diranjang, tangan Mira mengusap-usap pelan kepala Adelio."Ngga apa-apa sayang, pengin dimanja aja sama kamu," jawab Adelio dengan menenggelamkan wajahnya ke dada Mira."Sayang Aku pengin punya dede kata Kak Cila, Ali juga mau punya adik lagi, tadi wa ke aku," bisik Mira ditelinga Adelio."Kalau begitu ayo kita buat," ucap Adelio.Tanpa menunggu jawaban Mira, Adelio sudah membungkam mulut Mira dengan mulutnya, dan mulai menciumi setiap inci tubuh Mira.Adelio selalu dibuat kagum dengan keindahan tubuh Mira membuat dirinya tidak p
Nyonya Giani melihat tingkah anaknya dengan wajah bingung, jadi dirinya ikut berjalan dibelakang Mira dan langsung menepuk kepalanya melihat tingkah anaknya yang pelupa ini."Kamu ada saja masa lagi makan sampai lupa," ujar Nyonya Giani dengan duduk di kursi yang berada di depan Mira."Iya Ma, saking senengnya kedatangan Mama sampai lupa kalau lagi makan," ucap Mira dengan nada malu."Oh iya Mir besok main ya ke rumah Mama, biar Mama ngga sendirian di rumah," perintah Nyonya Giani."Iya Ma, besok setelah menjemput Azmar, Mira main ke rumah Mama, sudah lama juga ngga main," jawab Mira.Selesai makan Mira berjalan ke arah dapur dan membuatkan kopi kesukaan Mamanya, setelah itu mereka mengobrol sampai jam setengah dua karena Mira harus menjemput Azmar.Nyonya Giani yang tidak mau sendiri ikut menjemput Azmar begitu juga dengan Ali, lima belas menit kemudian mobil yang dikendarai Mira sudah sampai disekolah Azmar.&n
"Ya allah Nak kenapa kamu melakukan itu semua," gumam Mamanya Mila tetapi Mira dapat mendengarnya dengan jelas.Mira mendekat ke arah Mamanya Mila dan memeluknya, Mira Membawa tubuh renta itu ke dalam pelukannya dan mengusap-usap punggungnya dengan pelan."Kalau begitu kami pamit terbih dahulu," pamit dokter itu, setelah kepergian dokter kami semua masuk ke dalam ruangan Mila.Tubuh kaku Mila sudah tertutup dengan kain putih tipis, Mama Mila melepaskan dirinya dari Mira dan berlari menuju brangkar dan menangis disana.Jam satu lebih Adik dan Kakak dari Mamanya Mila mulai berdatangan, karena merasa sudah tidak dibutuhkan kembali Mira dan Adelio pamit.Saat kaki ingin melangkah keluar dsri rumah sakit, suara Nyonya Kim menghentikan langkah Mira, Nyonya Kim berlari ke arah Mira."Mira tunggu," ucap Nyonya Kim kemudian memeluk tubuh Mira."Maafkan Mami sayang, seharusnya Mami tidak melakukan ini s
Kemudian Adelio mengajak Mira untuk duduk dikursi tunggu, meninggalkan Nyonya Kim yang terdiam mematung.Nyonya Kim merasa kalah berdebad dengan anaknya, apa benar yang dikatakan anaknya bahwa dirinyalah yang ikut adil dalam kecelakaan Mila kali ini, tapi sifatnya yang tidak mau kalah lebih besar jadi Nyonya Kim ini semua terjadi karena menantunya.Semua yang ada disana hanya diam menunggu dokter keluar dari ruangan IGD, Adelio melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan jam sebelas malam, Adelio pamit untuk menelepon rumah takut Azmar terbangun."Halo Mbak, Azmar tidak menanyakan kami kan?" tanya Adelio saat teleponnya sudah tersambung."Tidak Pak, malah belum bangun si dede Azmar," jawab Mbak Tika diseberang sana.Setelah mengentahui semua baik-baik saja Adelio mematikan sambungan teleponnya, dan kembali ke depan ruangan IGDJam setengah dua belas terdengar derap langkah yang menunu ke depan ruangan, saat Mira melihat ke ar
Mira tidak dapat mendengar suara Maminya tapi satu hal yang membuat dirinya terkejut saat Adelio berkata dengan nada keras, kecelakaan."Kamu darimana saja Adelio, kenapa kamu baru angkat telepon Mami, cepat datang ke jalan Y, Si Mila kecelakaan dia menabrak pembatas jalan," ucap Mami diseberang sana."Hah kecelakaan, ya sudah nanti Adelio akan datang kesana," jawab Adelio kemudian mematikan sambungan teleponnya."Kenapa bisa kecelakaan," gumam Adelio."Siapa Mas yang kecelakaan?" tanya Mira dengan nada panik."Si Mila gadis yang kemarin dikenalkan ke Mas, dan Mami menyuruh Mas untuk datang ke tkp," ujar Adelio."Nanti aku akan mengantar kalian ke rumah terlebih dahulu, setelah itu Mas akan pergi kesana," lanjut Adelio."Tidak aku juga akan ikut kesana," ucap Mira, dirinya merasa tidak rela suaminya pergi menemui seorang yang pernah dikenalkan untuk menjadi istri kedua."Kamu capet Dek, lebih baik kamu d
Melihat Mira sudah tertawa membuat hati Adelio merasa lega, berarti Mira sudah tidak sedih lagi dengan kejadian semalam, Adelio ikut tertawa dan memeluk tubuh Azmar.Saat mereka berpelukan aroma masakan gosong masuk ke indera penciuman, Mira langsung melepaskan pelukannya dan melihat ke arah kuali yang berisi telor yang sudah berwarna hitam."Ya ampun ini siapa yang masak?" tanya Mira dengan mematikan kompor dan meletakkan kuali panas itu diwetafel."Maaf Dek, Mas ngga lupa hehe," jawab Adelio dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Lebih baik kalian pergi ke meja makan saja, biar Mama yang buat sarapannya," perintah Mira.Setelah itu Mira membereskan kekacauan yang dibuat oleh Adelio, tidak membutuhkan waktu lama nasi goreng spedial dengan telor dadar di atasnya sudah jadi, Mira membawa tiga piring dan mulai mengambilkan nasi goreng untuk Adelio dan Azmar.Mereka sarapan dengan diam hanya ada suara deting
kemudian Adelio berbalik menghadap ke Mira dan melihat istrinya sedang mengusap air matanya, Adelio berlari dan langsung memeluk tubuh Mira, Nyonya Kim terlihat emosi begitu juga dengan Mila yang wajahnya memerah karena marah.Mila merasa sangat sakit dirinya dibilang murahan oleh pria yang dirinya cintai, dan dia bicara di depan istrinya dan juga Mamanya.Mila tanpa pamit langsung berlari keluar dari rumah Tuan Kim dan mengeluarkan kunci mobil dari dalam tas, dan membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.Sedangkan Adelio setelag merasa Mira mulai tenang langsung mengajaknya keluar dari rumah Maminya, begitu juga dengan Azmar, mereka sampai di rumah jam setengah sebelas malam."Mbak tolong tidurkan Azmar di kamarnya ya," perintah Adelio karena sejak tadi Mira hanya terdiam dan masuk ke dalam kamarnya.Sebelum dikunci Adelio masuk ke dalam kamar dan memeluk kembali tubuh Mira, Mira tidak menolak karena ini yang dirinya inginkan saat ini.