“Bagaimana pernikahanmu sayang?” Tanya tuan Kaizer dengan lembut pada putrinya saat mereka tengah menikmati makan malam bersama.Lucia yang mendengar pertanyaan dari ayahnya itu tampak tersenyum, “Semua sudah aku pesan ayah, hanya perlu fitting gaun dan jas yang dipakai Dariel.”Tuan Kaizer mengangguk mengerti, “Gunakan uang ayah sesukamu, pilih hal yang kau impikan di dalam pernikahanmu.” Ucapnya dengan lembut.Lucia yang mendengar tampak tersenyum tipis,” Tak perlu ayah, aku juga memiliki uang tabungan dan Dariel yang memenuhi segalanya. Jadi aku dan Dariel tak akan memberatkan ayah dan kakek Abert.”Sentuhan kesederhanaan dan kemandirian Lucia dalam mengelola pernikahannya terlihat jelas dari kata-katanya kepada ayahnya. Ada semangat untuk tidak hanya bergantung pada bantuan finansial keluarganya, namun juga untuk menciptakan momen spesial dengan apa yang dia dan Dariel miliki.Tuan Kaizer tersenyum bangga melihat kedewasaan dan keberanian putrinya. "Itu yang ingin kudengar, sayang
Di pagi yang sangat cerah ini, Lucia terbangun dengan keadaan yang sangat bugar. Tidurnya sangat nyenyak semalam setelah menikmati lampu lampion yang sang indah.Namun, dia harus bergegas bangun kali ini dan pergi ke kantor ayahnya, ada beberapa proyek besar yang ayahnya meminta untuk dia mencoba tangani.Itu bukanlah sesuatu yang buruk, karena dia juga sangat senggang hari ini terlebih semua persiapan pernikahannya sudah sepenuhnya dia serahkkan kepada pihak WO nya.“Nona, apa anda ingin sarapan sesuatu pagi ini?” Tanya Pelayan tersebut begitu mengetahui jika Lucia sudah terbangun.Terlihatnya suasana cerah yang menyambutnya pagi itu pasti membuat hari terasa semakin menyenangkan. Sarapan adalah ide yang baik untuk memulai hari, memastikan energi yang cukup sebelum melakukan proyek besar di kantor ayahnya.“Ya, aku ingin sarapan ringan saja, mungkin jus buah dan roti bakar. Terima kasih,” jawab Lucia sambil tersenyum ramah pada pelayan yang bertanya.Pelayan tersebut mengangguk denga
Setelah mendapatkan perawatan, Celin sudah dalam kondisi sangat baik dari sebelumnya. Lucia segera masuk setelah Celin sadar dari obat biusnya.“Celin bagaimana keadaanmu?Apa ada yang masih sakit?” Tanya Lucia dengan penuh perhatian.Celin tersenyum ketika melihat Lucia disana, “Aku baik-baik saja.”Lucia tersenyum namun raut wajahnya tak bisa dia sembunyikan jika dia merasa bersalah dengan Celin saat ini. “Jika aku tahu kau memiliki alergi terhadap beberapa bahan obat tentu saja aku tak akan memberikanmu obat itu. Maafkan aku.”Celin mengangguk mengerti, “Itu bukan salahmu, tapi obatmu sangat bagus yang membuatku langsung bisa tertidur nyenyak, ya walaupun tubuhku ternyata tak bisa menerima obat itu.”Lucia tersenyum dan mengangguk, “Kau tenang saja, aku akan memberikan opsi obat lain yang lebih aman atau hanya aroma terapi dengan beberapa bahan yang bisa membuatmu rileks dan cepat tidur.”Celin mengangguk, “Terima kasih, Luc. Maaf merepotkanmu.”“Itu tidak merepotkanku.”Mereka berd
Hari pernikahan Lucia dan Dariel semakin dekat, tak terasa tinggal dua hari lagi mereka akan sah menjadi suami istri kembali.Dan selama hari-hari menjelang pernikhan itu Dariel selalu memberikannya kejutan yang tak terduga dan selalu bisa membuat Lucia terkesan.Yang paling membuat Lucia terkesan adalah sebuah lampu kota yang menuliskan namanya dan beberapa kembang api yang membuat semua orang juga kagum dan melihatnya.Lucia berpikir bagaimana Dariel bisa mengatur lampu kota hingga kurang lebih lima belas menit lamanya itu, namun meskipun terlihat berlebihan tampaknya Dariel sama sekali tak memperdulikan hal itu.“Spa dari salon Flowers sudah datang nona, apakah anda ingin di kamar anda atau di kamar lain?” Tanya Anne pada Lucia.Lucia yang tadi sibuk dengan laptopnya langsung tersenyum, “Siapkan kamar lain, karena tempat ini akan di hias juga.” Ucap Lucia dengan lembut.Pelayan tersebut tersenyum dan mengangguk.” Baik, nona. Saya akan mempersiapkannya selagi anda juga bersiap.” U
“Kudengar kau masuk rumah sakit, maaf tak sempat menjengukmu.” Ucap Clara pada Celin yang saat ini sedang bersantai di balkon kamarnya.Celin hanya tersenyum tipis dan mengangguk. “Bukan masalah, ada apa kau datang ke rumah? Tumben kau datang.” Ucap Celin sedikit menyindir wanita itu.Namun, tampaknya wanita itu sangat tebal muka hingga tak menyadari sindirannya tersebut.Clara malah tersenyum dan merapatkan kursinya dengan kursi Celin.“Mereka akan menikah besok, bukankah kau akan membantuku?” anya Clara dengan penuh harap.Celin tersenyum dan mengangguk dengan pertanyaan wanita itu, “Iya, lalu?”“Nah, bagaimana pun caranya aku ingin menggagalkan pernikahan mereka, atau paling tidak membuat kekacauan disana. Kau tahu bukan jika acara pernikahan mereka akan disiarkan langsung di televisi.”Celin mengangguk dan mengerti.“Lalu apa rencana yang kau inginkan?” Tanya Celin yang penasaran dengan apa yang akan direncanakan oleh wanita ular itu.Kemudian Celin membisikkan rencananya karena t
“Apa kau bisa datang ke pernikahan Dariel dan Lucia bersamaku, Victor?”Suara manis di telepon itu membuat jantung Victor sungguh tak bisa diajak kompromi, jantungnya berdetak sangat cepat saat wanita itu mengajaknya untuk pergi ke pernikahan Dariel dan Lucia bersama-sama.“Apa kau yakin mengajakku, Angel? Ku kira aku kurang pantas.” Ucap Victor sambil menggigit bibirnya dengan ragu.“Apanya yang kurang pantas, kau sangat pantas. Atau kau sudah memiliki kekasih sehingga menolak?” Tanya Angel di seberang telepon tersebut.Victor yang mendengarnya buru-buru menjelaskan. “Tidak, aku tidak memiliki kekasih sama sekali bahkan aku tidak pernah berpacaran.” Ucap Victor dengan sungguh-sungguh.Terdengar kekehan ringan di panggilan tersebut, Victor tahu pasti wanita itu sedang tertawa sekarang.“Jadi?” Tanya Angel menunggu keputusan Victor.Victor berpikir sejenak, Angel bisa menjadi ide yang baik. Dia selalu menginspirasi, jadi mengapa tidak? Victor memutuskan untuk menerima ajakan Angel mesk
Pernikahan Lucia benar-benar diadakan secara mewah dan elegan, semua mata memandang kagum dengan keindahan pernikahan di taman mansion tuan Kaizer tersebut.Pagi ini hanya dari pihak keluarga saja yang turut merayakan pengikatan janji suci pasangan Dariel dan Lucia.Pagi itu, cahaya matahari menyinari taman indah di mansion tuan Kaizer, memantulkan kilauan yang mempesona pada setiap hiasan pernikahan. Suasana penuh kegembiraan mengelilingi tempat itu. Keluarga inti sudah berkumpul, semuanya berdandan rapi dengan senyuman di wajah mereka.Dariel, memakai jas hitam yang sesuai dengan keharumannya sebagai tuan rumah, berjalan dengan wibawa di taman menuju altar yang dihiasi bunga-bunga segar. Di seberang altar, Lucia memakai gaun putih yang begitu cantik, menatap Dariel dengan sorotan penuh cinta di matanya.Musik melodi mengalun, memenuhi udara dengan harmoni yang lembut. Keheningan merayap saat Lucia memasuki taman, menarik perhatian setiap mata yang ada di sana. Langkahnya yang penuh
Gaun seperti biru gelapnya langit di tambah taburan kristal membuat tampilan Lucia seperti peri malam di acara pesta pernikahannya. Tiara mutiara di kepalanya memperindah tampilannya malam ini.Dariel yang sudah siap ingin mengajak Lucia untuk memasuki acara pernikahan langsung terpesona dengan kecantikan istrinya sendiri.“Kau sungguh luar biasa, sayang.” Ucap Dariel dengan penuh cinta.Dariel menghampiri Lucia dengan tatapan yang penuh kagum. Gaun biru gelapnya seperti menambah keanggunan pada istrinya. Terpesona, Dariel tak bisa menyembunyikan senyumnya ketika melihat Lucia.“Kau terlihat begitu menakjubkan, Lucia. Seperti bintang yang bersinar di langit malam,” ucap Dariel sambil memandang istrinya dengan penuh kagum.Lucia tersenyum manis melihat reaksi Dariel. "Terima kasih, sayang. Kau juga terlihat sangat tampan malam ini," jawab Lucia dengan lembut, melihat Dariel yang mengenakan setelan jas hitam yang membuatnya terlihat begitu gagah.Kedua pasangan ini, dengan penuh kebaha