Natasha terbangun dan melihat seorang perawat tersenyum kepada dirinya. "Anda sudah bangun?"Natasha hendak bangun tapi ditahan oleh perawat itu. "Jangan bangun sekarang, anda baru saja keguguran."Natasha terperanjat. "A- apa? Bilang sekali lagi, kenapa dengan bayiku? Anakku?""Anda keguguran."Natasha menggeleng lalu berteriak histeris. Dia kehilangan anak, masa depan, suami dan juga kekayaan. Kenapa- kenapa-"BOHONG! BOHONG!" teriaknya dengan histeris.Perawat menekan bel panggilan dan tersenyum sedih. "Yang tenang ya, sudah kuasa Tuhan.""Kuasa Tuhan?!" jerit Natasha dengan histeris. "KUASA TUHAN UNTUK MEMBUAT AKU MISKIN?!"Hari itu tidak ada yang menghentikan histeria Natasha. Dia tidak terima dengan kematian anaknya begitu saja, dia sudah lupa bahwa dia kecelakaan saat melakukan perjalanan untuk aborsi anaknya.Dua hari kemudian, Natasha menemui Sena di tempat kerja dan menarik rambutnya di depan umum. "GARA-GARA KAMU AKU KEHILANGAN ANAK! JALANG GILA!" teriak Natasha.Sena yan
Natasha bangun siang dengan hati berbunga-bunga, keluarga Ducan pasti akan menemui dirinya dan memberikan kompensasi yang banyak, setelah membaca semua unggahan dirinya di media sosial. Jika mereka ingin membungkam dirinya, cukup netizen yang bergerak. Semua orang tahu bahwa dirinya sedang berseteru dengan keluarga Emrick yang kaya dan hebat.Natasha tersenyum bahagia dan langsung melihat cermin satu badan, memutar tubuh seperti putri. Memperhatikan dirinya masih cantik, pasca keguguran. "Aku cantik, menarik. Tinggal mendapatkan uang kemana pun, tidak. Aku juga bisa menjadi simpanan untuk pria lain, pria kaya bukan hanya Ducan.Natasha keluar kamar dengan bernyanyi kecil, lalu terkejut ketika melihat seseorang sudah duduk di kamar tamu dengan pintu tertutup, dia menjatuhkan handuk dan peralatan mandinya. "Siapa kalian?" tanyanya dengan jantung berdetak. "Apakah kalian suruhan Ducan?"Adrian yang sedari tadi duduk, bangkit dari kursi dan menatap dingin Natasha. "Nyonya, apakah anda sed
Ducan menghela napas lega ketika mendengar laporan dari Adrian. Awalnya dia tidak tahu, apa yang dilakukan pria Natasha di media sosial, tapi setelah mendengar laporan dan bukti dari Adrian- dia mulai marah dan ingin menghancurkan wanita itu. "Kenapa kamu terlihat bahagia? Apakah ada proyek baru datang?" Tanya Julia, ketika melihat kekasihnya tersenyum setelah membaca pesan masuk di handphone. "Atau- itu pesan dari istri kamu?" Ducan mematikan handphone dan diletakkan di atas meja. "Sena? Dia tidak bisa berbuat apa pun, setelah aku menghukum dia.""Hukum? Kamu menghukum dia untuk apa?""Ah, dia tidak bisa diatur. Jadi aku berikan sedikit hukuman untuknya, sekarang dia tidak akan membuat ulah lagi."Julia adalah wanita modern dan memiliki usaha, dia bukan wanita bodoh yang hanya tunduk atau menurut pada pria. Itulah daya tariknya yang membuat Ducan bertekuk lutut. "Bagaimana jika dia menuntut kamu, atau speak up di hadapan publik?"Ducan menyemburkan tawa. "Dia? Speak up? Dulu dia s
Ayah Ducan mengerutkan kening ketika mendengar permintaan anaknya, dia sontak bicara dengan tegas. "Ducan, bukankah kamu sudah berjanji kepadaku untuk tidak melakukan tindakan lain lagi? Cukup bekerja di kantor dan mendapatkan uang." "Ayah, aku hanya ingin belajar mandiri supaya tidak menjadi beban. Lagipula, jika aku berhasil, Ayah akan mendapatkan keuntungan yang cukup banyak." "Keuntungan apa yang kamu maksud dan bisnis apa yang hendak kamu jalankan?" Tanya ayah Ducan yang duduk bersandar di ujung tempat tidur. Dia merasa lebih lelah dan membuang banyak tenaga jika berhadapan dengan putra kesayangannya. Adrian meletakkan handphone di atas nakas, lalu membuka pintu ketika mendengar suara ketukan, dia tersenyum ketika melihat siapa yang berdiri di depan pintu. Sena menatap Adrian. "Ayah mertua?" "Sedang bicara dengan Tuan Ducan di telepon." "SAMPAI SEKARANG, KAMU BELUM MENGEMBALIKAN SEMUA HUTANG!" Sena dan Adrian menoleh ke sumber suara. Ayah Ducan berteriak marah sambil memeja
Setelah semua tanda tangan selesai, ayah Ducan minta istirahat dan tidak mau diganggu. Ducan masih terhubung dengan Adrian."Aku tidak tahu, alasan Ayahku memakai kamu sebagai penjaminnya. Berarti Ayahku tidak pernah membutuhkan kamu."Adrian yang mendengar itu, hanya tersenyum. "Oh, apakah itu pendapat anda, Tuan muda?""Lalu apa lagi? Ayahku tidak mungkin memiliki motif lain. Baguslah, jika aku berhasil menggantikan posi-""Apakah Tuan muda sudah membaca dengan cermat, isi perjanjian yang anda tanda tangani?""Hah! Tentu saja! Aku sudah membaca semuanya dan tidak ada yang salah.""Oh, begitu. Tapi saya ingatkan satu hal untuk anda. Berhentilah melakukan hal yang tidak berguna dan sebaiknya anda konsentrasi dengan masa depan."Ducan tertawa mengejek. "Adrian, aku sudah punya masa depan yang pasti. Sementara kamu- di masa depan sepertinya harus sibuk mencari pekerjaan. Karena aku tidak suka dengan keberadaan penjilat."Setelah mengejek Adrian, Ducan memutuskan sambungan telepon secara
Adrian menjelaskan kepada Sena tentang keputusan ayah Ducan yang menghentikan membiayai kebutuhan rumah. "Waktu itu, supaya Natasha bisa masuk ke rumah ini- dia berjanji akan mengurus rumah dengan baik. Bahkan supaya bisa mengambil tugas rumah yang biasanya kamu kerjakan- Ducan menjilat Ayahnya dengan menutupi kebutuhan rumah." Sena tidak bisa berkomentar apa pun, Ducan sangat membenci dirinya. Bahkan Ducan beranggapan bahwa dia adalah mata-mata Ayahnya, sehingga tidak bisa bergerak bebas melakukan apa pun. "Karena Ducan sudah menjanjikan hal itu, makanya Tuan besar tidak mau membayar lagi, Apalagi Ducan sudah diberikan banyak hal oleh Tuan besar, termasuk pinjaman tanpa bunga dan jaminan." Sena mengerutkan kening dengan bingung. "Pinjaman tanpa bunga dan jaminan? Tunggu! Apakah dia juga berhutang banyak pada Ayah?" "Bukan kepada Ayah, tapi kepada perusahaan." Adrian tidak pernah bisa menghormati Ducan yang boros dan tidak bisa melakukan apa-apa selain hanya menghamburkan uang bany
Sena melihat sekali lagi alamat rumah yang ditulis di kertas, di tangannya. Lalu melihat ke rumah mewah yang sedang ramai kedatangan tamu.Sena memiringkan kepalanya dengan bingung saat mengingat informasi yang diberikan Adrian, bahwa rumah yang ditempati sekarang, disewa memakai uang Ducan. Adrian sudah menelusuri uang perusahaan yang digunakan dan dikirim ke pemilik rumah.Adrian menjelaskan ketika mereka berdua saat perjalanan menuju rumah sewa Ducan."Dia beranggapan bisa lolos dan membodohi kami dengan memakai rekening salah satu bawahannya, setelah penarikan uang dalam jumlah besar. Tapi dia lupa bahwa orang yang menarik, memasukan ke dalam rekening dan juga mengirimkannya ke pemilik rumah, adalah orang yang sama. Kebetulan orang yang dia suruh, dipecat atas tuduhan palsu.""Tuduhan palsu?""Penyelewengan pajak dan juga menimbun stok.""EH?""Anda tahu masalah tentang minyak goreng yang langka?""Ya.""Ducan menimbun stok minyak goreng yang akan dijual, lalu ketika sudah menjadi
Sena memiringkan kepalanya dan menyipitkan kedua matanya ke Julia. "Jadi, nama kamu Julia? Beberapa hari lalu, setelah upaya pembunuhan yang dilakukan kekasih suami aku, dia menyuruh seorang perempuan untuk pergi ke rumah, mengambil semua pakaiannya."Kata para pelayan di rumah sih, kelakuannya seperti anak kecil dan seorang artis. Tapi-" Sena menatap Julia dari atas sampai bawah dengan tatapan merendahkan. "Sepertinya kamu kekasih lain lagi?"Julia menaikkan dagu dengan angkuh. "Ah, si artis yang menjijikan itu? Dia sudah lama didepak karena terlalu manja dan menjijikan bagi Ducan. Perempuan itu merasa paling cantik dan hebat, padahal dia hanya artis kelas kacangan."Sena tersenyum kecil lalu bertepuk tangan. "Wah, tidak aku sangka. Selamat ya, sudah berhasil mendapatkan hati Ducan, bahkan uangnya sekaligus.""Anda bicara apa? Justru anda yang tidak sopan sama sekali. Masuk ke rumah orang tanpa izin!" Bela teman Julia.Temannya yang lain dan tahu siapa Ducan, juga membela Julia. "Dia