Leon juga merasa berdebar saat seorang kru membuka pintu ruang juri. Beberapa juri keluar dan satu diantara yang membacakan peserta yang lolos audisi model.
"Perhatian semuanya, terima kasih telah mengikuti audisi yang diadakan HN Entertaimen hari ini, untuk yang belum lolos jangan berkecil hati karena masih ada kesempatan yang akan datang," ucap seorang kru.
"Untuk yang lolos saya ucapkan selamat, selamat bergabung dengan HN Entertaimen," ucap salah satu juri.
Sesi selanjutnya salah satu juri membacakan nama yang lolos audisi, dua nama telah disebutkan. Tinggal satu lagi peserta dan semua orang yang sudah mengikuti audisi jantungnya berdebar dan berharap bisa lolos audisi.
"Selamat kepada dua peserta yang saya sebutkan namanya tadi, silakan masuk untuk membicarakan kontrak," ucap juri yang membacakan nama peserta yang lolos audisi model.
"Satu lagi nama yang akan kami sebutkan, bersiaplah!" seru satu orang juri lagi.
Akhirnya nama Leo
Velope mengikuti Henri masuk ruangannya, mereka semua termasuk manajer Meri dan asisten Hanna juga ikut masuk ke ruangan Henri. Jantung mereka berdebar untuk apa bos besar mereka meminta mereka semua untuk ikut ke dalam kantornya apakah ada pembicaraan serius."Duduklah kalian semua, ada yang ingin aku bicarakan!" seru Henri sambil mempersilahkan karyawannya untuk duduk."Baik terima kasih pak Henri," ucap Velope dan duduk di kursi depan meja kerja Henri.Henri mengatakan bahwa pria tampan yang ada disamping mereka adalah model baru dari HN Entertaimen. Dia lolos setelah melakukan audisi secara mandiri kemarin mungkin hari ini akan mulai bekerja."Ja-di dia adalah anggota baru dari HN Entertaimen?" tanya Velope terbata."Betul Velope, karena kau adalah senior kau bisa mengajari dia, Meri aku serahkan Leonardo padamu, kau akan bertanggung jawab atas pekerjaannya," pinta Henri.Meri mengangguk dengan senang hati dia akan membimbing Leon untuk
Leon merasa risih dan takut mendengar apa yang dikatakan oleh kak Meri. Ia menjadi merinding karena tak biasa mendapatkan gombalan seperti itu apalagi di ucapkan oleh wanita yang lebih tua darinya. Banyak wanita yang mendekatinya dulu saat ia masih menyandang status sebagai anak dari keluarga Atamja, tapi kenapa jantungnya menjadi berdebar dan salah tingkah saat mendengar dari manajer yang akan mengurus pekerjaannya."Kau tidak usah takut, aku tidak menyukai seorang brondong," ucap Meri sambil tertawa."Maafkan aku yang berbikir terlalu jauh kak Meri," jawab Leon sambil menghirup nafas lega."Kau berbeda dari para pria tampan yang pernah aku ajak ngobrol, maksudku adalah biasanya para pria itu mengandalkan sugar mommy untuk mendukungnya, apa kau juga orang yang seperti itu?" tanya Meri.Leon tersenyum kecut apa itu sugar mommy, wanita muda yang mendekatinya saja langsung dia tolak dan menjauh. Leon merasa jijik dengan seorang wanita yang agresif mendekati
Perwakilan perusahaan itu mengangguk karena di surat perjanjian itu dijelaskan jika ada hal yang tidak masuk akal atau terjadi perubahan yang tidak diberitahu sebelumnya. Model bisa megundurkan diri jika tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati pertama kali."Boleh jika ada perubahan peraturan dan tidak segera diinformasikan maka kalian boleh mengakhiri kerja sama ini," ucap perwakilan dari perusahaan itu."Terima kasih pak, kalau begitu aku akan tanda tangan kontrak ini, oh iya kontraknya selama satu tahun ya?" tanya Velope lagi.Perwakilan itu membenarkan bahwa mereka akan dikontrak perusahaan lulu fasyen selama 12 bulan. Setiap satu bulan sekali mereka akan menerima imbalan sesuai dengan penjualan produk yang mereka iklankan. Karena Leon masih baru di dunia permodelan dan ini baru pertama kalinya maka ia tidak ada banyak pertanyaan lebih baik menjalani ini sebagai pengalaman pertama kali dia kerja."Bagaimana denganmu Leon apakah ada yang ingin ka
Tuan Atmaja berhenti dari langkahnya, ia sudah membuka pintu kamar. Lalu menoleh ke arah istrinya dan berkata, "Aku tidak bisa tidur, ingin mencari udara segar dulu,"Tuan Atmaja menutup pintu kamar dan kembali berjalan melewati koridor rumahnay yang sudah gelap karena para pelayan sudah tidur. Beliau berhenti di depan kamar Leon, perlahan membuka pintu kamar dan masuk kedalam."Leon seandainya papa minta maaf apa kau akan pulang kerumah?" tuan Atmaja duduk di ranjang putranya sambil memandang bingkai foto Leon."Apa kau menyesal sekarang?" tanya Nyonya Atmaja yang ternyata mengikuti suaminya.Tuan Atmaja kaget dengan kedatangan istrinya, ia meletakakn bingkai foto Leon dan memasang wajah dingin lagi. Gengsi baginya menampakkan wajah sedih didepan istrinya, Leon adalah putra satu-satunya yang mereka miliki. Bukan berarti harus hidup manja karena kekayaan orang tuanya."Aku tidak menyesal, setidaknya anak itu akan merasa bagaimana susahnya mencari u
Seorang menepuk pundak perempuan yang bergumam karena mendengar percakap Nyonya Atamaja dan putranya. Dia kaget dan langsung duduk di sebuah bangku agar tidak menimbulkan kegaduhan."Nona Angie aku baru saja mau melaporkan padamu jika aku menemukan informasi menarik," ucap Silvi."Kau sedang apa di sini, dan apa informasi bagus yang kau berikan untukku?" tanya Angie.Silvi menunjuk ke arah meja makan Nyonya Atmaja dan Leon itu adalah informasi pertama, yang kedua dia mendengar bahwa Leon sering bertemu dengan Velope karena bekerja di perusahaan yang sama."Apa informasi yang kau sampaikan benar, ingat Silvi kau harus menang di pemilihan model perhiasan yang diadakan oleh perusahaan milik tuan Atmaja!" pinta Angie."Baik nona Angie, akan aku usahakan untuk menang dalam lomba audisi tersebut," jawab Silvi.Angie memberikan sejumlah uang untuk Silvi atas informasi yang membuatnya bisa merencanakan ulang apa yang harus ia lakukan untuk menyingki
Angie hanya ingin memastikan bahwa Leon sekarang bekerja di HN Entertaimen perusahaan penyedia jasa model dan aktris yang sedang melambung namanya. Jika hal itu benar adanya Angie harus memikirkan dua kali soal pertunangannya."Henri aku hanya ingin bertanya padamu, apakah Leon bekerja di perusahaanmu sebagai model?" tanya Angie."Benar bahkan dia menyewa apartemen kecil sekarang, kemana-mana menggunakan taxi, dia tidak punya mobil pribadi sekarang," jawab Henri.Angie terkejut mendengar jawaban sahabatnya ini, untuk apa seorang Leonardo Atmaja merendahkan dirinya sendiri bekerja di perusahaan kecil seperti ini. Jadi apa yang dikatakan Nyonya Atmaja tadi siang benar adanya Leon diusir dari rumah oleh tuan Atmaja."Kenapa bisa terjadi seperti ini, apakah benar Leon diusir dari rumah lalu siapa yang akan meneruskan perusahaan Atmaja yang begitu besar jika Leon tidak ada?' tanya Angie lagi."Mungkin saja tuan Atmaja mempunyai anak haram yang disembuny
Angie menolak tawaran Henri yang akan mengantarnya pulang. Yang dia inginkan adalah Leon dengan sikap Henri yang seperti itu bukankah dia hanya ingin bersimpat atau kasihan karena pria yang disukainya menolak secara kasar perasaan yang sudah lama dipendam."Aku tidak butuh simpatimu Henri!" seru Angie yang masih menatap wajah Velope dengan tatapan bengis."Angie kau dan aku juga tumbuh bersama sejak kecil bukan Leon saja kan, aku ini sahabatmu dan kau harus ingat keluarga nainggolan juga tidak kalah kaya dari keluarga Atmaja, kau sudah menolakku aku akan mencari seorang wanita yang mau aku antar pulang!" ucap Henri memberikan kode kepada Leon agar segera mengantar pulang Velope.Angie mengejar Henri yang pergi meninggalkannya, karena Leon tidak memberinya muka lebih baik meminta Henri mengantarnya pulang. Mungkin akan lebih baik jika curhat dengan Henri yang lebih bisa bersikap lembut terhadap perempuan."Henri tunggu aku, jangan tinggalkan aku, apa
Entah kenapa Velope girang sekali mendapatkan kabar dari Leon malam itu. Leon kaget karena mendengar nada suara Velope yang tidak seperti biasanya yang begitu dingin, cuek dan acuh-tak acuh."Nona aku mengalami kebocoran ban mobil di jalan jadi aku belum sampai studio," jawab Leon."Apa dimana kau sekarang, apakah jauh dari studio?" tanya Velope kaget.Leon mengatakan jika ia berada beberapa meter lagi akan sampai studio tapi karena ada kendala sedikit jadi masih di bengkel mobil. Beruntung sekali ada orang baik yang menolongnya ia masih dapat membawa mobil ke bengkel."Apa kau mengkhawatirkanku nona Velope, aku senang jika kau memperhatikanku?" ucap Leon yang jantung hatinya berdebar ketika mengobrol dengan Velope."Jangan salah mengartikan kekhawatiranku tuan Leon, karena kau adalah partner kerjaku jadi aku hanya sedikit khawatir," jawab Velope.Velope beralasan karena khawatir akan keadaan Leon yang ban mobilnya kempes di malam hari dan j
Leon masih bercengkrama dalam teleponnya. Dalam waktu lima belas menit barulah ia mematikan telepon dan terlihat bahagia. Tepat pukul lima sore Leon meninggalkan kantor.Leon menegndarai mobilnya untuk menjemput Velope kesayangannya. Ia akan membawanya ke rumah keluarga Atmaja."Velope apa kau sudah siap bertemu dengan kedua orang tuaku?" tanya Leon."Aku sudah siap, walaupun nanti banyak pertanyaan yang tertuju padaku aku sungguh siap sekali," jawab Velope dengan wajah yang sumringah.Leon menggandeng Velope menuju ruang tamu, disana sudah ada orang tuanya nenek dan bibinya yang sungguh manja dan dicap benalu olehnya serta keluarga pamannya yang ia undang untuk memperkenalkan calon istri Leon."Selamat malam semuanya," sapa Leon."Selamat malam seluruh keluarga tuan besar Atmaja." sapa Velope sambil membungkukkan sedikit badannya.Telepon yang Leon angkat tadi dari orang tuanya. mereka mengundang Velope untuk makan malam dirumah. Sek
Semuanya baik-baik saja tidak ada yang memutuskan kontrak. Mereka hanya ingin lihat perkembangan kasus dulu barulah memberikan tindakan."Sejauh ini tidak ada, aku harap setelah konferensi pres semuanya akan baik-baik saja," jawab Meri."Bagus kalau begitu, ayo bekerja lagi," ajak Velope.Meri menemani Velope ke tempat kerja. Ini untuk berjaga-jaga kalau ada paparazi atau apapun itu yang mengganggu kerja Velope. Ia akan memasang badan untuk menjaqab karena ia tak ingin artisnya mendapatkan masalah lebih lanjut."Velope fokuslab bekerja, aku akan menunggu di sini," ucap Meri."Baik Meri terima kasih ya," balas Velope.Velope bekerja sedangkan Meri masih kontek dengan bosnya. Akhir-akhir ini Velope dan Leon memang sering bersama. Meri jadi kepikiran sesuatu kalau mereka memang menjalin kisah asmara. Tapi status mereka berbeda bagaimana mungkin bisa bersama."Leon apa kau mau memaafkan papamu?" tanya tuan Atmaja."Untuk apa aku te
Velope mendekati tuan Handoko dan putrinya ia membisikkan kalimat ke telinga tuan Handoko dengan lantang dan jelas. Kalau besok akan ada klarifikasi dan jumpa pres yang diadakan oleh Velope tentu saja tuan Handoko dan putrinya harus datang."Aku akan menjawab dalam konferesni pers besok pagi, kalian siap-siap saja datang ya," ucap Velope sambil mengibaskan rambutnya."Velope ayo kita pulang, aku tidak sudi lama-lama di sini," ucap Leon.Mereka pergi bergandengan tangan orang sampai melihat mereka dengan tatapan melongo Velope yang mereka kenal apakah memang orang yang seperti itu. Merebut tunangan orang dan menyiksa gadis tunangan pria tampan itu."Aku tidak menyangka Velope orang yang seperti itu tega merebut tunangan gadis lain bahkan memberikan trauma kepada tunangan pria tampan itu," bisik pwngunjung kafe."Aku juga tak mengira kalau idola kita seperti itu," balas pengunjung satunya.Keesokan harinya Meri sudah panas dan marah kepa
Leon mengiyakan apa yang ditanyakan oleh mamanya, ia berjanji akan datang ke tempat yang di tentukan oleh nyonya Atmaja saat ini Leon memang sudah selesai kerja tapi ada urusan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu."Baik ma atur saja tempatnya hari ini apkaah bisa jam sembilan malam saja ketemunya, soalnya nanti pukul tujuh malam Leon baru kelar urusan," pinta Leon."Oke mama tentukan dulu tempat yang asyik untuk kita mengobrol biar lebih nyaman," ucap Nyonya Atmaja.Tuan besar Atmaja sedang menguping pembicaraan istri dan putranya. Beliau sedang ketar ketir takut Leon tidak mau memaafkannya. Saat nyonya Atmaja mematikan teleponnya ia segera mendekat dan bertanya, "Bagimana jawaban Leon?""Kita siapkan tempat untuk bertemu dengannya, kau juga jangan lupa untuk mengabari keluarga Handoko!" seru nyonya Atmaja.Tuan Atmaja segera memberitahu tuan Handoko dan putrinya untuk datang ke pertemuan yang diadakan oleh Tuan Atmaja dan istrinya malam
Nyonya Atmaja mengatakan pasti putranya mau memaafkan jika ia tulus meminta maaf dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang membuatnya kesal atau tidak suka. Biarkan Leon menjalani apa yang sudah dia inginkan."Cukup untuk mendukung Leon menjadi apa yang dia inginkan dan juga kau tuus dalam meminta maaf," ucap nyonya Atmaja."Kalau begitu aku akan berangkat kerja dulu, nanti tolong temani aku untuk berbicara dengan anakmu," ucap tuan Atmaja.Nyonya Atmaja mengangguk tanda setuju dan tersenyum melihat tuan Atmaja yang bisa dinasehati olehnya. Beliau sangat senang dengan perubahan sikap suaminya yang keras kepala itu. Nyonya Atmaja melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.***"Tuan muda tamu kita sudah berada di ruang meeting," ucap Haris menyambut kedatangan Leon."Baik terima kasih." balas Leon yang segera masuk ke ruang meeting disusul oleh Haris dari belakang.Leon memimpin jalannya meeting kali ini. Kliennya yang hari ini ia temu
Nyonya Atmaja menasehati suaminya, sebagai kepala rumah tangga dan panutan seharusnya ia bisa menepati janjinya. Tidak mengingakri janji juga membuat perjanjian nikah sepihak dengan keluarga yang kurang jelas adat istiasatnya."Kau sudah membuatku kecewa Atmaja, aku akan keluar dari rumah ini dan meminta semua aset juga saham atas nama milikku!" gertak nyonya Atmaja."Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja hanya ingin memberikan nasehat kepada suaminya agar tidak semena-mena dan juga berbuat semaunya. Sudah membuat perjanjian dengan sang putra tapi dia mengingkari sungguh membuatnya kesal saja."Karena kau sudah tidak menganggapku ada disisimu lebih baik aku pergi, kau merencanakan perjodohan putraku tanpa melibatkan aku," balas nyonya Atmaja."Bukan seperti itu, kau memihak Velope gadis yang bekerja di entertaimen itu, aku kesal sekali jadinya," ucap Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja menggebrak meja, Velope gadis yang baik b
Velope masih saja bingung ingin makan apa. Leon menggelengkan kepala karena perempuan itu sungguh rumit, tinggal makan saja mereka harus memikir sampai lama. Tinggal pilih saja makan apa tidak usah ribet kenapa para wanita itu selalu merepotkan diri sendiri pikir Leon sambil menyetir mobilnya."Apa kau sudah menemukan tempat makan malam yang enak Velope?" tanya Leon."Belum sayang, kamu tidak punya keinginan untuk makan apa ya?" jawab Velope.Leon menghela nafas agar tidak emosi karena lapar. Akhirnya ia hanya ingin makan mie isntan rebus pakai telur dan cabai di warung warmindo pinggir jalan. Velope ternyata menyetujuinya mereka memarkir mobil di pinggiran jalan dan masuk warmindo."Enak juga ya menikmati kesederhanaan seperti ini," ucap Velope."Sesekali kita juga harus menikmati makanan pinggir jalan seperti ini," sahut Leon.Aroma mie instan yang menggoda di tampah potongan cabai juga saus pedas membuat Velope dan Leon tampak tak sabar m
Henri ingin sampai tua nanti tetap bersahabat dengan Leon. Walau ia sudah menemukan istri dan memiliki anak. Mereka harus tetap bersahabat sampai tua nanti."berjanjilah padaku kita akan menjadi sahabat sampai tua nanti," ucap Henri."Tentu saja," jawab Leon singkat.Leon juga ingin sampai tua nanti masih tetap memiliki Henri di sampingnya. Meski Henri adalah anak bungsu tapi dia bisa menjadi seorang kakak bagi Leon. Mereka selalu bertukar pikiran apapun itu. Tentang perusahaan juga soal asmara."Ehem. Aku juga ingin hidup sampai tua denganmu," ucap Velope."Kau juga bagian hidupku, aku harap kau bisa sabar dengan hubungan kita yang masih rumit ini," balas Leon.Velope menagngguk kemudian melirik Henri yang tertawa karena melihat Velope cemburu padanya. Mereka sudah kenal sejak kecil dan hanya sahabat sepanjang usia."Kau tak perlu cemburu padaku Velope. Kami tidak mungkin akan menjalin kasih juga kan," ucap Henri sambil tertawa
Leon marah karena yang mengangkat telepon Velope adalah seorang lelaki entah siapa orang itu. Haris semakin ketakukan karena mungkin Leon akan marah sepanjang hari dna berdampak padanya. Haris membaca doa supya ini hanya salah paham."Kalau aku bilang aku adalah kekasih Velope kamu percaya tidak tuan Leon?" tanya seorang yang berada di seberang sana."Kau jangan main-main denganku, aku akan membunuhmu!" seru Leon.Henri tersenyum dan mengatakan bahwa Leon adalah orang yang bodoh. terlalu emosi sampai tidak bisa berpikir jernih, ia sampai lupa dengan suara sahabatnya sendiri yang sudah bersama bertahun-tahun. Cemburu mengalahkan segalanya. seharusnya Leon berpikir jernih sehingga bisa menebak suara siapa itu."Leon aku pikir kau adalah orang paling cerdas seindonesia raya, tapi ternyata cemburu mengalahkan segalanya," tegas Henri."Siapa kau sebenarnya kenapa mengenalku bahkan sampai menghinaku?" tanya Leon lagi.Sahabat Leon itu menertawakan