Share

Part 65

Di ruangan lain. Agus selalu menyempatkan waktu menunggu Sigit. Laki-laki berwajah rupawan itu berharap Sigit segera membuka mata.. Dia duduk dengan gelisah. Agus menyandarkan bahu di kursi ruang tunggu dengan wajah tertunduk lesu.

"Eh, Pak Agus. Kok Pak Agus di sini, masih nungguin Sigit, ya?"

Agus mendongak ke sumber suara. Dia menatap malas pada Bu Sayuti yang berdiri tak jauh dari tempatnya duduk. Wanita itu tersenyum, berlagak seramah mungkin.

Agus mengangguk samar. "Iya, Bu. Bagaimana keadaan Nur?" tanyanya tak acuh. Agus benci dengan perempuan munafik di depannya itu.

Agus teringat tentang Nur. Dia ikut prihatin dengan apa yang menimpa gadis belia itu. Agus tidak habis pikir ada orang tua yang tega pada anaknya sendiri. Apalagi Nur anak tunggal.

Bu Sayuti mengangguk. "Ya, dia sudah baikan, Pak. Sigit sudah sadar belum, Pak?' tanyanya basa basi.

"Masih belum sadar. Apa kalian senang lihat Nur, Rafli, dan Sigit masuk rumah sakit karena ulah kalian dan guru kalian itu?" tanya Agus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status