Sampai di sebuah toko perlengkapan bayi, Lucia langsung bersemangat memilih beberapa perlengkapan bayi yang mungkin mereka butuhkan.
Namun, mereka hanya membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan bukan barang yang tidak di butuhkan bayi yang baru lahir.
Lucia melangkah dengan hati gembira di antara rak-rak yang penuh dengan perlengkapan bayi yang lucu. Namun, ia tetap fokus pada kebutuhan esensial yang akan berguna bagi bayi mereka yang akan segera lahir.
Dariel dan Lucia memperhatikan dengan cermat setiap barang yang mereka pilih. Mereka memilah-milah antara barang yang benar-benar dibutuhkan untuk perawatan bayi dan yang mungkin hanya akan menjadi tambahan yang kurang penting.
"Aku pikir kita perlu yang ini untuk kenyamanan bayi," kata Lucia sambil menunjuk pada
Celin tak henti-hentinya menghela nafasnya, setelah dia meminta Ellard untuk membantunya dalam pesta pasangan yang harus dia lakukan atau dia akan mentraktir teman-temannya selama satu bulan penuh di sebuah club pribadi yang satu harinya bisa menghabiskan ratusan juta itu.Dia menatap jam di tangannya lagi melihat sudah berapa lama waktu berlalu, dia menghela nafasnya lagi.“Sepertinya dia tak akan membantu, aku harus benar-benar kehilangan tabunganku bulan ini.” Gumamnya karena hampir setengah jam Ellard tak kunjung datang untuk menjemputnya saat ini.Celin merasa semakin gelisah ketika waktu terus berlalu tanpa Ellard datang menjemputnya. Dia merasa kekhawatiran akan pesta malam itu semakin memuncak dalam pikirannya.Dalam ketidakpastian yang tumbuh di dalamnya, Celin mengambil keputusan untuk mencoba menyelesaikan masalah ini sendiri. Dia merasa sulit menerima fakta bahwa Ellard mungkin tidak bisa membantunya pada kesempatan ini.Sambil memandangi pesan yang telah dikirimnya padany
Ciuman yang tak hanya sebatas kecupan singkat namun sebuah lumatan kecil itu seperti rasa permen yang pecah di mulut Celin.Hingga keduanya mengakhiri ciuman tersebut dengan rasa canggung, Celin yang tampak berusaha untuk menetralkan situasi ini semua.“Sudah ku katakan bukan? Jika dia kekasihku. Jadi jangan memojokkan Ellard seperti itu.” Ucap Celin dengan serius.Mereka semua mengangguk dengan perlahan, mereka semua percaya jika Ellard adalah kekasih sungguhan Celin saat ini.Agatha yang melihat itu yang paling syok, Celin benar-benar membuktikan jika pria itu adalah kekasihnya.“Semoga kalian selalu bersama.” Ucap Agatha dengan mengangguk kaku.Celin yan
“Perkembangan janinnya sangat bagus, tapi anda harus rutin meminum vitamin yang saya berikan ya, nyonya.” Ucap dokter tersebut sambil mengarahkan alat USG untuk melihat janin yang ada di dalam perut Lucia saat ini.“Kira-kira kapan bayi saya akan lahir dokter?” Tanya Dariel dengan semangat, dia selalu bersemangat jika jadwal kontrol istrinya datang.Karena saat itulah dia bisa melihat anaknya dengan jelas.Dokter tersebut tersenyum, “HPL nya masih cukup lama, apakah anda tak ingin melihat jenis kelamin bayi anda?” Tanya Dokter tersebut dengan ramah.“Apakah sudah bisa?” Tanya Dariel dengan semangat.Dokter tersebut mengangguk dan menjelaskan bahwa mereka akan melakukan teknik USG yang canggih untuk menentukan jenis kelamin bayi dengan lebih akurat. Dariel dan Lucia pun merasa gembira mendengarnya, mereka berdua menunggu dengan penuh antisipasi.Dokter kemudian mulai melakukan USG dengan teliti, sambil menjelaskan setiap detail tentang perkembangan janin. Suasana ruangan menjadi hanga
“Cari orang ini.” Ucap Fedrick dengan dingin pada orang kepercayaannya yang bisa meretas.Dia ingin mencari tahu siapa yang dengan berani mengancam istrinya saat ini.“Baik, tuan. Saya akan mencari identitas orang ini. Apakah ada tambahan lagi?” Tanya pria itu pada Fedrick dengan serius.Fedrick menggeleng pelan, “Untuk saat ini cari tahu saja identitasnya, selanjutnya aku akan memikirkan langkah selanjutnya.” Ucapnya dengan dingin.Orang kepercayaan itu dengan cepat mengangguk, menanggapi perintah Fedrick dengan serius. “Baik, saya akan segera memulai penyelidikan. Apakah ada yang perlu saya cari secara khusus?”“Temukan semua yang bisa kau dapatkan, dari riwayat pesan hingga asal muasal nomor ini,” jawab Fedrick dengan tekad. “Ini penting, saya perlu tahu siapa yang berani mengirim ancaman semacam ini kepada istriku.”Mendengar itu pria yang diperintahkan oleh Fedrick mengangguk, lalu pergi dari tempatnya berdiri.Fedrick menghela nafasnya, dia tak akan membiarkan siapapun merusak k
“Kau mau kemana lagi?” Suara wanita terdengar saat tuan Stephen yang sudah terlihat beberapa bulan ini. Pria itu lebih sering mabuk dan tidak pernah bekerja. Namun, selalu mendapatkan uang entah dari mana uang tersebut.Tentu saja nyonya Lauren menatap suaminya dengan pandangan datar, meskipun perasaannya sudah hampir hilang namun tak mungkin dia pisah. Terlebih umurnya yang sudah cukup tua. Dia hanya bisa menahan semua sikap suaminya yang semakin hari semakin menjadi.“Bukan urusanmu.” Ucap tuan Stephen dengan dingin.“Kau di luar bermain wanita ha?” Tuduhan nyonya Lauren bukanlah hal yang tidak masuk akal, karena sempat beberapa kali dia menemukan noda lipsitik di kemeja suaminya itu.Situasinya terlihat tegang di antara pasangan itu. Tuan Stephen, yang tampaknya sedang dalam kondisi yang kurang baik, menunjukkan sikap dingin dan kasar pada istrinya. Nyonya Lauren, meskipun terdengar tegas, tetap mempertahankan kehadiran dan ketegasannya dalam percakapan mereka."Kamu tidak bisa me
“Apa kau mendengar kabar dari tua Stephen ayah tirimu dulu, Lucia?” Tanya Dariel saat mereka sedang sarapan bersama.Lucia yang tak mendengar kabar apapun bingung, “Ada apa? Apa ada yang terjadi?” Tanya Lucia.Dariel mengangguk, “Tragedi yang dialami oleh Bela dulu ternyata pelakunya adalah ayahnya sendiri, tuan Stephen.”Ketika Lucia mendengar kabar tragis itu, ekspresinya pasti penuh dengan kekagetan dan kesedihan. Berita seperti itu bisa mengguncang hati siapa pun. Mungkin dia akan merasa terkejut, sedih, dan juga terpukul oleh kejadian tragis yang melibatkan orang yang dekat dengannya. Dalam momen seperti itu, biasanya dukungan dari orang-orang di sekitarnya sangat diperlukan."Dariel, itu sangat mengerikan. Bagaimana Bela menghadapinya?" tanyanya, mungkin juga terpikir tentang bagaimana ia dapat memberikan dukungan pada Bela dalam situasi yang sedemikian rumit.Ketika hamil perasaan Lucia menjadi sangat sensitif apalagi pada waktu itu Bela hamil besar, dia merasakan ketakutan yan
“Lho kalian datang tanpa kabar. Aku terkejut saat pelayan mengabarkan kedatangan kalian.” Bela yang baru dari kamarnya terkejut melihat Dariel, Lucia dan Celin berada di ruang tamu.Lucia segera berdiri dan tersenyum, “Ingin memberimu kejutan.” Ucapnya dengan wajah bahagia.Bela sedikit terharu dengan kedatangan mereka, “Ayo duduk, Fedrick belum pulang saat ini. Sebentar aku akan menghubunginya untuk membeli beberapa cemilan untuk kita.”“Tak perlu. Aku membeli banyak kue dan manisan.” Ucap Celin sambil memperlihatkan apa yang dia bawa sekarang.Bela yang melihatnya terkekeh, “Baiklah.” Kemudian duduk dengan tenang.“Apakah kau baik-baik saja, aku dengar ayah Stephen mengalami masalah.” Tanya Lucia yang membuka pertanyaan itu.Bela tersenyum tipis dan mengangguk, “Fedrick sudah memprosesnya ke jalur hukum, meskipun aku meminta untuk berdamai sepertinya Fedrick tak akan diam begitu saja.”Dariel mengangguk dengan serius, “Apa yang menjadi keputusan suami mu itu benar. Meskipun hubungan
“Apa kau tidak sibuk?” Tanya Celin dengan lembut ketika dia sedang makan es krim di salah satu kedai es krim pilihan Ellard.Dia terkejut sebenarnya saat mendapatkan undangan makan siang dan dilanjutkan makan es krim di tempat yang sempurna ketika cuaca matahari sedang panas-panasnya.“Tidak terlalu, proyek yang aku jalankan sudah berjalan dengan baik.” Ucap Ellard dengan tenang sambil menatap Celin.Celin mengangguk, tetapi dia tidak bisa menyembunyikan senyumnya. "Kau tahu, es krim ini sangat enak. Terima kasih telah mengajakku kesini," ujarnya sambil tersenyum lembut.Ellard mengangguk senang, "Sama-sama. Aku senang kau suka tempat ini. Biasanya aku datang ke sini setelah hari kerja, jadi aku terbiasa dengan rasanya."Celin tersenyum, "Aku juga suka tempat ini, sepertinya kita punya selera yang mirip."Mereka melanjutkan percakapan mereka sambil menikmati es krim mereka. Warna-warni es krim yang menggoda seolah mencerminkan suasana yang semakin hangat di antara mereka.“Oh ya, bisa