Markas besar organisasi Swartwolf terlihat sangat sepi saat anggotanya sedang bertugas untuk memenuhi permintaan petinggi negara-negara internasional untuk memberantas sesuatu yang mencurigakan dan dianggap ilegal di negaranya.“Tuan ini laporan dari tim Polandia.” Rey menyerahkan berkas laporan yang dia terima dari tim mereka yang saat ini tengah bertugas di polandia.Ellard membaca dengan seksama isi yang ada di kertas putih bertinta hitam tersebut.“Laporkan pada petinggi Polandia, kita tak bisa bertindak jika mereka tak menginginkannya. Kita dibayar hanya untuk menyelidiki aktivitas komunitas tersebut.” Ucap Ellard dengan dingin dan menyerahkan berkas laporan itu kembali pada tangan kanannya tersebut.“Baik, tuan.” Ucap Rey dan ingin meninggalkan ruang kerja atasannya tersebut.“Tunggu.”Rey yang sebelumnya sudah berbalik dan berjalan untuk menuju pintu langsung berhenti saat tuannya memanggilnya.“Ya tuan?”“Dimana laporan yang ku inginkan? Aku ingin malam ini laporan itu ada.” T
Suara langkah sepatu yang terdengar keras membuat atensi semua orang yang sebelumnya mengarah kepada saudara sepupu itu langsung teralihkan karena kedatangan tokoh utama malam ini.“Kakek.” Ucap Ernest dengan tenang sambil menghampiri kakeknya yang baru tiba dan membantunya untuk menuju acara karena kakeknya yang saat ini memang sudah sedikit sulit berjalan dan menggunakan tongkat sebagai penyangga.Tuan besar Filbert hanya menatap datar ke arah Ernest dan berjalan menuju ke arah Dariel dan Lucia yang berdiri tenang menatap ke arahnya.“Kakek.”“Tuan besar.”Ucap Dariel dan Lucia bersamaan saat pria tua itu berada di hadapannya.“Diberkatilah pernikahan kalian.” Ucap tuan Abert dengan datar sambil berdoa atas pernikahan cucu pertamanya tersebut.“Terima kasih.” Ucap Lucia dengan tersenyum tipis dan Dariel tak membalas doa dan berkat yang diucapkan kakeknya tersebut.“Kakek, lebih baik kita segera menuju ke tempat kakek. Jangan terus berdiri disini karena bisa saja kesehatan kakek memb
Catur batu giok yang terlihat sangat mengkilap dan indah tersebut membutakan mata setiap orang yang melihatnya, ini sungguh berharga bagi orang yang paham dan mengerti tentang batu giok.Tuan Abert yang melihatnya sungguh tak menyangka jika catur yang digunakan Kaisar pertama China yang hanya tertulis di dalam sejarah telah dia pegang saat ini.“B-bagaimana kau mendapatkannya?!” Tanya tuan Abert dengan wajah yang terlihat sangat antusias.Dariel yang melihatnya juga terkejut saat Lucia memberikan catur yang terbuat dari batu giok tersebut."Saya mendapatkannya dari toko antik, kek." Ucap Lucia dengan tenang."Bohong! Tak mungkin dia mendapatkan catur itu di toko antik. Pasti dia telah mencurinya dari seseorang!" Ucap Bela secara tiba-tiba yang membuat tamu yang lain berbisik dengan pemikiran yang sama dengan yang Bela utarakan."Apa kau memiliki bukti, nona?" Tanya tuan Abert dengan tenang pada wanita yang berteriak tadi, dia tak akan menuduh seseorang tanpa adanya bukti yang valid."
Sebuah club malam yang semakin larut semakin ramai menjadi salah satu pilihan Ellard untuk menemui Lucia malam ini.Dengan menyewa satu ruangan VVIP di sana Ellard menyambut Lucia. Dia sungguh tak sabar melihat wanita itu saat ini.Saat pintu terbuka, Ellard langsung terdiam karena melihat tampilan Lucia yang berbeda malam hari ini. Dengan gaun indah dan tatanan rambut yang menunjukkan lehernya yang jenjang membuat Ellard seakan tersihir akan kecantikan wanita itu.“Maaf sedikit terlambat, taxi sangat sulit saat malam.” Ucap Lucia saat baru datang di ruangan tersebut.Ellard yang mendengarnya tersenyum tipis lalu menyuruh Lucia untuk duduk di sofa yang masih kosong.“Bagaimana keadaanmu? apakah semua baik?” Tanya Ellard dengan lembut.Lucia hanya mengangguk dan duduk dengan tenang di sana.“Ada apa? Kau sangat keras kepala saat aku bilang jika aku sibuk hingga memaksa menemuimu saat ini.” Ucap Lucia dengan sedikit kesal pada Ellard.“Bukankah acaranya sudah selesai? Jadi tidak masalah
Singapura, 17.00.Bandara internasional Changi Singapura terlihat sangat ramai dengan orang-orang yang akan bepergian.Lucia melihat ke arah luar untuk melihat apakah Zax sudah menjemputnya atau belum hingga dia melihat ke arah sosok pria tinggi perawakan orang khas Eropa tengah melambai ke arahnya."Ku kira kau belum menjemputku." Ucap Lucia pada Zax"Kau yang lama sekali, aku sudah satu jam lebih berada disini." Ucap Zax dengan datar.Lucia terkekeh dan masuk mobil bersama dengan Zax."Siapa target kita kali ini?" Tanya Lucia dengan tenang sambil membuka Ipadnya."Kasus penyelundupan budak ke luar negeri." Ucap Zax dengan datar."Siapa pelakunya?" Lucia sangat penasaran saat ini karena Zax tak mencantumkan nama seseorang dalam email yang dikirim Zax sebelumnya."Kau tak akan menyangkanya." Ucap Zax dengan serius."Bukankah setiap kasus kita selalu penuh plot twist?" Ucap Lucia dengan tenang."Dia adalah salah satu orang yang dipandang taat beragama oleh negara ini, kasusnya sangat
Suasana di ruang rapat semakin terlihat sangat menegangkan ketika pria bertopeng yang ada di layar terlihat menyeringai.“Tuan Macksen dan tuan Julios. Apakah anda tak ingin mengatakan suatu hal tentang hal ini?” Nama pria yang disebutkan pemilik perusahaan tersebut membuat kedua pria yang sebelumnya terlihat tenang langsung terlihat gugup yang membuat semua orang yang ada di ruangan tersebut melihat ke arah mereka berdua.“T-tuan saya tidak melakukan apapun, saya bahkan tak tahu tentang hal ini.” Ucap tuan Julios yang berusaha tenang, karena dia tak ingin kedoknya terlihat oleh yang lain.Pria bertopeng tersebut tersenyum miring mendengarnya, dan akhirnya dia tertawa kecil hingga terdengar menyeramkan bagi orang yang mendengarkannya.“Apakah tuan Macksen juga menolak pernyataan saya?” Ucap pria tersebut dengan datar.Tuan Macksen meremas tangannya di bawah meja, dia terlihat sangat gugup saat ini hingga keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.Hingga sedetik kemudian dia berdiri la
Gudang penyimpanan gandum yang saat ini Lucia dan Zax datangi bukanlah gudang gandum biasa, disana menyimpan banyak rahasia yang tidak diketahui orang awam pada umumnya.Lucia melirik ke arah Zax saat mereka melihat ada sebuah mobil truk yang tertutup dengan rapat, mereka yakin jika di dalamnya saat ini bukanlah gandum tapi orang yang akan dijadikan seorang budak.Dengan kode anggukan, Zax dan Lucia mendekat dengan gesit bahkan saking halusnya gerakan mereka tak disadari oleh orang yang sedang bekerja disana.“Kita sepertinya harus berpencar.” Bisiki Lucia pada Zax.Zax mengangguk dan pergi untuk mencari tempat yang strategis untuk mengintai, tugas mereka disini bukanlah untuk menangkap para penjahat ini karena memang keterbatasan orang dalam rencana besar ini. Namun mereka ingin mengumpulkan bukti untuk mereka serahkan asosiasi perlindungan perbudakan internasional untuk mereka tangani.Lucia mulai menghidupkan kamera yang sedang dia bawa, dia ingin merekam semua kejadian bahkan plat
Semalaman Lucia tak bisa tidur, dia terus meracik obat untuk kliennya. Namun, dia sama sekali tak merasa lelah walaupun semalam dia melakukan penyelidikan bersama Zax.“Apa kau benar-benar tak tidur?” Zax yang baru bangun langsung menghampiri Lucia yang masih bergelut dengan pekerjaannya.“Aku mengalami insomnia lagi.” Ucap Lucia dengan tenang.Memang penyakit tidak bisa tidur Lucia cukup parah jika kambuh, dia bisa tidur maksimal sehari satu jam atau bahkan jika keadaannya memburuk dia tak bisa tidur kembali. Jika seperti ini dia memilih diam atau melakukan pekerjaannya. Tapi untungnya penyakit ini tidak kambuh saat dia berada di Villa sehingga dia tak akan mengganggu Dariel yang sedang beristirahat.“Apakah tak ada obat yang bisa mengatasi hal ini? kau jika kambuh bisa sebulanan tidak tidur sama sekali.” Ucap Zax yang peduli dengan keadaan Lucia.Lucia tersenyum mendengar itu.“Belum ada, jika kambuh memang aku memilih untuk melelahkan tubuhku hingga batas akhir karena dengan begitu
Kabar kehamilan kedua Lucia disambut dengan penuh suka cita oleh semua orang.Bahkah saat mendengar ibunya mengandun seorang adik, Ethan tampak sangat senang dan berharap adiknya perempuan agar bisa dia jaga dan sayangi sepenuhnya.“Kapan adik akan muncul, bu?” Tanya Ethan dengan begitu antusias.“Adikmu akan lahir ketika kandungan ibu sudah mencapai sembilan bulan.” Jelas Lucia dengan penuh kelembutan pada putranya.“Lalu sekarang sudah berapa bulan? Aku sungguh tak sabar ingin menggendong adik.” Ucap Ethan dengan semangat.“Ini kemungkinan memasuki minggu ke lima, jadi kau harus bersabar. Okey?” Ucap Lucia sambil mengecup kening istrinya dengan penuh kasih sayang.Ethan begitu bersemangat menunggu kehadiran adiknya yang diinginkannya. Setiap hari, ia terus menanyakan kapan adiknya akan lahir, dan kegembiraan serta antusiasme dalam suaranya tak terbendung."Minggu ke lima? Artinya adik akan datang dalam tujuh bulanan lagi, benar?" tanya Ethan dengan riang, matanya berbinar-binar."Ya
“Ceritakan pada kami, sebenarnya apa yang terjadi?” Tanya Dariel dengan serius pada Vinn.Sebagai orang yang mengenal Vinn cukup lama, Dariel terkejut ketika Vinn sudah memiliki putri sebesar putranya bahkan Vinn belum menikah.Namun, Vinn terlihat menunduk seperti penuh penyesalan. “ A-amira adalah kekasih saya, kami memang berencana ingin melangsungkan hubungan yang lebih serius, namun saat ibu angkatku mengetahuinya, dia tak setuju dengan Amaria karena menganggap Amaria hanya konsultan hukum junior yang tak terpandang. Anda tahu bagaimana ibu angkat saya tuan dan saya tidak mungkin melawan wanita yang telah merawat saya.” Dariel yang mendengar itu mendesah, “Lalu kenapa kau terlihat begitu menyesal? Bukankah hari ini adalah bagian dari pilihanmu?” Ucap Dariel dengan tenang.“S-saya saya tidak tahu jika Amaria waktu itu mengandung, jika aku tahu dia mengandung tentu aku akan berusaha keras mempertahankannya.”Lucia yang mendengar itu merasa tampak kecewa, “Aku sebagai wanita kecewa
Obrolan Lucia dengan ibu Cila, yang bernama Amira tersebut berlangsung cukup akrab, ternyata mereka memiliki hobby yang sama.“Aku melihat kartu nama mu, pekerjaanmu sebagai konsultan hukum. Apa itu benar?” Tanya Lucia dengan ramah."Mendengar tentang pekerjaanmu sebagai konsultan hukum membuatku tertarik, Amira. Aku sendiri bukan konsultan hukum, tetapi aku memiliki minat yang besar terhadap hukum dan berbagai topik terkait. Aku sangat menghargai profesi seperti yang kamu lakukan," ucap Lucia dengan penuh antusiasme.Amira mengangguk, terlihat senang menemukan seseorang yang bisa diajak berbicara tentang minatnya. "Sama-sama, Lucia. Memang menarik memiliki kesamaan minat seperti ini. Apakah kamu sering membaca atau mempelajari topik hukum secara mendalam?""Ya, aku suka membaca dan memperluas pengetahuan saya tentang hukum akhir-akhir ini, meskipun tidak bekerja di bidang tersebut. Aku percaya pengetahuan hukum sangat berguna dalam berbagai aspek kehidupan," jelas Lucia sambil tersen
“Terima kasih, om, tante, Ethan. Karena membantuku.” Ucap Cila dengan wajah polosnya. Baru kali ini dia dibantu saat dirinya dibully, selama ini semua orang seolah tutup mata bahkan ibunya sendiri tidak mampu melindunginya karena yang membullynya adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan yang tinggi.Dariel yang melihat gadis kecil itu tampak tersenyum, “Bukan apa-apa, sweety. Dimana orang tua mu? Apakah kau akan dijemput?” Tanya Dariel dengan lembut.Cila mengangguk, “Ibuku akan menjemput saat istirahat nanti, dia masih bekerja jadi tak bisa menjemput tepat waktu. Tapi aku tak apa, om. Aku akan menunggunya seperti biasa.” Ucap Cila dengan tenang.Lucia yang melihat keberanian di mata gadis itu langsung terenyuh, anak sekecil ini sudah bisa memahami keadaan orang tuanya. Apalagi
“Aduh! Kenapa kamu mendorong Cila!” Teriak anak kecil dengan berani pada segerombolan anak kecil yang seusianya. “Hei, kau anak yang tak punya ayah itu kan? Kenapa kau bisa sekolah disini. Inikan sekolah bermain elite.” Tanya anak laki-aki tersebut pada gadis kecil bernama Cila. “Memang jika tak punya ayah aku tak bisa bersekolah, ha? sini kalau berani jangan mainnya keroyokan dong.” Ucapnya tanpa rasa takut sekalipun. anak-anak laki-laki itu langsung menjambak rambut anak gadis itu dengan keras dan merundungnya dengan tawa yang cukup keras. Ethan, dia yang sedang menunggu ibunya menjemputnya merasa terganggu dengan perundungan tersebut. Dengan berani dia langsung menolong gadis kecil itu yang tampak ingin menangis namun ditahan agar lawannya tak semakin menyiksanya. Situasi itu membuat Ethan merasa tidak enak hati. Dengan langkah mantap, dia mendekati anak-anak yang sedang merundung Cila. Meskipun merasa agak takut, dia bertekad untuk membantu. "Diam kalian!" teriak Ethan deng
Tahun pertama Ethan memasuki waktu sekolahnya, saat usia tiga tahun ini Lucia memutuskan untuk mendaftar ke sekolah bermain agar Ethan bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.Ethan yang baru pertama kali ikut kelas ini hanya memegang tangan ibunya dengan erat, Lucia yang melihat itu tersenyum. “Jangan takut, mereka adalah temanmu semua. Ayo bergabunglah dengan mereka.” Ucapnya dengan lembut pada putranya tersebut.Saat melihat Ethan yang agak ragu-ragu di hari pertamanya di sekolah bermain, Lucia mencoba memberikan dukungan dan semangat padanya. Dia meraih tangan kecil Ethan dengan lembut, merasa getaran kecil dari kecemasan yang dipancarkan anaknya."Kamu akan memiliki waktu yang menyenangkan di sini, nak. Mereka semua adalah temanmu yang baru," ucap Lucia dengan lembut sambil tersenyum menghi
Sesuai dengan janji Dariel, saat ini dia mengajak istri dan anaknya untuk pergi ke pantai bersama. Ethan terlihat sangat senang dan bermain dengan pasir dipinggir pantai bersama Lucia.Suasana di pantai begitu menyenangkan. Dariel dan Lucia duduk di pinggir pantai sambil menikmati keindahan laut yang bergerombolkan ombaknya. Mereka tersenyum melihat Ethan yang riang bermain-main dengan pasir. Dariel berusaha membuat istri dan anaknya merasa bahagia di tempat yang indah ini."Ethan benar-benar senang di sini," ujar Dariel sambil tersenyum melihat putranya."Iya, pantai memang salah satu tempat favoritnya," kata Lucia sambil mengelus kepala Ethan yang sedang asyik membangun benteng pasir."Kau juga terlihat senang di sini," ucap Dariel sambil menatap istrinya dengan penuh kehangatan.Lucia tersenyum. "Benar, udara pantainya begitu menyegarkan. Terima kasih sudah membawa kami ke sini."Mereka melanjutkan hari mereka dengan bermain air, menjelajahi pantai, dan menikmati waktu bersama. Dar
“Kau membaca apa sayang?” Tanya Dariel yang setelah mandi langsung menghampiri istrinya meskipun dia masih menggunakan handuk kimono di badannya.Lucia yang melihat suaminya tersenyum tipis, “Aku sedang membaca novel saja, aku sedang jenuh saat ini.” Ucap Lucia dengan lembut.Dariel duduk di pinggiran kursi dengan menatap buku novel yang dibaca istrinya, “Malam pertama dengan sang CEO.” Gumam Dariel dengan menaikkan alisnya, “Kau membaca novel seperti ini Lucia?” Tanya Dariel terkekeh lalu mengambil buku novel yang dibaca istrinya.“Oh apa kau ingin gaya baru dalam hubungan kita Lucia?” Tanya Dariel menggoda Lucia.“Tidak.” Elak Lucia yang berusaha merebut kembali novel yang dipegang oleh suaminya dengan malu.Dariel terus menggoda Lucia hingga Lucia tersandung dan terjatuh ke ranjang dengan menarik Dariel hingga tubuh Dariel menindih Lucia.“Apa ini juga tertulis di novel ini sayang? Apakah kau ingin menggodaku saat hari masih belum petang?” Bisik Dariel yang menggetarkan hati Lucia.
Kehidupan keluarga Dariel semakin hari semakin bahagia, terlebih Lucia saat ini tengah menikmati momen santai bersama putranya yang saat ini sudah pintar berlari dan mereka menikmati hari ini di taman belakang rumahnya..“Nyonya, nona Clara datang lagi.” Ucap pelayan Lucia padanya.Lucia yang mendengarnya tersenyum, “Bawa dia kemari.” Ucap Lucia dengan tenang.Meskipun dahulu ada rasa kekhawatiran terhadap Clara, namun saat ini Lucia dan Clara sudah berteman semenjak hari itu dia datang ke mansionnya.“Lucia, bagaimana kabarmu?” Tanyanya dengan ramah.Lucia tersenyum dan mengangguk, “Aku sangat baik, bagaimana dengan kuliahmu? Ku dengar kau melanjutkan kuliah S2.”Terkadang, kehidupan bisa memberikan kesempatan kedua yang menakjubkan. Seperti yang dirasakan Lucia saat ini, di mana pertemuan dengan Clara yang awalnya penuh ketegangan, kini berubah menjadi obrolan santai dan hangat di taman belakang rumahnya.“Aku baik-baik saja. Iya, aku lanjut S2 sekarang. Belum terlalu sulit, tapi cu