Kehilangan itu menyakitkan. Lebih sakit lagi dia menjauh dan melupakan. -Adnan

🍁🍁🍁
"Masa lalu, biarlah masa lalu. Jangan kau ungkit, jangan ingatkan aku. Masa lalu, biarlah masa la-," belum selesai Sam konser dadakan, Satya memitingnya gemas, di keadaan genting begini Sam dan Alvaro terkadang bercanda.
"Swtyw! Lpswn gwe!" teriak Sam, wajahnya tenggelam di dada Satya.
Baroto yang melihat itu menggeleng heran. "Kalian gak ada yang mau pulang?"
"Nanti dulu pak. Masih laper nih," curhat Radit dan Adit. Keduanya tukang makan, sama seperti Sam dan Alvaro.
"Ya sudah, kalau ada apa-apa hubungi saya langsung ya," pak Baroto pamit, meskipun Alvaro berandalan, urakan, namun bagaimanapun juga Baroto sayang pada Alvaro.
Ponsel Juna berdering, nama Yudha terpampang jelas.
"Gawat bos! Markas kita di obrak-abrik sama Batalion. Mereka Ngepung markas, cuman beberapa yang lolos bos," lapor Yudha, di seberang sana motor Yudha melaju kencang. Ja
Satu dua jalan hati-hati. Lukaku pelan-pelan kau obati. -Juna🍁🍁🍁"Udah, kalian terus aja bergosip. Buruan bawa teman kalian yang sekarat ini," suruh Radit jengah. Ia membopong Adit ke motornya, mungkin tendangan Irham-lah yang begitu beringas daripada Rizky."Iya dit, bawelnya cangkeme," Alvaro menuruti, Alvaro yang melihat kondisi tiga bawahan Satya pun kecewa, karena tak ada yang menang di antara ketiganya.Adnan mengendap-endap, dengan pisau lipat di tangannya serta sarung tangan agar sidik jari tak bisa di selidiki. Mata Adnan fokus pada Juna yang masih bergeming, sedang melamun atau memikirkan sesuatu.Keenam anak buah Juna pun masih sibuk mengobrol dan berdebat pendapat terutama Sam dan Alvaro yang tiada habisnya.Adnan menusuk perut Juna dari depan, cowok itu beralih menghadap nya dengan wajah syok sekaligus menahan rasa sakitnya karena Adnan semakin memperdalam tusukannya.Adnan tertawa remeh, Juna tak bisa berkat
Saat seseorang yang di rindukan itu celaka, aku hanya bisa berharap kesembuhannya. -Laura🍁🍁🍁"Baiklah, tolong yang tanda tangan orang tuanya Juna ya. Jangan di palsukan," bu Aisofa memberikan wejangan, murid-murid bebal biasanya suka memalsukan tanda tangan dan di kenakan poin pelanggaran 20."Baik bu," Satya memutuskan sambungan teleponnya."Kalau kalian mau pulang, silahkan. Jangan disini semuanya, harus ada yang jagain. Kalian butuh istirahat," nasehat Satya, agar esoknya tidak terlambat ke sekolah atau alasan masih mengantuk."Gue dan Adit jagain bos aja. Kalian bisa pulang," ujar Radit, lebih baik menunggu kondisi perkembangan Juna.Sam, Alvaro, dan Satya mengangguk."Kita pamit," kata Satya mengakhiri kata serta undur diri.Setelah ketiganya pergi, Radit dan Adit menunggu. Hingga Jaka akhirnya menampakkan dirinya setelah sekian lama tranfusi darah.Jaka yang melihat dua kakak beradik saja pun heran, dima
Saat seseorang yang di rindukan itu celaka, aku hanya bisa berharap kesembuhannya. -Laura🍁🍁🍁"Baiklah, tolong yang tanda tangan orang tuanya Juna ya. Jangan di palsukan," bu Aisofa memberikan wejangan, murid-murid bebal biasanya suka memalsukan tanda tangan dan di kenakan poin pelanggaran 20."Baik bu," Satya memutuskan sambungan teleponnya."Kalau kalian mau pulang, silahkan. Jangan disini semuanya, harus ada yang jagain. Kalian butuh istirahat," nasehat Satya, agar esoknya tidak terlambat ke sekolah atau alasan masih mengantuk."Gue dan Adit jagain bos aja. Kalian bisa pulang," ujar Radit, lebih baik menunggu kondisi perkembangan Juna.Sam, Alvaro, dan Satya mengangguk."Kita pamit," kata Satya mengakhiri kata serta undur diri.Setelah ketiganya pergi, Radit dan Adit menunggu. Hingga Jaka akhirnya menampakkan dirinya setelah sekian lama tranfusi darah.Jaka yang melihat dua kakak beradik saja pun heran, diman
Tiga empat merpati lari. Maaf aku jarang mengabari. -Juna🍁🍁🍁"Iya Sat,""Jangan kayak adik gue Al panggil bang Satya. Lah bangsat ya? Gimana sih," protes Satya kesal. Ara terlalu polos sekali.Bram yang tau kalau Laura fokus dengan geng Meteor pun mengerti jika sahabatnya ini mencari Juna."Udahlah, gak usah di pikirin. Kalau sembuh kan masuk. Di makan tuh, nanti dingin," Bram membuyarkan lamunan Laura, tampak sedih dan kosong. 'Gue heran deh sama Laura, Juna kan gak ada hubungan apa-apa. Kenal gak, teman bukan, sahabat mustahil, pacar terlalu wow,' batin Bram bingung, setaunya Laura dekat dengan Juna itu karena telat.Sam bersendawa. "Al, makasih banget ya. Udah mau beliin makanan sebanyak ini,""Sama-sama Sam," Alvaro beralih menatap Radit dan Adit doyan pedas, dua kakak-beradik itu mengambil lima sendok penuh sambal di baksonya. Sekarang tau yang mukbang dan ASMR siapa."Kalau sakit perut gimana?" tanya Alvaro khawat
Ketidaklucuan saat kekhawatiran di permainkan. -Laura🍁🍁🍁Wangi, rapi, percaya diri, remaja zaman kini, Juna siap bersekolah. Luka tusukannya kemarin masih terasa, namun Juna ingin memberikan kejutan pada Laura.Rinai yang melihat Juna se-rapi ini heran. "Mau ke kantor apa sekolah?" tanyanya kesal, gen Juna yang sok ganteng itu menurun dari Antariksa.Juna tersenyum manis. "Sekolah, berangkat dulu ya," Juna salim pada Rinai."Jangan banyak gerak, luka kamu belum sembuh total," nasehat Rinai, Juna sama saja seperti Agung yang banyak tingkah."Siap,"Setelah Juna pergi, Rinai kembali membangunkan Antariksa yang masih sibuk di depan komputernya."Ehem ehem, udah kali berduaan sama komputernya. Gak ke toko?" tanya Rinai saat di ruangan pribadi Antariksa.Antariksa menghampiri Rinai. "Iya, ini mau ke toko. Tadi cuman cek supplier persediaannya masih ada apa habis," merasa rumahnya tentram pati Juna sudah berangkat.
Pojok tengah perempatan. Kapan lagi masih ada kesempatan. -Sam🍁🍁🍁Saat geng Meteor sudah berkumpul, Sam sang ahli cinta mulai memberikan tips anehnya."Gue ada saran nih buat bos Juna, biar semakin deket aja sama Laura," Sam berdehem. "Gimana kalau Laura bawain cokelat, bunga, puisi, nyanyi, terus nah cincin," ucap Sam enteng.Juna mendelik syok. "Lo kira mau lamaran huh?" turun sudah gelar cool, leaderable, kharismanya, ketampanannya, kecuekannya, serta gelar kulkas berjalan ala kanebo kering akan musnah sekejap mata.Sam kikuk, Juna seperti ingin memakannya hidup-hidup. "Maaf bos, kan saran doang. Lagian sih, bos kalau urusan cinta gak bisa apa-apa,"Jaka berdecak kesal. "Gak usah sok nasehatin deh kalau lo sendiri sering ninggalin cewek cuman alasan, maaf ya aku bosen, aku udah gak nyaman, maaf aku terlalu astaghfirullah untuk kamu yang subhanallah, gak deh kamu kurang cantik, kita putus aja ya nanti dompetku kering," Jaka menye-menye menir
Aku berharap kehadiranmu membuat semuanya baik-baik saja. -Laura🍁🍁🍁Rizky berlari memasuki markas dengan nafas tersengal.Rizky menyapu pandangan mencari sang ketua Batalion. Adnan duduk dengan koran serta kopi sebagai temannya."Bos! Ada info menarik!" ucap Rizky menggebu, Adnan meletakkan korannya. Irham yang tadinya tertidur di sofa panjang pun membuka matanya mendengar suara Rizky, Afif yang tengah membaca kitab Aqidatul Awam-nya pun beralih menatap Rizky, Reza yang sibuk dengan game pun memilih mendengarkan daripada defeat sebelum booyah."Apa?"Rizky menghela nafasnya, Adnan akan syok mendengarnya."Juna, udah pacaran sama Laura hari ini bos. Tepat pada jam istirahat, hari Rabu, jam 9 menit ke 8 detik 27," jawab Rizky detail.Adnan tersenyum licik. "Bagus, atur strategi sekarang. Jadikan Laura sebagai tawanan, kita liat aja apakah Juna bisa mendapatkannya kembali? Atau menyerah," balas dendam? Bukan, lebih tepatny
Dimana... Dimana.. Dimana... Ku harus mencari dimana.. -Juna🍁🍁🍁"Laura pulang sendiri. Dia gak mau aku anterin pulang," jawab Bram seadanya, menutupi sedikit tentang Laura yang jalan kaki. Bisa-bisanya Juna me-wawancarainya."Sendiri? Kenapa lo biarin gitu aja?" tanya Juna nada suaranya meninggi. Beberapa pasang mata memperhatikannya."Ada apaan sih itu?""Tadi nama Laura di sebut-sebut gitu,"Yang tadinya ingin ke kantin mengurungkan niatnya, ingin menunggu kelanjutan Juna yang marah dengan Bram."Laura emang gak mau pulang sama gue. Jadi, kalau lo mau marah sama gue silahkan," kata Bram kesal hingga panggilan yang biasanya 'aku-kamu' beralih 'lo-gue'.Juna kembali mencari Laura di perpustakaan, nihil.Juna memilih kembali bergabung dengan keenam manusia lain karakter itu.Alvaro ngupil hingga Satya si bersih suci dari noda dan kotoran pun melempar tisu tepat mengenai wajah Alvaro."Lagi makan juga. Malah ngupil