Preman bayaran yang Angie sewa itu menyetujui apa yang diperintahkan olehnya karena Angie berani membayar harga tinggi untuk satu pekerjaan yang telah disepakati kedua belah pihak.
“Baik nona asalkan harga cocok kami akan segera membereskan wanita itu,” ucap ketua preman bayaran.
“Aku tunggu kabar dari kalian, malam ini juga Velope harus kehilangan citra baiknya,” kata Angie dengan api cemburu yang membara di hatinya.
Selesai menelepon preman bayaran Angie kembali berkumpul bersama teman-temannya. Di tempat lain dengan waktu yang sama Leon merasakan suatu firasat buruk yang akan terjadi, ia memikirkan cara agar bisa mengawasi Velope malam ini. Hatinya entah kenapa tidak bisa tenang, “Velope, bisakah malam ini aku menjagamu, maksudku …”
“Kau mau melakukan apa padaku tuan?” tanya Velope sedikit ketakutan.
“Maafkan aku Velope, aku tidak bermaksud seperti apa yang kau pikirkan,” jawab Leon yang kebingungan akan menjelaskan kepada Velope mulai darimana.
Leon melirik kearah kaca spion mobilnya, sedari tadi dia merasa ada satu mobil yang mengikutinya ia melirik ke arah Velope dan mengatakan padanya jika mungkin ada kelompok yang menyadari bahwa seorang aktris papan atas sedang keluar malam-malam sendirian tanpa pengawal, karena tadi sopir dan asistennya pulang lebih dulu.
“Ya ampun untung tadi aku tidak naik taxi sendirian, sekali lagi kamu menyelamatkan nyawaku tuan Leon, aku akan segera menelepon bantuan.” Velope menagmbil ponsel dan meminta bantuan.
“Maafkan aku yang tidak bisa berbuat banyak nona Velope,” jawab Leon.
Leon menyetir mobilnya dengan sangat cepat, pikirannya jadi campur aduk ia menduga bahwa mobil yang mengikutinya adalah orang suruhan papanya. Begitu cepatnya tuan Atmaja menemukan keberadaannya, ia harus menyelamatkan Velope terlebih dahulu.
“Nona Velope aku sengaja menghentikan mobil di tempat keramaian, kau turunlah lebih dulu dan segera kirim lokasi terkini ke teman-temanmu, aku akan menghadapi orang yang mengikuti kita,” ucap Leon.
“Baik tuan Leon, aku akan segera turun ke tempat aman dan mencari bantuan,” ucap Velope.
Leon turun dari mobil ia memperhatikan sekitar sepertinya memang benar ada orang yang sengaja mengikutinya. Sebuah mobil yang tadi mengikutinya terparkir di depan halaman restoran yang tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Leon masih memperhatikan sekitar jika itu utusan dari sang papa pasti sudah turun dan memintanya untuk segera pulang. Sebenarnya siapa yang membuntuti mobilnya. Leon masih penasaran.
“Nona Angie mereka berhenti di apotik mungkin sedang membeli sesuatu, apakah kami harus mengikuti mereka?” tanya seorang preman yang di utus Angie dari sambungan telepon.
“Apotik? Untuk apa mereka pergi ke apotik, aku tidak rela jika mereka malam ini menghabiskan waktu bersama, kalian harus mencari cara untuk memisahkan mereka.” Pikiran Angie menjadi kemana-mana dan hatinya menjadi panas terbakar api cemburu.
Leon yang sengaja mendekat ke arah mereka dan bersembunyi di balik meja pengunjung lainnya mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan dari sambungan telepon. “Angie yang melakukan semua ini, sejak kapan dia berani mencampuri urusanku?”
Leon menerima kabar bahwa Velope sudah bertemu dengan asisten, sopir dan beberapa pengawal yang bekerja untuknya, Leon memberi jawaban agar Velope segera pulang karena akan sangat berbahaya jika harus menemuinya lagi. Ia meminta maaf atas kejadian yang tidak menyenangkan ini.
[Tuan Leon, kalau begitu aku pulang lebih dulu, tolong kabari aku jika kau sudah berhasil pulang sampai rumahmu]
[yang penting adalah keselamatanmu, Velope] balas Leon.
Leon bersyukur Velope sudah pulang dengan aman dan ia juga segera menuju mobilnya untuk pulang ke rumah, selanjutnya tinggal memikirkan cara untuk memberikan peringatan kepada Angie yang sudah berani ikut campur kehidupannya.
Preman bayaran yang di sewa Angie melaporkan bahwa Leon pulang ke rumah keluarga Atmaja usai berhenti di apotik. Angie semakin kesal dengan apa yang didengarnya, tidak mungkin Leon berani membawa pulang seorang wanita yang bukan pilihan papanya. Tuan Atmaja pasti akan marah karena Leon pulang bersama wanita yang tidak jelas asal-usulnya seperti itu.
“Leon kau sudah pulang, bagaimana acara kencanmu malam ini?” tanya nyonya Atmaja yang mengetahui putranya sudah pulang.
“Aku cukup senang, tapi ada seorang yang mencoba mengganggu kesenanganku,” jawab Leon dengan nada kesal.
Nyonya Atmaja melambaikan tangannya, ia meminta Leon untuk duduk bersamanya dan menceritakan apa yang terjadi saat ia sedang pergi kencan dengan wanita yang disukainya itu. Leon bercerita dari awal sampai akhir apa yang dialaminya malam ini.
“Jadi seperti itu nak, hari sudah malam kau lebih baik tidur dulu,” ucap Nyonya Atmaja beliau takut suaminya akan mendengar kejadian ini.
“Baiklah mama, aku akan istirahat dulu,” jawab Leon dengan patuh.
Leon sudah masuk kamarnya, Nyonya Atmaja menyusun rencana untuk bertemu dengan Angie besok siang. Sepertinya Angie harus diberi nasihat karena seorang wanita dari kelas atas tidak memiliki perilaku yang kurang terpuji seperti dia.
Keesokan harinya di tempat yang sudah ditetapkan oleh Nyonya Atmaja untuk bertemu dengan Angie.
“Nyonya Atmaja, apakah anda sudah menunggu lama?” tanya Angie dengan senyuman manisnya.
“Aku sudah menunggu lama, duduklah ada yang ingin aku sampaikan padamu.” Jawab Nyonya Atmaja.
Nyonya Atmaja memberi teguran kepada Angie atas apa yang terjadi semalam, bagaimana mungkin seorang wanita terhormat dari kalangan terpelajar melakukan tindakan yang memalukan hanya karena menyukai seorang lelaki yang belum bisa membuka hati untuknya.
“Ma-maksud Nyonya Atmaja apa? Saya tidak mengerti!” ucap Angie.
“Jangan berpura-pura bodoh, kau mempunyai sebuah rencana mencelakai orang, ingat Angie jika kau benar-benar menyukai Leon putraku, rebut hatinya dengan menggunakan pesona yang kau miliki, bukan dengan cara yang memalukan!” Seru Nyonya Atmaja.
Angie tidak berani menjawab pernyataan dari Nyonya Atmaja. Iya lebih memilih mengangguk dengan arti menyetujui apa yang dikatakan calon mertuanya itu, kenapa bisa rencananya ketahuan secepat ini. Mau tidak mau Angie harus mengubah rencananya.
“Apa yang kau pikirkan Angie? jangan mencoba mencari siasat baru untuk mencelakai orang, sekali lagi aku ingatkan padamu, rebut hati pria yang kau sukai dengan pesona dan kharisma yang kau miliki!” tegas Nyonya Atmaja.
“Baik Nyonya Atmaja, aku akan mengingat nasihat yang anda berikan ini,” jawab Angie pelan.
Selesai memberi nasehat pada Angie, Nyonya Atmaja pamit pulang, suaminya boleh memilih calon menantu untuk sang putra tetapi harus wanita yang memiliki kriteria yang bagus untuk bisa menjadi maenantu keluarga Atmaja. Bukan seorang wanita yang memiliki tempramen kasar dan ceroboh seperti Angie.
“Sial kenapa Nyonya Atmaja mengetahui rencanaku, apakah gerak-gerikku diawasi olehnya?” tanya Angie pada dirinya sendiri.
“Lain kali kau harus berhati-hati nona Angie,” ucap seseorang yang mengagetkan Angie.
Angie menoleh ke arah seseorang yang membuatnya kaget. Entah dari mana datangnya wanita ini kenapa bisa mengenal Angie, "Siapa kau dan apa urusanmu denganku?""Masalah siapa aku tidak penting nona Angie, yang jelas musuh kita sama." jawab seorang yang sekarang telah duduk di hadapan Angie.Angie masih berpikir keras tentang apa yang dikatakan oleh wanita yang duduk dihadapannya ini, tiba-tba datang dan dia sendiri tidak mengenalnya bagaimana bisa mempunyai musuh yang sama?"Aku tidak mengenalmu, apa kau yakin kita mempunyai musuh yang sama?" tanya Angie."Nona Angie aku tidak akan sungkan memperkenalkan diri padamu, aku adalah model dari agensi HN entertaimen, semenjak kemunculan Velope dia selalu merampas kesempatan emasku menjadi yang terbaik, aku membencinya," jawab wanita itu.Angie mengangguk mengerti sekarang kenapa wanita dihadapannya ini mengaku mempunyai musuh yang sama dengannya ternyata persaingan kerja. Angie berpikir bisa memanfaatkan
Leon menghentikan mobilnya di pinggir jalan, ia memperingatkan Angie untuk tidak ikut campur urusan pribadinya karena memang diantara mereka tidak ada hubungan yang spesial. Tuan Atmaja boleh saja menjodohkan Angie dengan Leon tetapi untuk urusan hati tetap tidak bisa dipaksakan."Angie, aku minta jangan lancang mencampuri urusanku, apa kamu pikir aku tidak tahu kau menyewa preman bayaran untuk membuntuti Velope, jelaskan padamu apa maksud semua ini!" seru Leon dengan raut wajah yang sangat marah."A-aku tidak mengerti Leon, aku tidak kenal Velope!" jawab Angie terbata.Leon sama sekali tidak percaya dengan omongan Angie, ia terus mendesak agar Angie mengakui perbuatannya. Angie melakukan drama menangis agar Leon tidak terus menyudutkannya. Tidak mungkin Angie mengakui karena Leon bisa semakin membencinya."Jangan berbohong padaku dan hapus air mata buayamu itu, ingat Angie kau sudah melakukan kesalahan besar aku tidak suka wanita yang menggunakan kekuasa
Angie terus berakting dan Leon tetap saja tidak ada pergerakan seperti apa yang ia inginkan. dalam hatinya terus berharap Leon akan menunjukkan sikap yang dahulu selalu ia tunjukkan padanya."Angie jika kau pandai berakting seperti itu, kenapa tidak ikut casting kebetulan di perusahaan Henri sedang membuka lowongan casting untuk sinetron terbarunya?" tanya Leon setengah mengejek."Leon aku sangat sedih sungguhan," Jawab Angie.Bagai dihujani peluru hati Angie terasa sakit dan tercabik-cabik, Leon yang dulu pernah memberiakn kehanagtan untuknya kini telah berubah. seorang pria yang dahulu selalu ia kagumi karena kelembutannya kini berubah menjadi pria yang dingin dan kejam."Angie sudah aku bilang kau sudah melakukan dua kesalahan yang paling aku benci, jadi maaf aku tidak akan pernah bisa memaafkanmu," ucap Leon kemudian pergi meninggalkan Angie dan Henri.Angie memanggil Leon namun tidak diindahkan. Henri yang merasa kasihan menenangkan sahabatnya
Tuan Atmaja menggebrak mejanya, Leon semakin tidak bisa diatur. Jika Leon merasa tidak memiliki ikatan hubungan dengan Angie, maka ia harus segera menggelar pesta tunangan untuk keduanya."Ada apa lagi suamiku, biarkan Leon bersenang-senang dulu dia masih terlalu muda untuk memikul tanggung jawab yang besar," ucap nyonya Atmaja."Aku tidak mau dia semakin dalam jatuh cinta dengan artis itu, aku akan segera menggelar pesta tunangan untuk Angie dan Leon," ucap Tuan Armaja.Jika Nyonya Atmaja membantah keinginan suaminya sekarang akan terjadi keributan malam ini. Nyonya Atmaja memmilih mengajak suaminya untuk segera istirahat dengan alasan tidak baik untuk kesehatan jika tidur terlalu larut malam. Jika sudah membaik suasana hatinya mungkin akan mudah diajak untuk mengobrol.***Pagi hari di meja makan kediaman tuan besar Atmaja dan keluarganya menikmati sarapan dengan suasana hening."Mama, papa, hari ini Leon ada urusan, jadi akan pergi sampai
Seorang wanita cantik duduk santai sambil minum kopi di sudut ruangan. Tidak ada satu pasang matapun yang tidak memperhatikannya, Leon berandai-andai dia masih memiliki banyak uang di tangannya. Sudah pasti Leon akan membayar tagihan yang dipesan wanita cantik tersebut."Henri aku tak bisa mendekatinya sekarang, karena aku pria yang miskin sekarang," ucap Leon sembari menghela nafasnya."Mulai hari ini kau harus bekerja keras untuk meraihnya, aku yakin kau mampu." Henri menepuk pundak sahabatnya.Leon harus berusaha keras untuk mendapatkan hati Velope seorang artis yang diidolakannya, Saat ini selain berjuanga mendapatkan hati Velope dia juga harus bertahan untuk hidup. Leon bukan lagi menjadi keluarga Atmaja saat ini, ia memutuskan untuk pergi dari rumah demi mendapatkan hidup yang nyaman."Henri semakin melihatnya hatiku semakin sakit, saat ini aku dan dia bagai langit dan bumi," ucap Leon dengan lirih."Kau akan menjadi orang yang berguna walau
Velope mambaca isi pesan yang diterimanya, sebuah isi pesan yang sangat manis ditujukan untuknya. Wanita cantik itu hatinya sungguh dingin ia menganggap pesan dari seorang lelaki yang memberinya bunga mawar hanya untuk mengujinya.[Nona Velope, aku akan memberimu bunga mawar setiap hari jika kau mau] tulis Leon di pesan singkatnya untuk Velope.[Terima kasih tuan Leon, lebih baiik kau simpan saja uangmu untuk hal yang lebih penting, aku tidak butuh bunga tapi butuh uang] balas Velope.Velope berdecik kesal ternyata Leon hanya bermain-main saja kepadanya. Sama seperti pria lainnya yang hanya terobsesi dengan kecantikan dan populernya Velope. Dia berharap suatu hari nanti akan bertemu dengan seorang kekasih hati yang biasa saja tapi sangat bertanggung jawab.***"Leon kenapa kau tampak kesal sekali?" tanya Henri."Aku mengirim pesan ke Velope, tapi jawabannya membuatku kesal," jawab Leon.Henri terkekeh mendengar cerita Leon barusan, sa
Leon juga merasa berdebar saat seorang kru membuka pintu ruang juri. Beberapa juri keluar dan satu diantara yang membacakan peserta yang lolos audisi model."Perhatian semuanya, terima kasih telah mengikuti audisi yang diadakan HN Entertaimen hari ini, untuk yang belum lolos jangan berkecil hati karena masih ada kesempatan yang akan datang," ucap seorang kru."Untuk yang lolos saya ucapkan selamat, selamat bergabung dengan HN Entertaimen," ucap salah satu juri.Sesi selanjutnya salah satu juri membacakan nama yang lolos audisi, dua nama telah disebutkan. Tinggal satu lagi peserta dan semua orang yang sudah mengikuti audisi jantungnya berdebar dan berharap bisa lolos audisi."Selamat kepada dua peserta yang saya sebutkan namanya tadi, silakan masuk untuk membicarakan kontrak," ucap juri yang membacakan nama peserta yang lolos audisi model."Satu lagi nama yang akan kami sebutkan, bersiaplah!" seru satu orang juri lagi.Akhirnya nama Leo
Velope mengikuti Henri masuk ruangannya, mereka semua termasuk manajer Meri dan asisten Hanna juga ikut masuk ke ruangan Henri. Jantung mereka berdebar untuk apa bos besar mereka meminta mereka semua untuk ikut ke dalam kantornya apakah ada pembicaraan serius."Duduklah kalian semua, ada yang ingin aku bicarakan!" seru Henri sambil mempersilahkan karyawannya untuk duduk."Baik terima kasih pak Henri," ucap Velope dan duduk di kursi depan meja kerja Henri.Henri mengatakan bahwa pria tampan yang ada disamping mereka adalah model baru dari HN Entertaimen. Dia lolos setelah melakukan audisi secara mandiri kemarin mungkin hari ini akan mulai bekerja."Ja-di dia adalah anggota baru dari HN Entertaimen?" tanya Velope terbata."Betul Velope, karena kau adalah senior kau bisa mengajari dia, Meri aku serahkan Leonardo padamu, kau akan bertanggung jawab atas pekerjaannya," pinta Henri.Meri mengangguk dengan senang hati dia akan membimbing Leon untuk
Leon masih bercengkrama dalam teleponnya. Dalam waktu lima belas menit barulah ia mematikan telepon dan terlihat bahagia. Tepat pukul lima sore Leon meninggalkan kantor.Leon menegndarai mobilnya untuk menjemput Velope kesayangannya. Ia akan membawanya ke rumah keluarga Atmaja."Velope apa kau sudah siap bertemu dengan kedua orang tuaku?" tanya Leon."Aku sudah siap, walaupun nanti banyak pertanyaan yang tertuju padaku aku sungguh siap sekali," jawab Velope dengan wajah yang sumringah.Leon menggandeng Velope menuju ruang tamu, disana sudah ada orang tuanya nenek dan bibinya yang sungguh manja dan dicap benalu olehnya serta keluarga pamannya yang ia undang untuk memperkenalkan calon istri Leon."Selamat malam semuanya," sapa Leon."Selamat malam seluruh keluarga tuan besar Atmaja." sapa Velope sambil membungkukkan sedikit badannya.Telepon yang Leon angkat tadi dari orang tuanya. mereka mengundang Velope untuk makan malam dirumah. Sek
Semuanya baik-baik saja tidak ada yang memutuskan kontrak. Mereka hanya ingin lihat perkembangan kasus dulu barulah memberikan tindakan."Sejauh ini tidak ada, aku harap setelah konferensi pres semuanya akan baik-baik saja," jawab Meri."Bagus kalau begitu, ayo bekerja lagi," ajak Velope.Meri menemani Velope ke tempat kerja. Ini untuk berjaga-jaga kalau ada paparazi atau apapun itu yang mengganggu kerja Velope. Ia akan memasang badan untuk menjaqab karena ia tak ingin artisnya mendapatkan masalah lebih lanjut."Velope fokuslab bekerja, aku akan menunggu di sini," ucap Meri."Baik Meri terima kasih ya," balas Velope.Velope bekerja sedangkan Meri masih kontek dengan bosnya. Akhir-akhir ini Velope dan Leon memang sering bersama. Meri jadi kepikiran sesuatu kalau mereka memang menjalin kisah asmara. Tapi status mereka berbeda bagaimana mungkin bisa bersama."Leon apa kau mau memaafkan papamu?" tanya tuan Atmaja."Untuk apa aku te
Velope mendekati tuan Handoko dan putrinya ia membisikkan kalimat ke telinga tuan Handoko dengan lantang dan jelas. Kalau besok akan ada klarifikasi dan jumpa pres yang diadakan oleh Velope tentu saja tuan Handoko dan putrinya harus datang."Aku akan menjawab dalam konferesni pers besok pagi, kalian siap-siap saja datang ya," ucap Velope sambil mengibaskan rambutnya."Velope ayo kita pulang, aku tidak sudi lama-lama di sini," ucap Leon.Mereka pergi bergandengan tangan orang sampai melihat mereka dengan tatapan melongo Velope yang mereka kenal apakah memang orang yang seperti itu. Merebut tunangan orang dan menyiksa gadis tunangan pria tampan itu."Aku tidak menyangka Velope orang yang seperti itu tega merebut tunangan gadis lain bahkan memberikan trauma kepada tunangan pria tampan itu," bisik pwngunjung kafe."Aku juga tak mengira kalau idola kita seperti itu," balas pengunjung satunya.Keesokan harinya Meri sudah panas dan marah kepa
Leon mengiyakan apa yang ditanyakan oleh mamanya, ia berjanji akan datang ke tempat yang di tentukan oleh nyonya Atmaja saat ini Leon memang sudah selesai kerja tapi ada urusan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu."Baik ma atur saja tempatnya hari ini apkaah bisa jam sembilan malam saja ketemunya, soalnya nanti pukul tujuh malam Leon baru kelar urusan," pinta Leon."Oke mama tentukan dulu tempat yang asyik untuk kita mengobrol biar lebih nyaman," ucap Nyonya Atmaja.Tuan besar Atmaja sedang menguping pembicaraan istri dan putranya. Beliau sedang ketar ketir takut Leon tidak mau memaafkannya. Saat nyonya Atmaja mematikan teleponnya ia segera mendekat dan bertanya, "Bagimana jawaban Leon?""Kita siapkan tempat untuk bertemu dengannya, kau juga jangan lupa untuk mengabari keluarga Handoko!" seru nyonya Atmaja.Tuan Atmaja segera memberitahu tuan Handoko dan putrinya untuk datang ke pertemuan yang diadakan oleh Tuan Atmaja dan istrinya malam
Nyonya Atmaja mengatakan pasti putranya mau memaafkan jika ia tulus meminta maaf dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang membuatnya kesal atau tidak suka. Biarkan Leon menjalani apa yang sudah dia inginkan."Cukup untuk mendukung Leon menjadi apa yang dia inginkan dan juga kau tuus dalam meminta maaf," ucap nyonya Atmaja."Kalau begitu aku akan berangkat kerja dulu, nanti tolong temani aku untuk berbicara dengan anakmu," ucap tuan Atmaja.Nyonya Atmaja mengangguk tanda setuju dan tersenyum melihat tuan Atmaja yang bisa dinasehati olehnya. Beliau sangat senang dengan perubahan sikap suaminya yang keras kepala itu. Nyonya Atmaja melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.***"Tuan muda tamu kita sudah berada di ruang meeting," ucap Haris menyambut kedatangan Leon."Baik terima kasih." balas Leon yang segera masuk ke ruang meeting disusul oleh Haris dari belakang.Leon memimpin jalannya meeting kali ini. Kliennya yang hari ini ia temu
Nyonya Atmaja menasehati suaminya, sebagai kepala rumah tangga dan panutan seharusnya ia bisa menepati janjinya. Tidak mengingakri janji juga membuat perjanjian nikah sepihak dengan keluarga yang kurang jelas adat istiasatnya."Kau sudah membuatku kecewa Atmaja, aku akan keluar dari rumah ini dan meminta semua aset juga saham atas nama milikku!" gertak nyonya Atmaja."Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja hanya ingin memberikan nasehat kepada suaminya agar tidak semena-mena dan juga berbuat semaunya. Sudah membuat perjanjian dengan sang putra tapi dia mengingkari sungguh membuatnya kesal saja."Karena kau sudah tidak menganggapku ada disisimu lebih baik aku pergi, kau merencanakan perjodohan putraku tanpa melibatkan aku," balas nyonya Atmaja."Bukan seperti itu, kau memihak Velope gadis yang bekerja di entertaimen itu, aku kesal sekali jadinya," ucap Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja menggebrak meja, Velope gadis yang baik b
Velope masih saja bingung ingin makan apa. Leon menggelengkan kepala karena perempuan itu sungguh rumit, tinggal makan saja mereka harus memikir sampai lama. Tinggal pilih saja makan apa tidak usah ribet kenapa para wanita itu selalu merepotkan diri sendiri pikir Leon sambil menyetir mobilnya."Apa kau sudah menemukan tempat makan malam yang enak Velope?" tanya Leon."Belum sayang, kamu tidak punya keinginan untuk makan apa ya?" jawab Velope.Leon menghela nafas agar tidak emosi karena lapar. Akhirnya ia hanya ingin makan mie isntan rebus pakai telur dan cabai di warung warmindo pinggir jalan. Velope ternyata menyetujuinya mereka memarkir mobil di pinggiran jalan dan masuk warmindo."Enak juga ya menikmati kesederhanaan seperti ini," ucap Velope."Sesekali kita juga harus menikmati makanan pinggir jalan seperti ini," sahut Leon.Aroma mie instan yang menggoda di tampah potongan cabai juga saus pedas membuat Velope dan Leon tampak tak sabar m
Henri ingin sampai tua nanti tetap bersahabat dengan Leon. Walau ia sudah menemukan istri dan memiliki anak. Mereka harus tetap bersahabat sampai tua nanti."berjanjilah padaku kita akan menjadi sahabat sampai tua nanti," ucap Henri."Tentu saja," jawab Leon singkat.Leon juga ingin sampai tua nanti masih tetap memiliki Henri di sampingnya. Meski Henri adalah anak bungsu tapi dia bisa menjadi seorang kakak bagi Leon. Mereka selalu bertukar pikiran apapun itu. Tentang perusahaan juga soal asmara."Ehem. Aku juga ingin hidup sampai tua denganmu," ucap Velope."Kau juga bagian hidupku, aku harap kau bisa sabar dengan hubungan kita yang masih rumit ini," balas Leon.Velope menagngguk kemudian melirik Henri yang tertawa karena melihat Velope cemburu padanya. Mereka sudah kenal sejak kecil dan hanya sahabat sepanjang usia."Kau tak perlu cemburu padaku Velope. Kami tidak mungkin akan menjalin kasih juga kan," ucap Henri sambil tertawa
Leon marah karena yang mengangkat telepon Velope adalah seorang lelaki entah siapa orang itu. Haris semakin ketakukan karena mungkin Leon akan marah sepanjang hari dna berdampak padanya. Haris membaca doa supya ini hanya salah paham."Kalau aku bilang aku adalah kekasih Velope kamu percaya tidak tuan Leon?" tanya seorang yang berada di seberang sana."Kau jangan main-main denganku, aku akan membunuhmu!" seru Leon.Henri tersenyum dan mengatakan bahwa Leon adalah orang yang bodoh. terlalu emosi sampai tidak bisa berpikir jernih, ia sampai lupa dengan suara sahabatnya sendiri yang sudah bersama bertahun-tahun. Cemburu mengalahkan segalanya. seharusnya Leon berpikir jernih sehingga bisa menebak suara siapa itu."Leon aku pikir kau adalah orang paling cerdas seindonesia raya, tapi ternyata cemburu mengalahkan segalanya," tegas Henri."Siapa kau sebenarnya kenapa mengenalku bahkan sampai menghinaku?" tanya Leon lagi.Sahabat Leon itu menertawakan