Share

MENIKAHI PRIA LUMPUH
MENIKAHI PRIA LUMPUH
Author: Mayasa

BAB 1

Author: Mayasa
last update Last Updated: 2023-07-19 17:52:44

"Adikmu kabur dan besok adalah pernikahannya." Suara lemas sang ayah membuat Lucia merasa iba. Walaupun sejak kecil dia selalu dikucilkan dalam keluarga ini, namun dia menyayangi ayahnya lebih dari apapun karena hanya dia keluarga kandung satu-satunya.

Ayahnya telah menikah lagi dengan seorang wanita yang sudah memiliki anak yang memiliki umur satu tahun di bawahnya. Namun, hal yang baru dia ungkap setelah kematian ibunya lima belas tahun lalu membuatnya sangat kecewa pada ayahnya karena ternyata adik tirinya tersebut merupakan anak kandung ayahnya.

“Aku tak bisa mencegah Bella, dia memiliki kekasih lain yang tidak kita ketahui.”

Nyonya Lauren, wanita yang menjadi selingkuhan ayahnya dan sekarang menjadi istri dari ayahnya, mulai menangis dengan penuh kesedihan setelah mengatakan hal tersebut. Lucia sangat tahu jika itu adalah tangis palsu wanita itu.

“Batalkan saja pernikahannya, masih ada waktu sebelum besok.” Ucap Lucia dengan datar, dia sudah muak mendengar tangisan mereka selama satu jam terakhir di ruang keluarga ini. Dulunya dia dikucilkan dan tak dipedulikan oleh ayahnya sendiri, dan sekarang adik tirinya yang membuat masalah, dia yang harus ikut mencari jalan keluarnya.

“Keluarga Filbert sangat berpengaruh, bagaimana bisa kita membatalkan pernikahan ini begitu saja? Ayah kira mereka mengajukan lamaran untuk putra pewaris mereka, tapi ternyata pria itu lumpuh. Oh Tuhan, kesialan apa yang menimpa keluargaku.” Tuan Stephen terlihat sangat tertekan, hingga dia berjalan bolak-balik di depan Lucia yang tengah duduk tenang di sofa ruangan tersebut.

“Bagaimana jika Lucia saja yang menikah dengan pria itu, suamiku?” Ucap nyonya Lauren dengan sedikit semangat, seolah-olah telah menemukan ide brilian dari otaknya yang kecil tersebut.

Tuan Stephen yang mendengar itu langsung berhenti dan menatap istrinya dengan mata yang berbinar.

“Kamu benar sayang! Lucia, kamu mau kan menggantikan Bela menikah besok?!” kata Tuan Stephen, itu seakan bukan sebuah pertanyaan tapi sebuah pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Lucia, mengingat raut wajah ayahnya yang seperti itu.

Lucia menatap ayahnya dengan dingin, dia langsung berdiri dari duduknya.

“Aku datang jauh-jauh kesini hanya untuk melihat Bela menikah, bukan melangsungkan pernikahanku sendiri dengan pria yang bahkan aku tak mengenalnya.” Ucap Lucia dengan dingin.

“Kumohon, Lucia, bantu ayah. Hidup ayah akan berakhir besok jika tak membawa pengantin, ayah juga sudah mengambil mahar dua milyar untuk pernikahan ini dan uang itu sudah habis.” Ucap Tuan Stephen dengan nada sedih dan penuh permohonan.

Lucia menghela nafasnya, dia tak berpikir dia akan berada di posisi yang cukup rumit ini.

Dia memiliki tabungan jika hanya uang sebanyak dua milyar tersebut, tapi bagaimana dia bisa mengatakan dari mana dia mendapatkan uang tersebut? Keluarganya hanya tahu jika dia bekerja serabutan di luar negeri. Jika dia mengatakan yang sebenarnya, dia tahu betul bagaimana nasibnya nanti. Keluarga ini seperti lintah yang akan menghabiskan semua hasil kerjanya karena mereka tahu dia kaya, dan tentu saja dia tak akan ikhlas jika jerih payahnya akan digunakan oleh selingkuhan ayahnya tersebut.

“Itu bukan urusanku.” Ucap Lucia dengan dingin, dan dia ingin pergi dari sana.

“Kamu sangat durhaka pada ayah, Lucia! Pasti ibumu sangat kecewa, kamu telah melakukan hal jahat pada ayahmu sendiri.” Ucapan dari Tuan Stephen tersebut menghentikan langkah Lucia untuk pergi. Dia mengepalkan tangannya dengan kuat.

Tuan Stephen tersenyum miring melihat itu, dia sangat tahu kelemahan putrinya adalah ibunya. Setelah mengucapkan kalimat tersebut, pasti putrinya tak akan menolak lagi terhadap apa yang dia ucapkan.

“Jam berapa acara pernikahan besok?” Tanya Lucia dengan datar, tanpa membalikkan tubuhnya, menatap ayahnya yang tengah tersenyum penuh kemenangan itu.

“Jam delapan, bersiaplah lebih awal.” Ucap Tuan Stephen dengan semangat.

Lucia yang mendengar itu langsung pergi dari sana, dia sudah muak berada di tempat seperti ini. Dia akhirnya masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan keras, lalu menguncinya dari dalam. Tatapannya langsung mengarah ke foto yang cukup besar di kamarnya, itu adalah foto keluarga kecilnya sebelum semuanya rusak.

“Ma, aku merindukanmu,” ucapnya dengan pelan. Dia sangat jarang pulang ke rumah karena pekerjaannya yang padat, dan juga karena dia malas bertemu dengan ibu tirinya. Namun, kenangan tentang ibunya hanya ada di rumah ini, dan satu-satunya anggota keluarga di sini adalah ayahnya.

Lucia menghela nafas perlahan dan kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sejak kedatangannya sore tadi, dia belum sempat mandi atau pun pergi ke kamarnya sendiri.

************

Pagi tiba dengan sangat cepat, dan Lucia merasa tidak pernah membayangkan bahwa hari ini dia akan mengenakan gaun pengantin yang pas di tubuhnya.

"Anda sangat cantik, pasti calon suami Anda nanti akan terkesima saat membuka wedding veil yang Anda gunakan nanti," ucap perias yang sedang merias wajah Lucia. Wajahnya yang biasanya tanpa polesan menjadi sangat cantik dengan riasan ini. Lucia baru sadar betapa cantiknya, padahal sehari-hari dia terbiasa dengan kotoran dan bahkan bau mesiu dari pekerjaannya.

"Oh, sayang, Anda begitu cantik," ucap nyonya Lauren, ibu tirinya, dengan senyuman gembira saat melihat Lucia mengenakan gaun pengantin.

"Calon suamimu sudah datang, setelah ayahmu kesini, Anda akan pergi ke altar," kata nyonya Lauren dengan ramah.

Lucia hanya menatap wanita itu dengan wajah datar dan tidak merespons apa yang dikatakan.

Tidak lama kemudian, tuan Stephen datang untuk membawa Lucia ke altar. Langkah Lucia terasa berat. Dia tahu bahwa keputusan ini bukan tanpa alasan. Dia ingin menikahi pria yang dia cintai dan membangun keluarga yang bahagia. Namun, situasi ini jauh dari impian itu. Ayahnya sendiri yang menghancurkan semua itu, dan Lucia harus menelan pil pahitnya.

"Kamu sangat cantik, putriku," puji tuan Stephen.

Lucia hanya diam. Meskipun sebenarnya dia bisa menolak pernikahan ini, dia memikirkan nasib ayahnya dan juga ingin menghormati ibu tirinya yang ada di atas sana.

Dengan alunan musik biola dan piano yang harmonis, Lucia berjalan pelan menggandeng lengan ayahnya yang tampak cerah. Namun, di balik wedding veil yang menutupi wajahnya hingga ke dada, Lucia hanya menampilkan ekspresi wajah datar.

Ketika dia mendongakkan kepala, dia melihat seorang pria di ujung altar. Pria itu duduk dalam kursi roda, mengenakan jas pengantin yang selaras dengan gaun Lucia. 

"Dia adalah calon suamimu," bisik tuan Stephen seakan tahu apa yang ada di pikiran Lucia saat ini.

Lucia mengerti mengapa adiknya kabur sehari sebelum pernikahan. Pria ini lumpuh, dan tentu akan membutuhkan perhatian ekstra. Pertama kali melihatnya, Lucia merasakan bahwa pria itu tampan, tapi juga terlihat sangat penyendiri.

Akhirnya, Lucia tiba di depan pria itu. Ayahnya menyerahkan tangannya ke tangan pria itu. Ketika tangan mereka bersentuhan, tangan pria itu terasa dingin. Mereka berdua menghadap pendeta untuk melanjutkan prosesi pernikahan.

"Mempelai pria dan wanita sudah siap?" tanya pendeta pada Lucia dan pria di sampingnya.

Lucia mengangguk singkat, dan pria itu juga melakukan hal yang sama.

Pendeta kemudian membimbing mereka untuk berdiri di tempatnya masing-masing dan mengucapkan janji suci pernikahan.

Lucia dan Dariel bergandengan tangan, mengucapkan janji suci mereka di hadapan pendeta. Meskipun mereka melakukannya, hati mereka setengah-setengah.

"Saat ini, kalian resmi menjadi suami dan istri. Silakan melakukkan ciuman di hadapan para hadirin sebagai simbol," ucap pendeta, dan Dariel menatap Lucia dengan serius.

Karena perbedaan tinggi tubuh mereka, Lucia harus sedikit menundukkan kepalanya agar bibir mereka bisa bertemu dalam ciuman singkat ini. Dia merasakan pria itu terkejut sedikit ketika wajah mereka menyatu. 

Namun, ciuman mereka hanya sebentar dan kurang bermakna. Lucia berdiri tegak dan menghadap para tamu undangan. Acara pernikahan ini tidak meriah, hanya ada keluarga inti yang hadir, dan dari pihak Dariel, hanya ada dua orang saja. Lucia tahu bahwa kedua orang ini bukan orangtuanya.

"Jangan berharap keluargaku datang," suara dingin dari Dariel terdengar di samping Lucia.

Lucia menoleh padanya. Apakah pria itu mengira bahwa Lucia berharap keluarganya hadir? Lucia merasa ingin tertawa, karena pikiran pria itu sangat keliru. Bahkan, dia sama sekali tidak peduli apakah keluarganya datang atau tidak.

"Tuan, nyonya, saya akan mengantarkan Anda ke tempat tinggal kalian." Salah satu tamu undangan yang duduk sebelumnya mendekati mereka. Dia berniat untuk mendorong kursi roda yang Dariel gunakan.

"Biar aku saja," ucap Lucia dengan datar.

"Tidak perlu, nyonya. Biar saya saja."

"Aku istrinya," Lucia menjawab dengan dingin. Pria itu yang sebelumnya menolak akhirnya mundur untuk memberikan ruang kepada Lucia agar dia bisa mendorong kursi roda Dariel.

"Biarkan supir itu yang mendorongnya," ucap Dariel dengan dingin.

"Jika begitu, mengapa kamu menikahiku daripada supirmu?" ucap Lucia tanpa ekspresi, sembari mendorong kursi roda pria itu menuju ke tempat parkir.

Sesampainya di tempat mobil, ayah Lucia mendekat.

"Nak, hiduplah dengan baik bersama suamimu. Layani dia dengan baik," ucap tuan Stephen dengan lembut, berbeda dengan sikapnya sebelumnya.

"Aku tahu."

"Tuan muda, harap maklumi putriku. Dia mungkin keras kepala, jika dia melakukan kesalahan, berlakukan hukuman saja. Sekarang, dia adalah milikmu," ucap tuan Stephen seolah menyerahkan Lucia sepenuhnya, tanpa ada kemungkinan untuk kembali.

Lucia menatap ayahnya dengan tatapan dalam. Kata-katanya seolah mengisyaratkan bahwa Lucia tidak akan lagi diterima di keluarga ini, tak peduli apa yang terjadi nantinya.

"Aku akan menjaganya dengan baik," kata Dariel dengan datar.

Tuan Stephen mengangguk puas, seolah percaya sepenuhnya pada Dariel. Lucia dan Dariel masuk ke dalam mobil, dan supir Dariel membantu Dariel masuk dan menaruh kursi roda di bagasi. Lucia duduk di samping Dariel.

Mobil bergerak dengan kecepatan sedang, meninggalkan tempat pernikahan mereka.

Tidak ada obrolan di dalam mobil. Keduanya hanya diam.

"Apakah kita akan tinggal di puncak?" tanya Lucia pada Dariel, mengingat arah yang mereka tuju adalah menuju puncak.

"Untuk alasan kesehatan, tuan Dariel harus tinggal di tempat yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk kota," jawab bukan dari Dariel, tapi dari supir.

Lucia tidak berkomentar lagi, dia hanya diam.

Akhirnya mereka sampai di sebuah villa yang tampak usang dan terbengkalai. Rumput di halaman terlihat panjang dan tak terawat, dan debu terlihat menumpuk di sekitar.

"Kita sudah sampai, tuan dan nyonya," ucap supir, lalu ia keluar untuk mengambil kursi roda Dariel dan membantu Dariel kembali duduk di kursi roda. Dia juga mengambil dua koper milik Lucia dan Dariel.

"Karena saya masih punya urusan di kota, saya akan kembali. Selamat menikmati hari pernikahan Anda," ucap supir sebelum meninggalkan mereka.

Lucia tidak pernah membayangkan akan berakhir seperti ini. Apakah Dariel selama ini tinggal sendirian di tempat ini?

"Ayo masuk," ucap Dariel dingin, sambil mendorong kursi rodanya sendiri masuk. Lucia membawa dua koper di tangannya.

"Selamat datang di 'neraka', istriku," ucap Dariel dengan seringai jahat, tatapan dingin di wajahnya.

Comments (7)
goodnovel comment avatar
Abdul Nasir
itulah rahasia hidup msnusia
goodnovel comment avatar
thea&jared
dariel mau nyiksa Lucia ???
goodnovel comment avatar
thea&jared
wwuuaahh.... dariel Lumpuh nya beneran kah ?????
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 2

    Lucia terdiam cukup lama, melihat seluruh ruangan yang sangat kotor dan berdebu. Dia berpikir bagaimana mereka bisa tidur dalam keadaan seperti ini. “Jika kau ingin kabur, malam ini akan kuberi kesempatan padamu,” ucap Dariel datar saat melihat Lucia terdiam. Lucia mengalihkan pandangannya ke Dariel dan tersenyum tipis. Lalu, dia melepaskan pegangannya pada kopernya, mengambil sapu, dan mulai membersihkan ruangan. “Kita sudah menjadi suami istri dan sudah mengucapkan janji suka dan duka selalu bersama,” ucap Lucia dengan tenang. Meski situasinya tak ideal, dia merasa iba pada Dariel dan berusaha untuk memahaminya. Pandangan Dariel agak melebar, terkejut dengan respons Lucia yang berbeda dari yang dia bayangkan. Meskipun sejenak, wajahnya menunjukkan kebingungan, sebelum kembali bersikap acuh. “Debu di sini sangat tebal, aku tidak bisa membersihkannya semuanya saat ini,” gumam Lucia yang bisa didengar oleh Dariel dengan samar. “Aku akan pergi ke kamar,” ucap Dariel datar, seolah t

    Last Updated : 2023-07-19
  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 3

    “Aku ingin bercerai.” Ucap Lucia dengan mata menyorot penuh keseriusan pada pria yang sedang duduk di kursi roda tersebut.Tak ada respon apapun dari pria itu, hanya tatapan dingin dan datar yang selalu dia tampilkan tapi Lucia sedikit bersyukur dengan itu setidaknya permintaannya nanti tidak di persulit oleh pria itu.“Tapi tidak untuk sekarang karena aku ingin kita saling menguntungkan karena bagaimana pun aku sudah mengucap sumpah janji di hadapan tuhan.” Ucap Lucia lagi sambil duduk di sofa yang berada di tempat itu.“Apa yang kau inginkan?” Tanya Dariel dengan dingin.“Karena tak mungkin kita langsung bercerai saat ini maka aku memutuskan untuk merawatmu tapi kau tak bisa mengganggu privasiku.” Ucap Lucia dengan serius.Dariel yang mendengar itu langsung menaikkan alisnya dan dia langsung menaruh tangannya di depan perutnya dengan sangga kursi roda dan tatapannya serius dan auranya begitu mencekam.“Aku tak butuh leluconmu.” Ucap Dariel dengan dingin.“Sebenarnya aku bukanlah wan

    Last Updated : 2023-07-20
  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 4

    “Kau lama sekali, Cia.” Ucap seorang pria dengan pakaian serba hitam dengan topi di kepalanya dan masker di wajahnya.“Aku punya tanggung jawab sekarang. Apa yang kau butuhkan saat ini?” Tanya Lucia dengan serius pada pria itu.Mereka saat ini berada di salah satu restoran mewah yang tertutup karena memang restoran tersebut hanya sebuah kedok, di dalamnya banyak orang yang memiliki kepentingan khusus tanpa diketahui oleh banyak orang umum."Aku membutuhkan ini." Ucap Zidan dengan memberikan sebuah kertas yang dilipat kecil dihadapan Lucia.Lucia yang melihat itu langsung mengambilnya dan membacanya."Cukup sulit." Ucapnya setelah membaca apa yang tertulis di sana."Mereka berani membayar hingga tiga juta dollar jika kau menerimanya." Ucap Zidan dengan serius.Lucia yang mendengar itu langsung terdiam, tiga juta dollar cukup besar untuk dirinya bisa hidup bergelimang harta tanpa bekerja selama lima tahun."Beri aku waktu, aku butuh waktu untuk memikirkannya." Ucap Lucia pada akhirnya,

    Last Updated : 2023-07-24
  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 5

    Ruangan gelap dengan cahaya lilin sebagai penerang satu-satunya membuat ruangan itu terlihat remang-remang. "Apa kau sudah mengirimkannya padanya?" Tanya seorang pria dengan perawakan tinggi dan tampan di kursi kerjanya. "Sudah tuan, Cia sedang dalam cuti saat ini katanya dia sudah memberitahu anda sebelumnya." Ucap Zidan pada tuannya. Ellard tersenyum miring, dia mengangguk dan melambaikan tangannya untuk mengusir Zidan untuk pergi dari ruangannya tersebut. Hingga suara dering telepon miliknya membuat Ellard mengambil ponselnya dan langsung mengangkat telepon tersebut setelah tahu siapa yang memanggilnya. “Halo.” Ucapnya dengan lembut pada seseorang yang menelponnya tersebut. “Ellard, sepertinya besok dan besok lusa aku tak bisa menemuimu.” Ucapnya yang membuat senyumnya tadi yang tercetak jelas langsung mendatar. “Kenapa?” Tanyanya dengan datar. “Aku ada urusan, apakah urusan yang kau maksud sangat penting?” Ucap wanita itu yang membuat Ellard menghela nafasnya. “Apa urusanm

    Last Updated : 2023-07-24
  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 6

    Sejak obrolan mereka kemarin, hubungan Lucia dan Dariel sedikit renggang. Bukan karena Lucia yang menjauhi Dariel namun pria itu yang seakan menjaga jarak.“Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, aku akan pergi pagi ini.” Ucap Lucia sambil memesan taxi melalui handphonenya.Dariel hanya diam, entah mengapa Dariel semakin diam karena Lucia tak ingin menjawab apa pekerjaannya. Tapi Lucia membiarkannya karena sudah dalam perjanjian mereka jika urusan pribadi mereka tak perlu mereka katakan satu sama lain.“Taxi ku sudah datang, aku pergi dulu. Jangan lupa meminum obatnya.” Ucap Lucia lalu berlari menuju ke mobil taxi tersebut karena memang pagi ini langit mulai gerimis.“Tuan.” Panggilan tersebut menyadarkan Dariel dari lamunannya.“Hm.” Hanya itu yang Dariel jawab atas panggilan tersebut dan melirik ke arah pria yang datang tanpa terdeteksi kedatangannya.“Kami tak menemukan data dari nyonya muda, apakah kami perlu menempatkan mata-mata disisinya, tuan?” Ucap pria dengan pakaian hitam da

    Last Updated : 2023-07-26
  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 7

    Markas besar organisasi Swartwolf terlihat sangat sepi saat anggotanya sedang bertugas untuk memenuhi permintaan petinggi negara-negara internasional untuk memberantas sesuatu yang mencurigakan dan dianggap ilegal di negaranya.“Tuan ini laporan dari tim Polandia.” Rey menyerahkan berkas laporan yang dia terima dari tim mereka yang saat ini tengah bertugas di polandia.Ellard membaca dengan seksama isi yang ada di kertas putih bertinta hitam tersebut.“Laporkan pada petinggi Polandia, kita tak bisa bertindak jika mereka tak menginginkannya. Kita dibayar hanya untuk menyelidiki aktivitas komunitas tersebut.” Ucap Ellard dengan dingin dan menyerahkan berkas laporan itu kembali pada tangan kanannya tersebut.“Baik, tuan.” Ucap Rey dan ingin meninggalkan ruang kerja atasannya tersebut.“Tunggu.”Rey yang sebelumnya sudah berbalik dan berjalan untuk menuju pintu langsung berhenti saat tuannya memanggilnya.“Ya tuan?”“Dimana laporan yang ku inginkan? Aku ingin malam ini laporan itu ada.” T

    Last Updated : 2023-07-26
  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 8

    Suara langkah sepatu yang terdengar keras membuat atensi semua orang yang sebelumnya mengarah kepada saudara sepupu itu langsung teralihkan karena kedatangan tokoh utama malam ini.“Kakek.” Ucap Ernest dengan tenang sambil menghampiri kakeknya yang baru tiba dan membantunya untuk menuju acara karena kakeknya yang saat ini memang sudah sedikit sulit berjalan dan menggunakan tongkat sebagai penyangga.Tuan besar Filbert hanya menatap datar ke arah Ernest dan berjalan menuju ke arah Dariel dan Lucia yang berdiri tenang menatap ke arahnya.“Kakek.”“Tuan besar.”Ucap Dariel dan Lucia bersamaan saat pria tua itu berada di hadapannya.“Diberkatilah pernikahan kalian.” Ucap tuan Abert dengan datar sambil berdoa atas pernikahan cucu pertamanya tersebut.“Terima kasih.” Ucap Lucia dengan tersenyum tipis dan Dariel tak membalas doa dan berkat yang diucapkan kakeknya tersebut.“Kakek, lebih baik kita segera menuju ke tempat kakek. Jangan terus berdiri disini karena bisa saja kesehatan kakek memb

    Last Updated : 2023-07-27
  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 9

    Catur batu giok yang terlihat sangat mengkilap dan indah tersebut membutakan mata setiap orang yang melihatnya, ini sungguh berharga bagi orang yang paham dan mengerti tentang batu giok.Tuan Abert yang melihatnya sungguh tak menyangka jika catur yang digunakan Kaisar pertama China yang hanya tertulis di dalam sejarah telah dia pegang saat ini.“B-bagaimana kau mendapatkannya?!” Tanya tuan Abert dengan wajah yang terlihat sangat antusias.Dariel yang melihatnya juga terkejut saat Lucia memberikan catur yang terbuat dari batu giok tersebut."Saya mendapatkannya dari toko antik, kek." Ucap Lucia dengan tenang."Bohong! Tak mungkin dia mendapatkan catur itu di toko antik. Pasti dia telah mencurinya dari seseorang!" Ucap Bela secara tiba-tiba yang membuat tamu yang lain berbisik dengan pemikiran yang sama dengan yang Bela utarakan."Apa kau memiliki bukti, nona?" Tanya tuan Abert dengan tenang pada wanita yang berteriak tadi, dia tak akan menuduh seseorang tanpa adanya bukti yang valid."

    Last Updated : 2023-07-27

Latest chapter

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   SELESAI

    Kabar kehamilan kedua Lucia disambut dengan penuh suka cita oleh semua orang.Bahkah saat mendengar ibunya mengandun seorang adik, Ethan tampak sangat senang dan berharap adiknya perempuan agar bisa dia jaga dan sayangi sepenuhnya.“Kapan adik akan muncul, bu?” Tanya Ethan dengan begitu antusias.“Adikmu akan lahir ketika kandungan ibu sudah mencapai sembilan bulan.” Jelas Lucia dengan penuh kelembutan pada putranya.“Lalu sekarang sudah berapa bulan? Aku sungguh tak sabar ingin menggendong adik.” Ucap Ethan dengan semangat.“Ini kemungkinan memasuki minggu ke lima, jadi kau harus bersabar. Okey?” Ucap Lucia sambil mengecup kening istrinya dengan penuh kasih sayang.Ethan begitu bersemangat menunggu kehadiran adiknya yang diinginkannya. Setiap hari, ia terus menanyakan kapan adiknya akan lahir, dan kegembiraan serta antusiasme dalam suaranya tak terbendung."Minggu ke lima? Artinya adik akan datang dalam tujuh bulanan lagi, benar?" tanya Ethan dengan riang, matanya berbinar-binar."Ya

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 235

    “Ceritakan pada kami, sebenarnya apa yang terjadi?” Tanya Dariel dengan serius pada Vinn.Sebagai orang yang mengenal Vinn cukup lama, Dariel terkejut ketika Vinn sudah memiliki putri sebesar putranya bahkan Vinn belum menikah.Namun, Vinn terlihat menunduk seperti penuh penyesalan. “ A-amira adalah kekasih saya, kami memang berencana ingin melangsungkan hubungan yang lebih serius, namun saat ibu angkatku mengetahuinya, dia tak setuju dengan Amaria karena menganggap Amaria hanya konsultan hukum junior yang tak terpandang. Anda tahu bagaimana ibu angkat saya tuan dan saya tidak mungkin melawan wanita yang telah merawat saya.” Dariel yang mendengar itu mendesah, “Lalu kenapa kau terlihat begitu menyesal? Bukankah hari ini adalah bagian dari pilihanmu?” Ucap Dariel dengan tenang.“S-saya saya tidak tahu jika Amaria waktu itu mengandung, jika aku tahu dia mengandung tentu aku akan berusaha keras mempertahankannya.”Lucia yang mendengar itu merasa tampak kecewa, “Aku sebagai wanita kecewa

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 234

    Obrolan Lucia dengan ibu Cila, yang bernama Amira tersebut berlangsung cukup akrab, ternyata mereka memiliki hobby yang sama.“Aku melihat kartu nama mu, pekerjaanmu sebagai konsultan hukum. Apa itu benar?” Tanya Lucia dengan ramah."Mendengar tentang pekerjaanmu sebagai konsultan hukum membuatku tertarik, Amira. Aku sendiri bukan konsultan hukum, tetapi aku memiliki minat yang besar terhadap hukum dan berbagai topik terkait. Aku sangat menghargai profesi seperti yang kamu lakukan," ucap Lucia dengan penuh antusiasme.Amira mengangguk, terlihat senang menemukan seseorang yang bisa diajak berbicara tentang minatnya. "Sama-sama, Lucia. Memang menarik memiliki kesamaan minat seperti ini. Apakah kamu sering membaca atau mempelajari topik hukum secara mendalam?""Ya, aku suka membaca dan memperluas pengetahuan saya tentang hukum akhir-akhir ini, meskipun tidak bekerja di bidang tersebut. Aku percaya pengetahuan hukum sangat berguna dalam berbagai aspek kehidupan," jelas Lucia sambil tersen

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 233

    “Terima kasih, om, tante, Ethan. Karena membantuku.” Ucap Cila dengan wajah polosnya. Baru kali ini dia dibantu saat dirinya dibully, selama ini semua orang seolah tutup mata bahkan ibunya sendiri tidak mampu melindunginya karena yang membullynya adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan yang tinggi.Dariel yang melihat gadis kecil itu tampak tersenyum, “Bukan apa-apa, sweety. Dimana orang tua mu? Apakah kau akan dijemput?” Tanya Dariel dengan lembut.Cila mengangguk, “Ibuku akan menjemput saat istirahat nanti, dia masih bekerja jadi tak bisa menjemput tepat waktu. Tapi aku tak apa, om. Aku akan menunggunya seperti biasa.” Ucap Cila dengan tenang.Lucia yang melihat keberanian di mata gadis itu langsung terenyuh, anak sekecil ini sudah bisa memahami keadaan orang tuanya. Apalagi

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 232

    “Aduh! Kenapa kamu mendorong Cila!” Teriak anak kecil dengan berani pada segerombolan anak kecil yang seusianya. “Hei, kau anak yang tak punya ayah itu kan? Kenapa kau bisa sekolah disini. Inikan sekolah bermain elite.” Tanya anak laki-aki tersebut pada gadis kecil bernama Cila. “Memang jika tak punya ayah aku tak bisa bersekolah, ha? sini kalau berani jangan mainnya keroyokan dong.” Ucapnya tanpa rasa takut sekalipun. anak-anak laki-laki itu langsung menjambak rambut anak gadis itu dengan keras dan merundungnya dengan tawa yang cukup keras. Ethan, dia yang sedang menunggu ibunya menjemputnya merasa terganggu dengan perundungan tersebut. Dengan berani dia langsung menolong gadis kecil itu yang tampak ingin menangis namun ditahan agar lawannya tak semakin menyiksanya. Situasi itu membuat Ethan merasa tidak enak hati. Dengan langkah mantap, dia mendekati anak-anak yang sedang merundung Cila. Meskipun merasa agak takut, dia bertekad untuk membantu. "Diam kalian!" teriak Ethan deng

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 231

    Tahun pertama Ethan memasuki waktu sekolahnya, saat usia tiga tahun ini Lucia memutuskan untuk mendaftar ke sekolah bermain agar Ethan bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.Ethan yang baru pertama kali ikut kelas ini hanya memegang tangan ibunya dengan erat, Lucia yang melihat itu tersenyum. “Jangan takut, mereka adalah temanmu semua. Ayo bergabunglah dengan mereka.” Ucapnya dengan lembut pada putranya tersebut.Saat melihat Ethan yang agak ragu-ragu di hari pertamanya di sekolah bermain, Lucia mencoba memberikan dukungan dan semangat padanya. Dia meraih tangan kecil Ethan dengan lembut, merasa getaran kecil dari kecemasan yang dipancarkan anaknya."Kamu akan memiliki waktu yang menyenangkan di sini, nak. Mereka semua adalah temanmu yang baru," ucap Lucia dengan lembut sambil tersenyum menghi

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 230

    Sesuai dengan janji Dariel, saat ini dia mengajak istri dan anaknya untuk pergi ke pantai bersama. Ethan terlihat sangat senang dan bermain dengan pasir dipinggir pantai bersama Lucia.Suasana di pantai begitu menyenangkan. Dariel dan Lucia duduk di pinggir pantai sambil menikmati keindahan laut yang bergerombolkan ombaknya. Mereka tersenyum melihat Ethan yang riang bermain-main dengan pasir. Dariel berusaha membuat istri dan anaknya merasa bahagia di tempat yang indah ini."Ethan benar-benar senang di sini," ujar Dariel sambil tersenyum melihat putranya."Iya, pantai memang salah satu tempat favoritnya," kata Lucia sambil mengelus kepala Ethan yang sedang asyik membangun benteng pasir."Kau juga terlihat senang di sini," ucap Dariel sambil menatap istrinya dengan penuh kehangatan.Lucia tersenyum. "Benar, udara pantainya begitu menyegarkan. Terima kasih sudah membawa kami ke sini."Mereka melanjutkan hari mereka dengan bermain air, menjelajahi pantai, dan menikmati waktu bersama. Dar

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 229

    “Kau membaca apa sayang?” Tanya Dariel yang setelah mandi langsung menghampiri istrinya meskipun dia masih menggunakan handuk kimono di badannya.Lucia yang melihat suaminya tersenyum tipis, “Aku sedang membaca novel saja, aku sedang jenuh saat ini.” Ucap Lucia dengan lembut.Dariel duduk di pinggiran kursi dengan menatap buku novel yang dibaca istrinya, “Malam pertama dengan sang CEO.” Gumam Dariel dengan menaikkan alisnya, “Kau membaca novel seperti ini Lucia?” Tanya Dariel terkekeh lalu mengambil buku novel yang dibaca istrinya.“Oh apa kau ingin gaya baru dalam hubungan kita Lucia?” Tanya Dariel menggoda Lucia.“Tidak.” Elak Lucia yang berusaha merebut kembali novel yang dipegang oleh suaminya dengan malu.Dariel terus menggoda Lucia hingga Lucia tersandung dan terjatuh ke ranjang dengan menarik Dariel hingga tubuh Dariel menindih Lucia.“Apa ini juga tertulis di novel ini sayang? Apakah kau ingin menggodaku saat hari masih belum petang?” Bisik Dariel yang menggetarkan hati Lucia.

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 228

    Kehidupan keluarga Dariel semakin hari semakin bahagia, terlebih Lucia saat ini tengah menikmati momen santai bersama putranya yang saat ini sudah pintar berlari dan mereka menikmati hari ini di taman belakang rumahnya..“Nyonya, nona Clara datang lagi.” Ucap pelayan Lucia padanya.Lucia yang mendengarnya tersenyum, “Bawa dia kemari.” Ucap Lucia dengan tenang.Meskipun dahulu ada rasa kekhawatiran terhadap Clara, namun saat ini Lucia dan Clara sudah berteman semenjak hari itu dia datang ke mansionnya.“Lucia, bagaimana kabarmu?” Tanyanya dengan ramah.Lucia tersenyum dan mengangguk, “Aku sangat baik, bagaimana dengan kuliahmu? Ku dengar kau melanjutkan kuliah S2.”Terkadang, kehidupan bisa memberikan kesempatan kedua yang menakjubkan. Seperti yang dirasakan Lucia saat ini, di mana pertemuan dengan Clara yang awalnya penuh ketegangan, kini berubah menjadi obrolan santai dan hangat di taman belakang rumahnya.“Aku baik-baik saja. Iya, aku lanjut S2 sekarang. Belum terlalu sulit, tapi cu

DMCA.com Protection Status